32
MAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESA MAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESA 1. Tidak Memaksakan Suatu Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kapada Oranglain Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila lainnya. 2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... 1

Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

MAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESAMAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESA

1. Tidak Memaksakan Suatu Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kapada Oranglain

Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa

memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila

lainnya.

2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha

Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur....

Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ....

Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN.

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang

agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat

beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling

menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama

dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk

tingkat perguruan tinggi.

Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama

dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah :

11

Page 2: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah

satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa

seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat

beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan

Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab

suci.

Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi juga

kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.

Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada

pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan Tuihan,

bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun

dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.

2. Manusia Indonesia percaya & takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai ajaran Agama & Kepercayaanya Masing – Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil & Beradab

22

Page 3: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang

adil danberadab.

Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-

hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada

martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial,

yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya.

Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing

dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.

Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka

hendaknya

dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama

pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama

kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang

satu bercampur Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan

pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

antara lain:

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah

satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa

33

Page 4: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat

beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

5.Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

6. Fungsi Agama

Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:

a. Agama sebagai sumber inspirasi.

Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya

baik yang berupa fisik maupun non fisik.

b. Sumber Moral.

Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau akhlak

yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena dilakukan

dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Sumber Motovasi dan Inovasi.

Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif serta

produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan dan

penyempurnaan.

d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.

Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas

manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan adanya

44

Page 5: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun

kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai makhluk sosial

dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia akan terjadi dengan

sendirinya.

3.Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Adalah Masalah Yang Menyangkut Hubungan Pribadi Manusia

Dengan Tuhan Yang Maha Esa

Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama

Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa negara kita

mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga

seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu

berbuat sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.

Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan! Mengapa kita

wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan keperca kita masing-masing, Kita

sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa

itu berarti kita harus selalu berusaha

menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.Kepercayaan dan keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh

ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan

menjauhi laranganNya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut:

- Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan

kita beserta seluruh alam semesta.

55

Page 6: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

- Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta.

- Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah

mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya.

- Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha

Esa

Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita melakukan perbuatan

menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari oleh keikhlasan untuk

melakukannya.Keihklasan untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya

bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, akan tetapi

merupakankebutuhan dan

kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

Namun perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan perintah

agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan saja,

akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.

Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:

a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum Minallah

yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk

agama Kristen misalnya kebaktian.

b. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan dengan

mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/

pelestarian alam dan lain sebagainya.

Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai berikut:

66

Page 7: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain.

Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.

Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil

Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya

Narkotik atau Ganja.

4. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati, Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama & Kepercayaan Masing - Masing

Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Agama dan Kepercayaan yang berbeda -

beda ,walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap bekerjasama

saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan. Ada beberapa faktor

yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara

pemeluk agama diantaranya:

1. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia

2. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan

MPR dan peraturan lainnya.

1.1. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat

dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini terjadi

karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing

memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk,

walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa

77

Page 8: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan

mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Macam-macam agama

yang ada di Indonesia mudah diterima oleh bangsa Indonesia karena:

2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap

bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.

3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih

sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.

Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan

masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun

sampaisekarang.

2. Landasan Moral/HukumBangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila lainnya.

2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang MahaKuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar

88

Page 9: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

umat beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi.

5. Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat Beragama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang

berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia

perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing

dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.

Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya

dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama

pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada

orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur

aduk dengan ajaran agama lainnya.

Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa

Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi

dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:

a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia

b. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan

MPR dan peraturan lainnya.Perpindahan agama harus dianggap peristiwa biasa

dan sering disambut hangat oleh kalangan agama yang baru dipeluk, sebagaimana tampak

dalam penayangan orang-orang mualaf atau pemberian zakat kepada mualaf yang sering

