27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranan penting dan strategis. Seorang guru diharapkan dapat berkomunikasi , pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan siswa, serta siswa dengan siswa, tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut menciptakan suasana belajar – mengajaryang efektif. Ia harus mampu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar – mengajar serta pandai menarik minat dan perhatian siswa. Sikap profesional seorang guru dapat menumbuhkan konsep diri positif para siswa. Bila tepat aplikasinya, para siswa lambat laun menjadi manusia yang dapat memandang dirinya secara positif. Tapi kenyataan berkata lain, sikap keguruan dari calon guru dewasa ini seolah –olah berkembang dengan sendirinya sebagai hasil sampingan (efek penggiring ) dari apa yang telah dipelajarinya. Akibatnya sikap keguruan para guru banyak yang belum muncul , padahal sikap merupakan salah satu unsur yang penting dalam menjalankan pengajaran. 1

Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranan penting dan strategis.

Seorang guru diharapkan dapat berkomunikasi , pandai mengasuh dan menjadi teman

belajar bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar

guru dan siswa, serta siswa dengan siswa, tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut

menciptakan suasana belajar – mengajaryang efektif. Ia harus mampu membangun

motivasi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar – mengajar serta pandai menarik

minat dan perhatian siswa.

Sikap profesional seorang guru dapat menumbuhkan konsep diri positif para

siswa. Bila tepat aplikasinya, para siswa lambat laun menjadi manusia yang dapat

memandang dirinya secara positif. Tapi kenyataan berkata lain, sikap keguruan dari

calon guru dewasa ini seolah –olah berkembang dengan sendirinya sebagai hasil

sampingan (efek penggiring ) dari apa yang telah dipelajarinya. Akibatnya sikap

keguruan para guru banyak yang belum muncul , padahal sikap merupakan salah satu

unsur yang penting dalam menjalankan pengajaran.

Penguasaan kecerdasan Spiritual, emosional dan intelektual dari calon guru

banyak yang salah kaprah, bahkan terkesan banyak yang menghindari penerapan ketiga

komponen kecerdasan ini, akibatnya pengelolaan kelas begitu kering, tanpa makna, dan

minim kreatifitas. Melihat begitu pentingnya sikap bagi seorang guru, maka judul yang

kami angkat ini membahas bagaimana kita dapat mengetahui hubungan guru dengan

murid dan sebaliknya. Bisa menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan modalitas

karakter kepribadian yang unik dari setiap siswanya. Mengenali lebih dekat kecerdasan

emosional dan spiritual dan bagaiman melejitkannya, mengkoneksikan dan

mensinergikan dalam aktivitas sehari – hari.

1

Page 2: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami ingin mencuatkan hal hal yang berpedoman pada kecerdasan

Spiritual , emosional dan intelektual. Ini menyiratkan bahwa makalah ini bisa jadi

spesifikasinya lebih ke psikologi dan nilai – nilai SEI Quetient ( kecerdasan

spiritual,emotional,intelektual). Dan pasti akan membahas hal ‘berbeda’ dengan dengan

isi diktat Profesi pendidikan, dengan tujuan makalah ini sebagai ‘pengayaan’ dalam segi

Spiritual, emosional dan intelektual. Permasalahan yang diangkat akan diberikan –

insyaallah- solusinya. Secara garis besar pembahasan makalah ini merupakan bagian

dari pengembangan sikap keprofesionalan seorang guru.

C. Tujuan Masalah

Makalah ini bertujuan agar kita para calon pendidik dapat benar –benar

memahami fungsi dan tugas kita sebagai pendidik, dan bagaimana cara kita bersikap

baik kepada siswa, maupun lingkungan luar. Selain itu, seorang calon guru dapat

menjadikan makalah ini untuk men check in apakah dirinya sudah memiliki sikap yang

profesional atau malah mengkoleksi sikap yang merusak, semoga ini bisa membantu

anda umumnya, dan kami yang masih ‘hijau’ ini khususnya.

