11
Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan Mudah Penyakit jaringan pulpa terdiri dari : 1. Pulpitis a. Pulpitis Reversible b. Pulpitis Irreversible c. Pulpitis Hiperplastik Kronis 2. Nekrosis 3. Gangren 1. PULPITIS a. Pulpitis Reversible Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan. Histopatologi Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut. Sebab-sebab Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, misal: - trauma : akibat pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; - syok termal : pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan - dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka - penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suatu restorasi emas - stimulus kimiawi : bahan makanan manis atau masam atau iritasi tumpatan silikat atau akrilik polimerisasi

Membedakan Pulpitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plp

Citation preview

Page 1: Membedakan Pulpitis

Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan MudahPenyakit jaringan pulpa terdiri dari : 1. Pulpitis    a. Pulpitis Reversible    b. Pulpitis Irreversible    c. Pulpitis Hiperplastik Kronis 2. Nekrosis3. Gangren

1. PULPITISa. Pulpitis Reversible

Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu

kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung  sebentar dapat

dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera

setelah stimuli dihilangkan.

Histopatologi

Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas

pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin

reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel

inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga

sel inflamasi akut.

Sebab-sebab

Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, misal:

-   trauma : akibat pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;

-  syok termal : pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama

berkontak dengan gigi, atau karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan

-  dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya

terbuka

-  penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suatu restorasi emas

-  stimulus kimiawi : bahan makanan manis atau masam atau iritasi tumpatan silikat atau akrilik polimerisasi

-  bakteri dari karies. Setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivita sringan terhadap

perubahan temperatur, terutama dingin.

Gejala-gejala

-    Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.

-   Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin.

-  Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.

Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis

irreversibel adalah lebih parah dan   berlangsung lebih lama.

Page 2: Membedakan Pulpitis

Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau

aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.

Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali

setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.

Diagnosis

Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinis.

-  Rasa sakitnya tajam

- Berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan.

-  Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.

-  Rasa sakit dapat menjadi kronis.

- Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan interval

keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati.

- Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara yang

bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat.

- Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada

pemeriksaan radiografi jaringan periapikal adalah normal.

Anamnesa :

·        Biasanya nyeri bila minum panas,  dingin, asam dan asin

·        Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

·        Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif :

·        Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

·        Intra oral :

o       Perkusi (-)

o       Karies mengenai dentin/karies profunda

o       Pulpa belum terbuka

o       Sondase (+)

o       Chlor etil (+)

b. Pulpitis Irreversible

 Kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus

noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau

dingin, atau rasa sakit timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan

tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.

Histopatologi

Page 3: Membedakan Pulpitis

Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akut di dalam pulpa. Pulpitis irreversibel dapat

disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila karies

menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasi di

dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa.

Sebab-sebab

Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah

-   Keterlibatan bakteri pulpa melalui karies, meskipun faktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis yang telah

disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis.

-   Pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel.

Gejala-gejala

Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

-         perubahan temperatur, terutama dingin 

-         bahan makanan manis atau masam

-         tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan        yang dilakukan oleh lidah atau pipi

-         sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan   dapat datang dan pergi secara spontan,

tanpa   penyebab yang jelas.Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau

menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah .

Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung

pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal.

Diagnosis

- Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke     pulpa atau karies di bawah

tumpatan.

- Pulpa mungkin sudah terbuka.

- Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu   lapisan keabu-abuan yang menyerupai

buih meliputi pulpa terbuka dan   dentin sekitarnya. Probing ke dalam daerah ini tidak menyebakan       rasa

sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih         dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan

perdarahan.

- Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit   nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar

pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum diketahui secara klinis,

mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi

kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies

Page 4: Membedakan Pulpitis

di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas  pulpa. Pada tingkat

awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus

termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes

mobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

Anamnesa :

·   Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga·

·   Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :

·    Ekstra oral : tidak ada kelainan

·    Intra oral : Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

o       Pulpa terbuka bisa juga tidak 

o       Sondase (+)

o       Khlor ethil (+)

o       Perkusi bisa (+) bisa (-)

c. Pulpitis Hiperblastik Kronis

 Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah  suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu

pembukaan  karies luas yang kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan  disebabkan karena iritasi tingkat

rendah yang berlangsung lama.