99

Page 10: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

kali sebelumnya memeluk agama lain. Jika pengertian negara sekuler dilawankan dengan

negara agama, Indonesia bukan negara agama, melainkan negara sekuler. Dalam negara

sekuler, negara tidak didasarkan pada suatu ideologi agama tertentu yang membentuk

teokrasi. Namun sering juga dikatakan, Indonesia tidak sepenuhnya sekuler, karena dasar

negara dalam konstitusinya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tetapi negara tidak punya tugas melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya. Sementara

itu warga negara punya kebebasan untuk menjalankan agama dan beribadah menurut

agama dan keyakinannya masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa berkedudukan

sebagai sumber moral yang dijadikan pedoman bagi sikap dan perilaku warga. Sistem

moral itu dapat digali dari ajaran-ajaran agama yang dipeluk masyarakat. Tapi ajaran-

ajaran agama itu harus melalui proses rasionalisasi dan objektivikasi. Tuhan di sini

adalah Tuhan lintas agama. Dengan demikian, setiap agama punya peranan dalam

Artinya, agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Syariat Islam

bisa dilaksanakan, tapi pada tingkat masyarakat, oleh para pemeluknya sendiri. Inilah

makna sekularisme sebagaimana dikatakan Talcott Parson: mengembalikan agama

kepada masyarakat dan bukan bersatu dengan kekuasaan negara . Kebebasan beragama,

dengan dalil tidak ada paksaan dalam agama, adalah prinsip yang sangat penting dalam

sekularisme dan harus dipahami makna dan konsekuensinya, baik oleh negara maupun

masyarakat. Oleh sebab itu, prinsip ini perlu diwujudkan ke dalam suatu undang-undang

(UU) yang memayungi kebebasan dalam keberagamaan.

6.Bangsa Indonesia Menjalankan Kepercayaan & Ketaqwaanya Terhadap

Tuhan Yang Maha Esa

1010

Page 11: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil danberadab.

Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai pengaturan dan

ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara menjamin kemerdekaan

kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya. Kebebasan memeluk agama

adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan

agama itu langsung bersumberkan kepada martabat didasari unsur-unsur kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa

Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antaralain :

1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap

bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.

3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih

sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.

Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan

masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun sampai

sekarang.

Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama

dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk

salah

1111

Page 12: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau

memaksa

seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua

umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang

MahaEsa.

.Fungsi Agama :Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:

a. Agama sebagai sumber inspirasi.

Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya

baik yang berupa fisik maupun non fisik.

b. Sumber Moral.

Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau akhlak

yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena dilakukan

dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Sumber Motovasi dan Inovasi.

Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif

sertaproduktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan

dan

penyempurnaan.

d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.

1212

Page 13: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas

manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat

Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:

a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum

Minallah

yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk

agama Kristen misalnya kebaktian.

b. Perintah secara Horizontal, hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia

dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/pelestarian alam dan lain

sebagainya.

mengapa umat beragama banyak yang belum melaksanakan perintah

agamanya secara baik dan benar hal ini disebabkan:

1. Belum memahami ajaran agamanya.

2. Adanya pengaruh lingkungan keluarga atau masyarakat yang kurang mendukung.

3. Kurangnya kesadaran akan ajaran agama tersebut.

Sedangkan untuk pertanyaan mengapa diantara umat beragama sering terjadi kasus

pertengkaran? Hal ini disebabkan:

1. kurangnya pemahaman ajaran agamanya,

2. pengaruh lingkungan yang buruk,

3. tidak adanya keadilan dalam masyarakat,

4. adanya pihak pihak tertentu yang mengadudomba (Provokator).

Untuk pertanyaan nilai moral apa yang harus dilakukan agar tercipta keselarasan, antara

lain:

1313

Page 14: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

1. tidak boleh memaksakan kehendak,

2. adanya jaminan kepastian hukum,

3. meningkatkan iman dan taqwa kepda Tuhan Yang maha Esa,

4. terjalinnya hubungan yang baik dengan Tuhannya, maupun dengan sesama manusia

dan alam sekitarnya.

7.Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati & Bekerja Sama Antar Pemeluk agama Dengan Kepercayaan Yang Berbeda – beda T erhadap Tuhan Yang Maha Esa

A. Pengertian Nilai Moral Agama

Nilai moral agama adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung

petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama.

1. Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk Agama

Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan adat

istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh

agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai nilai

Bhineka Tunggal Ika dan nilai nilai Pancasila beserta penjabarannya dalam UUD

1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sikap toleransi seperti itu mengandung nilai moral yang luhur seperti misalnya:

a. Sikap saling hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda.

b. Memupuk dan membina rasa kasih sayang sebagai insan ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa

c. Menbina dan mengembangkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat,

1414

Page 15: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

berbangsa dan bernegara.

d. Menciptakan kerukunan hidup antara intern agama, antar umat beragama, dan

antar umat beragama dengan pemerintah.

e. Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang lain,

dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai

HAM.

f. Dengan adanya sikap toleransi akan membina, memupuk, menciptakan

persatua dan kesatuan bangsa.

