86
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa mendatang. Namun dengan berbagai keterbatasannya Perguruan tinggi hanya memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit keterampilan selama proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal dilapangan. Untuk mengurangi kesenjangan ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa karena didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak didapat dalam perkuliahan di Kampus. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk kuliah dimana Mahasiswa terjun langsung dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa akan lebih banyak Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 1

LaPORAN PKL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKL kebon sajiq

Citation preview

Page 1: LaPORAN PKL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam

mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa mendatang.

Namun dengan berbagai keterbatasannya Perguruan tinggi hanya

memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit

keterampilan selama proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak

bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal dilapangan. Untuk

mengurangi kesenjangan ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir

diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa

karena didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan

sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak

didapat dalam perkuliahan di Kampus. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan

(PKL) merupakan bentuk kuliah dimana Mahasiswa terjun langsung

dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) Mahasiswa akan lebih banyak mengetahui seluk beluk proyek dan

ilmu-ilmu lain di lapangan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar Mahasiswa mampu

menerapkan secara nyata dan jelas dari proses pelaksanaan konstruksi di

lapangan dengan penerapan-penerapan teori-teori yang diperoleh pada

bangku perkuliahan, sedangkan tujuannya adalah agar lulusan Perguruan

tinggi khususnya sarjana Teknik Sipil mempunyai bekal lapangan yang

cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai

dengan disiplin ilmu yang diketahui.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 1

Page 2: LaPORAN PKL

Adapun tujuan Khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di antaranya

adalah sebagai berikut :

1) Sebagai persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi oleh

setiap mahasiswa Fakultas Teknik Unram.

2) Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam melaksanakan

Pembangunan Nasional di masa sekarang maupun di masa yang akan

datang.

3) Mengenalkan kepada Mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan suatu

proyek konstruksi di lapangan.

1.3. Lingkup Bahasan

Karena banyaknya pekerjaan yang ada di lapangan dan terbatasnya

waktu yang tersedia, adapun materi Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang

wajib dipahami dan dipelajari serta dilaporkan adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Pondasi

b. Pekerjaan Kolom dan Balok

c. Review Design dan Anggaran Biaya untuk Struktur

d. Rencana Kerja

1.4. Deskipsi Proyek

Data-data lengkap pembangunan perumahan griya kebon sajiq

sebagai berikut :

Nama Proyek : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq

Lokasi Proyek : Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10

Pemilik Proyek : I Gusti Nyoman Artha S.H.

Biaya Proyek (keseluruhan) : Rp. 1.100.000.000,00

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 2

Page 3: LaPORAN PKL

1.5. Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq bertempat di Jln. AA

Gede Ngurah No. 140 Blok B.10 Abian Tubuh NTB.

Gambar 1.1 Denah Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 3

Page 4: LaPORAN PKL

BAB II

ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

2.1. Unsur-unsur Proyek

Di dalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang

efektif dalam pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi yang bertanggung

jawab dalam menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Organisasi proyek

tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang saling melengkapi di dalam

penyelesaian proyek tersebut.

Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk,

antara lain :

a. Dapat membagi tugas antara masing-masing pelaksana.

b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan

bidangnya.

d. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi

bawahannya.

Organisasi adalah berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun

pelaksanaan pekerjaan termasuk mengatur dan menyusun hubungan kerja

organisasi yang melibatkan unsur-unsur pembangunan yang terdiri dari :

a. Pemilik Proyek.

b. Konsultan perencana.

c. Konsultan pengawas.

d. Kontraktor.

Gambar 2.1. Hubungan Antar Unsur-unsur Proyek

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 4

PEMILIK PROYEK

KONSULTAN KONTRAKTOR

Page 5: LaPORAN PKL

Pada sistem ini pemilik pada tahap perekayasan dan perancangan

(Engineering Design) mengadakan ikatan kontrak dengan Konsultan

Perencana. Pada tahap pelaksanaan (Construction) Pemilik mengadakan

ikatan kontrak dengan pihak Kontraktor. Pada sistem ini Kontraktor seakan-

akan bekerja sendiri- sendiri secara independen. Perencana menyelesaikan

tugas-tugas perencanaanya sebelum Pemilik memilih Kontraktor Pelaksana.

Setelah penentuan Kontraktor biasanya pemilik meminta perencana menjadi

pengawas pelaksanaan peroyek atas nama pemilik.

1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dan Kontraktor adalah hubungan

kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.

2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan adalah

hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.

3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah hubungan

fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan tanggung jawab

masing-masing sebagaimana telah tertuang dalam dokumen

pelaksanaan.

2.2 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek

Pemilik Proyek

Pemilik Proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu

pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut. Pemilik

proyek dapat berupa perorangan maupun instansi baik pemerintah maupun

swasta. Pada pekerjaan Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq.

Pemilik proyek memiliki kewajiban antara lain :

1. Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang

dikelolanya.

2. Memimpin seluruh staf proyek dan bersama–sama melaksanakan

kegiatan sesuai dengan ketentuan, prosedur dan jadwal yang telah

ditetapkan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 5

Page 6: LaPORAN PKL

3. Bersama bendahara menyediakan, mengelola dan bertanggung

jawab terhadap keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Menyetujui berita acara lainnya yang dibuat oleh Konsultan

Pengawas.

5. Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap

pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari–hari.

6. Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi

melalui jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk

penyelesaian masalah.

Wewenang Pemilik Proyek adalah :

1. Mengambil tindakan yang menyebabkan pengeluaran sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing – masing tolak

ukur dan dalam batas – batas yang sesuai dengan jenis pengeluaran

dan pedoman pelaksanaan kegiatan.

2. Mengadakan hubungan kerja dan kerjasama dengan instansi –

instansi lainnya baik pusat maupun daerah menurut keperluannya,

termasuk pembuatan kontrak kerja.

3. Mengatur tata kerja proyek yang terperinci dalam suatu pedoman

kerja sebagai petunjuk dalam pelaksanaan tugas sehari – hari

dengan memperhatikan petunjuk yang ditetapkan Departemen atau

Lembaga yang berada diatasnya.

Konsultan

Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh

pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan,

antara lain :

Kegiatan Konsultan selama kontrak berjalan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan

kontruksi.

2. Inspeksi ke lapangan dapat diadakan bersama atau sendiri – sendiri.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 6

Page 7: LaPORAN PKL

3. Rapat bulanan/rapat koordinasi untuk evaluasi program diadakan

secara berkala oleh tiga pihak dan dibuatkan berita acaranya.

4. Surat menyurat dari Pimpinan Pelaksana Kegiatan ke kontraktor

maupun sebaliknya, melakukan perhitungan perubahan nilai

kontrak (Amandemen Contract) dan eskalasi kontak berupa berita

acara yang ditandatangani oleh tiga pihak, bila diperlukan.

5. Setiap tagihan (termyn) kontraktor berdasarkan kemajuan fisik

lapangan setiap bulannya yang telah disetujui dan ditandatangani

oleh tiga pihak.

Kontraktor

Kontraktor adalah suatu badan hukum yang berbentuk perusahaan

baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan

pembangunan fisik dari suatu kontruksi. Dalam melaksanakan tugasnya

kontaktor selaku pelaksana fisik harus mendapatkan persetujuan dari Tim

Konsultan/Pengawas dan berkewajiban membuat laporan harian,

mingguan, bulanan, dan laporan lainnya, guna dapat mengetahui

kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi baik Konsultan

Pengawas maupun oleh Pemberi Tugas/owner .

Kewajiban dari Kontraktor, adalah sebagai berikut :

1. Memahami dan menaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam

surat kontrak kerja.

2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar serta

persyaratan (Spesifikasi Teknis) yang telah ditentukan.

3. Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh

pengawas.

4. Mengadakan pengujian- pengujian untuk contoh-contoh bahan

konstruksi yang akan dipakai.

5. Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak

menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak

kerja.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 7

Page 8: LaPORAN PKL

6. Membuat Laporan peningkatan kegiatan dalam bentuk Kurva S/ Bar

Chat.

Hak Kontraktor, adalah :

1. Mengikuti proses pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari

Pimpinan Proyek melalui pengumuman atau edaran.

2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan bobot

atau persentasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.

3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas

gambar kerja dengan pelaksanaan atas perintah Pemilik Proyek.

4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah

disepakati, apabila terjadi penambahan pekerjaan atas perintah

Pemilik Proyek.

Tanggung jawab kontraktor, adalah :

1. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan selama

pelaksanaan.

2. Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi oleh karena kelalaian

pelaksana.

3. Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan

sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

4. Bertanggung jawab atas keselamatan bangunan selama masa

pemeliharaan.

Jasa Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh

pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan pada suatu proyek.

Kegiatan pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan konstruksi sesuai

dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan Pengawas memiliki

tugas utama pengawasan yang sangat penting dalam pengarahan di

lapangan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 8

Page 9: LaPORAN PKL

a. Kewajiban Konsultan Pengawas

1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.

2) Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara

penyerahan pekerjaan.

3) Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan

digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan

material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah

ditetapkan standar perencanaan.

4) Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada

kesulitan teknis di lapangan.

b. Hak Konsultan Pengawas

1) Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan

pelaksanaan pekerjaan.

2) Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-

penilaian yang diberikan.

2.3. Proses Administrasi Proyek

Setiap pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek ( DIP ), maka

mulai dilakukan design dan detailed engineering atau fase membuat gambar-

gambar rencana dan gambar - gambar kerja serta RKS dan estimasi harga.

Hasil kerja yang diproduksikan dalam tahap ini dinamakan dokumen

pelelangan yang pada prinsipnya merupakan resep dan aturan permainan

dalam membangun dan mendirikan sebuah proyek.

Dalam kontrak engineering khususnya dalam pekerjaan sipil maka

tiap - tiap proyek kekhususan yang mandiri dan ini semua diuraikan dalam

uraian teknis maupun uraian khusus. Untuk proyek - proyek konstruksi,

dokumen kontrak mengandung :

1. Dokumen pelelangan, meliputi :

a. Gambar – gambar bestek

b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )

c. Lampiran – lampiran

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 9

Page 10: LaPORAN PKL

d. Risalah Aanwijzing

2. Dokumen kontrak, meliputi :

a. Gambar – gambar bestek

b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )

c. Lampiran – lampiran

d. Risalah Aanwijzing

e. Surat–surat klarifikasi

f. Estimasi biaya proyek

2.3.1. Gambar bestek

Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek

yang akan didirikan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan

yang harus dibuat. Gambar bestek terbagi dalam beberapa macam

gambar pekerjaan konstruksi, antara lain :

1). Gambar prarencana ( Preliminary Drawing )

2). Gambar informasi ( Information Drawing )

3). Gambar proyek ( Site Drawing )

4). Gambar kerja ( Detailed Working Drawing )

5). Gambar hasil pelaksanaan ( As Built Drawing )

2.3.2. Rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS )

Untuk penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan

dalam hal job descriptions harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No.29/Kepres/1984, yang memuat :

1). Syarat umum :

Keterangan mengenai pemberian tugas,

Keterangan mengenai perencana,

Keterangan mengenai direksi,

Syarat-syarat peserta pelelangan,

Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.

2). Syarat administrasi :

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 10

Page 11: LaPORAN PKL

Jangka waktu pelaksanaan,

Tanggal penyerahan pekerjaan,

Denda atas keterlambatan,

Besarnya jaminan pelelangan,

Besarnya jaminan pelaksanaan.

3). Syarat teknis terdiri dari :

Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan,

Jenis dan mutu bahan,

Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.

Syarat teknis merupakan ketentuan teknis alat, bahan

tenaga kerja dan prosedur pelaksanaan/uraian pekerjaan yang secara

umum meliputi :

1. Pekerjaan persiapan,

2. Bangunan prasarana proyek,

3. Penetapan evaluasi di lapangan,

4. Pekerjaan galian tanah,

5. Pekerjaan urugan tanah urug dan pasir urug,

6. Pekerjaan pondasi,

7. Pekerjaan konstruksi beton bertulang,

8. Pekerjaan konstruksi batu bata,

9. Pekerjaan plesteran dan spesi,

10. Pekerjaan kayu kuda – kuda,

11. Pekerjaan konstruksi atap dan penutup atap,

12. Pekerjaan finishing cat,

13. Pekerjaan instalasi listrik,

14. Pekerjaan instalasi air kotor,

15. Pekerjaan pelapis lantai dan pekerjaan finishing,

16. Dan lain – lain.

Dalam hal ini pembahasan dibatasi pada pengawasan mutu beton

pada pekerjaan Sloof, Balok, Pelat dan Kolom.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 11

Page 12: LaPORAN PKL

2.3.3 Lampiran - lampiran ( Appendices )

Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-

lampiran yang merupakan keterangan tambahan, seperti :

Daftar kuantitas pekerjaan ( bill of quality ),

Tabel harga bahan dan ongkos pekerjaan,

Surat jaminan tender ( tender bond ),

Surat jaminan pelaksanaan ( performance bond ),

Bentuk kontrak perjanjian pemborong,

Pembuatan surat penawaran.

2.3.4 Risalah Aanwijzing

Penjelasan lelang di lakukan di tempat dan waktu yang

ditentukan di hadiri oleh para penyedia barang dan jasa yang terdaftar

dalam daftar calon peserta lelang. Bila dipandang perlu panitia dapat

memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjaun

langsung lapangan.

Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang yang berupa

pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia peserta dan jawaban

dari panitia serta keterangan lain termasuk perubahannya dari peninjaun

lapangan harus di tuangkan dalam berita acara penjelasan yang di tanda

tangani oleh panitia pengadaan dan sekurang-sekurangya dua wakil dari

peserta yang hadir.

2.3.5 Surat-surat klarifikasi

Surat-surat klarifikasi ini dikerjakan secara tertulis kepada

pemborong yang memenangkan pekerjaan, dan surat-surat klarifikasi

tersebut merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat. Surat-

surat klarifikasi ini sangat mempengaruhi lamanya proses evaluasi

tender yang dibuat apabila :

Ada kesalahan kalkulasi,

Ada pernyataan yang tidak jelas dalam surat penawaran pemborong,

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 12

Page 13: LaPORAN PKL

Ada hal yang lupa dan lain-lain.

2.3.6 Estimasi Biaya Proyek

Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan

untuk memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan/disiapkan bagi

pembangunan suatu konstruksi. Estimasi biaya proyek secara umum

dapat dibagi empat, yaitu :

Estimasi kasar untuk pemilik

Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide

untuk membangun proyek tersebut.

Estimasi pendahuluan oleh perencana

Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi

terdahulu/sudah ada gambar.

Estimasi detail oleh kontraktor

Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga fixed price.

Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.

Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya

langsung ( direct cost ) yang berhubungan dengan konstruksi atau

bangunan.

Biaya langsung terdiri dari dari :

Biaya inti ( Overhead )

Biaya overhead merupakan biaya penunjang pelaksanaan

konstruksi baik di lapangan maupun di kantor.

Biaya tak terduga ( cotigencies )

Biaya tak terduga merupakan suatu biaya yang disiapkan sebagai

akibat dari suatu bencana alam yang besarnya berkisar antara 0,5%

sampai dengan 5% dari biaya total.

Keuntungan ( Profit )

Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah

dari faktor resiko yang besarnya relatif masing-masing proyek.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 13

Page 14: LaPORAN PKL

2.4 Sistem Kontrak ( Contructions Contract )

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diperhatikan macam

dan jenis kontrak dengan variasinya yang dikenal dan diterapkan dalam dunia

bisnis konstruksi.

Berhubungan dengan banyaknya keanekaragaman pekerjaan proyek

konstruksi maupun engineering dan pengaruh-pengaruh berbagai faktor,

misalnya :

Urgensi,

Penyiapan dan sumber dananya,

Pola pemanfaatan,

Pengaturan jadwal,

Situasi dan kondisi setempat.

Untuk mengatasi pengaruh faktor-faktor di atas maka dikembangkan

jenis-jenis kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan antara

yang memiliki pekerjaan dengan yang mengerjakan.

Sistem kontak ( Contructions Contracts ) terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Fixed Price Contract

Kontrak dengan harga tetap mewajibkan kontraktor untuk

melaksanakan pekerjaan hingga selesai sesuai dengan yang diisyaratkan

dalam kontrak atas resikonya sendiri terhadap jumlah total biaya yang

dikeluarkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

a. Lump Sum Contract

Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini memerlukan

gambar - gambar kerja yang jelas, spesifikasi dan bestek yang akurat

dimana kedua belah pihak mempunyai satu interpretasi yang sama

terhadap isi dan maksud dari dokumen tender tersebut. Oleh karena itu,

pemilik proyek tahu jelas dari awal berapa biaya yang harus dikeluarkan,

dan dari pihak kontraktor juga dapat menghitung biayanya dengan tepat.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 14

Page 15: LaPORAN PKL

b. Kontrak “Jadwal Harga satuan” (Shedule of rates contract)

Pada kontrak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan

berbagai jenis pekerjaan dimana masing-masing pekerjaan mempunyai

harga satuan yang tetap dengan volume sesuai dengan dengan yang

dikerjakan.Karena itu,jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun

kualitas yang diinginkan harus ditentukan secara jelas.jumlah sebenarnya

dari tiap pekerjaan tidak perlu ditetapkan lebih dahulu (hanya berupa

taksiran).

c. Kontrak “Daftar Volume” (Bill of Quantity Contract)

Dengan kontak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan

berbagai jenis pekerjaan dengan masing-masing jenis pekerjaan

mempunyai harga satuan yang tetap dan volume pekerjaan berdasarkan

gambar rencana.

