makalah unsur (2)

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH KIMIA UNSUR UNSUR-UNSUR GOLONGAN IX B (Cobalt, Rhodium, Iridium dan Meitnerium) Dosen Pembimbing : Suci Amalia, M.Si

Disusun Oleh: Nurul milati syakiroh M. Syafiudin Latify (07630041) (07630031)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis bisa menyusun tugas makalah mata kuliah Kimia Unsur dengan judul Unsur-unsur Golongan IX B (Cobalt, Rhodium, Iridium dan Meitnerium) dengan sebaik-baiknya. Sholawat dan Salam tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang modern ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya dan semoga penulisan makalah ini mendapatkan ridho dari Allah Swt. Amin.

Malang, 01 juni 2010 Penulis

Bab I Pendahuluan 1.1 latar belakang Kimia anorganik seringkali dikatakan terdiri atas kumpulan besar fakta yang tidak saling berkaitan, sebagai lawan dari kimia orgnik yang tampaknya lebih memperhatikan keteraturan. Hal ini sebagian memang benar karena pokok bahasan dalam kimia anorganik jauh lebih besar dan rumit, dan aturan yang mengenai perilaku kimia yang sering kali kurang dapat ditetapkan. Teori-teori tentang Kimia Anorganik Dasar telah banyak diterima di tingkat SMA dan di perguruan tinggi negeri. Teori-teori tesebut telah banyak memberikan kita pemahaman tentang unsur-unsur yang ada di alam baik itu hanya berupa pengantar atau pengenalan maupun secara spesifik. Pada kenyataanya, masih banyak yang belum kita ketahui tentang konsep-konsep dasar Kimia Anorganik. Secara garis besar dalam sistem periodik unsur, unsure-unsure dalam 1 golongan dan 1 periode memiliki kecenderungan tertentu. Baik itu jari-jari, keelektronegatifan, energi ionisasi, titik didih, titik leleh maupun sifat-sifat kimia dan fisika yang lain. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan unsur-unsur golongan IX B yaitu Cobalt, Rhodium, Iridium dan Meitnerium. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah dari unsur golongan 9b? 2. Bagaimana kelimpahan dari unsur golongan 9b? 3. Bagaimana sifat kimia dan fisika dari unsur golongan 9b? 4. Bagaimanakah persenyawaan dari unsur golongan 9b? 5. Apakah kegunaan unsur golongan 9b?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah dari unsur golongan 9b

2. Untuk mengetahui kelimpahan dari unsur golongan 9b 3. Untuk mengetahui sifat kimia dan fisika dari unsur golongan 9b 4. Untuk mengetahui persenyawaan dari unsur golongan 9b 5. Untuk mengetahui kegunaan unsur golongan 9b

1.4 Manfaat 1. mengkaji lebih dalam pada unsur golongan 9b 2. memberikan informasi tentang unsur golongan 9b 3. memperdalam keilmuan yang telah diperoleh darai unsur golongan 9b 4. mengetahui persenyawaan dari unsur golongan 9b 5. mengetahui kegunaan unsur golongan 9b

BAB II Pembahasan 2.1. Kobalt 2.1.1. Sejarah Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735 di Swedia. Dalam bahasa Jerman kobalt atau kobold mempunyai arti roh jahat dan dalam bahasa Yunani kobalt adalah cobalos yang mempunyai arti tambang. suatu istilah menggunakan untuk bijih kobalt dengan buruh tambang. Usaha yang pertama pada peleburan bijih unsur kobalt untuk menghasilkan unsur kobalt yang metal digagalkan, hasil cobalt(II) oksida sebagai gantinya tidak hanya karna sebab gaya penggabungan unsur kobalt untuk arsenik, bijih kobalt yang utama selalu berisi arsenik, dan ketika peleburan arsenik dioksidasi ke dalam As4O6 yang sangat beracun, Yang telah dihirup oleh para pekerja. 2.1.2 Sumber Unsur kobalt Campuran telah digunakan selama berabad-abad untuk memberikan warna biru di dalam gelas/kaca, lapisan kaca, dan keramik. Georg Brandt ( 1694-1768) dihargai dengan mengasingkan unsur kobalt sekali waktu antara 1730 dan 1737. Ia bisa menunjukkan bahwa unsur kobalt itu adalah sumber warna biru di dalam gelas/kaca, yang sebelumnya melekat pada bismut. Sepanjang abad yang 19 th, unsur kobalt yang telah diproduksi oleh Orang Norwegia yakni Blaafarvevaerket ( 70-80% tentang produksi dunia), yang dipimpin oleh Industriawan Prusia Benjamin Wegner. Unsur kobalt dalam sejumlah kecil adalah penting bagi banyak organisme makhluk hidup, mencakup manusia. Unsur kobalt adalah suatu komponen yang mempunyai pusat vitamin cobalamin, atau vitamin B-12.