2. Nilai Moral Agama yang Tersirat Dalam Contoh Sehari-hari

Kita berkewajiban menghormati kesucian ajaran agama yang bersumber Ketuhanan

Yang Maha Esa serta mengembangkan sikap yang didasari iman dan taqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, sekolah

maupun di masyarakat.

Perilaku atau perwujudan sikap yang didasari iman dan taqwa dalam kehidupan

sehari-hari antara lain:

a. menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya

dengan

sungguh-sungguh,

b. selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat serta

karunia yang diberikan kepada kita,

c. menyayangi makhluk dan isi alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,

d. memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan ajaran agama yang kita

anut,

1515

Page 16: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

e. hidup rukun, saling menghormati dan saling harga menghargai sesama pemeluk

agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan

B. Penampilan Diri Sebagai Umat Beragama

Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita harus

mampu menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di lingkungan

masyarakat, maupun di Negara, khususnya di negara Indonesia.

Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita wujudkan dalam

berbagai aspek kehidupan. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik, antara lain sebagai berikut:

1. Dalam hubungannya dengan Tuhan: berdoa, bersyukur, menjalankan perintah

sertamenjauhi laranganNya.

2. Dalam hubungannya dengan sesama manusia rela berkorban untuk kepentingan

orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya, suka

bekerja

keras,hemat, dan mawasdiri.

3. Dalam hubungannya dengan alam sekitar, melestarikan alam, merawat

kehidupan alam sekitar, menjaga dan tidak merusak alam beserta isinya.

.PENUTUP

Dengan selesainya Makalah ini kami dapat menyimpulkan materi

tersebut yaitu:

1. Landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama diantaranya:

a. Pancasila

b. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.

1616

Page 17: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

c. Dalam Ketetapan MPR NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN.

2. Agama mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting antara lain:

a. Agama sebagai sumber inspirasi.

b. Sumber moral.

c. Sumber motivasi (pendorong) dan inovasi (ide ide baru).

d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan.

3. Kewajiban perintah agama (Tuhan Yang Maha Esa) adalah:

a. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban berbakti serta

mengabdi

menurut peribadatan dan kepercayaan masing masing.

b. Kewajiban kepada sesama makhluk hidup, teutama kepada sesama manusia,

yaitu

kewajiban saling hormat-menghormati, saling percaya, cinta mencintai, tenggang

rasa dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang

berbeda-beda sehingga kerukunan hidup dapat selalu dibina.

4. Keselarasan adalah situasi yang menggambarkan hubungan harus menumbuhkan

ketentraman sesama.

Sumber Hukum:

a. Pancasila ... Sila Pertama.

b. UUD 1945 ... Alinea ke tiga, pasal 29 ayat 1.

c. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1998 ... GBHN.

5. Fungsi agama adalah sebagai sumber pernyataan bangsa Indonesia karena adanya

kesamaan ketaqwaan.

1717

Page 18: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

1. Nilai moral agama adalah segala sesuatu yang mengandung petunjuk dan pedoman

bagi manusia dalam hidupnya.

2. Tiga manfaat dengan adanya toleransi:

a. Tidak membedakan ras keturunan atau agama.

b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan.

c. Terjalin kerja sama yang baik antar umat beragama yang berbeda.

3. Di keluarga : menjaga nama baik keluarga.

Di sekolah : tidak menbeda bedakan teman.

Masyarakat : menjalin kerja sama/gotong royong.

DAFTAR PUSTAKA

Aim Abdul Karim, Drs. M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas I, Bandung: Penerbit

Ganesa Exact, 2000.

Ahmad Yunani. S. Drs., Uki Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan I a,

Bandung: Penerbit Angkasa, 1994.

Dasim Budimansyah, Drs., M.Si., Lembaran kegiatan siswa PPKn I untuk SMU

1818

Page 19: Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Kls. I, Bandung: Penerbit Epsilon Group.

Reny Ratnaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kls.I, Penerbit Grafindo Media Pratama,

1999.

Suardi Abu Bakar DKK, PPKn edisi 2 untuk Kls. I, Jakarta: Penerbit Yudistira,

2000.

Sri Puspita Murni, Dra., DKK, PPKn untuk SMU Kls. I, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,

2000.

Supita DKK, Drs., Lembaran Kegiatan Siswa PPKn untuk SMU Kls. I, Surakarta:

Penerbit PT. Pabean, 1999.

1919