Upload
prananda
View
1.321
Download
303
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH BIOKIMIA
“METABOLISME KARBOHIDRAT”
Dosen Pengampu :
Hadi Kurniawan, M.Sc, Apt.
Disusun Oleh :
1. Tri Wulandari (I1022141003)
2. Yelda Aprilia (I1022141005)
3. Salfitri (I1022141008)
4. Ridho Bayu Saputra (I1022141021)
5. Julkifli (I1022141027)
6. Ade Afria Nurul Haini (I1022141040)
7. Nurul Fikri (I1022141046)
8. Sutri Harjani (I1022141049)
9. Puput Dian Pratiwi (I1022141052)
10. Yoga Prananda (I1022141053)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yoga Prananda
NIM : I1022141053
Judul Makalah : Metabolisme Karbohidrat
Tanggal pembuatan makalah : 05 Mei 2015
Dosen Pengampu : Hadi Kurniawan,M.Sc,Apt
Makalah Biokimia dengan judul “Metabolisme Karbohidrat” ini dibuat dengan
menggunakan data yang sebenar-benarnya .
Dosen Pengampu
Hadi Kurniawan,M.Sc,Apt
Pontianak , 05 Mei 2015
Ketua Kelompok
Yoga PranandaI1022141053
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan anugerah serta rahmat
dan karunia-Nya sehingga proses dalam pembuatan makalah ini berjalan dengan lancar dan
selesai tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis berkaitan dengan tugas mata kuliah Biokimia
dengan dosen koordinator adalah Bapak Hadi Kurniawan, M.sc, Apt.
Makalah ini merupakan hasil kerja sama teman-teman dari kelompok tiga yang telah
meluangkan waktu dan kesediannya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas saran dari
masing-masing anggota kelompok tiga, makalah yang merupakan tugas dari mata kuliah
biokimia ini dapat terselesaikan.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik yang konstruktif agar penulis dapat memperbaiki makalah biokimia
ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah biokimia mengenai
“METABOLISME KARBOHIDRAT” ini dapat bermanfaat dan juga memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Pontianak , 05 Mei 2015
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iv
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
Bab 2 Pembahasan ........................................................................................................... 3
2.1 Definisi Karbohidrat ...................................................................................... 3
2.2 Jenis karbohidrat ............................................................................................ 3
2.3 Metabolisme Karbohidrat ............................................................................... 8
2.3.1 Tahapan Dalam Metabolisme Karbohidrat ........................................... 7
2.3.1.2 Glikolisis ..................................................................................... 7
2.3.1.2 Dekarboksilasi Oksidatif............................................................. 9
2.3.1.3 Siklus Krebs .............................................................................. 10
2.3.1.4 Transpor Elektron ..................................................................... 11
2.4 Fungsi karbohidrat dalam tubuh .................................................................. 13
Bab 3 Penutup ................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen
dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari.
Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan
galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan laktosa jenis-jenis karbohidrat sederhana
ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu.
Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan enegi
di dalam tubuh), selulosa, serta (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks
dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti nasi, kentang, jagung, singkong,
ubi, pasta, roti dan sebagainya.
Metabolisme mempunyai pengertian yang sangat luas, yang pada prinsipnya dapat
diartikan sebagai semua reaksi kimia atau perubahan kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Metabolisme yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup melibatkan berbagai
reaksi kimia yang saling berkaitan satu dengan yang lain yang saling menunjang. Pentingnya
proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya
menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan
senyawa-senyawa kompleks seperti lambung, usus halus, hati, dan pankreas. Salah satunya
adalah metabolisme karbohidrat yang umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi.
Metabolisme karbohidrat sebagai hasil pencernaan dan absorpsi jenis gula dan jenis
zat tepung ada di dalam darah sebagai glukosa. Kadar gula darah yang normal adalah 100 mg
glukosa setiap ccm darah. Glukosa dapat segera didifusikan ke dalam sel, dan konsentrasi
glukossa yang sama terdapat di dalam cairan tubuh. Glukossa disimpan di dalam hati dan otot
tulang-tulang sebagai glikogen. Proses ini menghendaki kegiatan insulin. Glikogen dalam
otot digunakan sewaktu aktifitas otot dan diisi kembali dengan glukosa gula darah menurut
kebutuhan, dan dalam banyak penyakit diperlukan tambahan kalori oleh badan, dan karena
karbohidrat termasuk jenis makanan yang paling mudah dicerna dan asimilasikan, maka
makanan tambahannya lebih banyak berupa karbohidrat daripada protein ataupun lemak.
2
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang
berjudul “metabolisme karbohidrat”.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme karbohidrat?