Gambar 1: kobalt 2.1.3 Kelimpahan Kelimpahan kobalt sebagai berikut: Alam semesta: 3 ppm, Matahari: 4 ppm, Batu bintang mengandung zatarang: 600 ppm, Bumi Kulit keras: 20 ppm, Manusia: 20 ppb. 2.1.4 Persenyawaan Kobalt kurang reaktif dibandingkan dengan besi, demikian juga rodium dan iridium tidak banyak berbeda. Tingkat oksidasi yang umum untuk kobalt adalah +2 dan +3, dan untuk rodium dan iridium adalah +3 dan +4. dalam larutan air, ion [Co(H 2O)6]2+ dan [Co(H2O)6]3+ keduanya dikenal, tetapi kobalt(III) bersifat oksidator, dan dalam larutan air kecuali dalam lingkungan asam, terurai dengan cepat karena Co(III) mengoksidasi air dengan membebaskan gas oksigen. Beberapa oksida logam golongan ini yang dikenal adalah kobalt(II)-CoO, campuran Co(III)-Rh2O3, rodium(IV)-RhO2 dan satu-satunya iridium(IV)-IrO2. satu-satunya oksida logam divalen, CoO yang berupa serbuk hijau, dapat diperoleh dari pemanasan logamnya dalam udara atau dengan uap air, atau pemanasan hidroksida, karbonat atau nitrit dalam kondisi tanpa udara. CoO mempunyai struktur NaCl alam, dan stabil; pemanasan 600 0-7000c mengakibatkan terbentuknya Co3O4 mempunyai struktur spinel normal sehingga lebih tepat ditulis dangan formula (Co2+)t2(Co3+)o(O2-)4. oksidasi Co(OH)2 atau penambahan larutan alkali ke dalam kompleks kobalt(III) diperoleh kobalt(III) oksida hidroksida,CoO(OH). Yang ditemukan dalam senyawaan kobalt adalah sebagai berikut: CoII {tetrahedral septerti dalam CoCl42- , CoCl2(Pet3)2 Octahedral seperti dalam Co(H2O)62+

CoIII Kobalt (II)

octahedral seperti dalam Co(NH3)63+

Garam kobalt(II) berwarna pink jika ion logam ini mengadopsi geometri octahedral, misalnya sebagai [Co(H2O)6]3+,

Gambar 2: kobalt II tetapi berwarna biru jika mengadopsi geometri tetrahedral, misalnya sebagai [CoCl 4]2-. Kristal CoCl2.6H2O berwarna pink (demikian juga dalam larutan air), namun pada penambahan HCl pekat akan diperoleh larutan biru karena terbentuk ion tetrahedral [CoCl4]2-: [Co(H2O)6]2+(aq) + 4 Cl-(aq) Pink [CoCl4]2- +6H2O(l) biru

Hasil yang sama juga dapat diperoleh pada proses pelarutan kristal pink CoCl 2.6H2O di dalam etanol absolut atau aseton; dalam hal ini, pelarut etanol/aseton berfungsi menarik ligan dari sekeliling ion pusat Co2+, sehingga posisi ligan digantikan oleh ion Cl namun membentuk geometri yang berbeda. Kondisi keseimbangan warna antara pink-biru dapat dibuat tepat dengan cara melarutkan kristal pink didalam etanol absolut, kemudian menambahkan air secara tetes demi tetes sehingga larutan biru hampir tepat berubah manjadi pink. Larutan dalam kondisi keseimbangan seperti ini sangat sensitive terhadap perubahan temperature, yaitu jika larutan dipanaskan maka warna larutan menjadi biru, tetapi jika larutan didinginkan (dalam air es) warna larutan menjadi pink menurut persamaan reaksi keseimbangan berikut: [Co(H2O)6]2+(aq) + 4 Cl-(aq) [CoCl4]2- +6H2O(l)

Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan ion kobalt(II) menghasilkan endapan kobalat(II) hidroksida yang berwarna biru pada awalnya, tetapi menjadi pink setelah dibiarkan beberapa lama:

[Co(H2O)6]2+(aq) + 2OH-

Co(OH)2(s) + 6H2O

Secara perlahan, kobalt(II) hidroksida teroksidasi oleh oksigen udara menjadi kobalt(III) oksida hidroksida, CoO(OH). Kobalt(II)hidroksida barangkali dapat dianggap sebagai hidroksida amfoterik, sebab penambahan ion hidroksida pekat menghasilkan larutan biru ion tetrahidroksokobaltat(II): Co(OH)2(s) + 2OH[Co(OH)4]2-(aq)