2

Page 3: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

BAB II

PEMBAHASAN

Saat ini kita dihadapkan pada situasi pendidikan yang cenderung tidak

menghasilkan kualitas Sumber Daya Lulusan sekolah yang dapat diandalkan. Dan hal

tersebut diakibatkan banyak faktor yang kompleks, mulai dari sistem pendidikan,

kurikulum, fasilitas belajar,kompetensi guru dalam mengajar dan sebagainya. Tetapi

yang pertama dan paling utama, tetap berpulang kembali kepada sikap dari seorang guru

dalam menjalankan tugasnya.

Ada berbagi hal yang patut disorot, yaitu :

A. KONSEP DIRI , SIKAP DAN TIPE – TIPE GURU

1. Konsep diri

Konsep diri (KD ) adalah sesuatu yang dijadikan pegangan hidup seseorang, bisa

jadi konsepnya itu berbentuk motto hidup atau mengidolakan seseorang, tentunya kita

sebagai umat islam seharusnya mengidolakan sosok rasulullah sebagai uswatun

hasanah.

Bagi seorang guru, kita harus dapat membangun KD yang positif, karena bila

yang muncul dikemudian hari malah KD Negatif, maka ini akan berimbas pada diri si

guru dan anak didiknya. Menurut Clara R.Pudji Jogyanti (1988) individu yang memiliki

KD negatif akan menunjukkan kecemasan yang tinggi, perasa, menolak diri, merasa tak

berharga dan sulit berhubungan dengan orang lain. Seorang individu yang mempunyai

KD negatif , secara umum menunjukkan penyesuaian emosi dan sosial yang buruk. Hal

ini menimbukan asumsi bahwa cukup masuk akal apabila seorang guru memiliki KD

negatif akan mengalami kesulitan emosi dan sosial dalam melaksanakan pengajaran1.

1 Ramly.A.T.2006.Menjadi guru idola. Hal 13-15

3

Page 4: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Untuk membuat KD kita menjadi positif, pada awalnya kita ingat bahwa

ALLAH SWT dalam surah attin: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia

dalam bentuk yang sebaik-baiknya .jadi kita adalah mahluk yang sangat sempurna.

Tetapi penciptaan Allah ini masih berupa potensi, ibarat suatu barang yang belum

diolah menjadi sesuatu yang lebih ekonomis dan bermanfaat, maka acapkali potensi kita

tidak tergali dengan baik.

Untuk memiliki sikap yang baik dihadapan anak didiknya, seorang guru perlu

mengembangkan 3 potensi dirinya, yaitu :

1. mental (ruhiyah )

Menjadi seorang guru harus senantiasa disertai dengan komitmen yang tinggi, perlu

diingat setiap perbuatan tergantung pada niatnya, begitu pula dalam mendidik, kita

harus selalu ikhlas.

2. akal (aqliyah)

Mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang muslim

Belajar itu mulai dari buaian ibumu, hingga ke liang lahat.

Jadi seorang guru harus berparadigma pembelajaran dan terus menigkatkan diri.

Ada beberapa wawasan yang penting untuk kita kuasai, yaitu :

Wawasan secara materi

Wawasan lingkungan

Wawasan pada anak didik

3. Fisik (jasadiyah)

2. Sikap

Sikap merupakan sesuatu yang menampilkan karakter unik dan kecenderungan

kepribadian seseorang.

4

Page 5: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Untuk mengetahui sikap seseorang, bisa diibaratkan pada sebuah teko. teko hanya

mengeluarkan isi teko itu, bila isinya air teh maka yang keluar air teh, lain lagi kalau

yang di dalam teko berisi kopi, tentunya yang keluar adalah kopi.

Jadi sikap seseorang bisa dilihat dari kata – katanya, bila kata – katanya kasar biasanya

sikapnya juga kasar, sebaliknya bila kata – katanya sopan biasanya sikapnya juga sopan.

Sikap seorang guru dalam mendidik ternyata sangat memberi pengaruh dalam sukses

atau tidaknya pembelajaran, perlu diingat disini sukses bukanlah tujuan, succes is just

not a destination, tetapi sukses adalah sebuah proses sampai kita masuk ke syurga

ALLAH SWT.Guru yang sukses adalah guru yang pembelajarannya hari ini lebih baik

dari kemarin.