2. Prime Cost Contract

Pemilik proyek pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang

dikeluarkan kontrak untuk melaksanakan pekerjaannya, ditambah dengan

satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya kerja pemborong. Kontrak

semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan desain, pengadaan

barang/peralatan, pekerjaan konstruksi, pelayanan manajemen ataupun

kombinasi dari pekerjaan tersebut.

Prime Cost Contract mencakup beberapa hal yang meliputi :

a. Cost Plus Persentage Fee

b. Cost Plus Fixed Fee Contract

c. Cost Plus Variable Percentage Contract

d. Target Estimasi Contract

e. Guaranteed Maksimum Cost Contract

f. Convertible Cost Contract

g. Cost Plus Time and Material Contra

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 15

Page 16: LaPORAN PKL

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Uraian dan Struktur Administrasi Proyek

Adapun struktur administrasi proyek Pembangunan Perumahan

Griya Kebon Sajiq, diuraikan dalam rencana kerja dan syarat-syarat yang

terdiri dari :

a. Status proyek ditetapkan sebagai berikut :

1) Judul proyek

Proyek : Perusahaan Griya Kebon Sajiq

Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq

2) Lokasi proyek adalah di Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10

b. Pejabat Pembuat Komitmen (owner)

Adalah badan atau instansi atau orang perorangan yang memberikan tu

gas/pekerjaan kepada kontraktor sebagai pelaksananya. Dalam hal ini yang

menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (owner) adalah Direktur Kepala

Proyek.

c. Kontraktor Pelaksana

Adalah kontraktor yang telah mengajukan penawaran dan dinyatakan

sebagai pemenang serta terikat dengan kontrak pemborongan pekerjaan.

Kontraktor berlaku sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap

kelangsungan pembangunan konstruksi fisik. (Hanya sebatas kontrak upah

tenaga saja, Bahan dan lain – lain disediakan oleh kantor).

3.1.1 Struktur organisasi proyek dan tugas-tugasnya.

Struktur organisasi proyek kontraktor pelaksana adalah

menggambarkan struktur garis komando internal jenjang managerial

personil-personil yang bertugas melaksanakan pekerjaan fisik proyek yang

terdiri dari :

a. Project Manager

Tugas dan Kewajiban :

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 16

Page 17: LaPORAN PKL

1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek.

2) Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi selama melaksanakan proyek.

3) Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan

pekerjaan.

b. Site Manager

Tugas dan Kewajiban :

1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek di lapangan.

2) Memimpin pelaksanaan proyek.

3) Mengatur pelaksanaan proyek di lapangan.

4) Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggung jawab

proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.

c. Koordinartor Pelaksana

1) Menjadwalkan proyek, manajer bertugas untuk merencanakan

pelaksanaan proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu.

2) Mengimplementasikan rencana proyek, setelah membuat

perencanaan, tugas manajer selanjutnya adalah

mengimplementasikan perencanaan proyek tersebut di lapangan.

3) Mengontrol kerja sampai selesai, Seorang manajer harus dapat

mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga

serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.

4) Membina hubungan kooperatif, manajer bertanggung jawab untuk

membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik

dalam struktur horizontal maupun vertical.

5) Melakukan inovasi, seorang manajer juga bertugas melakukan

inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.

6) Memperkirakan Durasi Tugas, Teknik memperkirakan durasi tugas.

d. Ahli Struktur

Tugas dan tanggung jawab ahli Struktur adalah:

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 17

Page 18: LaPORAN PKL

1) Melakukan penelitian dan kajian mengenai kelayakan rencana

bangunan

2) Membuat dan mebantu laporan yang diperlukan team leader.

3) Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil

pekerjaan menjadi komprehensif dan terpadu.

e. Administrasi Keuangan

1) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap administrasi

produksi dan administrasi keuangan.

2) Membuat catatan laporan pemakaian bahan baku dan penjualan

produk.

3) Bertanggung jawab dan mengawasi terhadap proses

permintaan barang, penyimpanan dan pengeluaran produk dari

gudang.

1) Memberikan laporan kepada kepala unit mengenai administrasi

keuangan dan administrasi produk.

2) Menerima laporan dari administrasi keuangan.

3) Menerima laporan harian, bulanan dan tahuan dari administrasi

produks i.

f. Pelaksana Bangunan

Tugas dan Kewajiban :

1) Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan

persyaratan kerja.

2) Mengatur penempatan bahan-bahan konstruksi teknis dan alat kerja

agar tercapai efisiensi kerja.

3) Menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan konstruksi, teknis

dan mengontrol pemakaiannya.

4) Mengatur dan memberi pengarahan kepada pekerja supaya dapat

berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 18

Page 19: LaPORAN PKL

g. Mandor

Tugas dan Kewajiban :

1) Mengawasi jalannya proyek di lapangan.

2) Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.

3.2 Spesifikasi Teknis

A. Lingkup Pekerjaan

1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang

secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan

ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perumahan

Griya Kebon Sajiq, yang meliputi tipe perumahan :

a. Tipe 55

b. Tipe 70

c. Tipe 110

2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud

berikut, lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas

pada hal-hal sebagai berikut:

a. Pengadaan tenaga kerja .

b. Pengadaan Bahan / Material.

c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup

pekerjaan yang ditugaskan.

d. Koordinasi dengan Penyedia Barang / Jasa pekerja lain yang

berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.

e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.

f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

B. Bahan

1. Baru / Bekas

Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang

dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,

penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar sama

sekali tidak diperbolehkan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 19

Page 20: LaPORAN PKL

2. Persetujuan Bahan

a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan

dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/produk akan

dibeli/dipesan/diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari

Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/Produk tersebut pada

Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis

yang dilampirkan pada contoh/brosur dari bahan/produk yang

bersangkutan untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas

sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa/suplier,

yang mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.

c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti

tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia

Barang/Jasa/Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini

mengadakan bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta

tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh

bahan/produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah

disetujui.

3.3 Uraian Pekerjaan

3.3.1 Tenaga dan Sarana Kerja.

1. Alat-alat bantu kerja seperti; Scafolding, Bar Cutter, Waterpass, Alat

Transport (Truk) Mesin potong keramik, Molen dan alat lainnya yang

disebutkan dalam RKS ini.

Alat kerja merupakan sarana yang penting dan besar artinya dalam

pelaksanan suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap akan dihasilkan

kualitas pekerjaan yang baik, waktu yang singkat dan biaya yang efisien.

Alat kerja dapat berupa alat mekanik maupun alat elektrik, tenaga manusia

relatif lebih murah dari tenaga mesin, sehingga dari segi ekonomi

pemakaian alat harus dipertimbangkan secara teliti. Alat-alat kerja yang

dipakai dalam proyek ini sebagai berikut :

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 20

Page 21: LaPORAN PKL

a. Pesawat Waterpass.

Digunakan sebagai penyipat datar suatu bidang untuk menentukan

beda tinggi/elevasi bangunan pada penentuan tinggi bouwplank,

pelaksanaan begisting plat lantai, balok portal dan pekerjaan lain yang

mengharuskan suatu bidang harus datar.

b. Roll meter.

Digunakan untuk mengukur panjang ukuran.

c. Mollen (Concrete Mixer)

Agar tercapai adukan beton yang baik dan rata maka digunakan mesin

pengaduk yaitu mollen dengan kapasitas yang tergantung dari volume

yang ditargetkan. Prinsip kerjanya adalah dengan memasukkan bahan

kedalam silinder yang berputar karena motor diesel.

d. Gerobak tuang dorong dan ember

Gerobak tuang adalah alat angkut yang menggunakan tenaga manusia

untuk mengangkat mortal beton dari tempat pengadukan ke tempat

pengecoran. Sedangkan ember berfungsi untuk mengangkut adukan

beton dan air ketempat pengecoran.

e. Vibrator

Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan

pengecoran sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga

kosong yang menyebabkan kondisinya tidak merata, hal ini akan

mengurangi proses pengeroposan.

f. Cangkul dan Sekop

Cangkul dan sekop digunakan dalam berbagai pekerjaan namun dalam

pekerjaan ini digunakan untuk memasukkan agregat ke dalam suatu

takaran campuran ataupun untuk memindahkan hasil campuran beton ke

dalam ember atau gerobak tuang yang akan dibawa ke tempat pekerjaan

beton dilakukan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 21

Page 22: LaPORAN PKL

g. Alat pemotong kawat dan besi

Alat pemotong besi dan kawat sangat diperlukan untuk memotong

besi agar mendapatkan ukuran besi yang diinginkan sesuai dengan

perencanaan.

2. Tenaga Kerja

Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan

Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq adalah sebagai berikut :

1. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan

pengalaman dalam bidangnya dan pengawas, mandor serta kepala

tukang yang cukup dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk

pekerjaan proyek tersebut.

2. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai

dengan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian

dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.

3. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari :

Kepala proyek/site manager

Konsultan Pengawas

Site engineer

Logistik proyek

Dalam penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan volume

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pemborosan terhadap

tenaga kerja yang mengakibatkan kerugian dapat ditekan serendah-

rendahnya. Apabila seorang pekerja sehubungan dengan pelaksanaaan,

penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan

berprilaku tidak baik, tidak cakap, atau ceroboh dalam melaksanakan

tugasnya atau yang menurut pertimbangan direksi pekerjaan orang tersebut

tidak patut dipekerjakan. Dan orang tersebut tidak boleh dipekerjakan lagi

tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang yang diberhentikan secara

demikian dari pekerjaan, harus diganti secepatnya dengan seorang

pengganti yang cakap yang disetujui oleh direksi pekerjaan

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 22

Page 23: LaPORAN PKL

3. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan

yang akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada

waktunya

3.3.2 Pengukuran (Uizet )

Pengerjaan Pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek

untuk menentukan luasan, batas-batas kerja, ketinggian dan level eksisting

lokasi proyek hingga menghasilkan akurasi data berupa gambar kerja (shop

drawing) yang lengkap. Pekerjaan pengukuran dilakukan termasuk

pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi

dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak

bangunan eksisting yang ada dan akan di bongkar dengan memakai alat-alat

yang sudah ditera kebenarannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut

dilakukan dengan memakai alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya

dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma

atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk

bagian-bagian kecil.

3.3.3 Pekerjaan Galian Dan Urugan

A. Pekerjaan Galian

1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,

kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan

permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk

penggunaan tersebut di atas.

3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar

dari halaman, dibuang dilingkungan sekitar.

4. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab

Penyedia Barang/Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 23

Page 24: LaPORAN PKL

bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan

untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.

B. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan galian dan urugan meliputi :

1. Galian pondasi batu kali

2. Galian pondasi tangga

3. Urugan kembali galian pondasi

4. Urugan tanah peninggian peil bangunan

5. Urugan tanah peninggian lingkungan

6. Urugan pasir sesuai gambar kerja

C. Pengurugan

1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan

kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan

user.

2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang di kehendaki,

sebagaimana dibutuhkan konstruksi, elevasi bangunan atau sesuai dengan

yang tertera dalam gambar kerja.

D. Pemadatan

1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk

pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-

besarnya 20 cm.

2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya

dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan

menambahkan air dan disetujui Konsultan Pengawas. Penyedia Barang

Jasa harus menyediakan stamper minimal 10 unit dan dimasukkan dalam

dokumen penawaran data teknis.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 24

Page 25: LaPORAN PKL

3.3.4 Pekerjaan Pasangan

A. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut :

1. Pasangan pondasi batu kali

2. Pasangan dinding ½ bata

3. Pasangan dinding trasram ½ bata

4. Pasangan batu alam

5. Pasangan Roster

B. Bahan

1. Batu kali

Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki

minimal 3 bidang kotak, batu kali bulat tidak boleh digunakan untuk

pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh

mengandung bahan yang dapat merusak.

2. Batu bata

Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat.

a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling

tegak lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak

berlubang-lubang.

b. Ukuran :

panjang : 22 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah

setempat.

lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah

setempat.

tebal : 5 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah

setempat.

c. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan sample daripada bata yang

akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan

Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus

segera dikeluarkan dari site.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 25

Page 26: LaPORAN PKL

d. Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai

dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI

tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang bagian yang pecah tidak boleh

lebih dari 10%

3. Pasir

Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna kehitaman,

bersih dari campuran kotoran kadar lumpur maksimum 5% diambil dari

sungai, pasir harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka

kehalusan lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat memenuhi persyaratan

PUBI 1982

4. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dan pasangan

dinding bata harus memenuhi persyaratan yang sama digunakan untuk

pembuatan beton.

5. Roster

Roster yang digunakan terbuat dari beton dan tanah liat, ukuran dan

ketebalan sama. Ukuran dan jenis/model/bentuk sesuai dengan gambar

kerja.

C. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan pasangan batu kali

Pelaksanaan pasangan batu kali yang dilakukan di lapangan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan pekerjaan dan sesuai dengan gambar kerja yang ada.

2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata

Pelaksanaan dari pasangan dinding di lapangan telah sesuai dengan aturan

yang berlaku dan gambra kerja dari proyek tersebut.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 26

Page 27: LaPORAN PKL

3.3.5. Pekerjaan Beton Praktis

A. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

1. Pekerjaan sloof praktis

2. Pekerjaan kolom praktis

3. Pekerjaan ring praktis

4. Pekerjaan kolom, ring latieu praktis

kusen alumunium

B. Pengendalian Pekerjaan

Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti

ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam : ASTM C 150, ASTM C 33, SII-

0051- 74-, SII- 0013- 81, dan SII- 0136- 84.

C. Bahan-bahan

Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus,

PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi.

Demikian juga mengenai cara penyimpanan.

Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1pc : 3ps : 5kr

Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup pekerjaan

diatas menggunakan besi diameter P12 mm polos berisi 4 (empat) untuk

tulangan pokok , dan sengkang/begel diameter P8 mm jarak dengan 150 mm

dengan tegangan tarik minimal dan regangan.

3.3.6 Pekerjaan Beton Struktur

A. Ketentuan Umum

1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-

syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan

dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut

pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard

yang berlaku, yaitu :

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 27

Page 28: LaPORAN PKL

a. SNI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di

Indonesia.

b. SNI - 8 Peraturan Semen Portland Indonesia

c. Standard Industri Indonesia (SII).

d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.

e. Tata Cara Pembebanan Rumah dan Gedung.

f. American Society of Testing Material (ASTM).

B. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi

seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :

1. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,

termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-

bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan

(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di

dalam beton.

3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian

dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang

pekerjaan beton.

C. Bahan-bahan

1. Semen

Semen yang digunakan adalah Semen Portland (portland cement) Tipe I

dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972 atau British

Standard No. 12 th 1965.

2. Agregat Kasar

Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :

Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-

80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 28

Page 29: LaPORAN PKL

dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan

ASTM C23 “Specification for Concrete Aggregates”.

Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah

dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat

melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas

ayakan berlubang persegi 20 mm

b. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan

gradasinya tergantung pada penggunaannya

c. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %

3. Agregat Halus

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling penting :

a. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan

pengaruh cuaca.

b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%

c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya,

apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm,

minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm

minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,

berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.

d. Pasir laut tidak boleh digunakan

4. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-

ketentuan berikut ini:

a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung

lainnya yang dapat dilihat secara visual.

b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.

c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak

beton (asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 29

Page 30: LaPORAN PKL

liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa

sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.

5. Besi tulangan waremash

Besi tulangan waremash yang digunakan adalah M – 8

Ketentuan baja tulangan menyesuaikan dengan baja tulangan struktur.

6. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

berikut ini :

a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,

gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.

b. Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan baja

tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak

boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak

boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.

c. Tulangan dengan Ø ≤12 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk

tulangan dengan Ø > 16 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.

D. Beton dan Adukan Beton Struktur

1. Benda uji harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi

300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili

minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus

mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan

dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).

2. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat

pengujian slump

3. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,

Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam

Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI

T-15-1990-03).

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 30

Page 31: LaPORAN PKL

E. Cetakan Beton

Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan

harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai

permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang/Jasa harus

memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sabagai acuan

untuk disetujui Konsultan Pengawas.

3.3.7 Pekerjaan Rangka Atap

A. Lingkup Pekerjaan

Penyediaan bahan, peralatan dan tenaga untuk melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

1. Pengadaan dan fabrikasi konstruksi baja (kolom, balok, bracing kolom

dan bracing atap untuk dudukan mahkota, gording, sambungan seperti plat

sambung, baut sambung, angkur, connector untuk encase balok).

2. Pembersihan seluruh permukaan konstruksi baja dan pengecatan awal

(Protective coat).

3. Pengangkutan konstruksi baja ketempat pekerjaan (lokasi).

4. Penyimpanan sementara konstruksi baja di lokasi.

5. Pemasangan (erection) kontruksi baja di lokasi sampai seluruh komponen

terpasang sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.

6. Pengecatan akhir sesuai persyaratan.

B. Bahan Baja

1. Baja Profil

a. Profil dan Plat baja yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :

1) Untuk Bentang 5 m :

Rangka atap : ½ IWF 300x150x6.5x9

: L 60x60x6

Gording : CNP 150x50x20x3.2

Zagrot : Besi Ø 12 mm

Tierod : Besi Ø 12 mm

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 31

Page 32: LaPORAN PKL

Trekstang : Besi Ø 16 mm dengan mur dan turn buckle

Plat besi : plat tebal 8, 10, 12 mm

Angkur : Tanam Ø 16 mm – M16

b. Mutu baja profil yang digunakan adalah baja ST37 dengan tegangan

leleh σ1 = 2.400 kg/cm2

c. Toleransi ukuran penampang baja profil adalah 0,50 mm untuk

lebarnya dan 0,20 mm untuk tebalnya.

d. Untuk baja profil, gording dan sambungan dipergunakan material cat

pelindung yang terdiri dari 3 tahapan pengecatan yaitu :

1) Lapisan dasar (prime coat) epoxy digunakan cat produksi Nippon,

atau tipe dari merk lain yang setara.

