4
Indikasi Diuretik tiazide diindikasikan untuk pengobatan hipertensi. Ketika diuretik tiazide digunakan tanpa kombinasi dengan obat lain, diuretik tiazide juga memiliki efektivitas untuk pengobatan hipertensi seperti obat anti hipertensi yang lain hal tersebut berdasarkan penelitian yang menunjukkan hasil yang independen dari indeks massa tubuh (Materson, 1993). Berdasarkan perbandingan antara beberapa diuretik thiazide diuretik menunjukkan bahwa tiazide tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kasus penurunan tekanan darah (BP)ketika dosis yang sama digunakan. Berbeda dengan chlorthalidone dengan dosis 25 mg dibandingkan dengan HCTZ dengan dosis 50 mg memiliki efek yang lebih kuat untuk menurunkan tekanan darah (BP) (Ernst, 2006). Mekanisme Kerja (Farmakologi) Hidroklorotiazid (HCTZ) merupakan tipe diuretik thiazide yang paling banyak digunakan. Memiliki bioavailabilitas antara 60% sampai 80%, dengan dosis yang relatif proporsional. Absopsinya dapat berkurang (kecepatan dan tingkat penyerapan) pada penderita HF dan penderita penyakit ginjal, karena penyakit tersebut hidroklorotiazid memiliki waktu paruh plasma yang semula berkisar 3,2 jam menjadi 13,1 jam (Beerman, 1979). Chlorthalidone merupakan contoh diuretik thiazide lain yang telah terbukti efektif pada penurunan BP (tekanan darah) dan meningkatkan ourcome kardiovaskular (CV). Chlorthalidone dan HCTZ memiliki farmakokinetik yang berbeda. Chlorthalidone berbeda dari HCTZ dalam hal waktu paruh yang sangat panjang, sekitar 40 sampai 60 jam, dan volume distribusi yang besar (Carter , 2004). Penggunaan Diuretik Thiazide dan Kombinasi Dengan Obat lain Beberapa kelompok pasien yang memiliki jumlah renin yang rendah (misalnya, orang kulit hitam, orang tua, dan penderita diabetes) serta orang-orang yang memiliki sindrom metabolik umumnya lebih responsif terhadap terapi diuretik thiazide. Penggunaan diuretik thiazide dapat dikombinasikan dengan beta-

MECHANISM OF ACTION.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MECHANISM OF ACTION.doc

IndikasiDiuretik tiazide diindikasikan untuk pengobatan hipertensi. Ketika diuretik tiazide digunakan tanpa kombinasi dengan obat lain, diuretik tiazide juga memiliki efektivitas untuk pengobatan hipertensi seperti obat anti hipertensi yang lain hal tersebut berdasarkan penelitian yang menunjukkan hasil yang independen dari indeks massa tubuh (Materson, 1993). Berdasarkan perbandingan antara beberapa diuretik thiazide diuretik menunjukkan bahwa tiazide tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kasus penurunan tekanan darah (BP)ketika dosis yang sama digunakan. Berbeda dengan chlorthalidone dengan dosis 25 mg dibandingkan dengan HCTZ dengan dosis 50 mg memiliki efek yang lebih kuat untuk menurunkan tekanan darah (BP) (Ernst, 2006).

Mekanisme Kerja (Farmakologi)

Hidroklorotiazid (HCTZ) merupakan tipe diuretik thiazide yang paling banyak digunakan. Memiliki bioavailabilitas antara 60% sampai 80%, dengan dosis yang relatif proporsional. Absopsinya dapat berkurang (kecepatan dan tingkat penyerapan) pada penderita HF dan penderita penyakit ginjal, karena penyakit tersebut hidroklorotiazid memiliki waktu paruh plasma yang semula berkisar 3,2 jam menjadi 13,1 jam (Beerman, 1979). Chlorthalidone merupakan contoh diuretik thiazide lain yang telah terbukti efektif pada penurunan BP (tekanan darah) dan meningkatkan ourcome kardiovaskular (CV). Chlorthalidone dan HCTZ memiliki farmakokinetik yang berbeda. Chlorthalidone berbeda dari HCTZ dalam hal waktu paruh yang sangat panjang, sekitar 40 sampai 60 jam, dan volume distribusi yang besar (Carter , 2004).

Penggunaan Diuretik Thiazide dan Kombinasi Dengan Obat lain

Beberapa kelompok pasien yang memiliki jumlah renin yang rendah (misalnya, orang kulit hitam, orang tua, dan penderita diabetes) serta orang-orang yang memiliki sindrom metabolik umumnya lebih responsif terhadap terapi diuretik thiazide. Penggunaan diuretik thiazide dapat dikombinasikan dengan beta-blocker, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB), obat dengan aksi terpusat, bahkan dengan calcium channel blockers (CCB). Pada penelitian VA (Veterans Administration) penggunaan diuretik pada monoterapi, kombinasi diuretik dengan obat golongan lain memberikan efek antihipertensi paling baik jika dibandingkan dengan kombinasi tanpa diuretic. Diuretik digabungkan dengan banyak obat golongan lain sebagai kombinasi dengan dosis tepat, obat diuretik yang sering digunakan sebagian besar adalah menggunakan HCTZ.