3. Tipe – tipe guru

Ada empat tipe sikap dari seorang guru, yaitu :

1. guru yang apa adanya

guru yang apa adanya, ia tidak mau keluar dari keterpurukan, sebagai contoh

pada diri seorang guru, ia berpendapat bahwa saya tidak mungkin menjadi guru

yang sukses, yang diidolakan siswanya. Ia lebih memilih tetap pada kondisi

dimana ia masih terpuruk dalam pemikiran yang sempit.

2. Guru yang ada ada saja

Guru yang ada ada saja, ia tahu harus menggunakan metode yang terkini untuk

memaksimalkan potensi siswanya, tetapi ia malah menggunakan metode lama

yang tidak lagi layak dijadikan acuan.

3. Guru yang mengada -ada

Tipe seperti ini, guru tersebut sudah tau ia memiliki potensi yang luar biasa,

yang bisa mengantarkannya pada tataran kehidupan yang ‘layak’, tapi ia tidak

mau meraihnya, ia malah menjauhi keyakinan bahwa ia berpotensi melejitkan

multiple inteligence nya.

4. Guru yang lebih dari adanya

Guru yang lebih dari adanya ini memiliki dua ciri,yaitu :

5

Page 6: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

a. Kedatangannya dinanti siswanya, banyak fakta dilapangan betapa

seorang guru yang tidak datang disambut gembira oleh siswanya,

menyedihkan memang.

b. Kalau dia pergi orang merasa kehilangan. Seorang gurupun harusnya ia

memberi guratan makna bahwa ia pernah ada di dunia ini, caranya tentu

mengajar dengan profesional yang salah satunya memerlukan sikap yang

positif ,konstruktif dan solutif.

B. MENYIKAPI MODALITAS BELAJAR YANG BERAGAM

Modalitas adalah bagaimana seseorang menyerap informasi saat berkomunikasi

ataupun belajar.manusia menyerap informasi dari panca inderanya dengan

‘kecenderungan tertentu’. Terdapat tiga kecenderungan modalitas yang dimiliki setiap

manusia.

a. Visual

Sikap orang visual lebih respect pada informasi yang datang melalui indera penglihatan

sehingga akan cenderung memerlukan tujuan dan gambaran penuh.

b. auditorial

Sikap orang auditorial lebih mudah merespon dan mengingat info yang datang melalui

indera pendengaran, seperti lewat mendengar kaset.

c. Kinestetik

Sikap orang kinestetik lebih cenderung menerima informasi lewat indera peraba,

mereka belajar dari tindakan dan pengalaman (learning by doing).

C. SIKAP GURU DALAM MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR

MENGAJAR YANG EFEKTIF

Sikap Guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif perlu

untuk diperbaiki terus menerus, banyak cara untuk hal ini, yaitu :

6

Page 7: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Menciptakan persaingan

guru harus tetap menjaga sasana persaingan dalam batas yang wajar dan normal, yaitu

persaingan yang didalam dapat memacu motivasi belajar, tetapi tidak menimbulkan hal

– hal yang destruktif.

Memberi kesempatan untuk berhasil

Keberhasilan akan menimbulkan rasa puas, senag dan membangkitkan percaya diri,

oleh sebab itu, guru harus bersikap memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada

siswa, tentu saja kesempatan yang diberikan harus ditopang oleh bimbingan guru.

Menghargai siswa

Manusia cenderung termotivasi untuk melakukan sesuatu apabila dihargai, demikian

pula dengan siswa.apabila seorang guru dapat menghargai siswa sebagai sosok yang

memiliki segudang potensi dan kelebihan, niscaya ia akan termotivasi dalam belajar.

D. SIKAP GURU YANG DAPAT MENGHAMBAT EFEKTIFITAS

BELAJAR

Bagi seorang guru, sikap memegang peranan sangat penting. Mengapa ? sebab,

para siswa tidak saja belajar dari apa yang dikatakan guru, tetapi mereka juga belajar

dari totalitas sikap gurunya, tepatlah pribahasa “Guru kencing berdiri, murid kencing

berlari”. Meskipun hal ini disadari guru, namun dalam praktiknyamasih saja ditemukan

guru yang menampilkan sikap yang tidak efektif.