Kompleks CoII yang paling umum mungkin octahedral atau tetrahedral. Hanya terdapat sedikit perbedaan dalam kestabilan, dan kedua jenis dengan ligan yang sama, mungkin berada dalam kesetimbangan. Jadi untuk air, terdapat konsentrasi ion tetrahedral yang sangat sedikit namun terbatas. Penambahan Cl- berlebih kepada larutan pink atau merah jambu dari ion akuo mudah menghasilkan spesies tetrahedral biru. Kompleks tetrahedral CoX42- dibentuk dengan ionion halida, pseudohalida dan OH- . kobalt(II) membentuk kompleks tetrahedral lebih mudah daripada ion logam transisi yang manapun. Co2+ adalah satu-satunya ion d7 yang terdapat secara umum. Bagi suatu ion d7 , energi penstabilan medan ligan tidak menyukai konfigurasi tetrahedral relatif terhadap konfigurasi octahedral sampai batas tertentu daripada untuk konfigurasi dn yang lain (1 n 9). Argumentasi ini berlaku hanya dalam pembandingan perilaku suatu ion logam dengan yang lain dan tidak untuk mengelola kestabilan absolute konfigurasi bagi suatu ion tertentu. Kobalt (III) Semua senyawa kompleks kobalt(III) mengadopsi geometri oktahedron, misalnya ion heksaaminakobalt(III), [Co(NH3)6]3+ , dan heksasianokobalt(III),[Co(CN)6]3-. Ion kompleks heksanitrokobaltat(III),[Co(CO2)6]3-, yang berwarna kuning dan biasanya dibuat sebagai garam natriumnya, menunjukkan sifat yang tak lazim. Seperti lazimnya garam-garam alkali, Na[Co(CO2)6] larut dalam air, demikian juga garam-garam rubidium maupun sesium-nya. Hal ini dikaitkan dengan ukuran in relatif. Ion kalium mempunyai ukuran relatif jauh lebih dekat dengan ukuran anion kompleksnya, sehingga kristalnya memiliki energi kisi yang lebih tinggi dan kelarutan yang lebih rendah. Sifat ini merupakan salah satu reaksi penunjuk kualitatif adanya ion kalium:

3k+(aq) + [Co(NO2)6]3-(aq)

K3[Co(NO2)6](s)

Seperti pada ion-ion besi, perbedaan ligan mengakibatkan pebedaan harga potensial reduksi yang sangat signifikan, sehingga hal ini mempengaruhi kestabilan tingkat oksidasi ion kompleks yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah: [Co(H2O)6]3+(aq) + e [Co(NH3)6]3+(aq) + e reduksi oksigen (+1,23v): O2 (aq) + 4 H3O+(aq) + 4 e menurut persamaan reaksi: 4[Co(NH3)62+(aq) + O2(g) + 2 H2O (l) 4[Co(NH3)6]3+(aq) + 4OHKobalt(III) adalah oksidasi yang paling umum menyatakan untuk logam Co,Rh dan Ir. yang terutama di dalam kompleks. Co(+III) terjadi hanya sedikit campuran sederhana seperti Co2(SO4)3.18H2O.NH4Co(SO4)2.12H20 dan KCo(SO4)2.12H2O adalah berwarna biru dan ion hexaaqua [Co(H2O)6]3+.complex terebut sangat kuat untuk mengoksidasi Co2O3 tidak diketahui yang murni, hanya sebagai oksida hidrat yang mengoksidasi air.CoF3 adalah suatu cahaya coklat yang padat. yang mana adalah dibuat dari CoF 2 dan F2. CoF3 hidrolisis cepat dengan air. Itu biasanya digunakan seperti unsure flour karena itu lebih mudah untuk menangani dan lebih sedikit reaktif dibanding F2.anhidrat(tanpa air) CoIII(NO3)3 mungkin disiapkan untuk CoF3 di dalam suatu bahan pelarut non-aqua seperti N2O4 atau N2O5 pada temperatur rendah. Mempunyai suatu struktur atom pusat bukan Co dari suatu bidang octahedron di atom O dari tiga gugus NO 3bidentate. Perkembangan ilmu kimia Co(+III) pada sebagian besar membahas tentang kovalen koordinasi. Oksida Co3O4 adalah berwarna hitam dan dibentuk dengan pemanasan logam di udara pada 500 oC . Mempunyai suatu struktur spinel seperti Fe 3O4 ditulis FeIIFeIII2O4 dan COIICoIII2O4. dalam struktur ini atom O memenuhi. low-spin yang lebih besar Co(+III) ion-ion melubangi separuh octahedral dan high-spin yang lebih kecil Co(+II) di dalam seperdelapan lubang tetrahedral. Kompleks Co(+III) diproduksi dengan mudah. berlawanan dengan kesukaran dalam menyiapkan campuran dengan sederhana ion Co3+ lebih rumit dibanding unsur lain. 6H2O (l) Eo=1,23v Oleh karena itu, oksigen sangat potensial sebagai oksidator yang baik terhadap ion [Co(NH3)62+ [Co(H2O)6]2+(aq) Eo=+1,82v [Co(NH3)62+(aq) Eo=+0,10v

Nilai potensial reduksi ion [Co(NH3)6]3- (+0,10v) jauh lebih rendah daripada nilai potensial

