Upload
fitriana-bachtiar
View
724
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Permasalahan kemacetan Jakarta telah menjadi permasalahan yang lumrah namun
belum terpecahkan hingga kini. Berbagai aspek telah terkena imbasnya sehingga
menyebabkan pemborosan dan penggunaan energi secara tidak efisien. Akibatnya
pembangunan dan mobilisasi masyrakat terganggu yang berdampak pada menurunnya
produktivitas dalam berbagai bidang pekerjaan.
Tidak hanya masyarakat Jakarta saja yang kewalahan, masyarakat luar Jakarta
yang bermata pencarian di Ibu Kota pun ikut menjadi korban dari permasalahan kemacetan
Jakarta yang tidak kunjung selesai. Hal ini merupakan hal vital yang dapat menghambat
proses pembangunan masyrakat Jakarta pada khususnya dan daerah – daerah
disekitarnya.
Ini adalah salah satu kajian yang sangat menarik karena kita sebagai mahasiswa
dituntut juga untuk krisis dalam menghadapi masalah ini. Dan bagaimanapun dan
kemungkinan apapun bisa saja terjadi, namun bila kita menyikapinya secara kritis, paling
tidak kita dapat memebantu menemukan solusi dari permasalahan yang sangat vital ini
dimasa depan sehingga dapat menjadi tonggak meningkatnya pembangunan negeri tercinta
kita Indonesia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN PENULISAN 1
C. RUMUSAN MASALAH 1
BAB II. PEMBAHASAN MASALAH 2
A. PENGERTIAN KEMACETAN JAKARTA 2
B. AKIBAT TERJADINYA KEMACETAN JAKARTA 2
C. 7 CARA MENGATASI KEMACETAN DIJAKARTA 6
D. TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP KRISIS EKONOMI GLOBAL 7
BAB III. PENUTUP 9
A. KESIMPULAN 9
B. SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan Kemacetan Jakarta merupakan permasalahan yang sudah lumrah dan
menjadi sesuatu yang vital. Karena dampaknya menjalar ke berbagai aspek kehidupan
sehingga menyebabkan krisis dan pemborosan. Apabila permasalahan ini dapat
ditanggulangi atau setidaknya diminimalisir maka pembangunan di pusat pemerintahan akan
berjalan dengan lebih efisien sehingga dapat mempercepat pembangunan di daerah –
daerah lain di Nusantara. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai hal
penting mengenai Permasalahan Kemacetan Jakarta. Kemacetan telah menjadi isu yang
sangat serius dalam beberapa tahun terakhir. Dikhawatirkan di tahun 2015 mendatang
wilayah DKI Jakarta akan mengalami kemacetan total. Perlu perhatian dan upaya serius dari
pemerintah daerah untuk menanggulangi kemacetan. Selain itu, masyarakat juga harus turut
andil dalam mengurangi kemacetan.
B. TUJUAN PENULISAN
Agar mahasiswa lebih kritis terhadap masalah yang tengah melanda Ibu Kota sebagai
pusat pemerintahan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran kelak dan
sebagai sumber inspirasi bagi masyrakat luas agar lebih memahami dan kritis terhadap
Permasalahan Kemacetan Jakarta agar dapat ditanggulangi sedini mungkin sehingga dapat
menciptakan manfaat bagi masyarakat luas.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan permasalahan: Apa itu Permasalahan Kemacetan Jakarta ?
Mengapa Kemacetan di Jakarta bisa terjadi ?
Sektor apa saja yang terkena imbas dari Permasalahan Kemacetan Jakarta tersebut?
Bagaimana cara mengatasi Permasalahan Kemacetan Jakarta tersebut?
Apa tanggapan kita sebagai mahasiswa terhadap masalah ini?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENGERTIAN KEMACETAN JAKARTA
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak
mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya
kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta. Kemacetan lalu lintas
menjadi masalah sehari – hari diJakarta.