Beberapa ciri berikut adalah sikap yang menghambat tercapainya pengajaran yang

berkualitas.

1. sering meninggalkan kelas

2. kurang persiapan dalam pembelajaran

3. pilih kasih terhadap siswa

4. menyuruh siswa menulis di papan tulis

5. tidak disiplin

6. kurang memperhatikan siswa

7. materialistis

7

Page 8: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

E. HUBUNGAN GURU DENGAN MURID

Sebuah kendaraan yang memberikan kontribusi untuk siswa belajar optimal

adalah kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang tepat dengan siswa,

hubungan yang menjadi motivator bagi mereka yang terlibat dalam pengalaman

pembelajaran. Hubungan Pengajaran melibatkan penggabungan dari sejumlah teknik

yang dirancang untuk memungkinkan guru dengan kepribadian yang berbeda, gaya

pengajaran bervariasi, dan mereka yang mengajar di bidang yang berbeda untuk

mengembangkan kemampuan hubungan manusia yang dapat mengarah pada upaya

peningkatan dan partisipasi siswa2.

Hubungan guru-murid yang telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang

signifikan terhadap sekolah secara keseluruhan dan penyesuaian perilaku (Baker, Terry,

Bridger, & Winsor, 1997). Pianta, Steinberg dan Rollins (1995) menemukan bahwa

positif hubungan guru-murid, yang didefinisikan sebagai "hangat, dekat, komunikatif,"

terkait dengan kompetensi perilaku dan penyesuaian sekolah yang lebih baik. peneliti

lain menemukan bahwa konflik dan ketergantungan hubungan guru-murid yang terkait

dengan hasil yang tidak menguntungkan seperti sekolah sikap negatif, menghindari

sekolah (Birch & Ladd, 1997) dan agresi bermusuhan (Howes, Hamilton, & Matheson,

1994). sastra Ketahanan lebih lanjut menunjukkan bahwa ketika tidak ada hubungan

emosional ke pengasuh di rumah, sekolah mendukung pengalaman memainkan peran

penting dalam adaptasi siswa. Lebih khusus, guru-guru yang "memberikan dukungan

emosional kompetensi pahala, dan meningkatkan harga diri" yang dianggap sebagai

salah satu faktor yang mengurangi kerentanan siswa berisiko tinggi sebagai respons

terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang penuh stres (Werner, 1990).

Karena hubungan guru-murid yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

berbagai hasil, penyelidikan mengenai bagaimana hubungan yang berbentuk dan apa

yang menentukan kualitas hubungan-hubungan yang penting bagi upaya intervensi

untuk mendorong pengasuhan, hubungan yang hangat antara guru dan siswa.

2 Sukadi.2007. guru powerfull guru masa depan. Hal 65-68

8

Page 9: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Sejauh ini, sejumlah karakteristik siswa telah dikaitkan dengan hubungan guru-

murid. Sebagai contoh, keterampilan sosial siswa dan skor rendah internalisasi positif

berkaitan dengan hangat, hubungan terbuka dengan guru-guru TK (Pianta & Steinberg,

1992). Siswa masalah ''perilaku seperti kurangnya perhatian, internalisasi, dan masalah

perilaku menjadi negatif berkorelasi dengan kualitas hubungan guru-murid (Pianta &

Nimetz, 1991). Selain itu, mengganggu, agresif, mahasiswa sangat tahan menantang

untuk banyak guru. Mereka sering dicatat sebagai sumber penting dari guru stres

(Boyle, Borg, Falzon, & Baglioni, 1995). Guru interaksi dengan para siswa ini

cenderung kritis dan menghukum di alam (Coie & Koeppl, 1990), dan sering ditandai

dengan konflik tinggi dan kehangatan rendah (Itskowitz, Navon, & Strauss, 1988).

Meskipun hukuman yang berikut ini perilaku bermasalah siswa mungkin diperlukan

untuk mengurangi kemungkinan perilaku buruk di masa depan, paparan mahasiswa

berkali-kali hukuman, terutama karena tidak adanya perhatian yang positif dari guru,

lebih mungkin untuk mengabadikan rasa keterasingan dari guru dan sekolah , yang pada

gilirannya menyebabkan kemarahan intensif dan menantang (Baker 1999; Van Acker,

Grant, & Henry, 1996).

