Upload
jimmi-mamahit
View
90
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Etika
Citation preview
Macam-macam EtikaDalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:1. Etika DeskriptifEtika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.2. Etika NormatifEtika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html
Peranan Etika
Peranan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Filsafat terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu
teori pengalaman, teori hakikat, dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang
cukup terkenal: etika dan estetika. Yang keduanya membicarakan masalah nilai. Nilai adalah
harga; sesuatu mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya. Pada umumnya
orang akan mengatakan bahwa nilai sesuatu melekat pada benda dan bukan di luar benda, tetapi
ada juga yang mengatakan bahwa nilai itu ada di luar benda.
Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah
laku menusia dilihat dari segi baik dan buruknysa tingkah laku tersebut. Etika bertugas memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut : Atas dasar hak apa orang menuntut kita untuk
tunduk terhadap norma-norma yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan, dan sebagainya.
Bagaimana kita bias menilai norma-norma itu ? Pertanyaan ini timbul dalam benak kehidupan
kita sehari-hari. Etika memiliki sifat dasar, yiatu kritis; mempersoalkan norma-norma yang
dianggap berlaku; menyelidiki dasar norma-norma itu; mempersoalkan hak dari setiap lembaga
untuk memberi perintah dan larangan untuk ditaati.
Intinya, etika itu menuntut orang agar bersikap rasional terhadap semua norma yang pada
akhirnya membentuk manusia menjadi lebih otonom dan memberi kemungkinan kepada kita
untuk mengambil sikap sendiri serta ikut menentukan arah perkembangan masyarakat.
Etika menyelidiki pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari pandangan-
pandangan dan persoalan-persoalan dalam bidang moral. Jika kita periksa segala macam
pernyataan moral, maka kita akan melihat dasar dari berbagai macam pernyataan, yaitu 1)
pernyataan tentang tindakan manusia dan 2) pernyataan tentang manusia itu sendiri atau tentang
unsure-unsur kepribadian manusia, seperti motif-motif, maksud, dan watak.
Terdapat empat macam pendekatan dalam menilai pendapat moral, yaitu pendekatan empiris
deskriptif, pendekatan fenomenologis, pendekatan normative, dan pendekatan metafisika.
Etika normative menjawab pertanyaan: menurut norma-norma manakah kita seharusnya
bertindak? Jawabannya mendasari beberapa teori, yakni teori deontologist, teori teleologis, dan
teori egoisme etis.
Etika utilitarianisme merupakan cabang kedua dari etika setelah etika normative dan merupakan
kelanjutan dari teori teleologis, yaitu teori egoismeetis dan teori utilitarianisme. Etika
utilitarianisme bersifat universal. Dikatakan teleologis karena utilitarianisme menilai betul-
salahnya tindakan manusia ditinjau dari segi manfaat akibatnya; yang jadi penilaian norma-
norma bukanlah akibat-akibat baik bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi seluruh manusia.
Kita harus memperhatikan kepentingan dari semua orang yang mungkin akan terpengaruh oleh
tindakan kita, termasuk diri kita sendiri. Maka, utilitarianisme mengatasi egoisme dan
membenarkan bahwa pengorbanan pribadi untuk kepentingan orang lain merupakan tindakan
yang paling tinggi nilai moralnya. Teori ini terbagi atas dua bagian, yaitu teori utilitarianisme
tindakan dan utilitarianisme peraturan.
Etika teonom membicarakan norma-norma moral pada kehendak Allah. Sehingga nilai ini
dinamai teori teonom; theos berarti Allah dan nomos berarti hukum. Etika teonom terdiri atas
teori teonom murni dan teonom hukum kodrat. Menurut teori etika teonom murni, mengajarkan
bahwa tindakan dikatakan benar bila sesuai dengan kehendak Allah dan dikatakan salah apabila
tidak sesuai, suatu tindakan wajib dikerjakan jika diperintahkan Allah.
Teori ini banyak dipegan oleh orang-orang beragama, namun tidak dibicarakan di sini sebagai
pendapat beragama. Pendapat ini membebaskan kita untuk menilai sesuatu hal yang kita anggap
buruk ditentukan oleh Allah seakan-akan secara sewenang-wenang. Sewaktu dikatakan benar
jika sesuai dengan tujuan manusia atau sesuai dengan kodrat manusia.
Sumber
Aliran_aliran Filsafat dan Etika; Prof. Dr. Juhaya S. Praja: penerbit Kencana, 2005.
Read more: http://dapah.blogspot.com/2012/02/peranan-etika-dalam-kehidupan-sehari.html#ixzz2LYFpHEaj