AKIBAT TERJADINYA KEMACETAN DIJAKARTA
1. DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN
Dewan Transportasi Kota Jakarta menyebutkan kerugian akibat kemacetan sepanjang tahun
ini mencapai Rp 28 triliun. Secara nasional, kerugiannya hingga Rp 32 triliun. Karena macet, banyak para pengguna jalan kehilangan waktu dan sebagainya. Selama 2011, kerugian
akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp 28 triliun atau 32 triliun untuk angka kerugian
akibat macet secara nasional. Angka itu berasal dari bahan bakar terbuang, waktu
pengguna yang terbuang dan kerusakan lingkungan akibat gas karbon. Selanjutnya
dikatakan bahwa tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai
tahap yang sangat mengkhawatirkan. Dampak ekonomi yang cukup tinggi (Rp 30 triliun per
tahun) merupakan indikator mutlak bahwa perlu diupayakan secepatnya program untuk
mengatasi kemacetan lalu lintas.
2. DAMPAK TERHADAP PSIKOLOGIS
Macet di Jakarta sudah menggila dan membuat stres semua orang. Kalangan pengusaha
pun khawatir macet di ibukota bisa membawa dampak psikologis pada karyawan dan pada
akhirnya bisa menurunkan produktivitas. Selain dampak psikologis yang bisa menurunkan
produktivitas karyawan, macet di ibukota juga telah meningkatkan biaya produksi yang lebih
besar. Karenanya, para pengusaha pun berniat untuk untuk memindahkan usahanya ke luar
negeri.
3. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Kemacetan merupakan “makanan” sehari-hari penduduk di Indonesia, khususnya di kota-
kota besar seperti di Jakarta. Setiap partikel karbondioksida yang dikeluarkan oleh
kendaraan pun menjadi bagian yang membahayakan bagi para pengguna jalan dan
penduduk di sekitar daerah kemacetan. Penyakit pernapasan, jantung, dan kanker adalah
sebagian efek samping yang kerap menjadi perhatian. University of Southern California
yang menganalisis efek polusi udara terhadap kesehatan otak 7.500 wanita di 22 negara
bagian di Amerika Serikat, melaporkan bahwa gas buangan kendaraan bermotor dapat
memengaruhi kapasitas mental, inteligensi, dan stabilitas emosi. Berdasarkan hasil
penelitian di Belanda, menghirup asap kendaraan bermotor selama 30 menit dapat
meningkatkan intensitas kerja otak yang memengaruhi perilaku, kepribadian, kemampuan
mengambil keputusan, dan meningkatkan stres. Dalam penelitian lain di Columbia University
dan Harvard University ditemukan bahwa 90 hari terekspos dengan polusi udara dapat
memengaruhi molekul gen bayi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New York,
Boston, Beijing, dan Krakow didapatkan bahwa anak-anak yang tumbuh di sekitar daerah
dengan emisi CO2 yang tinggi memiliki tingkat inteligensi yang lebih rendah. Mereka juga
lebih mudah mengalami depresi, kecemasan, dan kesulitan konsentrasi. Selain anak-anak,
orang dewasa pun dapat merasakan pengaruh dari emisi CO2, yaitu mengalami masalah
ingatan dan pikiran, serta kemungkinan meningkatnya risiko terkena penyakit Alzheimer dan
Parkinson. Tingkat polusi udara yang tinggi akibat kendaraan bermotor juga memengaruhi
kandungan. Heather Volk dari USC Keck School of Medicine menemukan bahwa ibu-ibu
yang tinggal 1.000 kaki dari jalan raya di Los Angeles, San Francisco, dan Sacramento
kemungkinan besar akan melahirkan anak dengan gangguan autisme. Sebuah penelitian
jangka panjang yang dikembangkan oleh Frederica Perera dari Columbia University’s
Center for Children’s Enviromental Health menunjukkan adanya pengaruh buruk dari emisi
CO2 terhadap kandungan. Perkembangan kapasitas mental yang lambat, tingkat IQ yang
lebih rendah, serta tingkat kecemasan, depresi, dan kesulitan konsentrasi merupakan
sebagian dari efek samping yang dihasilkan. (Sumber:www.jagatreview.com)
B. 7 CARA MENGATASI KEMACETAN DIJAKARTA
1. Parking surcharge, bukan road pricing
Road pricing bagus, tapi repot pelaksanaannya dan rawan pelanggaran. Ada cara lebih
mudah dan efektif: kenakan saja biaya parkir tambahan yang cukup tinggi (Rp 20.000 per
sekali masuk?) di luar biaya parkir resmi buat seluruh kendaraan yang parkir di kawasan
bisnis utama Jakarta. Orang akan enggan membawa mobil ke kawasan tersebut . Kalaupun
membawa mobil, kalau sudah parkir akan enggan mengeluarkannya lagi. Untuk bepergian
mereka akan terdorong untuk memilih berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum.