2) Lapisan pengikat (tie coat) di gunakan bahan cat produksi

Nippon , atau tipe dari merk lain yang setara.

3) Lapisan teratas (top coat) digunakan bahan cat produksi Nippon ,

atau tipe dari merk lain yang setara.

2. Las dan tenaga ahli

a. Pekerjaan pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang

berpengalaman dan bersertifikat serta diawasi/dibawah kendali ahli

las dalam pelaksanaan konstruksi baja. Penyedia Barang / Jasa harus

menyediakan tenaga ahli las yang bersertifikat dan dimasukkan dalam

personil usulan teknis.

b. Pekerjaan kuda-kuda baja disubkonkan kepada subkon yang

berpengalaman.

c. Elektroda las menggunakan E70 dengan kuat minimum 70 ksi (49,0

MPa).

d. Ukuran las sudut tebal (a) minimum 3,5 mm.

3. Baut

a. Baut yang digunakan harus hitam dengan tegangan leleh minimal

3100 kg/cm2 (HTB jenis “non full-drat”). Mur yang digunakan

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 32

Page 33: LaPORAN PKL

sekualitas dengan bautnya, barus digunakan galvanized ring, murdan

baut High Tension (HTB) A-325.

b. Mur baut digunakan diameter 16 mm dari baja tegangaan tinggi atau

High Tension Bolt (HTB) seperti pada Gambar Rencana.

c. Sebelum pemasangan angkur pihak Penyedia Barang / Jasa

Pemborongan menentukan titik-titik anchor yang akan dipasang pada

kolom dan balok struktur.

d. Pemasangan angkur dilakukan setelah 14 hari umur beton kolom dan

balok struktur

e. Beton dibor untuk mendapatkan kedalaman dan diameter yang cukup

sesuai dengan panjang dari angkur, kemudian hasil bor dibersihkan

dan dimasukkan capsule anchor.

f. Angkur dimasukkan dalam capsule anchor sampai ketemu permukaan

beton.

g. Pengencangan baut tidak boleh lebih dari 1.400 kg/cm2 dengan kunci

momen.

h. Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai

kerapatan /kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.

3.3.8 Pekerjaan Penutup Atap

A. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :

1. Pemasangan penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural

sekualitas Kencana Deck

2. Pemasangan lisplang galvalum

3. Pemasangan talang stainless steel

B. Bahan

Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :

1. Penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural sekualitas Kencana

Deck.

2. Pemasangan lisplang galvalum.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 33

Page 34: LaPORAN PKL

3. Pemasangan talang stainless steel.

3.3.9 Pekerjaan Sumur Peresapan

A. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga

kerja, pembuatan dan pemasangan sumur resapan yang lengkap seperti

ditentukan dan / atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. Sumur peresapan air hujan

2. Sumur peresapan air bekas

3. Sumur peresapan air kotor

Pekerjaan sumur resapan meliputi hal – hal berikut, tetapi tidak dibatasi pada:

1. Pekerjaan pengukuran

2. Galian, urugan kembali dan pemadatan

3. Pemasangan sumur resapan dan pemipaan

B. Prosedur Umum

1. Contoh Bahan.

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan semua produk yang akan

digunakan, untuk diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan sebelum

mendatangkannya ke lokasi proyek.

b. Semua biaya untuk pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

2. Gambar Detail Pelaksanaan

Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada

Konsultan Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan. Gambar

Detail Pelaksanaan harus dibuat dengan mengacu pada bentuk, ukuran dan

detail lainnya yang dibutuhkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

3. Pengiriman dan Penyimpanan

a. Setiap bahan dan setiap pipa (satu panjang utuh), sambungan dan

perlengkapan lain yang digunakan dalam pemipaan utilitas hanya

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 34

Page 35: LaPORAN PKL

mempunyai tanda / merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas

produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.

b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari

segala jenis kerusakan.

4. Ketidaksesuaian

a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap

kemungkinan kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,

kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain – lain.

b. Semua perlengkapan pemipaan yang didatangkan atau dipasang tanpa

tanda / merek harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa

tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

C. Bahan - Bahan

1. Sumur Resapan

Sumur resapan harus dikonstruksi dari batu bata atau pipa beton perforasi

yang memiliki diameter minimal sesuai kebutuhan desain dengan

kedalaman antara 1500 mm sampai 5000 mm (tergantung kondisi tanah di

mana sumur resapan akan ditempatkan), lengkap dengan penutup yang

dibuat beton tebal 100 mm. Penutup harus dilengkapi penutup lubang

periksa yang dibuat dari beton dalam ukuran yang memadai.

2. Bahan Pengisi

Bahan pengisi untuk sumur resapan harus terdiri dari batu kerikil atau batu

pecah atau pecahan atap keramik dengan ukuran 30 mm sampai dengan 50

mm dengan kedalaman sekitar 400 mm.

3. Bahan Penyaring

Bahan penyaring untuk keliling luar sepanjang dinding sumur harus dari

ijuk dengan ketebalan sesuai desain.

4. Pemipaan

Pipa dan sambungan harus dari pipa PVC dengan sambungan tipe solvent

cement, memiliki tegangan kerja 8 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 35

Page 36: LaPORAN PKL

Diameter yang dibutuhkan harus sesuai dengan gambar kerja.

5. Adukan

Adukan, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan bahan pada pasangan

dan plesteran

6. Bahan Urugan

Bahan urugan harus memenuhi ketentuan bahan galian dan urugan

3.3.10 Pekerjaan Plesteran Dan Acian

A. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk :

1. Seluruh permukaan dinding bata

2. Kolom beton,

3. Balok beton,

4. Lispang beton,

5. Beton expose

6. dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.

B. Material

1. Semen

Semen yang dipakai untuk pekerjaan plesteran ini harus mempunyai

kualitas yang sama seperti semen untuk pekerjaan beton, atau harus

memenuhi PUBB - NI. 8.

a. Semen yang dipakai adalah semen jenis PC sekualitas Gresik dan

Prime Mortar PM – 210 plesteran PM – 310 acian

b. 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan

c. Semen harus didatangkan dalam zak/kemasan yang tidak pecah / utuh,

tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada

zak/kemasan.

d. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).

Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus

dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 36

Page 37: LaPORAN PKL

tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan

hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5

% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik

dalam jumlah yang sama.

e. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau

semen dalam kantong dipenyimpanan lokal (di penyalur) lebih dari 3

bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak

2. Pasir

Untuk pekerjaan plesteran ini harus memenuhi persyaratan PUBB-N.I.3

a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut

b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan

sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5 % dan tidak

mengandung garam

c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan

ditunjukkan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80

d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka

3. A i r

a. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2

gram/liter.

b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam,

zat organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.

c. Tidak mengandung khlorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter.

d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

3.3.11 Pekerjaan Lantai

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin

keramik dan penutup lantai pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar

Kerja.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 37

Page 38: LaPORAN PKL

B. Standar / Rujukan

1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

2. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-4062-1996

3. Australian Standard (AS)

4. British Standard (BS)

5. American National Standard Institute (ANSI).

C. Prosedur Umum

1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus

diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu

sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus diserahkan

sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna

untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

2. Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik

yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh

dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari

keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

3.4.12 Pekerjaan Plafond

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan

bantu dan pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat

seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

B. Standar / Rujukan

1. Australian Standard (AS)

2. American Standard for Testing and Materials (ASTM).

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 38

Page 39: LaPORAN PKL

C. Prosedur Umum

1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus

diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui

sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.

Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sabelum

pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai

jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara

penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang

diperlukan.

3. Pengiriman dan Penyimpanan.

a. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum

pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.

b. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu

yang ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian

ujung berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.

c. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas

dari muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari

pengaruh cuaca.

4. Ketidaksesuaian.

a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap

kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi

jumlah maupun pemasangan dan lainnya.

b. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata

menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak

dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.

c. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab

Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 39

Page 40: LaPORAN PKL

D. Bahan - Bahan

Pemasangan Gipsum.

a. Papan Gypsum.

1) Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai

untuk daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk

plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk

dalam Gambar Kerja, dari produk sekualitas Jayaboard, Knauff atau

yang setara.

2) Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS

2588, BS 1230 atau ASTM C 36.

b. Semen Penyambung.

Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari

pabrik pembuat papan gipsum.

c. Rangka.

Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari

bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran

yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum.

d. Alat Pengencang.

Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus

sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi

ketentuan AS 2589.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 40

Page 41: LaPORAN PKL

BAB IV

PELAKSANAAN LAPANGAN

4.1 Pekerjaan Persiapan

Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaan perencanaan suatu

rumah. Tahapan pelaksanaan proyek ini harus disusun sedemikian rupa mulai

dari pengerjaan awal hingga finishing (jika pengerjaan proyek hingga

finishing). Semuanya ini disusun didalam Time Schedule. Tahapan-tahapan

dan berapa lama pengerjaan proyek tersebut disusun dahulu sebelum

pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan tepat

waktu.

Pekerjaan persiapan sangat diperlukan sebelum memulai pelaksanaan

pekerjaan karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

kelancaran proyek. Pekerjaan persiapan meliputi :

4.1.1 Membuat direksi keet

Direksi keet merupakan sarana yang sangat penting dalam

menunjang pelaksanaan proyek yang berfungsi sebagai kantor untuk

mengelola, mengkoordinasikan dan mengawasi pekerjaan lapangan

sehari–hari dan sebagai tempat untuk menerima tamu yang

berkunjung ke lokasi proyek. Bangunan ini terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu direksi keet, ruang administrasi dan gudang

perlengkapan proyek. Ukuran direksi keet sendiri adalah 3 x 6 m2.

4.1.2 Penyediaan Material dan Alat Kerja

Material

Adapun material-material yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek ini, sehingga perlu disiapkan dengan segera guna

kelancaran kegiatan pembangunan, yaitu:

- Agregat Kasar dan Halus

Agregat (pasir dan kerikil) merupakan bahan pengisi

sehingga dalam struktur beton agregat biasanya menempati kurang

lebih 70 sampai 75 % dari volume massa yang telah mengeras.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 41

Page 42: LaPORAN PKL

Untuk beton yang ekonomis, campuran harus dibuat sebanyak

mungkin agregatnya. Agregat yang baik adalah yang tidak bereaksi

kimia dengan unsur-unsur semen. Agregat harus mempunyai

distribusi ukuran sedemikian rupa, sehingga ukuran rongga-rongga

antara agregat menjadi minimum. Ini berarti dalam pembuatan

beton jumlah pasta semen yang perlu mengisi rongga-rongga

minimum pula.

Ukuran pasir adalah harus dapat melalui ayakan 5 mm dan

tertinggal di atas ayakan 0.075 mm (maksimum 4 mm) dengan

syarat sebagai berikut :

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat

kering, jika ini tidak terpenuhi maka pasir tersebut harus

dicuci.

Tidak boleh mengandung bahan oraganis terlalu banyak.

Menurut peraturan di Inggris (British Standard) yang juga

dipakai di Indonesia saat ini (dalam SK SNI T-15-1990-03)

kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut

gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan pasir

kasar. Sedangkan kerikil mempunyai ukuran lebih dari 5 mm tetapi

maksimumnya adalah 7.5 cm. Agregat ini mempunyai syarat, yaitu:

1. Terdiri dari butiran keras dan tidak berpori, dengan butiran pipih

tidak boleh lebih dari 20 %.

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % terhadap berat

kering.

3. Besar butiran kerikil maksimum harus memenuhi ketentuan ;

Tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara selimut beton

¾ lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulangan, berkas

tulangan1/3 lebih kecil atau sama dengan tebal pelat lantai.

Agregat halus juga dipergunakan sebagai bahan campuran

untuk plesteran dinding, lantai dan penggunaan lainnya.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 42

Page 43: LaPORAN PKL

- Semen

Material semen merupakan material yang mempunyai sifat-

sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-

agregat menjadi suatu massa yang dapat mempunyai kekuatan yang

cukup. Semen portland merupakan bubuk yang sangat halus,

berwarna abu-abu yang terdiri dari kalsium dan aluminium silikat.

Beton yang dibuat dari semen portland biasanya membutuhkan

waktu kurang lebih dua minggu untuk mencapai kekuatan yang

cukup.

Semen yang dipakai dalam konstruksi terdapat beberapa

jenis, yaitu :

1. Tipe I (semen biasa / normal cement) digunakan untuk

pembuatan beton bagi konstruksi yang tidak ipengaruhi oleh

sifat-sifat lingkungan yang mengandung bahan-bahan sulfat

dan perbedaan temperatur yang ekstrim.

2. Tipe II digunakan untuk pencegahan serangan sulfat.

3. Tipe III digunakan untuk mendapatkan beton yang mengeras

dalam waktu cepat (High Early Strength Portland Cement),

umumnya kurang dari seminggu.

4. Semen putih untuk pekerjaan-pekerjaan arsitektural.

- Air

Air diperlukan untuk melarutkan semen agar terjadi reaksi

kimiawi, untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran

agar mudah pengerjaannya. Air yang digunakan untuk pembuatan

dan perawatan beton harus bersih, tawar dan bebas dari segala

macam campuran minyak, asam basa, garam dan bahan-bahan

oraganik lainnya yang merusak beton atau tulangannya dalam hal

ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Penggunaan

suatu sumber air diperkenankan untuk digunakan asal ada bukti tes

laboratorium yang menyatakan bahwa air tersebut memenuhi syarat

untuk campuran beton.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 43

Page 44: LaPORAN PKL

- Besi beton dan kawat tulangan.

1. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara

sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung

dengan tanah lembab atau basah. Baik besi penulangan rata

(Round Bars) maupun besi-besi penulangan bergelombang

(Deformed Bars) harus disimpan berkelompok berdasarkan

ukurannya masing-masing dan sesuai dengan persyaratan

dalam NI-2 pasal 3.7

2. Besi penulangan yang dipakai harus sesuai dengan

persyaratan sebagai berikut:

Penulangan dengan diameter sampai dengan 12 mm,

menggunakan baja mutu BJTP 24 (Round Bars)

Penulangan dengan diameter lebih besar dari 12 mm,

menggunakan baja mutu BJTD 40 (Deform Bars).

3. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari

minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang dapat

merusak. Apabila terdapat karat pada permukaan besi, maka

besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok

tanpa mengurangi diameter penampang besi.

4. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian

terhadap benda uji yang diambil dari besi yang akan

digunakan.

- Bata merah

Bata merah yang digunakan adalah bata merah yang bermutu

baik (sesuai dengan mutu standar yang telah ditetapkan),

pembakaran sempuran, bebas dari cacat dan retak. Minimum belah

menjadi dua bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 44

Page 45: LaPORAN PKL

- Kayu

Bahan kayu yang digunakan untuk bagian struktural adalah

kayu kelas kuat II dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah

sebagai berikut :

1. Semua pekerjaan kayu yang tampak seperti kusen, konsol,

listplank dan lainnya harus terserut rata dan licin.

2. Semua kayu yang digunakan harus kering, berumur tua, tidak

retak dan tidak bengkok serta memenuhi persyaratan yang

tercantum.

3. Semua kayu yang digunakan harus terlebih dahulu diawetkan

dengan bahan anti rayap.

Sedangkan kayu yang digunakan untuk perancah dan

begisting adalah kayu kelas kuat III dan IV.

- Plamir, Kapur dan Cat

Merupakan bahan – bahan untuk finising dari bangunan yang

bertujuan untuk memperindah tampilan dari bangunan.

Alat Kerja

Disamping penyiapan material dan bahan bangunan untuk

melaksanakan pembangunan, alat-alat kerja yang akan mendukung

kelancaran pekerjaan juga perlu diperhatikan.

Alat kerja merupakan sarana yang besar dan penting artinya

dalam suatu pelaksanaan proyek. Dengan alat kerja yang lengkap,

maka akan dihasilkan kualitas pelaksanaan yang baik, waktu

penyelesaian yang tepat waktu dan biaya yang efisien. Alat kerja

dapat berupa alat kerja mekanik atau alat kerja elektrik. Tenaga

manusia relatif lebih murah dibandingkan dengan tenaga mesin,

maka dari itu segi ekonomis pemakaian alat harus diperhatikan

dengan teliti. Alat – alat kerja yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini antara lain:

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 45

Page 46: LaPORAN PKL

- Alat Ukur

Beberapa alat ukur yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek ini, yaitu:

1. Theodolit, digunakan untuk meratakan kedudukan pososi

kolom terhadap bangunan disampingnya.

2. Waterpass, digunakan untuk menentukan kedataran suatu

bidang dalam pemasangan begisting pelat lantai, kolom,

balok dan pekerjaan lain yang mengharuskan suatu bidang

datar.

3. Rollmeter, untuk mengukur panjang.

4. Benang dan Lood, untuk menentukan ketetapan penyetelan

begisting, kolom dan pasangan bata.

- Mollen

Agar tercapainya adukan beton yang baik dan merata

digunakan suatu mesin pengaduk. Caranya dengan memasukkan

bahan kedalam mesin silinder yang berputar karena motor diesel.

Alat tersebut adalah mollen dengan kapasitas yang tergantung

dari volume yang ditargetkan.

