10
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Ni Ketut M e idayanti Putri , 1108105013 Jur usan Kimi a FM I PA Uni ve rsitas Uday ana, Buki t Jimbaran 2014 Abstrak Telah dilakukan praktikum mengenai penentuan orde suatu reaksi dan penentuan tetapan (k) laju reaksi. Digunakan sampel etilasetat dengan mengetahui bahwa reaksi  penyabunan etilasetat oleh ion hidroksida dimana larutan NaOH digunakan sebagai titran. Variasi waktu yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pada menit ke-5; 20;50; dan 60 menit serta pemanasan. Dari hasil titrasi didapatkan volume NaOH pada masing-masing waktu secara berturut-turut yaitu 11,05 mL; 11,65 mL; 12,55 mL; 12,75 mL; dan pemanasan  yaitu 17,95 mL. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tetapan (k) yang diperoleh yaitu  sebesar 3,8333; 1,11; 0,6340; dan 0,6667 serta pemanasan yaitu -0,4985 secara berturut- turut sehingga diperoleh nilai k rata-rata yaitu 1,1491. Selain penentuan nilai k, juga ditentukan grafik hubungan antara  x a a  x  (sebagai ordinat) terhadap waktu ( sebagai absis) sehingga diperoleh grafik yang linier dengan persamaan garis y = 21,61x + 965,31 dengan nilai koefisien regresi liniernya sebesar 0,9734. Berdasarkan reaksi yang terjadi, reaksi ini merupakan reaksi orde dua.  Keywords : Laju reaksi, orde reaksi, tetapan (k), titrasi, waktu, persamaan g aris. PENDAHULUAN Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakkan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan  pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu system (Siregar, 2008). Reaksi kimia adalah proses  berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang  berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara

Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kimia Fisika II Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi

Citation preview

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    1/10

    PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI

    Ni Ketut Meidayanti Putri , 1108105013

    Jurusan Kimia FM IPA Uni versitas Udayana, Buki t Jimbaran

    2014

    Abstrak

    Telah dilakukan praktikum mengenai penentuan orde suatu reaksi dan penentuan

    tetapan (k) laju reaksi. Digunakan sampel etilasetat dengan mengetahui bahwa reaksi

    penyabunan etilasetat oleh ion hidroksida dimana larutan NaOH digunakan sebagai titran.

    Variasi waktu yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pada menit ke-5; 20;50; dan 60

    menit serta pemanasan. Dari hasil titrasi didapatkan volume NaOH pada masing-masing

    waktu secara berturut-turut yaitu 11,05 mL; 11,65 mL; 12,55 mL; 12,75 mL; dan pemanasan

    yaitu 17,95 mL. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tetapan (k) yang diperoleh yaitu

    sebesar 3,8333; 1,11; 0,6340; dan 0,6667 serta pemanasan yaitu -0,4985 secara berturut-

    turut sehingga diperoleh nilai k rata-rata yaitu 1,1491. Selain penentuan nilai k, juga

    ditentukan grafik hubungan antara xaa

    x

    (sebagai ordinat) terhadap waktu ( sebagai

    absis) sehingga diperoleh grafik yang linier dengan persamaan garis y = 21,61x + 965,31

    dengan nilai koefisien regresi liniernya sebesar 0,9734. Berdasarkan reaksi yang terjadi,

    reaksi ini merupakan reaksi orde dua.

    Keywords : Laju reaksi, orde reaksi, tetapan (k), titrasi, waktu, persamaan garis.

    PENDAHULUAN

    Kinetika kimia disebut juga

    dinamika kimia, karena adanya gerakkan

    molekul, elemen atau ion dalam

    mekanisme reaksi dan laju reaksi

    sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi

    dapat diramalkan dengan bantuan

    pengamatan dan pengukuran besaran

    termodinamika suatu reaksi, dengan

    mengamati arah jalannya reaktan

    maupun produk suatu system (Siregar,

    2008).

    Reaksi kimia adalah proses

    berubahnya pereaksi menjadi

    hasilreaksi. Proses itu ada yang lambat

    dan ada yang cepat.Contohnya bensin

    terbakar lebih cepat dibandingkan

    dengan minyak tanah. Ada reaksi yang

    berlangsung sangat cepat, seperti

    membakar dinamit yang menghasilkan

    ledakan, dan yang sangat lambat adalah

    seperti proses berkaratnya besi.

    Pembahasan tentang kecepatan (laju)

    reaksi disebut kinetika kimia. Dalam

    kinetika kimia ini dikemukakan cara

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    2/10

    menentukan laju reaksi dan faktor apa

    yang mempengaruhinya (Syukri,1999).

    Cabang ilmu kimia yang khusus

    mempelajari tentang laju reaksi disebut

    kinetika kimia. Tujuan utama kinetika

    kimia ialah menjelaskan bagaimana laju

    bergantung pada konsentrasi reaktan dan

    mengetahui mekanisme suatu reaksi

    berdasarkan pengetahuan tentang laju

    reaksi yang diperoleh dari eksperimen

    (Oxtoby, 2001).

    Laju reaksi didefinisikan sebagai

    perubahan konsentrasi persatuan waktu.

    Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i .

    Umumnya laju reaksi meningkat dengan

    meningkatnya konsentrasi dan dapat

    dinyatakan sebagai

    Laju = k f (C1, C2, ., Ci)

    Di mana k adalah konstanta laju,

    juga disebut konstanta laju spesifik atau

    konstanta kecepaan, C1, C2, adalah

    konsentrasi dari reaktan-reakan dan

    produk-produk (Dogra, 1990).