Diuretik Thiazide sebagai obat Antihipertensi

Diuretik thiazide merupakan pilihan obat lini pertama untuk pengobatan hipertensi karena telah terbukti mengurangi tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular dan mengurangi mortalitas dan morbiditas tekanan darah pada sistolik dan diastolik selain itu penggunaan diuretik tiazid membutuhkan biaya yang rendah. Diuretik thiazide memiliki taoleransi yang baik sebagai agen antihipertensi, dalam hal gejala, efek samping (seperti, perubahan elektrolit

Page 2: MECHANISM OF ACTION.doc

atau kelainan metabolik) dan efek samping lainnya, yang kurang dipahami dengan baik mekanismenya (Misalnya, impotensi).

Induksi Thizide

Thiazide menginduksi hipokalemia terkait dengan peningkatan glukosa darah, dan pengobatan dengan thiazide yang menginduksi hipokalemia dapat membalikkan intoleransi glukosa dan mencegah diabetes. Thiazide menginduksi terjadinya hyperuricemia sebagai akibat dari volume kontraksi dan kompetisi dengan asam urat pada sekresi tubular ginjal, hal tersebut tidak selalu merupakan kontraindikasi dari penggunaan thiazide, terutama jika sedang menggunakan obat penurun asam urat seperti allopurinol.

Interaksi tiazid dengan obat lain

Interaksi tiazid dengan obat lain yang merugikan termasuk penurunan efek dari thiazide jika dikombinasikan dengan obat nonsteroidal anti-inflammatory dan berpotensi untuk meningkatkan kelelahan, lesu, dan peningkatan glukosa bila dikombinasikan dengan b-blocker.

Penggunaan Klinis

Penggunaan klinis dari diuretik thiazide dapat diberikan satu kali sehari diminum pada pagi hari. Diuretik thiazide dengan dosis rendah seperti HCTZ (25-50 mg / d) memiliki khasiat yang sama untuk menurunkan tekanan darah seperti pada penggunaan dosis tinggi (50-100 mg / d). Oleh karena itu penggunaan dosis diuretik thiazide jarang melebihi 50 mg/d. Penggunaan diuretik thiazide yang direkomendasikan pada orang tua adalah digunakan HCTZ dengan dosis awal 12,5 mg dan dosis maksimal 50,0 mg.

DRUG Thiazide-type diuretics are among the best-tolerated antihypertensive agents in terms of symptomatic adverse effects. Diuretic-related adverse side effects can be separated into several categories, including those with established mechanisms (eg, such as electrolyte defects and ⁄ or metabolic abnormalities) and other side effects, which are less well understood mechanistically (eg, impotence). Diuretic-related biochemical side effects are dose-dependent as well as more common and of greater intensity with loop diuretics. As practice patterns shifted to a low-dose strategy for thiazide-type diuretics, the frequency of metabolically negative side effects diminished. Thus, hypokalemia, hypomagnesemia, and glucose intolerance are much less common with low-dose diuretics, and their development can be minimized by concurrent administration of an ACE inhibitor or an ARB. Thiazide-related biochemical side effects tend to be more common with longer-acting compounds such as chlorthalidone and metolazone, particularly when high doses are given.24

Interaksi Obat Dan Efek SampingTipe diuretik thiazide merupakan diuretik yang memiliki tingkat toleransi sebagai obat antihipertensi ang terbaik dalam hal gejala efek samping. Berkaitan dengan efek samping dari diuretik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, termasuk yang dengan mekanisme yang ditetapkan (misalnya, seperti elektrolit cacat dan / atau kelainan metabolik) dan sisi lainnya efek, yang kurang dipahami dengan baik mechanistically (misalnya, impotensi). Diuretik-samping terkait biokimia efek dosis-tergantung serta lebih umum dan intensitas yang lebih besar dengan diuretik loop. sebagai praktik pola bergeser ke strategi dosis rendah untuk tipe thiazide diuretik, frekuensi sisi negatif

Page 3: MECHANISM OF ACTION.doc

metabolik efek berkurang. Dengan demikian, hipokalemia, hypomagnesemia, dan intoleransi glukosa jauh kurang umum dengan dosis rendah diuretik, dan pengembangan mereka dapat diminimalkan dengan pemberian bersamaan ACE suatu inhibitor atau ARB. Thiazide-samping terkait biokimia efek cenderung lebih umum dengan lama-acting senyawa seperti chlorthalidone dan metolazone, terutama ketika dosis tinggi given.24