Untuk semua kompleks pada Co(+III) yang mempunyai enam ligan dalam suatu aturan octahedral. Logam yang mempunyai konfigurasi d6 , dan kebanyakan dari ligan cukup kuat untuk spin yang berpasangan, memberikan aturan yang elektronik (t2g)6 (eg)0. aturan ini mempunyai stabilisasi energi. Yakni complex diamagnetik. Kecuali satu yakni [CoF 6]3- yang mana suatu kompleks high-spin, dan paramagnetik. kompleks nitrogen dengan mendonorkan ligan ( amoniak dan amina) adalah yang yang paling umum. Kompleks ini yang mungkin adalah oksidasi suatu larutan yang terdapat Co2+ dengan udara atau H2O2 ligan yang sesuai dan suatu katalisator seperti arang aktif. Mungkin ini juga untuk menggantikan ligan dalam suatu kompleks. Kompleks yang stabil dan penggantian ligan reaksinya terjadi hanya dengan pelan-pelan. ini adalah alasan mengapa untuk kompleks pada Co(+III) telah dipelajari sejak 1809s oleh werner dan yang lain. Kita banyak pengetahuan tentang stereokimia, isomer dan yang umum tentang kompleks octahedral telah ada dari studi ini. Co3+ mempunyai suatu afinitas untuk donor N NH 3, ethylenadiamina EDTA dan ion nitrit NO2-. Garam natrium kobaltnitrit Na3[Co(NO2)6] adalah padatan berwarna orange. Digunakan analisis secara kwalitatif dan analisis kuantitatif untuk mempercepat K+ Pada K3[Co(NO2)6]. Kompleks [Co(CN)6]3- sangat stabil dan tidak menjadi rusak bahkan oleh alkali. Ligan CN memounyai ikatan ... yang sangat kuat untuk kembali mengikat, dan stabilisasi energi yang sangat tiggi. Kompleks yang menjadi tidak beracun. Suatu larutan mengandung air berisi [CoII(CN)5]3- dan KCN dapat dioksidasi oleh Ir untuk memberikan warna coklat pada kompleks K6[ (CN)5CoIII-O-O-CoIII(CN)5] peroxo panjang ikatan O-O adalah 1,45 angstom dibandingkan dengan 1,48 angstrom dalan H 2O2. kompleks ini dapat dioksidasi dengan udara, atau lebih baik dengan Br2, untuk kompleks merah K5[(CN)5Co-O-OCo(CN)5] ini mungkin ada CoIII dan CoIV, Struktur sinar-X menunjukkan bahwa O-O panjang ikatannya sangat lebih pendek dibanding pada 1,26 Angstom. untuk pemendekan ini adalah bahwa suatu antibonding elktron telah dipindahkan dari ion O-O 2- dan sekarang telah menjadi suatu pertalian(linkage) superoksida dengan suatu panjang ikatan 1,5 ( lihat bab 4). jika larutan kompleks peroxo atau superoxo mendidih. berwarna kuning K3[Co(NO2)6]. yang dibentuk. Beberapa isomer berbeda di dalam kompleks dengan ligan bidentat seperti ethylenadiamina, acetylaceton atau ion oxalate.

4Co2+ + 12en + 4H+ + O2

4[CoIII (en)3]3+ + 2H20

Kompleks pottasium tris (ethylenadiamina)kobalt(III)berisi ion[CoIII (en)3]3+ yang mana menurut ilmuoptik aktif dan ada d dan l ( lihat bab 7 di isomer bawah). suatu persiapan berupa HCL suatu garam berwarna hijau yang gelap trans-[CoIII(en)2(Cl)2]2+ pada penguapan larutan netral berwarna ungu yang merupakan isomer cis. kedua isomer mengalami reaksi substitusi ketika memanaskannya dengan air. Yang pertama [Co(en)2(Cl)(H2O)]2+ kemudian [Co(en)2(H2O)]3+ reaksi substitusi serupa terjadi dengan ligan lain seperti NCS - memberikan [Co(en)2(NCS)2]+. Kompleks dengan atom donor O biasanya lebih sedikit stabil, tetapi ligan yang mempunyai ligan khelat seperti [Co(acetylaceton)3] dan [Co(oxalat)3]3- stabil, dan menurut ilmuoptik aktif. Jarang Kompleks yang mengandung unsur halogen dan [CoF 6]3- adalah satu-satunya kompleks dengan enam halida yang dikenal. Kompleks ini berwarna biru, seperti [CoF 3(H2O)3], dan keduanya adalah tidak biasa sebab kompleks ini mempunyai high spin, dan karenanya bersifat paramagnetik dengan suatu momen magnetis sekitar 5,8 bohr magniteon. Kompleks kobalt (I), d8 Dengan pengecualian vitamin B12 tereduksi dan model untuk sistem ini yang nampak menjadi spesies CoI , semua senyawa ini melibatkan ligan jenis asam- . koordinasinya adalah trigonal bipiramidal atau tetrahedral. Senyawaannya biasanya dibuat dengan mereduksi CoCl2 dengan adanya ligan zat seperti N2H4, Zn, S2O42- , atau alkil Al. Vitamin B12 memiliki kompleks Co yang penting. Vitamin ini telah terisolasi dari hati setelah itu ditemukan bahwa makan dengan jumlah yang besar dari hati mentah adalah suatu perawatan efektif untuk anemia jahat. suntikan vitamin B 12 kini digunakan untuk perawatan ( lebih menyenangkan dibanding makan hati mentah!). vitamin B 12 adalah suatu koenzim, dan bertindak sebagai suatu kelompok prosthetic yang mana dengan beberapa enzim di dalam badan, hanyalah peran tepat vitamin B12 tidaklah secara penuh dipahami. Dorothy crowfoot hodgkin telah dihadiahi nobel untuk ilmu kimia di tahun 1964 untuk sinar-X. Crystallographi yang bekerja memecahkan struktur dari enzim ini. yang kompleks terdapat sebuah ion Co(+III) di pusat suatu sistem cincin corrin ( gambar 25.6). ini adalah serupa dengan aturan Fe(+II) di dalam suatu cincin porphyrin untuk menyumbat haemoglobin kecuali cincin corrin lebih tidak konjugat dan dan cincin A dan D dihubungkan secara langsung. Atom Co terikat pada empat cincin atom