2. Jalur pejalan kaki bukan jalur sepeda
Supaya orang tidak sedikit-sedikit membawa mobill, trotoar harus tersedia di semua jalanan
padat di Jakarta. Dengan demikian, untuk keperluan singkat -- makan siang, misalnya --
orang tak perlu berkendara. Jalur pejalan kaki yang baik juga akan merangsang orang untuk
naik kendaraan umum. Sekarang ini kalau Anda turun bus TransJ di Jalan Buncit Raya,
misalnya, Anda akan bingung: mau jalan dimana, tidak ada trotoar? Membangun jalur
sepeda saat ini terlalu berlebihan. Jakarta terlalu luas, sepeda bukan solusi transportasi.
Kendaraan umum plus jalur pejalan kaki yang baik lah solusi yang tepat.
3. Berlakukan undang-undang tenaga kerja untuk pekerja transportasi
Saat ini sopir dan pembantu sopir metromini dan mikrolet tidak diikat dalam perjanjian kerja
yang jelas, yang sesuai dengan peraturan perburuhan. Mereka tidak digaji tetapi dikenai
target setoran (dan mendapatkan kelebihannya). Mereka pun terdorong untuk berperilaku
seperti yang kita lihat seekarang: berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang, ngetem, main serobot, dan sebagainya. Akibatnya, mereka menambah
keruwetan lalunlintas yang sudah padat. Kalau mereka digaji seperti tenaga kerja lain
dorongan untuk bersaing merebut penumpang akan berkurang dan bisa diharapkan mereka
akan mengendarai mobil dengan lebih tertib.
4. Secara bertahap perbaiki kualitas kendaraan umum
Kendaraan umum di Jakarta, terutama metromini dan yang sejenisnya, banyak yang sudah
tak layak jalan. Sering mogok dan taka nyaman dinaiki. Kalaunsudah mogok menutupi jalan.
Tidak perlu diganti seluruhnya secara langsung. Bertahap saja. Persyaratan untuk
pengadaan baru ditambah (misal, perlu pakai pendingin udara).
5. Normalisasi jalan
Jalan di Jakarta banyak yang tidak standar: lajur menyempit mendadak atau malah hilang,
lajur putar balik atau belok kanan tidak ada sehingga mengganggu kendaraan yang mau
lurus, dan sebagainya. Ketimbang membangun jalan baru, Pemda DKI lebih baik
menormalisasi jalan-jalan yang tak standar ini. Tentu perlu pembebasan tanah, terutama
disekitar persimpangan tapi pasti tanah yang perlu dibebaskan tak akan sebanyak kalau
membangun jalan baru.
6. Marka jalan dibuat lagi
Sebagian besar jalan di Jakarta tak punya maraka-marka jalan -- pembatas antar lajur,
penanda arah lajur, garis berhenti di perempatan, dan sebagainya. Marka-marka jalan harus
dibuat lagi supaya pengendara bisa lebih disiplin dan kalau melanggar bisa ditilang. Sangat
memalukan bahwa Jakarta tak bisa membuat marka jalan dengan benar. Lihatlah Surabaya
atau Yogyakarta. Jalan-jalan di sana mulus rapi dan dengan dilengkapi marka yang lengkap
dan jelas tak seperti Jakarta yang jalnnya bipeng-bopeng serta polos tanpa tanda apa-apa
untuk membantu pengendara.
7. Aturan lalu lintas ditegakkan benar
Pengendara harus diajari disiplin. Setiap pelanggaran harus ditilang. Kendaraan yang tak
memenuhi syarat -- terutama kendaraan umum -- harus dikandangkan. Saya yakin dengan 7
langkah mudah di atas, lalu lintas Jakarta akan menjadi jauh lebih baik. Jumlah kendaraan
yang lalu lalang akan berkurang, kendaraan umum akan diminati, dan orang akan rela untuk
berjalan kaki untuk tujuan-tujuan dekat.
C. TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP PERMASALAHAN KEMACETAN DIJAKARTA
Sebagai Mahasiswa yang merupakan golongan intelektual maka wajib agar bersikap
kritis terhadap permasalahan kemacetan Jakarta. Secara intelektual mahasiswa dapat
melakukan pengkajian agar masalah tersebut dapat ditanggulangi.
