12
 MAKALAH FARMAKOGNOSI I MINYA K AT SIRI GOLONGAN FENOL Disusun oleh: Kelompok 5 Farmakognosi-B Amirah (1306480244) Arini Dyah S.P . D (1306377316) M. Aranza ri !u"ra (1306377322)  #ur$i"a %l&a S. (1306480263) Fakl!as Farmasi "ni#ersi!as In$onesia %&'( BAB I

Makalah Minyak Atsiri Gol Fenol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah minyak atsiri golongan fenolFarmakognosi 1

Citation preview

MAKALAH FARMAKOGNOSI IMINYAK ATSIRI GOLONGAN FENOL

Disusun oleh:Kelompok 5 Farmakognosi-B Amirah(1306480244)Arini Dyah S.P.D(1306377316)M. Aranza Triputra (1306377322)Nurvita Ulfa S.(1306480263)

Fakultas FarmasiUniversitas Indonesia2014BAB IPENDAHULUANI.I Latar BelakangMinyak atsiri merupakan minyak yang komponennya secara umum mudah menguap atau volatil. Minyak atsiri disebut juga ethereal oil karena bersifat eter dan essensial oil karena memberikan aroma atau essens tertentu. Minyak atsiri memiliki beberapa sifat khasi diantaranya adalah dapat didestilasi, tidak meninggalkan noda, tidak tersabunkan, tidak tengik, dan tidak mengandung asam. Dalam keadaan murni, minyak atsiri tidak berwarna, namun seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pemaparan oleh lingkungan luar, minyak atsiri dapat mengalami oksidasi sehingga menghasilkan warna yang berbeda dari warna asalnya. Untuk mencegah proses oksidasi tersebut, minyak atsiri sebaiknya disimpan di dalam wadah berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan pada tempat yang sejuk dan kering.Minyak atsiri terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang secara umum dapat digolongkan menjadi golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon teroksigenasi. Golongan hidrokarbon terbentuk atas unsur karbon (C) dan hidrogen (H) yang terdiri dari monoterpen, sesquiterpen, diterpen, dan politerpen. Sedangkan golongan hidrokarbon teroksigenasi terbentuk atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang terdiri atas golongan alkohol, aldehid, keton, fenol, fenol eter, oksida, dan ester.Minyak atsiri golongan fenol merupakan golongan yang paling antiseptik dapat merangsang tubuh dan dapat bermanfaat dalam dosis kecil namun jika dosis besar dapat menjadi toksik pada sistem saraf dan menyebabkan iritasi kulit. Pada makalah ini akan dibahas tentang asal, karakteristik, serta khasiat dari minyak atsiri golongan fenol yaitu oleum thymi, oleum caryophyli, oleum myricia, dan minyak kreosot.

I.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana penggolongan minyak atsiri golongan fenol?2. Bagaimana cara memperoleh minyak atsiri golongan fenol?3. Bagaimana karakteristik dari setiap minyak atsiri golongan fenol?4. Apa saja khasiat dan manfaat dari minyak atsiri golongan fenol?I.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui jenis-jenis minyak atsiri golongan fenol.2. Mengetahui cara memperoleh minyak atsiri golongan fenol .3. Mengetahui karakteristik dari setiap minyak atsiri golongan fenol .4. Mengidentifikasi khasiat dan manfaat dari minyak atsiri golongan fenol.