N . posisi yang ke lima diduduki oleh atom N yang lain. Dari suatu rantai (...-5,6dimethylbenzimadazole) dan ini juga dihubungkan dengan cincin corrin. Gugus yang keenam oktahedron adalah daerah yang aktif, dan diduduki oleh suatu CN- dala gugus sianocobalamin. CN- diperkenalkan isolasi koenzim, dan tidaklah hadir di bentuk aktif di dalam jaringan yang hidup. posisi ini diduduki oleh OH- dalam hydroxocobalamin, dengan air atau dengan gugus organik seperti CH3 (methylcobalamin), atau adenosin. Ditunjukan suatu logam karbon ikatan ... dapat dibentuk. cobalamin dapat direduksi dari CoIII ke CoII dan CoI yang bersifat alkali atau netral netral baik dalam laboratorium dan dalam vivo(badan yang hidup ). Kopleks Co I sangat kuat untuk mereduksi. strukturnya adalah lima koordinat, i.e. daerah yang pada umumnya ditempati oleh CN- atau OHMethylcobalamin adalah metabolisme dari bakteri tertentu yang menghasilkan metana (gas). bakteri ini dapat juga memindahkan suatu gugus metil CH 3 bagi beberapa logam seperti Pt, AU dan Hg. suatu masalah yang ekologis pantas dipertimbangkan ketika bakteri dapat mengubah bentuk Hg atau anorganik Hg tidak tersusun teratur ke dalam metil mercury yang sangat beracun CH3Hg- atau dimethyl mercury (CH3)2Hg pada dasar danau. Kobalt juga secara biologi dalam beberapa enzim. Glutamic mutase dilibatkan dalam metabolisme asam amino dan ribonucleotida reductase di dalam biosintesis DNA. Kobalt penting bagi diet binatang. beberapa domba-domba australia. Selandia Baru. menderita karena suatu penyakit yang kekurangan fluorida dan britain telah diusut untuk kobalt yang tidak mencukupi. ini dapat diperbaiki dengan perlakukan yang pada waktu tertentu, atau dengan memaksa binatang itu untuk menelan suatu butir pil kobalt. Dan pelan-pelan melepaskan kobalt ke dalam saluran air/usus. ( somotimes binatang dibuat untuk menelan suatu sekrup logam juga. ini terlalu tinggal rumen, dan tujuan nya adalah ke garutan manapun yang keluar pelet kobalt. Butir pil disembuhkan dan digunakan kembali ketika binatang dibantai yang besar harful). kobalt ( 1-1.5 ppm) ditambahkan ke bir untuk membuatnya berbuih lebih baik. ini telah dihubungkan dengan suatu tingkat kegagalan pada hati/jantung antar peminum minuman keras bir berat siapa saja yang mempunyai suatu kekurangan protein yang berkenaan dg aturan makan atau thiamine. 2.1.5 Struktur Kobalt Crystal Structure Structure Hexagonal close

packed a = 250.71 pm b = 250.71 pm c = 406.95 pm = 90 = 90 = 120

2.2 Rhodium 2.2.1 Sejarah Wollaston menemukan rhodium di antara tahun 1803 dan 1804 pada bijih mentah platina,yang kemungkinan didapat dari Amerika Selatan. W.H.Wollaston menemukan rodium dan memberi nama dari turunan kata yunani podov (rodan) yang artinya mawar (rose) karena garamnya berwarna merah mawar /pink, yang umumnya dihasilkan dalam larutan air. 2.2.2 Sumber Rhodium terjadi di alam dengan logam grup platina lainnya dari pasir di sungai Ural dan Amerika Utara dan Selatan. Juga ditemukan bersama logam grup platina lainnya dari area penambangan tembaga-nikel sulfide di Sudbury, kawasan Ontario. Meskipun kuantitas yang didapatkan sangat kecil, maka produksi dalam jumlah komersial dimungkinkan dari proses nikel dalam jumlah berton-ton. Produksi rodium tahunan hanya sebanyak 7-8 ton. 2.2.3 Kelimpahan Kelimpahan Rhodium dapat ditemukan sebagai berikut: Alam semesta: 0.0006 ppm. Matahari: 0.002 ppm. Batu bintang mengandung zat arang: 0.18 ppm. Bumi Kulit keras: 0.0007 ppm