Sebagai mahasiwa kita dapat melakukan penanggulangan kemacetan dimulai dari hal
kecil seperti menggunakan transportasi umum, tertib dalam berkendara serta mematuhi
peraturan lalu lintas sehingga dapat tercipta kenyamanan bagi para pengguna jalan.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Kemacetan merupakan situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
b. Kemacetan terjadi karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan dan dapat disebabkan
faktor – faktor lain.
c. Dampak kemacetan dapat berimbas terhadap berbagai aspek seperti aspek ekonomi,
psikologis dan kesehatan.
d. Cara menanggulangi dan meminimimalisir kemacetan adalah dengan pembangunan sarana
dan prasarana bagi para pengguna jalan.
e. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan
kehidupan yang terjadi saat ini seperti permasalahan kemacetan di Jakarta . Paling tidak
dari hal kecil, sehingga untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya bahkan dapat
menanggulanginya.
B. SARAN
Kepada masyarakat agar lebih menaati peraturan lalu lintas dan manfaatkanlah
transportasi umum sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisir. Bagi
pemerintah agar membangun sarana dan prasarana yang memadai bagi pengguna jalan
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan meminimalisir kemacetan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.comwww.wikipedia.comwww.jagatreview.com
TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA
OLEH
Nama :Chrisilia Yunisia de Fretes
NPM : 23209891
Kelas : 3EB17
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena atas tuntunan-
Nya yang telah memberi rahmat dan hikmat-Nya kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan penulisan ini yang berjudul “HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA ”
sebagai syarat pemenuhan nilai pada mata kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
Selama penyusunan penulisan ini penulis telah mendapat pengalaman yang sangat
berharga dalam berbagai hal. Selain itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis juga
mendapat berbagai hambatan, akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan baik secara
moral maupun materi dalam berbagai pihak, akhirnya semua dapat teratasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada penulisan ilmiah ini.
Oleh sebab itu penulis dengan senang hati akan menampung dan menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan materi dan isi dan penulisan
ilmiah ini.
Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang
memerlukan.
Bekasi,23 Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Hiruk pikuk kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang lazim tentunya bagi para penduduk
Ibukota Indonesia ini karena kemacetan merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta.
Kemacetan yang terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu-lintas di ibukota
terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan. Hal ini terjadi karena
pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang sehingga
membuat lalu-lintas Jakarta begitu macet.
Kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah utama kota Jakarta sudah menjadi rahasia
umum. Pada tahun 2011 Presiden SBY telah menegaskan bahwa Jakarta harus bebas
dari kemacetan lalu-lintas pada tahun 2020 dan harus ada kemacuan yang signifikan
pengurangan kemacetan pada tahun 2014, oleh karena itu warga Jakarta dan
Pemerintah harus memikirkan hal-hal untuk memperbaiki dan mencari berbagai
alternatif upaya pemecahan masalah kemacetan di Jakarta.
Walaupun saat ini sudah ada transjakarta atau busway tetapi itu tidak menjamin bahwa
kemacetan di Jakarta bisa di atasi. Pada tahun 2009 saja , jumlah kendaraan kembali
naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010,
peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta
mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan,
kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta. Memang
tahun ke tahun jumlah volume kendaraan di ibukota bukannya semakin berkurang tapi
malah semakin bertambah, tapi itulah kenyataannya. Untuk itu harus ada upaya ekstra
dan tegas yang harus dilakukan oleh pemerintah.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan ini adalah:
1. Kapan kemacetan itu terjadi ?2. Kenapa samapai terjadi kemacetan ?3. Mengapa sampai kemacetan di Jakarta bertambah parah ?4. Pihak mana saja yang menyebabkan kemacetan ?5. Langkah-langkah apa saja yang dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi
kemacetan ?
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan masalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan Jakarta2. Untuk mengetahui dampak negatif dari kemacetan di Jakarta3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kemacetan di Jakarta
I.4. Sumber Data
Sumber data yang penulis pakai adalah data primer dalam bentuk observasi dan data
sekunder dalam bentuk browsing melalui internet.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu-
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan atau
bisa dikatakan volume kendaraan lebih besar dari pada volume jalan.