Histopatologi

Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa

gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada

polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat berasal dari gingival atau dari sel epithelial mukosa

atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan didalam kamar pulpa sering berubah menjadi

granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung

vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi

kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial

Sebab-sebab

-   Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya.

-   Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten,

dan stimulus tingkat rendah yang kronis.

-   Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bacterial sering mengadakan stimulus.

Gejala-gejala

Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi, bila tekanan bolus makanan

menyebabkan rasa tidak menyenangkan

Page 5: Membedakan Pulpitis

Diagnosis

Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda. Penampilan jaringan polipoid

secara klinis adalah khas :

ü   Suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas

atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.

ü   Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan pulpa normal dan lebih

sensitif daripada jaringan gingival.

ü   Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.

ü   Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah yang subur.

ü   Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi

tumbuh di dalam kavitas.

Tidak begitu sukar untuk mendiagnosis pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya pemeriksaan klinis. Jaringan

pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi

umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah

atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika digunakan dingin yang ekstrim, seperti etil klorida.

Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester

pulpa listrik.

2. NEKROSIS   Nekrosis pulpa adalah kondisi kematian pulpa akibat proses inflamasi lanjutan dari pulpa akut/kronik atau

terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. Ada

2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:

1.Tipe koagulasi: terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi bahan yang padat.

2. Tipe likuefaksi : enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair. Pada

setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S,amoniak,bahan-bahan yang bersifat

lemak,protamain,air,CO2, indol,skatol,putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk.

Etiologi   Nekrosis pulpa pada umumnya disebabkan oleh kondisi radang pulpitis ireversibel tanpa penanganan

atau terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian

sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam

pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.

Patofisiologi      Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi karena adanya infeksi bakteri pada jaringan pulpa. Ini

bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya tubulus

dentinalis sehingga memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada jaringan

pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi

perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus dentinalis

terbentuk sebagai hasil dari prosedur operatif atau restoratif yang kurang baik atau akibat material restoratif

material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel dan dentin, proses erosi, atrisi

Page 6: Membedakan Pulpitis

dan abrasi. Dari tubulus dentinalis ini infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan

peradangan.            Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblas memiliki kemampuan

untuk melakukan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan

pulpa atau proses lanjutan dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis. Hal ini

sebagai akibat dari kegagalan jaringan pulpa dalam usaha pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas

kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan

vitalitasnya.

      Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu

yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di

dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi menyebabkan obstruksi

pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler

pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena

kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau total pada pulpa dan

menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah.

Manifestasi klinis dan Diagnosis

 Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapat memperlihatkan gejala pulpitis irreversibel.

Nekrosis total, sebelum mengenai ligamentum periodontal biasanya tidak menunjukkan gejala. Tidak merespon

terhadap tes suhu atau elektrik. Kadang-kadang bagian depan mahkota gigi akan menghitam. Tampilan

radiografik pada destruksi tulang ataupun pada bagian yang mengalami fraktur merupakan indikator terbaik dari

nekrosis pulpa dan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk perkembangan. Kurangnya respon terhadap

test suhu dan elektrik tanpa bukti radiografik adanya destruksi tulang terhadap bagian fraktur tidak menjamin

harusnya terapi endodontik.

       Kondisi dari nekrosis pulpa terlihat tidak berhubungan dengan lokasi terjadinya fraktur akar gigi pada

apikal, tengah ataupun bidang incisal tetapi lebih berhubungan dengan kavitas oral ataupun beberapa dislokasi

segmen incisal. Perawatan edontotik adapun biasanya dilakukan pada segmen koronal pada kanal akar

gigi. Kemampuan diagnostik dokter benar-benar diuji ketika terdapat beberapa kanal pada gigi. Misalnya gigi

molar yang memiliki 3 kanal, kanal pertama tetap sehat, kanal kedua mengalami inflamasi akut, dan kanal

ketiga mengalami nekrosis.