2. Bagaimana proses glikolisis?
3. Apakah yang dimaksud dengan glikogenesis dan glikogenolisis?
4. Bagaimanakah siklus asam sitrat?
5. Berapakah energi yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian metabolisme karbohidrat.
2. Mengetahui proses glikolisis.
3. Mengetahui proses glikogenesis dan glikogenolisis.
4. Mengetahui proses siklus asam sitrat.
5. Mengetahui energi yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Karbohidrat di dalam tubuh dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Hutahalung, 2004).
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot
dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Karbohidrat
pada tumbuh-tumbuhan di bentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese
di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak
akan dijumpai (Hutagalung, 2004).
2.2 Jenis karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang
berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul
90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa
itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan mnosakarida, golongan oligosakarida dan
golongan polisakarida (Poedjiadi, 2009) :
2.2.1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri
atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan
ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.monosakarida
yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah
contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa ialah monosakarida yang
mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa ialah ribosa dan ribulosa. Ribosa adalah
suatu aldopentosa, sedangkan ribulosa adalah suatu ketopentosa. Pentosa dan heksosa
(C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting dalam kehidupan. Monosakarida yang
4
dapat dianggap derivat D-gliseraldehida, untuk mengenal monosakarida lebih lanjut, berikut
ini akan dibahas beberapa monosakarida yang penting :
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai
sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Glukosa di alam, terdapat dalam
buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah
atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini
dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam
setelah itu. Jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang
menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari
130 mg per 100 ml darah. Glukosa di alam dihasilkan dari reaksi antara karbon dioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut
fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau
selulosa. Amilum terbentuk dari glukosa dengan jalan penggabungan molekul-molekul
glukosa yang membentuk rantai lurus maupun bercabang dengan melepaskan molekul
air.Sirup glukosa dalam dunia perdagangan dikenal, yaitu suatu larutan glukosa yang
sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa
ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam .
b. Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga mengandun fruktosa. Fruktosa adalah suatu
ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri da karena nya
disebut juga levulosa . pada umunya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa
manis. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis dari
pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan darin glukosa dengan pereaksi
seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl. Pereaksi
ini mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang senjutnya bereaksi
dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi seliwanoff ini
khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berkaitan dengan glukosa membentuk
sukrosa, yaitu sugar yantg biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, yang berasal
dari tebu atau bit.
c. Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berkaitan dengan
glukosa dalalm bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktos
mempunyai rasa kurang manis daripada glukkosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa
5
mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Proses oksidasi oleh
asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas glaktosa menghasilkan asam musat yang
kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh
oksidasi glukosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi
galaktosa, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk Kristal
maupun titik leburnya.
d. Pentose
Beberapa pentose yang penting diantaranya ialah arabinosa, xilosa, ribosa dan 2-
deoksiribosa. Keempat pentose ini adalah aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan
bebas dialam. Arabinose diperoleh dari gom arab dengan jalan hidrolisis, sedangkan
xilosa diperoleh dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa terdapat di urine
seseorang yang disebabkan oleh suatu kelainan pada metabolisme karbohidart. Kondisi
seseorang sedemikian itu disebut pentosuria. Ribose dan deoksiribosa merupakan
komponen dari molekul asam nukleat dan dapat diperoleh dengan cara hidrolisis. Dari
rumusnya tampak bahwa deoksiribosa kekurangan satu atom oksigen dibandingkan
dengan ribose.
2.2.2. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul yang terdiri atas bebrapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang
berikatan satu dengan yang lain , membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang
lain ialahh trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida
yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligasakarida yang paling banyak
terdapat dialam adalah disakarida. Berikut golongan-golongan oligosakarida :
a. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun bit.
Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah
nanas dan wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa
dan fruktosa. Molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu
antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa
melalui atom oksigen. Ke 2 atom karbon tersebut adalah atom karbon yang mempunyai
gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa
dan gugus keton fruktosa. Oleh Karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan
demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion CU2+ atau Ag+ dan
6
juga tidak membentuk osazon. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke
kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam
jumlah ekuimolekular.
b. Laktosa
Hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itub laktos
aadalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara karbon nomor1 pad
agalaktosa dan atom karbon nomor 4 pglukosa. Oleh karenanya melekul laktosa masih
mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempuyai sifat mereduksi
dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α.
c. Maltose
Maltose adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang
terjadi adalah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4 , oleh karenanya
maltose masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih
mempunyai sifat mereduksi. Maltos merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis
amilum dengan asam maupun dengan enzim. Hidrolisis amilum akan memberikan hasil
akhir glukosa. Amilum dalam tubuh kita mengalami hidrolisis menjadi Matosa oleh
enzim amylase.
d. Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida
yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa
berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon satu pada
glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurna,
rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Kenyataannya rafinosa
tidak mempunyai sifat mereduksi. Hal ini disebabkan karena dalam molekul rafinosa
tidak terdapat gugus –OH glikosidik.
e. Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempura, stakiosa
menghasilkan dua molekul galaktosa, satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Hidrolisis parsial dapat dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa
tidak mempunyai sifat mereduksi.