F. KEBIASAAN BAIK GURU PROFESIONAL

Dalam melaksanakan proses pemelajaran, kita mingkin pernah menemukan

kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten dan sangat mendukung terhadap

efektifitas pemelajaran. Kebiasaan baik ini tidak sama pada setiap guru,maka pelu diberi

gambaran agar terlihat lebih konkrit kebiasaan baiknya itu seperti apa. Kebiasaan baik

itu adalah :

a. Saat memasuki dan meninggalkan ruang kelas

Usahakan ketika masuk dan meninggalkan kelas dalam kondisi yang tertib, rapi

dan bersih. Ketika pulang, dahulukan siswa terlebih dahulu sambil

mengawasinya, setelah siswa semua keluar, barulah guru keluar kelas. Cara ini

sangat mendukung terciptanya ketertiban kelas.

9

Page 10: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

b. Suka membagi fase pemelajaran

Ada tiga fase pemelajaran, yaitu fase konsep, fase pemantapan konsep dan fase

evaluasi. Untuk menanggulangi kebosanan, guru ada baiknya menerapkan

metode dan media yang bervariasi, cara ini akan membuat siswa bergairah dan

tidak merasa lelah.

c. Berupaya menghapal nama siswa

“tak kenal maka tak sayang”, karena siswa yang dikenali namanya, kelebihan

dan kekurangannya akan cenderung mudah dikendalikan, mereka merasa lebih

diperhatikan, dihargai dan diakui eksistensinya.

d. Suka memberikan bantuan secara individual

Bantuan secara individual dilakukan secara hangat, sangat mendorong siswa

merasa diakui, ditolong, dihargai dan diperhatikan.

e. Suka memberi nasehat

Memberi nasehat adalah kebiasaan baik seorang pendidik, yang mengajak

siswanya untuk melakukan kebaikan yang benar.nasihat yang diberikan bisa

berupa pesan moral atau akhlak, masalah kepribadian, hubungan sosial dan

kehidupan.

f. Memberikan kesempatan berdialog atau berkonsultasi

Dalam menjalankan kebiasaan ini, hendaknya guru dapat menjadi orang yang

dapat dipercayai oleh siswa, pandai menjaga rahasia, hangat, dan menghormati

mereka. Untuk hal ini guru harus ingat “ orang yang sulit menerima orang lain,

akan sulit diterima orang lain juga”.

g. Tepat waktu

Kedisiplinan dalam waktu merupakan sikap positif yang akan menular pada

siswa bila dijalankan dengan keikhlasan oleh sang guru. Datang, istirahat, dan

pulang tepat pada waktunya. Tidak menggeser jam pelajaran karena kepentingan

– kepentingan lainnya yang dilakukan tanpa kompromi dengan seluruh siswa.

h. Berfikir pro-aktif

Sikap ini menunjukkan bahwa yang terbaik adalah pemikiran yang berorientasi

pada peluang/ solusi, bukan pada kesulitan. Bukankah khoirunnas anfa’ uhum

linnas (sebaik baik manusia adalah yang paling banyak berbuat kebaikan pada

10

Page 11: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

yang lain), jadi seorang guru bila dihadapkan dengan masalah, maka ia akan

segera berjuang keras untuk mencari solusi yang terbaik dan segera

mengaplikasikannya dalam menyelesaikan masalah itu.

i. Pandai membuat dan menentukan skala prioritas

Sikap yang baik adalah bertindak dengan skala prioritas. Ia tidak asal bertindak,

tindakannnya selau diarahkan pada tujuan – tujuan yang jelas dan mulia. Bagi

seorang guru prioritasnya adalah masa depan murid – muridnya.

j. Berfikir menang –menang (win – win solution)

Guru tidak membiatrkan dirinya dirugikan tapi ia pun tidak mau dirugikan orang

lain. Dalam situasi sesulit apapun , guru harus selalu menjunjung hubungan win

–win .

k. selalu belajar sepanjang hayat

Sikap yang baik bagi seorang guru adalah selalu belajar dan belajar dari siapa

saja, ia sadari bahwa gergaji akan tetap tajam bila terus diasah. Yang bahaya,

guru berhenti belajar, berarti ia memutuskan diri mundur dari gelanggang

kesuksesan.