BAB IIPEMBAHASANII.1 Oleum Thyme (Minyak Thymi) Oleum thymi atau Minyak thymi adalah minyak yang mudah menguap yang dihasilkan dari proses destilasi tanaman Thymus vulgarisLinn (FamiliLamiaceae) dan mengandung tidak kurang dari 20% volume fenol. Berikut taksonomi tanaman Thymus vulgarisKingdom: PlantaeDivisio: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: LamialesFamilia: LamiaceaeGenus: ThymusSpesies: Thymus vulgaris.Nama lokal tanaman tersebut adalah Teem, dengan ciri umum habitus herba, batang berbentuk segi empat dengan banyak percabangan. Tanaman Thymus vulgaris memiliki ciri daun sebagai berikut, jenis daun tunggal, filotaksis Opposite , memiliki bentuk bulat telur, tepi daun integer (rata), basis folii dan apex folii meruncing, memiliki permukaan daun berambut halus. Daun bagian atas maupun bawah berwarna hijau tua dnegan tekstur berambut halus. Daun Thymus vulgaris memiliki jenis nervatio menyirip dan tidak memiliki stipule. Sedangkan bunga tanaman ini memiliki bentuk tabung, jumlah sepal, jumlah petal 5, jumlah stamen 4 atau 2, kedudukan ovarium superus, infloresensi vertisiliata, tidak memiliki braktea/brakteola. Sedangkan ciri-ciri buah tanaman Thymus vulgaris meliputi tipe buah caryopsis, berukuran kecil, berwarna coklat tua. Ciri-ciri lain tanaman ini yaitu mengeluarkan getah yang tak berwarna, memiliki bau yang sangat aromatik, tidak memiliki sulur, duri, umbi dan rhizoma. TumbuhanThymus vulgarismerupakan anggota dari familia Lamiaceae. Ciri khas familia tersebut adalah

1.Herba aromatik, batang segi empat2.Bunga bentuk bibir3.Stomata diasitik4.Trikoma glanduler5.Sisik kelenjar tipe labiatae Familia ini juga memiliki kandungan kimia antara lain:-Minyak atsiri -Di/Triterpenoid , saponin-Polifenol, tannin, iridoid, kuinon Siklitol, kumarin, rafinose TumbuhanThymus vulgaris sering digunakan pada campuran obat batuk, formula dalam obat batuk yaitu15 gram herba segarThymus vulgaris, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, diperas dan di saring, hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu, diminum sehari 2 kali sama banyak pagi dan sore. Kultivasi dan pemanenan dilakukan saat Teem/tanaman Thymus vulgaris sudah tua/matang, kemudian dilakukan sortasi atau pemilahan mana herba yang masih baik dan tidak, dari hasil tersebut kemudian dicuci lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak dengan sinar matahari langsung kerena Teem mengandung minyak atsiri yang mudah menguap, hal ini di maksudkan agar herba Teem tahan dalam penyimpanan. Penyimpanan minyak thymi ini dilakukan secara khusus yaitu disimpan dalam botol tertutup sempurna berwarna kekuningan dan letakkan di tempat sejuk, hindarkan dari cahaya matahari secara langsung. Tanaman Thymus vulgaris banyak tumbuh di Eropa Selatan khususnya Spanyol dan Perancis Selatan serta Jerman. Namun terdapat perbedaan kandungan antara minyak atsiri yang berasal dari Perancis & Perancis dan Spanyol. Minyak Atsiri dari Jerman dan Prancis mengandung fenol 25-42% (sebagian berupa timol dan sedikit karvakrol), p.Simena, l.bornel, linalool dan -pinen. Sedangkan minyak Atsiri Spanyol mengandung fenol 70-80% yang hampir seluruhnya karvakrol. Minyak thymi diambil dengan cara destilasi bunga dari tanaman Thymus vulgaris L. Hasil destilasi pertama tumbuhan ini berwarna kuning kehijauan hingga merah oleh karena itu disebut minyak thymi merah atau oleum thyme rubrum. Tetapi dengan destilasi berulang warnanya berubah menjadi tak berwarna sehingga disebut minyak thymi putih atau oleum thyme album. Kedua jenis minyak ini cukup jernih dan memiliki aroma thymi yang kuat. Berat jenis minyak thymi merah sekitar 0,91 sampai 0,94 sedangkan berat jenis minyak thymi putih 0,87 sampai 0,89. Minyak dibuat dari tanaman yang segar terbukti dari berat jenis minyak yang lebih besar daripada bentuk keringnya. Minyak thymi mengandung thymine C10H16 selain itu terdapat pula sejumlah cymene C13H14 dan thymol C10H14O, serta sisanya unsur penting lain yang biasa terkandung minyak lainnya. Kandungan Thymol dalam minyak seringkali diambil untuk keperluan komersil. Minyak thymi murni larut sempurna dalam segala perbandingan alkohol 90%. Minyak Thymi seringkali dicampur dengan minyak turpentine, hal tersebut dapat terlihat pada minyak thyme putih yang berubah waena menjadi tidak jernih.Minyak thymi yang merupakan hasil destilasi dari kebun thymi khususnya khususnya dari tanaman Thymus serpylum L. memiliki ciri-ciri berwarna kuning hingga kuning keemasan jernih, memiliki berat jenis 0,89 hingga 0,91. Minyak yang telah lama disimpan berwarna merah atau coklat dan tidak jernih lagi. Minyak yang baik adalah minyak yang larut dalam segala perbandingan alkohol 90%, menghasilkan sedikit uap air ketika kontak dengan iodin, dan sebagian besar mengandung thymine dan cymene serta persentase molekul isomer karvakrol sedikit. Karvakrol mungkin memiliki efek terapeutik yang sama seperti timol, namun hal tersebut belum digunakan secara luas dan banyak diketahui oleh masyarakat. Namun kini minyak thymi telah banyak digantikan oleh Thymol dengan dosis lazim 0,2-1mg, minyak thmi memiliki khasiat sebagai antiseptik dan antispasmpodik sedangkan thymol memiliki khasiat sebagai germisida.