2.2.3. Polisakarida
Polisakarida memempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
7
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain yang disebut
heteropolisakarida. Polisakarida berupa senyawa bewarna putih dan tidak berbentuk Kristal,
tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Golongan-golongan
yang termasuk polisakarida adalah sebagai berikut :
a. Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan.
Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan
biji-bijian. Amilum teridiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28 %) dan sisanya amilopektin.
Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari
1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim
amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase
yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase,
amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β maltose.
b. Glikogen
Glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Glikogen terdapat
dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempat pembentuk glikogen dari glukosa.
Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah menjadi glikogen
sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali. Apabila kadar glukosa darah
menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa kembali, sehingga kadar
glukosa darah normal kembali. Glikogen yang ada didalam otot digunakan sebagai
sumber energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Dekstrin
Reaksi hidrolisis parsial amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
yang dikenal dengan nama dekstrin. Dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis amilum
sebelum terbentuk maltose.
d. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai pembentuk dinding sel. Serat kapas boleh
dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicerna
karena tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan selulosa. Meskipun selulosa
tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh tubuh, namun selulosa terdapat
sebagai serat-serat tumbuhan, sayuran, atau buah-buahan berguna untuk memperlancar
pencernaan makanan.
8
e. Mukopolisakarida
Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas
dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk
mukopolisakarida tersebut adalah gula amino dan asam uronat. Sebagai contoh asam
hialuronat yang merupakan komponen jaringan ikatan yang terdapat pada otot, terbentuk
dari kumpulan unit N-asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat.
Heparin, suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan darah, adalah
mukopolisakarida.
2.3 Metabolisme Karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer
aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya
dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa,
sukrosa dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya
berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses
metabolisme (Rochimah, 2009) :
2.3.1 Tahapan Dalam Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat dalam menghasilkan energi mempunyai beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut :
2.3.1.1. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom
C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron
(H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat)
merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan
energi. proses glikolisis, pada setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP (Rochimah, 2009).
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP
pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke
molekul yang lain. Sel eukariotik pada glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis
terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan
pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap, dari skema tahapan glikolisis
menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP.
9
Sementara itu, energi yang dihasilkan pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2
NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2
NADH. Proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Enzim mentransfer
gugus fosfat dari substrat (molekul organic dalam glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya
disebut fosforilasi tingkat substrat Pada saat tahapan glikolisis tersebut (Rochimah, 2009).
Gambar 2.3.1.1. Tahapan Glikolisis
2.3.1.2 Dekarboksilasi Oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi
oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh
karena itu, tahapan ini disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara glikolisis
dengan siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol
diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Molekul piruvat (3
atom C) pada tahap 1 melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2 (piruvat dipecah
menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Kemudian pada tahap 2, NAD+ direduksi
10
(menerima elektron) menjadi NADH + H+. Selanjutnya pada tahap 3, molekul berkarbon
2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Ko-A. Hasil akhir
tahapan ini adalah asetil koenzim A, CO2, dan 2NADH. Berikut gambar dekarboksilasi
oksidatif dan reaksinya (Rochimah, 2009) :
Gambar 2.3.1.2 Reaksi Dekarboksilasi Oksidatif
2.3.1.3 Siklus Krebs
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam
trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang
mempunyai gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasi
dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam
oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam sitrat
membentuk bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi
Berikut ini tahapan-tahapan dari 1 kali siklus krebs (Rochimah, 2009) :
1. Asetil Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat (4 atom C) sehingga
dihasilkan asam sitrat (6 atom C).
2. Sitrat menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan menerima H2O kembali.
3. Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk - ketoglutarat (5 atom C).
4. Ketoglutarat melepaskan CO2. NAD+ sebagai akseptor atau penerima elektron) untuk
membentuk NADH dan menghasilkan suksinil Ko-A (4 atom C).
11
5. Terjadi fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP (guanosin trifosfat) dan
terbentuk suksinat (4 atom C).
6. Pembentukan fumarat (4 atom C) melalui pelepasan FADH2.
7. Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk malat (4 atom
C).
8. Pembentukan oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH. satu siklus Krebs
tersebut hanya untuk satu molekul piruvat saja.
Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul piruvat (untuk 1 molekul
glukosa). Oleh karena itu, hasil akhir total dari siklus Krebs tersebut adalah 2 kalinya.