G. KEPRIBADIAN GURU PROFESIONAL

Kepribadian seorang guru turut memegang peranan yang penting dalam

menunjang keberhasilan proses belajar dan mengajar. Ada sikap positif dari guru yang

dapat dijadikan gambaran , yaitu :

a. memiliki stabilitas emosi

b. percaya diri (optimis)

c. memiliki kesabaran

d. sederhana

e. tahu batas

f. adil

g. realistis

h. humoris

i. berpenampilan tenang

11

Page 12: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

j. antusias (bersemangat)

k. menghargai peserta didik

l. selalu mawas diri

m. berpikir positif

n. disiplin

o. bertanggung jawab

p. berwibawa

q. perhatian terhadap siswa

r. selalu belajar

s. membangun citra diri sehat para siswanya

t. berpenampilan baik

H. HUBUNGAN MURID DENGAN GURU

Kepercayaan adalah unsur paling penting yang harus ada dalam hubungan murid

dengan guru. Jika murid tidak memiliki kepercayaan yang bulat dan mendalam kepada

gurunya, maka sebaik apa pun kemampuan guru menguasai materi, tak akan

berpengaruh banyak pada keberhasilan pendidikan. Murid mungkin menguasai mata

pelajaran dengan baik, tetapi ia tidak berhasil membangun jiwanya. Kualitas pribadinya

tidak berkembang dan ketaatannya pada nilai-nilai yang dibangun oleh guru hanya

berlaku selama guru tersebut masih memiliki kepribadian.

Agar anak-anak yang mewarisi masa depan ini mampu menjadi pemimpin yang

mendasarkan pada kebenaran, bertumpu pada al-Qur’an dan as-Sunnah dengan

kepercayaan yang mutlak, mereka harus memperoleh pengalaman pendidikan yang di

dalamnya terdapat iklim kepercayaan yang kuat terhadap guru. Mereka kita siapkan

dalam lingkungan yang memiliki penghormatan dan adab yang tinggi terhadap guru.

Menancapnya kepercayaan yang kuat dalam dada setiap murid –bukan sekadar

siswa— akan melahirkan dorongan untuk melihat, mendengar, meniru, dan menghayati

setiap tutur dan perilaku guru. Mereka memiliki sikap positif terhadap guru,

12

Page 13: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

mencintainya dan menjadikannya sebagai figur teladan. Jika guru mengembangkan

hubungan yang hangat dan empatik, maka para murid akan mengarahkan diri mereka

masing-masing untuk siap memerhatikan dan mematuhi setiap yang mereka dengar dari

gurunya.

Itu berarti, sekiranya guru tidak memiliki keterampilan mengajar yang memadai,

sementara kualitas pribadi sebagai figur yang layak diteladani dan dipercaya mampu

menjalin kedekatan emosi dengan murid, maka proses pembelajaran dan pendidikan

akan tetap berlangsung efektif. Kata-kata guru akan tetap berpengaruh kuat pada diri

murid meski suara mereka lemah dan cara penyampaiannya tidak atraktif. Artinya,

mengajar (ta’lim) sebagai proses transfer ilmu hanya bagian permukaan dari

keseluruhan kegiatan mendidik di sekolah.

Jika ini terjadi, insya Allah, guru mampu mengelola para muridnya di kelas

secara mandiri dan efektif. Tidak perlu dua orang guru untuk mengelola satu kelas yang

terdiri dari 40-50 orang murid di dalamnya, sekalipun untuk SD kelas bawah.

Apa jumlah murid sebanyak itu tidak menciptakan keributan? Jawabnya

sederhana. Jika kelas tidak efektif, 24 murid dengan 2 guru sekalipun tetap

menghasilkan kegaduhan. Sebaliknya kelas besar yang efektif akan menciptakan iklim

pembelajaran yang sangat kondusif dan dinamis. Chua Chu Kang, sebuah sekolah dasar

di Singapura menerapkan pembelajaran kelas besar dan hasilnya… luar biasa, baik dari

segi karakter maupun kompetensi.