II.2 Oleum Caryophylli (Minyak Cengkeh)

Minyak cengkeh merupakan minyak yang didapatkan dari tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dari family myrtaceae. Tanaman cengkeh tumbuh dan tersebar luas di daerah Pulau Maluku, Indonesia, India, Madagaskar, Pakistan, dan Sri Lanka. Minyak cengkeh atau oleum caryophylli didapatkan dari destilasi cengkeh dengan air, proses destilasi dengan air harus dilakukan berulang kali dari tanaman cengkeh yang sama. Hasil yang didapatkan akan bagus jika beratnya kira-kira 1/5 atau 1/6 dari berat tanaman cengkeh sebenarnya.Karakteristik dari minyak cengkeh ini adalah setelah melalui proses destilasi tidak berwarna, namun setelah disimpan dengan waktu tertentu dengan terkena udara akan berubah menjadi warna kuning dan lama kelamaan akan menjadi kuning kecokelatan. Bau dan rasa dari minyak cengkeh ini mirip sekali dengan tanaman asalnya. Pada suhu 150C memiliki specific gravity yaitu 1,060-1,067. Minyak ini larut di alkohol, eter, dan asam asetat pekat pada volume yang sama. Jika dilarutkan di asam nitrat, maka minyak akan berubah menjadi merah dan ketika dipanaskan akan terbentuk asam oksalat. Merupakan minyak yang tidak terlalu volatile dan menguap pada suhu 2500-2600C. Memiliki rotasi optik kiri. Kandungan kimia dari minyak cengkeh adalah sekitar 70-95% eugenol, 2-3% eugenol asetat, sesquiterpene caryophyllene, dan metal amin keton. Menurut H. Torns (1891) kadar eugenol dalam minyak cengkeh juga dapat diukur secara kuantitatif dengan mengubahnya menjadi bentuk benzoil yang selanjutnya dapat ditimbang beratnya. Ada berbagai cara untuk menguji kemurnian dari minyak cengkeh. Berikut merupakan beberapa pengujian minyak cengkeh yang dapat dilakukan, yaitu:1. Jika minyak cengkeh dicampur dengan ammonia pekat akan membentuk padatan semisolid berwarna kuning.2. Jika dua tetes minyak cengkeh dilarutkan di 4cc alkohol dan diteteskan satu tetes ferri klorida makan akan terbentuk larutan berwarna hijau.3. Jika 1cc minyak cengkeh dicampur dengan 2cc campuran alkohol dan air dengan perbandingan 2:1 maka akan terbentuk larutan yang tidak berwarna.4. Jika 1cc minyak cengkeh dicampur dengan 20cc air panas kemudian dikocok, maka campuran akan menghasilkan reaksi asam apabila dioleskan ke kertas lakmus.Minyak cengkeh dibuat karena mengandung senyawa kimia yang memberikan manfaat dan berguna bagi kesehatan manusia, diantaranya adalah: Sebagai korrigen pada obat-obatan lainnya. Dapat menghilangkan sakit gigi dengan mengoleskannya pada kapas kemudian ditempelkan pada gigi yang mengalami rasa sakit Menghilangkan sakit telinga dengan cara teteskan sekitar 2-5 tetes minyak cengkeh ke gula atau dapat dibuat dalam bentuk emulsinya, kemudian teteskan pada telinga. Dapat digunakan sebagai penyegar nafas dengan cara teteskan 2 tetes minyak cengkeh ke air, kemudian kumur-kumur dengan air tersebut. Dapat digunakan untuk mengatasi asma serta infeksi akibat bakteri di udara dengan menggunakan 2-3 tetes minyak cengkeh dalam uap inhalasi.