Gambar 3: Rhodium

2.2.4 Sifat-sifat Rhodium berwarna putih keperakan dan bila dipijarkan perlahan-lahan di udara, akan berubah menjadi resquioksida. Pada suhu yang lebih tinggi, resquioksida ini kembali menjadi unsur rhodium. Logam ini memiliki titik cair yang tinggi dan bobot jenis yang lebih rendah dari platina. Sifat lainnya adalah reflektif, keras dan tahan lama. 2.2.5 Kompleks Rhodium 2.2.5.1 Kompleks Rhodium (IV) d5 Sangatlah sukar untuk mengoksidasi RhIII dan hanya sedikit senyawaan RhIV tidak stabil yang diketahui. Kompleks oktahedral IrIV adalah stabil mereka memiliki sebuah elektron tidak berpasangan (t2g5). 2.2.5.2 Kompleks Rhodium (III) d6 Terdapat banyak kompleks oktahedral diamagnetik, inert secara kinetik yang mirip dengan kompleks oktahedral CoIII . mereka berbeda dari CoIII , pertama, dalam hal kompleks halogeno oktahedral mudah dibentuk, misalnya [RhCl5(H2O)]2-, pada reduksi kompleks trivalensi, kompleks divalensi tidak diperoleh, kecuali pada lingkungan khusus bagi Rh. Bilamana ligannya adalah halogen, amina, atau air, reduksi menghasilkan logam, atau pada keadaan yang diawasi suatu kompleks hidrida seperti [Rh(NH3)5H]SO4; bilamana terdapat ligan asam- , terjadi reduksi menjadi RhI. Peleburan Rh dengan NaCl dalam Cl2 yang diikuti dengan pelarutan dalam air dan pengkristalan menghaslkan Na3[RhCl6]. Penambahan OH- kepada ion merah jambu ini menghasilkan oksida hidrat Rh2O3. pelarutan ini dalam HClO4 , menghasilkan [Rh(H2O)6]3+ garam kuning yang dapat dikristalkan. Bilamana Rh2O3 dilarutkan dalam HCl dan larutannya diupkan, suatu bahan merah tua yang mudah mencair di udara RhCL3.nH2O diperoleh. Ini adalah bahan awal yang biasa dalam sintesis senyawaan Rh. Ia larut dalam alkohol juga dalam air. Larutan segar dengan

ion Ag+ tidak menghasilkan AgCl namun pada pendidihan larutan merah coklat menjadi kuning dari [Rh(H2O)6]3+ . 2.2.5.3 Kompleks Rhodium (II) d7 Hanya sedikit dari kompleks ini yang diketahui salah satu yang utama adalah karboksialt binuklir diamagnetik yang memiliki struktur jembatan empat biasa. Posisi ujung mungkin ditempati oleh molekul pelarut dengan donor oksigen, kompleksnya berwarna hijau atau biru namun dengan asam- seperti PPh3 , yang berwarna merah jingga. Karboksialt dibuat dengan pendidihan RhCl3.aq dengan NaCO2R dalam metanol. Aksi asam nonopengompleks yang sangat kuat menghasilkan ion akuo Rh24+ yang juga memiliki sebuah ikatan Rh-Rh. 2.2.5.4 Kompleks Rhodium (I) d8 Kompleks diamagnetik bujur sangkar atau terkoordinasi 5 semuanya memiliki ligan asam-. Mereka dibentuk dengan reduksi RhIII dengan adanya ligan. Mereka telah banyak dipelajari karena mereka dapat memberikan sistem terbaik untuk studi reaksi adisi-oksidatif yang merupakan keistimewaankhas kompleks segiempat d8 .Bagi kompleks rh kompleks RhIII sangat kurang stabil. 2.2.6 Persenyawaan Rhodium tidak begitu bereaksi sempura dengan air pada kondisi standart, rhodium biasanya lambat dalam air, ketika dipanaskan dengan oksigen pada suhu 6000C rhodium (III) oksida. Adapun reaksinya: 4Rh(s) + 3O2(g) 2Rh(s) + 3F2(g) 2Rh(s) + 3Cl2(g) 2Rh(s) + 3Br2(l) 2.2.6 Struktur Rhodium Crystal Structure Structure Cubic close packed a = 380.34 pm b = 380.34 pm c = 380.34 pm = 90 = 90 = 90 2Rh2O3(s) 2RhF3(s) 2RhCl3(s) 2RhBr3(s) Reaksi dengan halogen pada keadaan kering dapat didapat dari florin, clorin dan bromin.