Artinya, bukan rasio guru-murid yang menjadi faktor penentu utama

keberhasilan kelas. Rasio guru-murid 1:10 tidak menunjukkan kualitas apa pun bagi

sebuah sekolah jika guru tidak memiliki kelayakan dipercaya (trustworthiness) yang

tinggi dan kualitas hubungan yang hangat. Sama seperti laboratorium bahasa atau

komputer, kehadirannya tidak serta merta menjadikan sekolah memiliki kualifikasi

tinggi jika perubahan fisik tidak disertai dengan perubahan paradigma dan cara berpikir.

13

Page 14: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Itu sebabnya, perlu kerjasama yang baik antara guru dan orangtua agar setiap

murid memiliki tingkat kepercayaan (trust) tinggi pada guru. Sebagaimana murid, para

orangtua juga harus menjalani, menghormati dan menjaga adab sebagai orangtua murid

terhadap guru selaku murabbir ruh (pendidik dan penata jiwa) serta sekolah sebagai

lembaga yang menyiapkan para murid untuk menjadi orang yang berilmu, gemar

mencari ilmu, suka beramal shalih dan memiliki rasa tanggung-jawab untuk senantiasa

mengingatkan saudaranya agar menetapi kebenaran. Apa pun yang dilakukan oleh guru

dan sekolah, orangtua tidak boleh protes dan menunjukkan celaan di hadapan anaknya.

Sebaliknya, orangtua justru harus menjadi penengah yang membantu anak memahami

guru dan sekolah, atau memberi perspektif positif pada diri anak dalam memandang

guru maupun sekolah.

Ini bukan berarti tak ada jalan bagi orangtua untuk memperbaiki dan bahkan

mengoreksi guru secara total –jika memang harus terjadi. Tetapi upaya untuk

mengingatkan, menasihati dan memperbaiki guru maupun sekolah harus dilakukan

dengan cara yang santun, menjaga kredibilitas guru dan sekolah, serta memerhatikan

waktu dan tempat yang tepat. Dalam hal ini, sekolah bisa memfasilitasi dengan

menyediakan forum dan sarana bagi orangtua untuk menyampaikan kritik, teguran dan

masukan.

Jika orangtua harus menjaga tingkat kepercayaan anak terhadap guru, maka guru

pun memiliki tugas untuk menumbuhkan kecintaan, kepercayaan, ketaatan dan

penghormatan terhadap orangtua pada diri setiap murid. Upaya ini, insya Allah, jauh

lebih efektif dibanding jika masing-masing menyibukkan diri untuk mengingatkan

murid agar menghormati diri. Perintah guru agar anak menghormati orangtua jauh lebih

didengar daripada perintah untuk menghormati guru itu sendiri. Begitu pula sebaliknya,

iklim penghormatan terhadap guru yang berkembang di rumah lebih mudah

membangkitkan kepercayaan dan ketaatan. Wallahu a’lam bish-shawab.

Menghargai, menyambut dengan hangat ujaran dan nasihat, bergairah dan

menghormati gagasan dan pendapat guru merupakan pilar kedua keberhasilan

14

Page 15: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

pendidikan di sekolah. Kita lebih mudah menerima, menyerap, mencerna, dan

memahami apa yang diajarkan kepada kita apabila ada rasa hormat yang amat dalam

pada diri kita terhadap sang pengajar, yakni guru.

Itu berarti, sebelum berbincang tentang kompetensi guru atas materi yang

diajarkan serta keterampilan dalam mengajarkan di kelas, kita harus lebih dulu

membangun sikap hormat pada setiap diri murid. Jika iklim penghormatan terhadap

guru muncul, insya Allah, akan mudah bagi sekolah untuk menumbuhkan dua iklim

berikutnya, yakni motivasi dan belajar. Artinya, motivasi sudah merupakan bagian dari

iklim sekolah. Bukan hanya kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu.