II.3 Oleum MyrciaOleum myrcia atau myrcia oil merupakan minyak mudah menguap yang larut dalam alkohol yang dapat diperoleh dengan cara destilasi uap. Tanaman asal : Pimenta racemosa (Bay Rum Tree) Famili : Lauraceae Simplisia : Daun Suku : Myrtaceae Penyebaran : India Timur Warna : kuning pucat Rasa : pedas Bau : harum Kandungan kimia :a. Eugenol 55-65 %b. Khavikol (C9H10O)c. Mircen (C10H16) Manfaat dan Penggunaan : Parfum, bumbu masak, meredakan nyeri otot

II.4 KreosotMinyak atsiri fenol kreosot berasal dari tanaman Fagus grandiflora, suku Fagaceae. Simplisia yang digunakan dalam pembuatan minyak ini adalah kayu (Lignum). Tanaman Fagus grandiflora umumnya menyebar di kawasan Amerika, tepatnya Amerika utara dari New Brunswick sampai ke Florida.Kreosot adalah campuran fenol yang diperoleh dengan destilasi destruktif dari kayu Fagus grandiflora. Kandungan kayu fagus grandiflora berupa guaiacol, kreosot (camp senyawa fenol) dan kreoaot. Penggunaan minyak kreosot adalah sebagai desinfektan dalam proses sterilisasi dan ekspektoran yang umumnya digunakan pada obat-obat batuk.Produk-produk yang dihasilkan dari olahan minyak kreosot ini diantaranya creomulsion berupa sirup Dextromethorphan sebagai obat flu-batuk untuk anak-anak maupun dewasa dan Creo Terpin berupa Dextromethorphan-Guaifenesin) oral. Obat kombinasi Creo Terpin ini digunakan untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh pilek, bronkitis, dan penyakit pernapasan lainnya. Guiafenesin bekerja dengan mengurangi dan melonggarkan lendir di saluran napas, membersihkan sumbatan, dan membuat napas lebih mudah. Dekstrometorfan bekerja pada bagian dari otak sebagai penekan batuk.Minyak kreosot diperoleh dengan penyulingan kayu, kemudian diperoleh sejenis ter,(terbrech) yang kental, coklat kehijauan dan bau spesifik, kemudian disuling uap sehingga didapatkan kreosot (suatu senyawa fenol yang didapatkan dari kayu). Pemerian minyak kreosot menurut Farmakope Indonesia dapat diamati sebagai berikut: Cairan seperti minyak. Hampir tak berwarna atau berwarna kuning. Berbau tajam. Rasa membakar. Dapat bercampur dengan alkohol, eter dan minyak lemak