2.2.7 Kegunaan Kegunaan yang utama dari unsur rhodium ini adalah sebagai suatu pencampur logam untuk mengeraskan platina dan palladium. yang digunakan sebagai Suatu mantel untuk mencegah pakaian pada peralatan ilmu pengetahuan mutu tinggi dan dengan platina untuk membuat thermocouples. Juga yang digunakan reflektor lampu besar, penyiaran ulang telepon, poin-poin bolpoint dan busi pesawat udara. Kadang-Kadang digunakan untuk memberi emas putih kilauan yang ekstra. Kegunaan rhodium lainnya adalah bagian dari alloy untuk mengeraskan platina dan paladium. Alloy semacam ini digunakan untuk rakitan gulungan kawat koil dalam tungku pemanas, pembuatan termokopel, bushing (proses pembentukan garis silindris untuk menahan gerakan mekanis) pada produksi serat kaca, elektroda pada kabel kontak pemercik api pada pesawat terbang, dan pembuatan cawan porselen. Rhodium sangat berguna sebagai bahan kontak listrik karena rhodium memiliki hambatan listrik yang rendah, hambatan kontak yang rendah dan stabil, dan sangat tahan terhadap korosi. Lapisan rodium, dihasilkan dengan metode electroplating atau dengan evaporasi (penguapan), bersifat keras dan digunakan untuk instrument optis. Rhodium juga digunakan untuk perhiasan wanita, dekorasi, dan sebagai katalis. 2.3 Iridium 2.3.1 Sejarah Tennant menemukan iridium pada tahun 1803 dalam residu yang tersisa ketika platinum mentah dilarutkan dengan aqua regia. Penamaan iridium sangat layak karena garam-garamnya berwarna terang. S. Tenant menemukan iridium bersamaan dengan osmium dan memberi nama dari nama dewi yunani Iris yang memiliki tanda pelangi karena berbagai warna senyawanya. 2.3.2 Sifat-sifat Iridium, termasuk keluarga grup platinum, berwarna putih (sama dengan platinum) tapi dengan sedikit kuning semu. Karena iridium sangat keras dan rapuh, maka logam ini sangat sulit dipakai maupun dibentuk.

Iridium adalah logam yang paling tahan korosi, dan dulu digunakan dalam pembuatan standar ukuran panjang dalam satuan meter di Paris, yang merupakan campuran dari platinum 90% dan iridium 10%. Standar ini ini akhirnya diganti pada tahun 1960 dengan kripton. Iridium tidak dapat larut dalam asam bahkan aqua regia, tapi larut dalam garam cair seperti NaCl, dan NaCN. Bobot jenis iridium mendekati bobot jenis osmium. Perhitungan kerapatan iridium dan osmium dari lapisan ruang memberikan nilai 22.65 dan 22.61 g/cm3. Nilai ini lebih dapat dipercaya dariada pengukuran fisik untuk menentukan unsur mana yang lebih berat. 2.3.3 Sumber Iridium tidak terdapat di alam bersama dengan platinum dan logam satu grup platinum platinum dalam mineral tanah. Iridium didapatkan seagai hasil samping dari industri penambangan nikel.

2.2.4 Kelimpahan Kelimpahan Iridium dapat ditemukan sebagai berikut: Alam semesta: 0.002 ppm . Matahari: 0.002 ppm . Batu bintang mengandung zatarang: 0.55 ppm Bumi Kulit keras: 4 x 10-4 ppm. 2.3.4 Kompleks Iridium 2.3.4.1 Kompleks Iridium (III) d6 Terdapat banyak kompleks oktahedral diamagnetik, inert secara kinetik yang mirip dengan kompleks oktahedral CoIII . mereka berbeda dari CoIII , pertama, dalam hal kompleks halogeno oktahedral mudah dibentuk, misalny [IrCl6]3-, pada reduksi kompleks trivalensi, kompleks divalensi tidak diperoleh, kecuali pada lingkungan khusus bagi Rh. Bilamana ligannya adalah halogen, amina, atau air, reduksi menghasilkan logam, atau pada keadaan yang diawasi suatu kompleks hidrida seperti [Rh(NH3)5H]SO4; bilamana terdapat ligan asam- , terjadi reduksi menjadi RhI atau IrI atau menjadi kompleks iridium (III) hidrida. 2.3.4.2 Kompleks Iridium (IV) d5

Kompleks oktahedral IrIV adalah stabil mereka memiliki sebuah elektron tidak berpasangan ( t2g5). Heksakloridat dibuat dengan pemanasan Ir + Nacl dalam Cl2. Garam hitam Na2IrCl6 yang sangat larut dalam air, adalah suatu garam oksonium (H3O)2IrCl6.4H2O. bahan inilah yang digunakan untuk membuat kompleks Ir lainnya. 2.3.4.3 Kompleks Iridium (I) d6 Kompleks diamagnetik bujur sangkar atau terkoordinasi 5 semuanya memiliki ligan asam-. Mereka dibentuk dengan reduksi IrIII dengan adanya ligan ,telah banyak dipelajari karena dapat memberikan sistem terbaik untuk studi reaksi adisi-oksidatif yang merupakan keistimewaankhas kompleks segiempat d8. bagi trans-IrX(CO)(PR3)2 dengan kesetimbangan Trans-IrICl(CO)(PPh3)2 + HCl 2.3.5 Persenyawaan Rhodium tidak begitu bereaksi sempura dengan air pada kondisi standart, reaksi dengan halogen biasanya bereaksi langsung dengan florine dan sifatnya iridum (VI) sangat corosif, Ir(s) + 3F2(g) IrF6(s) Trihalida iridium (III) floraid, Iridium (III) clorida, Iridium (III) bromide dan iridium(III) iodide dapat dibentuk sempurna langsung dari logam dengan halogen adapun reaksinya: 2Ir(s) + 3F2(g) 2Ir(s) + 3Cl2(g) 2Ir(s) + 3Br2(g) 2Ir(s) + 3I2(g) 2IrF3(s) 2IrCl3(s) 2IrBr3(s) 2IrI3(s) IrIII Cl2H(CO)(PPh3)2 Terletak ke sisi IrIII dan kompleks sisi IrIII dapat dengan mudah dicirikan.