- Vibrator

Vibrator adalah alat kerja yang menghasilkan getaran

dengan frekuensi tertentu yang digunakan untuk mengecilkan pori

adukan beton, sehingga tidak terjadi rongga kosong yang

menyebabkan keroposnya beton. Pemadatan ini dilakukan dengan

menusuk - nusuk beton. Penggunaan alat ini dapat memastikan

terjadinya kontak yang baik antara material beton dengan

tulangan.

Alat vibrator ini dapat berupa internal vibrator yang

digunakan dengan mencelupkannya ke dalam beton atau jenis

external vibrator dengan menempelkannya pada cetakan beton.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 46

Page 47: LaPORAN PKL

- Gerobak Tuang Dorong

Gerobak tuang dorong adalah alat angkut yang didorong

oleh tenaga manusia yang digunakan untuk mengangkut mortal

beton dari tempat pengadukan menuju tempat pengecoran.

- Selang Air

Selang air digunakan untuk menyalurkan air dari sumber air

ke lokasi pengadukan beton.

- Alat Pembengkok Tulangan

Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Meja kerja

Meja kerja terdiri pelat besi dimana di atasnya

ditempatkan potongan besi setinggi 5 cm sebanyak dua buah,

dimana yang satu membentuk sudut 450 letaknya terhadap yang

lain.

2. Tangkai Pembengkok

Merupakan batang yang terbuat dari besi yang panjangnya

bervariasi tergantung besar baja yang akan dibengkokkan.

- Alat Pemotong Tulangan (Cutter)

Digunakan untuk memotong tulangan. Dalam pelaksanaan

proyek penggunaan cutter cukup dilakukan oleh dua orang.

4.2 Penggalian Tanah

Pada pekerjaan ini, galian harus mencapai ukuran yang sesuai dengan

gambar rencana yang ada, tetapi bila diperlukan dapat berubah atau

bertambah sampai permukaan tanah keras. Galian tanah meliputi galian tanah

pondasi, septictank, pump room dan lain-lain. Penggalian tanah dilakukan

dengan memobilisasi tenaga kerja dengan pertimbangan efisiensi biaya jika

dibandingkan dengan menggunakan exavator. Sedangkan tanah galian yang

memenuhi syarat spesifikasi dapat digunakan untuk penimbunan atau

peninggian lantai dasar bangunan.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 47

Page 48: LaPORAN PKL

4.3 Pekerjaan Struktural

Pada proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini

digunakan beton bertulang mutu K-250. Mutu ini mempunyai kekuatan tekan

25 Mpa. Kekuatan mutu beton yang dimaksud akan tercapai setelah umur

beton mencapai empat minggu atau 28 hari.

Campuran adukan beton menggunakan perbandingan volume yang

telah diuji spesifikasinya di laboratorium, yaitu dengan uji tekan silinder (pra

konstruksi) dan dengan uji tekan kubus (pada saat konstruksi).

Perbandingan campuran yang direncanakan yaitu 1 pc : 2 Pasir : 3

kerikil alam. Campuran yang direncanakan tersebut harus dibuktikan dengan

data otentik dan dari percobaan bahwa kekuatan karakteristik yang

disyaratkan dapat dicapai. Sedangkan kekentalan adukan diperiksa dengan uji

slump.

Berikut adalah beberapa bagian struktural pembangunan perumahan

Griya Kebon Sajiq yang dapat dipantau :

4.3.1 Pekerjaan pembuatan lantai kerja

Menumpuk batu pecah pada dasar galian tanah. Setelah

diratakan, pada bagian atasnya diberikan urugan pasir sampai

memenuhi level dasar foot plate.

4.3.2 Pekerjaan fabrikasi footplate

Merakit rangka foot plate sesuai dengan gambar renana

struktur. Perakitan dilakukan tidak pada galian fondasi melainkan

dilakukan ditempat lain karena membutuhkan ruang gerak yang cukup

besar untuk pembuatannya.

Lantai kerja yang sudah kering dibersihkan terlebih dahulu dari

tanah dan kotoran. Setelah itu poor (rangka foot plat) yang sudah

selesai diletakkan diatas lantai kerja.

Pada waktu meletakan poor diatas lantai kerja, dipasangkan juga

beton decking/kon decking atau batu pecah.tujuannya adalah agar

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 48

Page 49: LaPORAN PKL

rangka foot plat tidak menyentuh lantai kerja dan apabila di cor akan

tertutup secara sempurna.

Kemudian dilakukan pengukuran kembali dengan cara menarik

benang adari as vertikal dan horizontal. hal ini dilahukan karena

kadang kala as footplat tidak sama dengan as kolom. Cara

meluruskan as adalah dengan lot, lot adalah alat untuk meluruskan as

yang ditentukan dengan benang. Dengan lot ini akan didapatkan garis

lurus menyiku kebawah, karena benang yang di bentangkan berada di

atas tanah, apabila diukur langsung dengan meteran akan tidak akurat

karena meteran tidak tegak lurus atau menyiku dengan benang.

Setelah didapatkan jarak yang sesuai, untuk menandai as kolom

dipasangkan sekang atau begel pada footplat. Lalu besi kolom dirakit

langsung diatas foot plat ditempat galian. Untuk menahan besi kolom

supaya dapat berdiri dipasangan kress. Kress adalah besi tulangan

yang dipasang miring dengan sudut tertentu yang fungsinya untuk

menahan tulangan kolom agar dapat berdiri.

Kemudian diikatkan sekang pada besi kolom tersebut dan diikat

dengan kawat bendrat . sengkang diberi jarak sesuai dengan gambar

kerja.

4.3.3 Pekerjaan pengecoran

Semen, pasir, krikil,dan air dicampur dengan mesin molen.

Setelah tercampur dengan baik adonan beton kemudian dibawa ke

lokasi dengan gerobak dorong (arco).. Kemudian adonan tersebut

diratakan dengan menggunakan vibrator.sampai didapatkan tebal

footplate sesuai gambar rencana.

Apabila terjadi hujan, foot plat yang belum kering harus ditutupi

dengan terpal dan pekerjaan pengecoran harus dihentikan .

4.3.4 Pekerjaan Kolom Tendensal

Pembekistingan kolom

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 49

Page 50: LaPORAN PKL

Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi

bentuk, garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang di

syaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.

Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah

kebocoran mortar

Cetakan harus diperkaku dan diikat dengan baik untuk

mempertahankan posisi dan bentuknya.

Cetakan dan tumpuannya harus di rencanakan sedemikian

hingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya.

Perencanaan cetakan harus menyertakan pertimbangan factor –

factor berikut:

- Kecepatan dan metode pengecoran beton

- Beban selama konstruksi, termasuk beban – beban vertical,

horizontal, dan tumbukan.

- Persyaratan – persyaratan cetakan khusus untuk konstruksi

cangkang, pelat lipat, kubah, beton arsitektural atau elemen

– elemen sejenis.

Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus di

rancang dan dibuat sedemikian hingga elemen sruktur dapat

bergerak tampa menimbulkan kerusakan pada saat gaya prategang

diaplikasikan.

Pengecoran kolom

Mix design beton mutu K250

Pengujian dilakukan dari pengujian standar untuk

mendapatkan karakteristik material antara lain, kadar lumpur

pasir, sieve analisis, kadar air kering permukaan, berat spesifik

pasir dan kerikil, Mix design mutu K250. Standar yang dipakai

yaitu SK SNI T-15-1990-03 “Tata Cara Pembuatan Rencana

Campuran Beton Normal”.

Teknis pengerjaan

Pembesian

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 50

Page 51: LaPORAN PKL

- Kolom yang digunakan adalah kolom ikat yang mempunyai

tulangan-tulangan yang diperkuat atau diikat pada jarak

tertentu dengan lilitan tertutup yang umum disebut

sengkang.

- Untuk penyetaraan dan pemasangan besi tulangan dipasang

pada posisi yang tidak dapat digeser, sedangkan untuk

pembengkokan tulangan harus dilakukan dengan gerakan

perlahan dan teratur.

- Sesuai dengan pekerjaan pembesian, panjang tulangan

bengkokan pada ujung yang lurus adalah 5 cm sedangkan

panjang tulangan penyaluran adalah 30 cm, hal ini sesuai

dengan SNI-03-2848-2002 pasal 3.16.1 dan 3.16.2.

4.3.5 Pekerjaan pondasi batu kali

Teknis Pekerjaan

Pengukuran as pondasi batu kali dengan cara

membentangkan benang dari as vertikal dan horizontal. Kemudian

dilakukan pengelotan,utuk menandakannya ditancapkan besi

tulangan polos pada ujung-ujung pondasi batukali lalu diikat

dengan benang .

Waterpass dengan menggunaan selang air. Tujuannya adalah

agar level pondasi rata dan sejajar dengan level yang direncanakan.

Perlunya dilakukan water pass dengan selang air karena

permukaan tanah galian pondasi yang satu dengan galian tanah

pondasi yang lain tidak rata. Untuk meratakannya, dengan cara

membentangkan selang air water pass. Kemudian ukur terlebih

dahulu tinggi satu bagian pondasi batukali dan kemudian baru

diukur pada bagian pontasi batu kali di tempat lain bila air tersebut

tidak berubah posisinya berarti pondasi pertama dan kedua sudah

selevel.

Pembuatan lantai kerja pondasi batu kali, pada proyek ini

untuk pondasi batu kali tidak menggunakan lantai kerja yang di

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 51

Page 52: LaPORAN PKL

cor/ disemen, pada dasar pondasi batukali hanya diberikan urugan

pasir setebal 5 cm. Lalu batu kali disusun sedemikian rupa sesuai

dengan bentuk pondasi yang direncanakan. Penyusunan batu kali

dilakukan dengan dilekakkan satu persatu dan direkatkan dengan

adonan semen dan pasir.campurannya 1 : 5. Dan pada bagiantengah

pondasi ditancapkan tulangan besi yang nantinya akan diikatkan

kepada rangka sloof diatas pondasi.

4.3.6 Pekerjaan Pembuatan rangka sloof

Teknis Pekerjaan

Besi tulangan dipotong berdasarkan panjang bentang + (10-

15%) untuk bengkokannya. Rangka besi yang dipotong lansung

dibengkokkan pada ujungnya, kemudian disusun membentuk

persegi sesuai gambar dengan cara memasukkan sekang dan pada

akhirnya diikatdengan bendrat.

Sloof yang telah dirakit lalu dibawa ke atas landasannya yaitu

pondasi batu kali yang telah dibuatkan begisting sesuai dengan

gambar rencana.

Kemudian dilakukan pengecoran sesuai tinggi gambar

rencana,bagian atas sloof diratakan menggunakan cepang.

Proses pembuatan beton sampai pengecoran dilakukan

sebagai berikut :

1. Penempatan material beton (Air, Semen, Pasir dan kerikil)

dengan perbandingan tertentu ke dalam molen

2. Pengadukan material dilakukan dalam molen dalam jangka

waktu ±5 menit, sehingga diperoleh campuran yang merata.

3. Pengangkutan beton dari mesin pengaduk ke tempat cetakan

atau begisting memakai ember secara estafet.

4. Adukan beton dituangkan kedalam begisting. Apabila akan

dilakukan penyambungan dari pengecoran lama, maka perlu

dituangkan adukan semen dengan konsentrasi tertentu dengan

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 52

Page 53: LaPORAN PKL

tujuan beton yang sudah mengeras dapat menyatu dengan baik

dengan adukan beton yang baru dituangkan.

5. Adukan beton yang sudah di masukkan kedalam cetakan harus

diikuti dengan penggetaran dengan internal vibrator atau

dengan menusuk-nusuknya menggunakan kayu atau baja untuk

mengurangi terjadinya rongga-rongga.

6. Pekerjaan pengecoran dihentikan setelah diperoleh tinggi sloof

yang direncanakan.

Pembongkaran perancah dan begisting

Pembongkaran begisting dilakukan pada saat beton sudah

berumur 5 hari, agar bentuk dari sloof tidak berubah.

4.3.7 Pekerjaan Kolom Lantai 1

Kolom adalah bagian struktur bangunan yang berfungsi

meneruskan beban dari struktur bagian atasnya (Atap dan Ring balok

untuk kolom paling atas) baik itu berupa beban mati maupun beban

hidup ke bagian struktur yang berada dibawahnya dan akhirnya adalah

di pondasi.

Pada pekerjaan kolom lantai satu terdapat berbagai ukuran

dimensi dan bentuk kolom, diantaranya terdapat bentuk kolom “T”,

“L”, dan “I”.

Teknis pekerjaan

1. Penulangan Kolom.

Tulangan kolom dipasang dan distel supaya lurus 900

sebelum pemasangan begistingnya, penggunaan tulangan pada

kolom ini adalah semuanya menggunakan baja ulir.

Pemasangan sengkang atau tulangan geser pada kolom

menggunakan jarak sesuai gambar rencana.

2. Begisting Kolom

Begisting pada kolom dipasang setelah tulangannya

dipasang dengan benar. Begisting pada kolom ini

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 53

Page 54: LaPORAN PKL

menggunakan empat buah papan kayu 2 x 20 x 400 cm. Yang

di perkuat dengan batangan kayu usuk 5/7 pada jarak tertentu.

Dalam pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting

kolom alat yang digunakan adalah gergaji kayu, palu dan

meteran.

Kayu usuk dan papan disusun terlebih dahulu sebelum

dipasang pada rangka kolom.Setelah papan dipasang

diperkuat dengan pengaku dan besi-besi penyangga.

Pemasangan harus tepat siku-siku pada sisi tegaknya dan

tidak berubah kedudukannya serta tidak terjadi

pergeseran.

Antara papan dan rangka kolom diberikan spesi untuk

selimut beton.

3. Pengecoran

Semen, pasir, kerikil dicampur dengan Mix design mutu

K250, kemudian dicampur dengan air dalam molen.

Campuran yang sudah jadi diangkut menggunakan gerobak

dorong (arco) untuk dibawa ke tempat pengecoran.

Campuran yang sudah jadi ditumpahkan ke dalam

bekisting.

Agar campuran pada bagian dalam bekisting tidak

berongga, maka setiap ketinggian kira-kira 0,5 m campuran

dirojok dengan besi pengrojok dan vibrator.

Setelah campuran dalam bekisting penuh, kemudian bagian

atasnya di ratakan dengan menggunakan cepang.

Setelah diratakan kemudian didiamkan dan setelah 3 hari

bekisting dibuka.

4. Pembongkaran perancah dan begisting

Pembongkaran begisting dapat dilakukan pada umur 7

hari setelah pengecoran dilakukan. Karena material beton

suduh cukup keras.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 54

Page 55: LaPORAN PKL

4.4 PEMBUATAN RAB

Rencana anggaran biaya ini di buat berdasarkan standar SNI dan

analisa upah, tenaga berdasarkan nilai data survey kondisi di lapangan yang

ada. Semua volume pekerjaan dihitung secara cermat dan sesuai dengan

kondisi real dilapangan.

Setelah itu dibuat time scedule, sehingga didapat berapa lama waktu

yang dibutuhkan untuk membangun satu unit rumah dan tenaga yang

dibutuhkan dalam satuan per-minggu.

Tetapi disini terjadi permasalahan dimana mandor yang bekerja tidak

disiplin, mereka tidak mengikuti rencana time scedule dan peraturan

pelaksanaan proyek yang ada, sehingga proses plaksanaan dilapangan tidak

tepat waktu. Faktor pengawas dari kantor tidak selalu stanby mengawasi

dilapangan juga menjadi penyebab bahwa mandor tersebut tidak menjalankan

tugasnya dengan baik dan benar.

Dari semua urutan pekerjaan diatas tidak ada terjadi kesalahan yang

fatal dilapangan, baik pekerjaan seluruh konstruksi, hanya saja permasalahan

terjadi pada kurangnya pengawasan terhadap mandor mengenai waktu dan

tenaga dalam menyelesaikan proyek perumahan ini.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 55

Page 56: LaPORAN PKL

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan manajemen ini yang sederhana dengan bagan

struktur di perumahan Griya Kebon Sajiq :

1. Pola pembangunan berdasarkan pesanan konsumen (tampak pada

bangunan semua hampir sama tetapi tata ruang bebas dan di tentukan oleh

konsumen sehingga dalam proses pelaksanaanya relatif lambat).

2. Skema pekerjaan maksimal 2 lantai : lantai dasar dan lantai 2 dengan tiap -

tiap mandor yang bekerja pada masing – masing perumahan kurang

maksimal.

3. Kurangnya tim pengawas dari manajemen proyek, mengakibatkan hasil

dari pekerjaan kurang maksimal (sehingga mandor cenderung kurang

disiplin).

4. Dalam proses pengerjaan antara teori dan pelaksanaan dilapangan tidak

ada terjadi permasalahan yang fatal.

5.2 Saran

Pada proyek ini, ada beberapa hal pada beberapa pekerjaan yang perlu

diperhatikan atau perlu diperbaiki antara lain :

1. Perlu tim pengawas yang tetap standby atau memantau proses pengerjaan

di tempat proyek, bukan hanya mandor.

2. Jalan masuk yang kurang memadai (sekitar 4 m), sehingga kendaraan

keluar masuk kurang leluasa, perlu di adakannya pelebaran jalan masuk.

3. Pentingnya manajemen proyek yang jelas dan tegas, agar seluruh pekerja

dan mandor selalu mengikuti aturan yang ada, dengan maksud manajemen

kantor yang diikuti oleh pekerja dan mandor, bukan pekerja dan mandor

yang diikuti oleh manajemen kantor.

Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 56