7
I. Hari/Tanggal praktikum : Kamis, 5 April 2012 II. Judul praktikum : Respirasi pada Kecambah Kedelai III. Tujuan praktikum : Untuk Mengetahui proses respirasi yang terjadi pada kecambah kedelai IV. Landasan teori : Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H 2 O dan CO 2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses– proses kehidupan. Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO 2 dan H 2 O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO 2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Kloropil

Laporan Prak.respirasi Kecambah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Prak.respirasi Kecambah

I. Hari/Tanggal praktikum : Kamis, 5 April 2012II. Judul praktikum : Respirasi pada Kecambah Kedelai

III. Tujuan praktikum : Untuk Mengetahui proses respirasi yang terjadi pada kecambah kedelai

IV. Landasan teori :

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.

Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan.

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :

Kloropil

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi

Sinar matahari

Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerobik ini diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam proses respirasi secara anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa lain karbondioksida.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur/usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan.

Page 2: Laporan Prak.respirasi Kecambah

V. Alat dan Bahan :VI. Cara kerja

VII. Hasil pengamatan

HASIL PENGAMATAN

a. Tabel Pengamatan Berdasarkan Percobaan “Respirasi pada kecambah kedelai” :1. Kecambah Segar

PERCOBAAN OKSIGEN YANG DIBUTUHKAN PADA MENIT KE-(ml) RESPIRASIRATA-RATA

I II III IV VKecambah segar + KOH

0.075 0.23 0.36 0.48 0.61 0.351

Kecambah segar

0.05 0.1 0.18 0.27 0.36 0.192

2. Kecambah Rebus

PERCOBAAN OKSIGEN YANG DIBUTUHKAN PADA MENIT KE- (ml) RESPIRASI RATA-RATAI II III IV V

Kecambah rebus + KOH

0.01 0.07 0.11 0.17 0.19 0.11

Kecambah rebus

0.0 0.01 0.03 0.04 0.07 0.03

Keterangan :

Percobaan dilakukan selama 15 menit untuk satu kali percobaan dengan pengukuran setiap 3 menit sekali.

Perlakuan 1. Kecambah kedelai segar dan kecambah kedelai rebus2. Penambahan KOH dan tidak

Zat warna yang digunakan : Eosin Berat setiap kecambah kedelai : 3.2 gram

b. GRAFIK

Page 3: Laporan Prak.respirasi Kecambah

I II III IV V0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Kecambah Segar

Kecambah segar + KOHKecambah segar

OKS

IGEN

YAN

G DI

BUTU

HKAN

(ml)

I II III IV V0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0.2

Kecambah Rebus

Kecambah Rebus + KOHKecambah rebus

OKS

IGEN

YAN

G DI

BUTU

HKAN

(ml)

VIII. Pembahasan

Page 4: Laporan Prak.respirasi Kecambah

Pada praktikum ini kita telah mengamati proses respirasi pada kecambah kedelai. Alasannya karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati.

Pada pengamatan ini digunakan alat yang disebut respirometer, alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi. Di dalam tabung respirometer diletakkan kristal KOH (3 butir) yang sudah dibalut kapas dan ada juga kecambah kedelai yang tidak diberi kristal KOH. Kapas yang sudah ada kristal KOH ini akan mengikat oksigen yang ada di dalam tabung respirometer, sehingga di dalam tabung respirometer terjadi perebutan oksigen antara kristal KOH dengan kecambah kedelai. Kecambah kedelai tidak bisa mengikat oksigen yang dibebaskan oleh kristal KOH karena yang diperlukan kecambah kacang kedelai adalah oksigen bebas, bukan oksigen yang terikat sehingga lama-kelamaan oksigen yang ada di dalam tabung respirometer habis dan akhirnya oksigen dari luar akan tertarik masuk ke dalam tabung respirometer. Masuknya oksigen dari luar ini ditandai dengan semakin naiknya skala larutan eosin yang dimasukkan dalam respirometer.

Praktikum kali ini mengamati respirasi yang terjadi pada kecambah kedelai segar, yang dilakukan sebanyak dua kali dengan memberi perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan yang pertama, kecambah kedelai segar di masukkan ke dalam respirometer bersama kristal KOH yang dibalut kapas dan ada juga kecambah kedelai yang persiapkan tanpa diberi KOH sebagai variabel pembanding. Perlakuan kedua, kecambah kedelai direbus di masukkan ke dalam respirometer bersama kristal KOH yang dibalut kapas dan ada juga kecambah kedelai rebus dipersiapkan tanpa diberi KOH. Terlihat dari hasil pengamatan didapat respirasi rata-rata dari tiap kecambah, dimana kecambah yang diberi KOH baik yang segar maupun yang sudah direbus memiliki skala rata-rata yang tinggi dibandingkan kecambah yang tidak diberi KOH. Untuk kecambah yang segar + KOH membutuhkan O2 rata-rata sebesar 0.351 ml dalam waktu 3 menit sedangkan kecambah segar tanpa KOH membutukan O2 rata-rata sebesar 0.192 ml dalam waktu 3 menit, untuk kecambah yang direbus + KOH membutuhkan O2 rata-rata sebesar 0.11 ml dalam waktu 3 menit dan untuk kecambah rebus saja membutuhkan O2 rata-rata sebesar 0.03 ml dalam wktu 3 menit.

Pada percobaan ini, KOH berfungsi sebagai pengikat CO2 agar kecambah tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah bernafas. Sedangkan untuk kecambah yang tidak diberi KOH memiliki nilai skala rata-rata yang kecil, apalagi untuk kecambah yang direbus. Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2 :

KOH + CO2 = KHCO3

KHCO3 + KOH = K2CO3 + H2O

Fungsi eosin : sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh kecambah kedelai pada respirometer

Fungsi kapas : untuk membungkus kristal KOH sebagai indikator adanya H2O sebagai hasil dari proses respirasi yang ditandai dengan kapas menjadi basah setelah percobaan.

Page 5: Laporan Prak.respirasi Kecambah

Untuk mengetahui bahwa kecambah kedelai melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kedelai dalam tabung berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air. Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada sumbat, jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini bisa mengganggu pengamatan.

IX. Kesimpulan1. Pada peristiwa respirasi menghasilkan karbondioksida, air, dan sejumlah energi2. Respirasi pada makhluk hidup, jika semakin besar volume organisme maka respirasi yang

berlangsung semakin cepat.3. Kecambah segar + KOH, respirasinya berlangsung cepat dari pada yang kecambah lain

karena bahan yang digunakan berupa bahan segar dan dengan penambahan KOH karena KOH berfungsi mengikat O2.

4. Dalam percobaan ini digunakan kecambah kedelai karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati dimana kecambah kedelai sebagai bahan percobaan mampu melakukan respirasi.

X. Daftar Pustaka