2.3.6 Struktur Iridhium Crystal Structure Structure Cubic close packed a = 383.9 pm b = 383.9 pm c = 383.9 pm = 90 = 90 = 90

2.3.7 Kegunaan Meskipun kegunaan utamanya dalah sebagai zat pengeras untuk platinum, iridium juga digunakan untuk membuat cawan dan peralatan yang membutuhkan suhu tinggi. Iridium juga digunakan sebagai bahan kontak listrik. Unsur ini membentuk alloy dengan osmium yang digunakan untuk mata pulpen dan bearing kompas. Kegunaan Iridium yang digunakan di Osmium untuk memasang ujung pena emas, untuk membuat tempat melebur logam dan kontainer khusus (yang memerlukan temperatur yang sangat tinggi). Campuran logam Buatan yang digunakan untuk menggunakan bobot normal dan ukuran, dan heat-resistant campuran logam. Juga yang digunakan radiasi kanker, jarum suntik, busi helikopter dan ketika mengeraskan sebuah platina. 2.4 Meitnerium 2.4.1 SejarahPada tanggal 29 Agustus 1982, fisikawan di Laboratorium Penelitian berat ion, Darmstadt, Jerman Barat membuat dan mengidentifikasi elemen 109 dengan menembakkan target sebesar 209 Bi dengan inti 58 Fe dipercepat. Jika energi gabungan dari dua inti cukup tinggi, kekuatan yang sangat besar antara inti atom dapat diatasi. Meitnerium ini sebenarnya ditemukan: oleh P. Armbruster, G. Munzenberg dan rekan kerjanya, namun meitnerium dinamai oleh Lise Meitner seorang fisikawan austria yang pertama kali mengusulkan fisi nuklir spontan.2.4.2 Kelimpahan

Kelimpahan meitnerium di alam belum diketahui berapapastinya. Meitnerium tidak ditemukan bebas di lingkungan, karena itu merupakan unsur sintetis. Tidak ada seorang ahli kimia yang telah meneliti Meitnerium dengan sangat teliti, tetapi dalam penelitiannya masih menyerupai unsur-unsur lain dari kelompok 9, seperti iridium. Meitnerium tidak memiliki aplikasi yang dapat diketahui.

Gambar 4: Meitnerium

2.4.3 Sifat-sifat sifat-sifat meitnerium yang dapat kita ketahui sekarang adalah Meitnerium mempunyai nomor atom 109, massa atom 268 g/Mol dan dengan energi ionisasi sebesar 840 Kj/mol.Untuk sifat-sifat yang lain belum diketahui dengan pastinya. 2.4.4 Sumber Meitnerium tidak ditemukan bebas di lingkungan, karena itu merupakan unsur sintetis. Meitnerium juga dapat ditemukan dalam nama lain yakni Unnilennium(Une).

BAB III KESIMPULAN Keempat (Co,Rh,Ir dan Mt) logam ini tampak mengkilat keperakan dan sedikit kebiruan untuk kobalt. Kobalt lebih lunak dari pada rodium dan iridium tetapi masih cukup lebih keras daripada besi. Ketiganya mempunyai struktur fcc (face centered cubic) atau kubus berpusat muka yang berdasarkan teori pita lebih stabil daripada struktur bcc (susunan kubus berpusat badan) atau hcp apabila jumlah elektron pada orbital dn hamper penuh. Beberapa sifat logam ini dapat diperiksa pada table 1. Tabel 1. beberapa sifat unsur golongan 9 Karakteristika Kelimpahan/pp m (dalam kerak bumi) Densitas/g cm-3 (20oc) 8,9 12,39 22,61 BELUM DIKETAHUI27

Co 29

45Rh 0,0001

77Ir 0,001

109

Mt

Titik leleh/oC Energi Ionisasi (KJ / Mol) Massa atom (g/ Mol) Titik didih/oC Konfigurasi elektronik elektronegativit as

1495 760 58.933195 3100 [18Ar]3d7 4s2 1,8

1960 720 102.90550 3760 [36Kr]4d8 5s1 2,2

2443 880 192.217 4550 [54Xe]4f14 5d7 6s2 2,2

BELUM DIKETAHUI 840 268 BELUM DIKETAHUI [Rn] 5f14 6d7 7s2 BELUM DIKETAHUI

DAFTAR PUSTAKA

Effendi.2006.Teori VSEPR: Kepolaran dan Gaya Antar Molekul.Malang: Bayumedia Mohsin, Yulianto.2008. Cobalt. www.chem-is-try.com. Diakses tanggal 25 April 2010 ------------------------------. Rhodium. www.chem-is-try.com. Diakses tanggal 25 April 2010 -----------------------------. Iridium. www.chem-is-try.com. Diakses tanggal 25 April 2010 Soetrisno. 2009. Meitnerium. www.chem-is-try.com. Diakses tanggal 25 April 2010 Sugiarto, kristian H dan suyanti, retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:Graha ilmu Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara Nitiatmojo, Maksum.2000. Kimia Anorganik Jilid 2. Malang: IKIP Malang