Dengan demikian, diperoleh hasil sebanyak 6 NADH, 2FADH2 dan 2ATP (ingat: jumlah
ini untuk katabolisme setiap 1 molekul glukosa (Rochimah, 2009).
Gambar 2.19 Hasil Siklus Krebs
2.3.1.4 Transpor Elektron
Sebelum masuk rantai tanspor elektron yang berada dalam mitokondria, 8 pasang
atom H yang dibebaskan selama berlangsungnya siklus Krebs akan ditangkap oleh NAD
dan FAD menjadi NADH dan FADH. Pada saat masuk ke rantai transpor elektron,
molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi
12
secara berantai dengan melibatkan beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan
H2O. Beberapa zat perantara dalam reaksi redoks, antara lain flavoprotein, koenzim A dan
Q serta sitokrom yaitu sitokrom a, a3, b, c, dan c1. Semua zat perantara itu berfungsi
sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron (electron carriers) untuk 1 molekul NADH2
yang masuk ke rantai transpor elektron dapat dihasilkan 3 molekul ATP sedangkan dari 1
molekul FADH2 dapat dihasilkan 2 molekul ATP (Kistinnah, 2009).
Molekul pertama yang menerima elektron berupa avoprotein, dinamakan avin
mononukleotida (FMN). Selanjutnya, elektron dipindahkan berturut-turut melewati
molekul protein besi-sulfur (Fe-S), ubiquinon (Q atau CoQ), dan sitokrom (Cyst). Elektron
melewati sitokrom b, Fe-S, sitokrom c1, sitokrom c, sitokrom a, sitokrom a3, dan oksigen
sebagai penerima elektron terakhir. Akhirnya terbentuklah molekul H2O (air). Pada sistem
transportasi elektron, NADH dan FADH2 masing-masing menghasilkan rata-rata 3 ATP
dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2 NADH hasil dekarboksilasi oksidatif
masing-masing menghasilkan 6 ATP. Sementara itu, 6 NADH dan 2 FADH2 hasil siklus
Krebs masing-masing menghasilkan 18 ATP dan 4 ATP. Jadi, sistem transportasi elektron
menghasilkan 34 ATP (Rochimah, 2009).
Setiap molekul glukosa akan menghasilkan 36 ATP dalam respirasi. Hasil ini berbeda
dengan respirasi pada organism prokariotik. Telah diketahui bahwa oksidasi NADH atau
NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membrane mitokondria, namun ada NADH yang
dibentuk di sitoplasma (dalam proses glikolisis). Pada organism eukariotik, untuk
memasukkan setiap 1 NADH dari sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1 ATP.
Dengan demikian, 2 NADH dari glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah dikurangi
2 ATP. Sementara itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem membran
13
dalam maka tidak diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke dalam mitokondria
sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP. Akibatnya total hasil bersih ATP yang dihasilkan
respirasi aerob pada organisme prokariotik, yaitu 38 ATP (Sembiring, 2009).
2.4 fungsi karbohidrat dalam tubuh
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, seperti rasa, warna dan tekstur. Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah
(Hutagalung, 2004) :
1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi
enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati
dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan
energi merupakan prioritas pertama, bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi
untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan
atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan
fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan
meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini
berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak
dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu dalam hepar.
14
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat
dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar
defekasi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan mengenai metabolisme karbohidrat ini
adalah :
1. Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses perubahan-perubahan kimiawi
yang secara umum menghasilkan energi bagi kebutuhan, baik dari sel maupun sampai
ke suatu individu.
2. Proses glikolisis merupakan proses yang menyebabkan terjadinya konversi satu
molekul glukosa mejadi dua molekul piruvat yang menghasilkan asam piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP
3. Proses dekarboksilasi karbohidrat merupakan proses sambungan antara glikolisis dan
siklus krebs yang terjadi di dalam mitokondria dan menghasilkan asetil koenzim A,
CO2, dan 2NADH
4. Energi yang dihasilkan pada metabolisme karbohidrat yang meliputi beberapa tahap
adalah 36 ATP dan pada sel prokariotik menghasilkan 38 ATP.
3.2 Saran
Saran yang didapat dari makalah yang telah dibuat mengenai metabolisme karbohidrat
ini adalah :
1. Sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus bisa memahami materi mengenai
metabolisme karbohidrat ini.
2. Penulis juga berharap saran dari para pembaca sangat yang bertujuan agar pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan dapat lebih bermanfaat bagi penyusun
dan pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara
Kistinnah, Idun dan Endang, Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Rochmah, Sit Nur. 2009. Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
Sembiring, Langkah. 2009. Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.