BAB IIIPENUTUPIII.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya dapat kita ambil kesimpulan, minyak atsiri golongan fenol terdapat 4 jenis yaitu sebagai berikut:1. Oleum Thymi, diperoleh dengan cara destilasi bunga dari tanaman Thymus vulgaris L yang sudah matang kemudian disortir, dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan (tidak langsung terkena sinar matahari arena tanaman mengandung minyak atsiri). Karakteristik oleum thymi meliputi (i) jernih dan memiliki aroma thyme yang kuat, (ii) mengandung thymine C10H16, cymene C13H14 dan thymol C10H14O, dan unsur penting minyak lainnya (iii) minyak thymi murni larut sempurna dalam segala perbandingan alkohol 90%, dan (iv) Dapat dicampur dengan minyak turpentine, pada minyak thymi putih menjadi tidak jernih. Khasiat Oleum thymi yaitu antiseptik dan antispasmodik.2. Oleum Caryophili berasal darj tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dari famili myrtaceae. Minyak cengkeh diambil dengan cara destilasi cengkeh dengan air. Karakteristik oleum caryophili meliputi (i) Setelah melalui proses destilasi tidak berwarna, kemudian akan berubah menjadi warna kuning dan kuning kecokelatan, (ii) Larut di alkohol, eter, dan asam asetat pekat pada volume yang sama. Jika dilarutkan di asam nitrat, maka minyak akan berubah menjadi merah dan ketika dipanaskan akan terbentuk asam oksalat, dan (iv) Mengandung 70-95% eugenol, 2-3% eugenol asetat, sesquiterpene caryophyllene, dan metal amin keton. Khasiat minyak cengkeh yaitu sebagai korrigen, menghilangkan sakit telinga dan sebagai penyegar nafas.3. Oleum Myricia diperoleh dengan cara destilasi uap Tanaman Pimenta racemosa (Bay Rum Tree) Famili Lauraceae. Karakteristik Oleum myrcia meliputi (i)berwarna kuning pucat, (ii) memiliki rasa pedas, (iii) berbau harum dan (iv) memiliki kandungan kimia sebagai berikut Eugenol 55-65 %, Khavikol (C9H10O) dan Mircen (C10H16). Khasiat oleum myricia yaitu sebagai parfum, bumbu masak, dan meredakan nyeri otot.4. Kreosot diperoleh dengan destilasi destruktif kayu Fagus grandiflora. Karakteristik kerosot meliputi (i) cairan seperti minyak, (ii) hampir tak berwarna atau berwarna kuning. (iii) berbau tajam, (iv) menyebabkan rasa membakar, dan (v) dapat bercampur dengan alkohol, eter dan minyak lemak. Kandungan kimia kreosot yaitu guaiacol, kreosot (camp senyawa fenol) dan kreoaot. Manfaat kreosot meliputi sebagai desinfekttan dan ekspektoran.

DAFTAR PUSTAKA http://www.henriettes-herb.com/eclectic/usdisp/thymus_oleu.html diakses 18 Oktober 2014 Deite, Carl. A Practical Treatise on the Manufacture of Perfumery tersedia di http://books.google.co.id/books?id=G6Lr4yKbiHkC&pg=PA147&dq=oleum+thymi&hl=id&sa=X&ei=3KZCVO6sMoKJuAT-pIKoBQ&ved=0CDMQ6AEwAzgK#v=onepage&q=oleum%20thymi&f=false Felter, H., & Lloyd, J. (1898). King's American Dispensatory (1st ed.). Retrieved from http://www.henriettes-herb.com/eclectic/kings/syzygium_oleu.html Wood, G., & Bache, F. (1849). United States Dispensatory and Physicians' Pharmacology (8th ed., pp. 487-488). Philadelphia: Grigg & Elliot. http://www.henriettes-herb.com/eclectic/kings/myrcia_oleu.html http://allbeautynhealth.com/index.php?route=product/product&product_id=345 Heinrich,M, Etc , 2009 .FARMAKOGNOSI DAN FITOTERAPI. EGC. JAKARTA