Tumbuhnya iklim penghormatan (climate of respect) di sekolah menjadikan

pembelajaran di kelas maupun luar kelas sebagai proses yang menyenangkan. Ada

keinginan yang kuat pada diri murid untuk secara terus menerus menemukan

pengalaman belajar. Mereka juga belajar membangun kompetensi personal berupa

kemampuan menghargai diri, menilai diri, mengendalikan diri, serta menghargai orang

lain. Jika suasana ini berkembang secara berkesinambungan, maka setiap murid dapat

menjadi penguat bagi murid lain. Di sinilah gairah belajar yang sesungguhnya akan

tercipta. Di sinilah pembelajaran yang mandiri akan terbangun.

Pada tingkat ini, keterampilan mengajar yang kurang memadai menjadi ”tidak

terlalu mengganggu”. Tentu saja bukan berarti guru boleh mengabaikan aspek ini.

Justru sebaliknya, guru harus terus- menerus mengembangkan kemampuan mengajar

agar lebih komunikatif. Ingat, salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru

adalah tabligh (komunikatif) .

Aspek yang sangat menentukan bagi tumbuhnya sikap respect murid terhadap

guru adalah kepercayaan yang bulat. Ini berarti, menumbuhkan rasa hormat murid

terhadap guru harus berbarengan dengan upaya membangun kepercayaan. Secara terus

menerus kita perlu membangun dan menjaganya, meski guru tersebut sudah tidak lagi

mengajar anak-anak kita.

15

Page 16: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Terakhir, adalah ikatan emosi antara murid dan guru. Ruang kelas yang bisa kita

sediakan bagi murid-murid kita mungkin tak begitu nyaman. Tapi bila terdapat

hubungan emosi yang sangat hangat dan kuat, maka apa pun bentuk ruangan kelasnya,

pembelajaran akan senantiasa terasa menyenangkan.

16

Page 17: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah yang kami sampaikan ini, kami mengambil kesimpulan yang

menyiratkan seorang guru yang memiliki sikap yang profesional. Walaupun kami lebih

fokus pada hubungan guru dan muridnya, aspek lainnya tetap terhubung dan saling

melengkapi. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :

Bahwasanya seorang guru yang memiliki sikap yang profesional adalah guru yang

menjadi idola bagi orang disekelilingnya, ia menajdi guru yang dapat menyelaraskan

kata dan perbuatan. Seorang sosok guru yang profesional adalah guru yang pembelajar,

yang memahami keunikan siswanya dan membimbing anak tersebut untuk mecapai

keoptimalan potensinya. Guru profesional adalah guru yang dapat menyeimbangkan

kecerdasan spiritual, emosional dan intelektualnya, semua tersinergi dan terkoneksi

dalam dirinya.

B. SARAN

Saran yang dapat kami utarakan adalah, segeralah menjadi guru yang

keberadaannya itu berarti. Keberadaannya dinantikan , kepergiannya dirindukan.

Segeralah mengenali diri, karena orang yang mengenal dirinya pasti mengenal

tuhannya.

Mulailah dari perubahan positif terkecil lalu bergerak ke perubahan positif yang

besar. Mulailah dari diri sendiri, kembangkan potensi diri dan motivasilah diri selalu.

Mulailah dari sekarang, mulai dari hari ini, jam ini, detik ini, camkan diri anda adalah

guru yang menjadi idola dan powerfull.

17

Page 18: Makalah Hubungan Guru Dan Murid

Daftar Pustaka

Sukadi.2007. guru powerfull guru masa depan.Bandung.Kolbu

Ramly.A.T.2006.Menjadi guru idola.Bekasi.Pustaka Inti

Al-Qarni,’Aidh, 2004, La Tahzan, jangan bersedih.Jakarta. Qisthi Press

Rahardjo, sekti & Susanti, Rina, 2007, FUN TAC TICS.Bandung.Syaamil Teens

Kusnadi, Ateng, 2004, bangkitkan Ruh Jihad, Jakarta. P.T. Rekayasa Teknologi

Canggih

UMMI,Majalah.2002, Edisi spesial 4 tahun, Jakarta. P.T.Dian Rakyat

18