II.2. Waktu dan Asal Terjadinya Kemacetan di Jakarta
Bagi Jakarta, seolah tiada hari tanpa kemacetan, kecuali pada saat hari-hari raya
keagamaan seperti saat lebaran maupun natalan, karena pada saat lebaran maupun
natalan ruas-ruas jalan di Ibukota Indonesia ini begitu lengang karena banyak warga
ibukota yang merayakan lebaran maupun natalan bersama keluarga di luar kota Jakarta.
Kebanyakan warga Jakarta dan sekitarnya pasti sering mengalami betapa besarnya
perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan bila keluar rumah
lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu kemacetan sudah dimulai terjadi.
Puncaknya pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja salah satunya di daerah Stasiun
Kota-Kota Tua Jl. Taman Stasiun Kota No. 1, Jakarta Barat yang bisa dilihat pada
beberapa gambaran dibawah ini
Mengapa kemacetan lalu lintas di Jakarta senantiasa terjadi pada jam-jam yang
disebutkan di atas? Jakarta bagaikan kota sentral yang di kelilingi oleh kota-kota “satelit”
yaitu: Tanggerang dan sekitarnya, Bogor dan sekitarnya serta Bekasi dan sekitarnya.
Pada saat tertentu kendaraan keluar-masuk Jakarta banyak yang berasal dari warga
Jakarta sendiri tetapi juga ditambah kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit yang
jumlah menyamai atau mungkin melebihi kendaraan asal Jakarta. Ada yang sekedar
melewati (misalnya dari Tangerang menuju Bekasi akan melewati Jakarta), tetapi ada
juga yang memasuki Jakarta dan berdiam atau berkeliaran selama beberapa jam
sebelum kembali ke kota masing-masing.
II.3. Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan di Jakarta
1. Faktor jalan raya (ruang lalulintas jalan)
2. Factor kendaraan3. Factor-faktor lain
II.3.1. Faktor Jalan Raya (Ruang Lalu-lintas Jalan)
Faktor jalan raya adalah factor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri. Buruknya
kondisi ruang lalu-lintas jalan serta sempit/terbatasnya ruang jalan yang menghambat
pergerakan pengguna jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan antara lain :
Adanya kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan Pemanfaatan ruang jalan untuk urusan yang bukan semestinya, misal: jalan
digunakan untuk praktik pasar, berjualan, dan perpakiran.
II.3.2. Faktor Kendaraan
Fakor kendaraan adalah factor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi
jalan raya. Beberapa hal yang menyangkut kondisi kendaraan dapat berupa jenis,
ukuran, kuantitas(jumlah) dan kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya.
Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya,
banyaknya jenis kendaraan berukuran besar yang menyebabkan mudah
terjadinya overload di suatu ruas jalan.
Saat ini factor kendaraan beroda empat khusunya untuk mobil pribadi merupakan
kontributor terbesar penyebab kemacetan lalu-lintas di Jakarta, diikuti sepeda motor
angkutan umum dan sebagai kontributor terbesar kedua dan ketiga. Logikanya, banyak
mobil pribadi yang beroperasi di jalan raya pada suatu saat tertentu secara bersamaan
yang akan menyita lahan(ruang) jalan yang memang sudah sangat terbatas. Selain itu,
pemakai mobil pribadi di Jakarta sangat tidak efisien. Yang dimaksud dengan tidak
efisien adalah jumlah penumpang(termasuk pengemudi) hanya 1 atau 2 orang di dalam
satu mobil.
Selain itu pengoperasian Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam
artian masih kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga
menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.
II.3.3.Faktor-Faktor lain
Banyak factor-faktor lain selain kedua factor komponen diatas misalnya:
Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena
masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat
kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
Ada perbaikan jalan,
Bagian jalan tertentu yang longsor,
Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti : berjalan
lambat di lajur kanan dan sebagainya
Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus lalu lintas
II.4. Dampak Negatif Kemacetan
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain
1. Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
2. Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
3. Kehausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
4. Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
5. Meningkatkan stress pengguna jalan,6. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam
kebakaran dalam menjalankan tugasnya
Dampak Kemacetan Menurut LIPI
Dampak dari kemacetan, menurut penelitian LIPI tahun 2007, adalah kerugian sosial
yang diderita masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun akibat pemborosan nilai
waktu dan biaya operasi kendaraan, terutama bahan bakar. Kecepatan kendaraan yang
rendah menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi tinggi.
Kehausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak berfungsi
dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi gas buang yang
dapat menyebabkan pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.
Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di dunia
setelah Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu perhitungan
yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai Rp 43 triliun per
tahun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomi kota,
bahkan negara dan merosotnya kualitas hidup warga kota akibat polusi udara dan stress.
Contohnya, angkutan umum yang seharusnya dapat mengangkut enam rit per hari
menjadi tiga rit, karena macet.
II.5. Rasio Kendaraan
Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah kendaraan di Jakarta pada
2007 sebanyak 5,8 juta kendaraan dengan rincian 2,2 juta mobil dan 3,6 juta motor.
Pada 2008, jumlah kendaraan kembali meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan dengan
rincian 2,3 juta mobil dan 4 juta motor.
Pada tahun 2009, jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4
juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus
angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011,
meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan
kendaraan roda dua hampir 5 juta
Rasio kendaraan yang begitu meningkat dari tahun ke tahun memang merupakan hal
yang sangat sulit untuk dihindari. Dengan rasio kendaraan yang tiap tahunnya
meningkat tentunya tidak mengurangi kemacetan ataupun memperbaiki lalu-lintas di
Jakarta tapi malah justru semakin memperburuk lalu-lintas ibukota ini.
II.6. Solusi Untuk Mengatasi Kemacetan di Jakarta
Untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu-lintas di Jakarta, tidak dapat dicapai
dengan cara-cara yang “biasa”. Agar tingkat kemacetan di Jakarta dapat dikurangi, maka
upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dalam arti dilakukan dengan serius, menyeluruh dan tidak setengah-setengah.
Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain :
1. Memperbaiki jalan-jalan yang rusak2. Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk
dilebarkan.3. Menertibkan pedagang asongan yang beroperasi dipersimpangan jalan4. Membuat jalur khusus sepeda motor di ruas-ruas jalan tertentu5. Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki6. Membatasi jumlah maksimum armada angkutan umum per trayek yang boleh
beroperasi7. Regulasi operasi kendaraan dengan nomor ganjil awal plat nomor kendaraan,
Misalkan nomor awal ganjil pada hari senin tidak boleh beroperasi, bolehnya selasa, kamis, Jumat dan sabtu, dst
8. Regulasi opeasi warna kendaraan, misalkan Hari senin Mobil pribadi berwarna Hitam, Putih Dan merah saja yang boleh beroperasi, dll
9. Pada keadaan jalan tertentu yang memadai Kendaraan Roda dua dan 4 dipisahkan, agar tidak terjadi deadlblock
10. Perusahaan yang memiliki karyawan menggunakan kendaraan pribadi dalam jumlah tertentu harus memiliki jemputan sendiri
11. Membersihkan angkutan umum dari orang-orang yang mencari nafkah dengan cara kekerasan seperti ; pencopet dan penodong agar warga merasa lebih aman.
12. menaikkan biaya parkir di gedung-gedung komersial, seperti mall, dan jalan-jalan utama.
13. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway
1. Memindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lain di luar pulau Jawa
Itulah beberapa upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota. Memang upaya-
upaya tersebut bukanlah hal gampang yang bisa dilaksanakan tapi jika ingin Jakarta
terbebas dari kemacetan sebisa mungkin harus ada upaya yang tegas untuk mengurangi
kemacetan yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Dari pembahasan masalah pada bab II penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
walaupun banyak factor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta, tetapi
penulis dapat mengambil tiga persoalan pokok penyebab terjadinya kemacetan yaitu :
1. Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah lahan ruang jalan melalui pembangunan jalan-jalanflyover.
2. Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien3. Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih
kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.
III.2. Saran
Saran yang dapat penulis berika yaitu
1. Peningkatan kuantitas armada busway dan peningkatan kualitas pelayanan busway agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke busway
2. Pembatasan usia kendraan bermotor setelah busway berjalan baik3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan
pedagang kaki lima yang melanggar aturan4. Aturan yang ketat dan tegas terhadap arus urbanisasi dengan cara seperti
pemeriksaan KTP di perketat, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar
Daftar Pustaka
http://alfaridzy.wordpress.com/tag/artikel-kemacetan-jakarta/
http://auliaswastikafitri.blogspot.com/2011/01/makalah-masalah-kemacetan-lalu-
lintas.html
http://www.infodokterku.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-
lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-
sebelumnya&Itemid=30
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan]
http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/03/05/143/Mengurai-Kemacetan-Lalu-
lintas-di-Jakarta