Lingkungan pulpa memiliki keunikan dibandingkan dengan jaringan lunak tubuh lainnya. Karena pulpa

memiliki lingkungan “non compliant” yang menyebabkan produk inflamasi lebih lambat dihilangkan

dibandingkan jaringan lunak tubuh yang lain. Keadaan ini menyebabkan terjadinya destruksi lokal dalam

jaringan pulpa.

       Anamnesis pada nekrosis pulpa berupa tidak ada gejala rasa sakit, keluhan sakit terjadi bila terdapat

peradangan periapikal. Pemeriksaan perkusi tidak didapatkan nyeri dan pada palpasi juga tidak terdapat

pembengkakan serta mobilitas gigi normal. Foto rontgen gigi biasanya normal kecuali bila terdapat kelainan

periapikal terjadi perubahan berupa radiolusen pada lesi.

Page 7: Membedakan Pulpitis

Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan

   Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap stimulus, gigi tersebut mungkin masih

mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler

terinflamasi yang menimbulkan nyeri (periodontitis akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama

pasien, anestesi lokal hendaknya diberikan. Setelah pemasangan isolator karet, debridemen merupakan

perawatan pilihan. Pada panjang kerja yang diperkirakan. Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa mengetahui

panjang kerja. Selama pembersihan saluran akar dan pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dengan

larutan NaCl, kemudian keringkan dengan paper point, jika saluran akar cukup lebar, diisi dengan pasta CaOH

dan ditambal sementara. Sejumlah klinisi menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal di

kamar pulpa sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian medikamen itu tidak bermanfaat.

2. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Terlokalisasi

    Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses periapikal/periradikuler akut adalah adanya

suatu pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah gigi nekrosis.

Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di buka.

Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan trepanasi kemudian debridemen saluran akar yaitu

pembersihan dan pembentukan saluran akar secara sempurna bila waktu memungkinkan. Lakukan drainase

untuk meredakan tekanan dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang

drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi harus dibatasi

hanya di dalam saluran akar. Pada pasien dengan abses periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui

saluran akar, maka drainase dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil sampai no.25.

Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan irigasi dengan NaCl sebanyak-

banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan paper point, kemudian diisi dengan pasta CaOH dan diberi pelet

kapas lalu ditambal sementara.

Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak dapat dihentikan, kavitas akses dapat

dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut, dan menasehati pasien berkumur dengan salin hangat selama 3

menit setiap jam. Bila perlu beri resep analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk drainase, akan

mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang berlanjut.

3. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Menyebar

Pada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar cepat ke jaringan. Kadang-kadang

timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien naik. Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah

debridemen, pembersihan dan pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no. 25

agar dapat meningkatkan aliran eksudat.

Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi, mungkin diperlukan insisi malalui jaringan lunak

pada tulang. Mukosa di atas daerah yang terkena dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot

dengan anestetik lokal, misalnya khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang mengalami

fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang digunakan untuk drainase dimasukkan

selama beberapa hari. Pasien disarankan berkumur dengan larutan salin hangat selama 3 sampai 5 menit setiap

jam. Pada bengkak yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik dan analgetik.  Antibiotik

pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme penyebab biasanya streptokokus. Jika pasien

alergi terhadap penisilin, gunakan eritromisin atau klindamisin.

Page 8: Membedakan Pulpitis

3. GANGRENGangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1 mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1 mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

Gejala klinik 

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi

perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangren pulpa dapat

disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan

panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit

apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa

tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

Diagnosis dan differential diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan

intraoral).Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :

-  Karies profunda (+)-

-  Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali ke dalam karies, hasilnya

(-). Pasien tidak merasakan sakit.-

-  Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang

sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.-

-  Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalusentuhkan pada gigi yang sakit kemudian

cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien.-

-  Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah

terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa.