Upload
annisa-syafitri-k
View
923
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN KOROSI
PEWARNAAN PADA ANODISING ALUMUNIUM
Dosen Pembimbing : Ir. Gatot Subiyanto, MT
Nama : Annisa Syafitri K (08 414 001)
Arya Febriyanto (08 414 002)
Bismi Dzikri F (08 414 003)
Kelompok : I (SATU)
Kelas : 3A TKPB
PRODI TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
PEWARNAAN PADA ANODISING ALUMUNIUM
I. TUJUAN
1. Mengetahui proses pewarnaan pada anodising alumunium
2. Menjelaskan gejala yang terjadi selama proses anodisasi baik di anoda maupun dikatoda
3. Menjelaskan proses anodising alumunium berdasarkan hasil pewarnaan dilihat dari
variasi waktu pencelupan
II. DASAR TEORI
Aluminium merupakan unsur logam yang berwarna putih keperakan (silverish white)
dan lunak pada keadaan murni, tetapi sangat keras dan kuat dalam bentuk logam paduan).
Aluminium sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan peralatan dan pesawat,
perlengkapan untuk memasak, tempat penyimpanan dan pengangkutan untuk industri
kimiawi, peralatan kedokteran, kemasan makanan dan minuman (pembungkus, tabung,
kotak), pelapis, pemelatan, dan cat pelapis
Pletcher (1990) mengatakan bahwa anodising merupakan proses pemben-tukan lapisan
oksida pada permukaan logam secara elektrokimia untuk memper-baiki permukaan logam
seperti aluminium, titanium, magnesium, seng, tembaga, kadmium, perak, dan sebagainya.
Proses anodising pada umumnya berfungsi untuk memperbaiki struktur permukaan
dengan larutan elektrolit dari asam sulfat dengan komposisi 175-250 g dm-3, dengan
temperatur 20-25 ºC, tegangan listrik DC sebesar 10-24 V, densitas arus sebesar 10-15 mA
cm-2, dan tingkat deposisi sebesar 25 µm h-1. Warna lapisan yang dihasilkan berupa warna
lapisan yang terang, agak gelap atau berbagai macam efek warna sesuai dengan bahan
pewarna yang digunakan pada lapisan logam.
A. Proses anodising pada aluminium menurut Canning (1978) adalah sebagai berikut:
1. Cleaning
Cleaning adalah proses membersihkan permukaan aluminium dari kotoran yang
berasal dari proses sebelumnya. Proses pembersihan dilakukan dengan cara mekanik,
yaitu dengan kertas gosok atau mesin gerinda.
2. Rinsing
Rinsing adalah proses membersihkan logam dari minyak dan lemak yang berasal
dari proses sebelumnya atau terpegang oleh tangan telanjang. Proses pen-cucian
dilakukan dengan detergen atau sabun sebanyak 20 – 50 gr.
3. Etching
Etching (etsa) adalah proses menghilangkan lapisan oksida pada permukaan
aluminium yang tidak dapat dihilangkan dengan proses-proses sebelumnya baik itu
proses cleaning atau rinsing. Selain itu, proses ini untuk memperoleh permukaan benda
kerja yang lebih rata dan halus.
4. Anodising
Persiapan proses anodizing menurut Rahayu (1996), yaitu temperaturnya adalah 20-
25 ºC, tegangan listrik DC 10-24 V, densitas arus sebesar 10-15 mA cm-2. Logam atau
benda kerja dipasang pada anoda (+) dan sebagai katoda (-) dapat menggunakan
lembaran Pb atau karbon. Rangkaian pada proses anodising seperti pada gambar di
bawah ini.
- +
Katoda Cairan elektrolit
Pb/Karbon
Anoda Aluminium
Gambar 1.1 Rangkaian Proses Anodising
A
V
DC
B. Proses Anodising Secara Umum :
Pada anodisasi alumunium logam alumunium dipasang pada kaki anoda dan bukan pada katoda. Inilah perbedaan utama dengan proses lapis pada umumnya. Pada lapis diatas alumunium yang dibahas sebelumnya alumunium diproses pralakuan, celup, lapis listrik, alumunium diposisikan pada kat oda.
Anodisasi atau oksida anoda secara luas digunakan untuk tujuan protektif (perlindungan) dan dekorasi (penampilan) diatas alumunium.
Pada proses anodisasi selaput oksida pada permukaan alumunium yang terbentuk aecara alami ditingkatkan pada ketebalan yang diperlukan. Pada anodisasi benda kerja ditempatkan pada anoda dan dilarutkan dalam larutan asam, benda kerja tidak seperti pada lapis list rik yang dit empat kan pada kat oda. Oksigen yang muncul pada proses oksidasi anoda, membent uk lapisan tipis yang sangat rekat dengan substrat.
Proses utama, dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan larut an asam sulfat , asam kromat atau campuran asam sulfat dan asam oksalat .
Selama proses oksidasi anoda permukaan alumunium dirubah menjadi oksida alumunium. Ketebalan oksida kurang lebih dua kali alumunium yang hilang. Beberapa manfaat dari oksidasi anoda alumunium ant ara lain :
1. Meningkatkan ketahanan korosi. 2. Meningkatkan adhesi cat. 3. Sebagai alat unt uk pelapisan lebih lanj ut . 4. Memperbaiki penampilan. 5. Meningkatkan isolasi listrik. 6. Memungkinkan penggunaan lit hografi dan phot ografi. 7. Memperbesar emisivitas. 8. Meningkatkan ketahanan abrasi. 9. Mendeteksi daerah peka retakan.
Lazimnya oksidasi anodik menggunakan asam sulfat , karena selain murah mudah untuk dikontrol, dan hasil pelapisannya mempunyai sifat astetik dan fungsional yang luas. Proses anodisasi dilakukan pada suhu 21°C, rapat arus 130 - 260 A/ m2 dan tegangan antara 12 - 22 V.
Ketebalan lapisan oksidasi naik sejalan dengan lamanya oksidasi berbalikan dengan, apabila suhu dinaikkan ketebalan menurun. Naiknya suhu mengakibatkan porositas bertambah dan kehilangan ketahanan abrasi.
1. Larutan elektrolit lain yang digunakan dalam oksida anoda:
a. Asam kromat
lapisanya buram, terbatas untuk ketebalan maksimum sekitar 10 µm dan jarang digunakan unt uk keperluan dekorasi. Fungsinya unt uk alas cat khususnya pada peralatan militer.
b. Asam fosfat
Biasanya digunakan sebelum lapis listrik yaitu pada proses pengerj aan awal. Hasilnya sangat porous dan menyediakan dasar locking mekanis untuk lapis listrik.
c. Asam oksalat
Hasil lapisan yang berwarna kuning yang kadang lebih keras dari hasil asam sulfat , digunakan unt uk anodisasi yang tebal.
d. Asam sulfonat
Kombinasi dengan asam sulfat digunakan unt uk ngembangkan anodik warna terpadu pada logam paduan. Perunggu, emas, kelabu dan hitam adalah warna yang dapat diperoleh.
e. Asam borak
Digunakan dalam lapis tanggul untuk kepasifan listrik, asam sitrat dan tartrat digunakan juga.
Chemical kit
Pewarnaan lapisan anodisasi.
Hampir semua alumunium dan paduanya dapat dioksidasi anoda dan diwarnai sesuai dengan yang diinginkan. Jenis anodik porous dapat diwarnai dengan obat organik, pigmen anorganik tertentu dan secara lapis listrik pula.
a. Pewarna organik.
Setelah anodisasi dan pembilasan dengan air dingin, benda kerja dimasukkan dalam larutan pelarut organik yang mengandung beberapa gram/ lit er pewarna pada suhu 65OC, Konsent rasi pewarna dan kontrol pH bervariasi terhadap pewarna. Waktu celup 5 - 15 menit . Setelah pewarnaan, benda kerj a dibilas dalam air dingin dan dilakukan sealing
b. Pigmentasi dengan mineral.
Impregnasi lapisan anodik dengan pigmen mineral termasuk presipitasi. Bahan-bahan tak larut seperti oksida logam, sulfida dan besi sianid dalam lubang oksida bisa sampai dua proses. Hasil dapat lebih baik daripada pewarna organik.
c. Lapis listrik.
Metode dan bahan yang digunakan masih menjadi rahasia perusahaan, tetapi prinsipnya seperti pada lapis listrik. Hasilnya paling baik dari met ode yang lain.
Sealing lapisan anodik.
Manfaat dan keindahan hasil proses anodik pada alumunium sering tergantung pada jenis dan kualitas perlakuan pasca anodik yang digunakan. Istilah sealing secara umum sebagai penjaga agar bahan atau pengaruh fisis tidak masuk untuk mempengaruhi lapisan anodik. Sealing dilakukan pada air yang panas yang menyebabkan hidrasi dari lapisan anodik. Diharapkan sealant terserap oleh lapisan anodik. Jika lapisan anodik dimasukkan dalam air murni pada suhu yang dinaikkan.
Air bereaksi dengan alumunium oksida membentuk boehmite :
Al2O3 + H2O → 2Al OOH
Sealant itu yang akhirnya berguna dalam menghambat reactan yang lain.
a . A i r
Sealant yang luas digunakan adalah air murni atau air distilasi yang rendah kandungan padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit, dan klorit . Suhu yang digunakan unt uk sealing 90°-100° C Pada suhu rendah but uh wakt u sealing yang lebih lama. Wakt u yang dibut uhkan unt uk mencapai boehinite pada suhu dibawah 65°C sampai tak terhingga. Untuk pelayanan hidrasi pH sealing harus 5,5 - 6,5 natrium asetat digunakan untuk kontrol pH. Waktu sealing untuk tebal 2,5 um kurang lebih 10 menit, waktu bisa mencapai 60 menit untuk ketebalan diatas 65 mikro mill. Surfactan bisa juga digunakan agar endapan dapat halus.
Beberapa macam sealing yang lain adalah : 1. Nikel asetat. 2. Dikromat. 3. Silikat. 4. Bahan organic. 5. Tehnik penguapan. 6. Sealing ganda.
Peralatan yang digunakan dalam proses anodisasi alumunium a. Kontak listrik
Lapis anodik adalah dielektrik, oleh karena itu kontak positip awal dengan permukaan alumunium harus dirawat meliputi seluruh siklus oksidasi.
b. Rak
Lazimnya digunakan alumunium atau titanium komersil murni. Oksida anoda yang membekas pada alumunium dihilangkan dengan soda api.
c. Pendingin dan agitasi
Selama proses energi diubah menj adi panas yang harus dihindari untuk perawatan suhu operasielektolit. Biasanya dilakukan dengan proses agit asi dan koil pendingin at au penukar panas.
d. Tangki
Dari j enis stainless steel 316, timbal antimon atau timbal telluric dapat memenuhi syarat dan digunakan sebagai kat oda. Tangki lapis karet, plastik, dan glass juga dapat digunakan.
e. Power supply
Tegangan yang digunakan kapasit as 24 V - 100 V dan palang tembaga untuk penghantar arus dari power suplay ke rak.
f. Penyedot gas buangan atau asap
Digunakan unt uk mengeluarkan asap dari ruangan, sistem penghisap dari bahan tahan korosi. Kapasitas harus didasarkan dari aliran udara sekit ar 5,0 m3 per 1m3 dari permukaan larutan.
III.ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat yang digunakan 1. Amplas
2. Bak elektrolit,
3. Gelas kimia 1L (3)
4. Gelas ukur 100 ml
5. Batang pengaduk
6. Neraca analitik
7. Power supply DC,
8. Ampere meter,
9. Volt meter,
10. Thermometer,
11. Timer,
12. Kawat baja/ kabel.
13. Saringan
3.2 Bahan yang digunakan
1. Pelat aluminium (aluminium strip) dengan kemurnian 90 % sebanyak 16 buah,
2. Larutan NaOH 1L,
3. Larutan H2SO4 1L,
4. Kunyit 20 g,
5. Larutan detergen,
6. Aquades
IV. SKEMA KERJA
Mengukur panjang dan lebar dari benda kerja (plat alumunium)
Mencuci benda kerja dengan menggunakan detergen(rendam 2 menit)
Membersihkan benda kerja dengan menggunakan amplas
Memasukan benda kerja dalam larutan NaOH (0.05 ppm) selama 15 menit sambil digerak-gerakan
Memasukan benda kerja dalam larutan H2SO4 (1 liter aquades dan 200 ml H2SO4).
Tegangan listrik DC 12 V, dengan besar arus listrik 3,2 A, densitas arus sebesar 3,5 mA cm-2. selama 30 menit.
Pewarnaan dengan melakukan pencelupan benda kerja dalam 1 liter air kunyit. Suhu proses dijaga antara 55-60oC dengan waktu ekspose alumunium yang berbeda-beda pula, yaitu 5,
10, 15, dan 20 menit.
Memasukan benda kerja dalam air dengan temperature 80 - 89oC (pH aquades berkisar antara 5,5-6) selama 10 menit
V. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
Proses Gambar Keterangan
EtchingPada proses ini saat almunium dimasukan
timbul gas dan raeksi eksoterm karena menghasilkan panas.
Proses Anodisasi
awal
Pada awalnya larutan H2SO4 berwarna coklat jernih dan alumunium yang telah terhubung ke travo masih belum mengalami perubahan
apa pun.
Proses Anodisasi
akhir (30 menit)
Pada akhir proses terbentuk serbuk-serbuk hitam yang mengapung di permukaan air
H2SO4 dan juga ada yang sedikit menempel di permukaan logam. Warna larutan H2SO4
berubah kehitaman dan keruh.
Proses pewarnaan
Proses dilakukan pada suhu 55-60°C di dalam larutan kunyit (20gr/L) yang telah disaring. Tidak nampak terjadi reaksi atau perubahan apapun. Ada gelembung yang timbul karena
proses berlangsung sambil dilakukan pemanasan.
Pewarnaan (5 menit)
Logam nampak sama seperti hasil akhir anodizing. Ada sedikit busa kekuningan yang
menempel namun tidak melekat pada permukaan alumuium.
Pewarnaan (10 menit)
Busa yang menempel lebih banyak namun tetap warna larutan tidak nampak melekat
pada alumunium.
Pewarnaan (15 menit)
Nampak sama saja dengan hasil pewarnaan selama 10 menit.
Pewarnaan (20 menit)
Nampak sama dengan hasil pewarnaan selama 15 menit
Sealer (menit awal)
Aquades menjadi sedikit kekuningan. Busa pada permukaan alumuium masih nampak
menempel walau sedikit.
Sealer (10 menit)
Busa yang menempel di permuakaan nampak jadi lebih melekat daripada saat selesai proses
pewarnaan.
Sealer (Pewarnaan 5
menit)
Warna bercak hitam yang muncul saat anodizing dan orange saat pewarnaan nampak
melekat di permukaan alumunium. Namun secara keseluruhan tidak banyak berubah.
Sealer (Pewarnaan
10 menit)Sama saja seperti hasil pewarnaan 5 menit
Sealer (Pewarnaan
15 menit)Sama saja dengan hasil pewarnaan 10 menit
Sealer (Pewarnaan
20 menit)
Tidak jauh berbeda dengan hasil pewarnaan pada menit lainnya.
VI. PEMBAHASAN
Aluminium tahan karat karena di udara membentuk paduan aluminium oksida
hasil reaksi antara O2 di udara dengan permukaan logam aluminiuim. Lapisan aluminium
ini berisi oksida yang cukup kedap udara dan tidak dapat tertembus dan ini menghambat
terjadinya pengkaratan.
Agar aluminium lebih tahan terhadap karat perlu dilakukan finishing lebih lanjut
dengan melakukan anodisasi/anodixing. Lapisan oksida aluminium terbentuk secara
alami amat tipis ini membuat daya tahan meningkat, lapisan ini dapat dipertebal dengan
proses anodisasi.
Dengan cara menempatkan aluminium ke dalam larutan elektrolite (larutan yang
mudah meneruskan arus listrik) yang kemudian dialiri arus listrik.
Lapisan aluminium oksida yang terbentuk lunak dan berpori-pori, karena itu perlu proses
sealing (penutupan pori-pori) dan membentuk lapisan aluminium oksida yang keras,
terjadi proses kristalisasi dan hasil ini disebut sebagai anodixed aluminium. Semua
komponen bagian yang telah dianodisasi menjadi tahan terhadap pengaratan.
(Wargadinata, S.A. 2002).
VII.KESIMPULAN
VIII. Daftar Pustaka
http://awanl.blogspot.com/2010/12/percobaan-v.html