    Laju reaksi kimia terlihat dari

    perubahan konsentrasi molekul reaktan

    atau konsentrasi molekul produk

    terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap

    melainkan berubah terus-menerus

    seiring dengan perubahan konsentrasi

    (Chang, 2005).

    Pengetahuan tentang faktor yang

    mempengaruhi laju reaksi berguna

    dalam mengontrol kecepatan reaksi

    berlangsung cepat, seperti pembuatan

    amoniak dari nitrogen dan hidrogen,

    atau dalam pabrik menghasilkan zat

    tertentu. Akan tetapi kadangkala kita

    ingin memperlambat laju reaksi, seperti

    mengatasi berkaratnya besi,

    memperlambat pembusukan makanan

    oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri,

    1999). Berikut ini adalah factor-faktor

    yang mempengaruhi laju reaksi:

    Konsentrasi

    Kecepatan reaksi bergantung

    pada banyak factor. Konsentrasi reaktan

    memainkan peran penting dalam

    mempercepat atau memperlambat rekasi

    tertentu. Konsentrasi mempengaruhi laju

    reaksi karena banyaknya partikel

    memungkinkan lebih banyak tumbukan,

    dan itu membuka peluang semakin

    banyak tumbukan efektif yang

    menghasilkan perubahan.

    SuhuKenaikan suhu dapat

    mempercepat laju reaksi karena dengan

    naiknya suhu, energy kinetic partikel

    zat-zat meningkat sehinga

    memungkinkan semakin banyaknya

    tumbukan efektif yang menghasilkan

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    3/10

    perubahan. Berdasarkan teori tumbukan,

    reaksi terjadi bila molekul bertumbukan

    dengan energy yang cukup besar,

    disebut energy aktivasi. Untuk memutus

    ikatan dan mengawali reaksi, konsatanta

    laju dan energy aktivasi dihubungkan

    oleh persamaan Arrhenius.

    k = Ae-Ea/RT

    keterangan:

    Ea = energy aktivasi

    T = suhu mutlak

    A = frekuensi tumbukan

    Luas PermukaanLuas permukaan mempercepat

    laju reaksi karena semakin luas

    permukaan zat, semakin banyak bagian

    zat yang saling bertumbukan dan

    semakin besar peluang adanya

    tumbukan efektif menghasilkan

    perubahan. Semakin luas permukaan zat,

    semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi

    pun akan semakin cepat.

    KatalisKatalis ialah zat yang mengambil

    bagian dalamn reaksi kimia dan

    mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak

    mengalami perubahan kimia yang

    permanen. Jadi, katalis tidak muncul

    dalam laju persamaan kimia balans

    secara keseluruhan, tetapi kehadirannya

    sangat mempengaruhi hukum laju,

    memodifikasi dan mempercepat lintasan

    yang ada. Katalis menimbulkan efek

    yang nyata pada laju reaksi, meskipun

    dengan jumlah yang sangat sedikit.

    Dalam kimia industry, banyak upaya

    untuk menemukan katalis yang akan

    mempercepat reaksi tertentu tanpa

    meningkatkan timbulnya produk yang

    tidak diinginkan (Oxtoby, 2001).

    Efek pelarutPengaruh pelarut terhadap laju

    penguraian obat merupakan suatu topic

    terpenting untuk ahli farmasi. Walau

    efek-efek tersebut rumit dan generalisasi

    tidak dapat dilaksanakan. Tampak reaksi

    nonelektrolik dihubungkan dengan

    tekanan dalam relative atau parameter

    kelarutan dari pelarut dan zat terlarut.

    (Martin, 1993)

    Proses laju merupakan hal dasar

    yang perlu diperhatikan bagi setiap

    orang yang berkaitanKefarmasiaan,

    mulai dari pengusaha obat sampai ke

    pasien. Pengusaha obat harus dengan

    jelas menunjukkan bahwa bentuk obat

    atau sediaan yang dihasilkannya cukup

    stabil sehingga dapat disimpan dalam

    jangka waktu yang cukup lama, dimana

    obat tidak berubah menjadi zat tidak

    berkhasiat atau racun, ahli farmasi harus

    mengetahui kestabilan potensial dari

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    4/10

    obat yang dibuatnya. Dokter dan pasien

    harus diyakinkan bahwa obat yang

    ditulis atau digunakannya akan sampai

    pada tempat pengobatan dalam

    konsentrasi yang cukup untuk mencapai

    efek pengobatan yang diinginkan. Ada

    beberapa prinsip dan proses laju yang

    berkaitan dimasukkan dalam rantai

    peristiwa ini yaitu: kestabilan dan tak

    tercampurkan, disolusi, proses

    absorbs,distribusi dan eliminasi, dan

    kerja obat pada tingkat molekuler obat

    (Martin, 1993). Orde reaksi dapat

    ditentukan dengan beberapa metode,

    1. Metode substansi. Data yangterkumpul dari hasil pengamatan

    jalannya suatu reaksi

    disubtitusikan ke dalam bentuk

    integral dari persamaan berbagai

    orde reaksi. Jika persamaan itu

    menghasilkan menghasilkan

    harga K yang tetap konstan

    dalam batas-batas variasi

    percobaan, maka reaksi dianggap

    berjalan sesuai dengan orde

    tersebut.

    2. Metode grafik. Plot data dalambentuk grafik dapat digunakan

    untuk mengetahui orde reaksi

    tersebut. Jika konsentrasi diplot

    terhadap t dan didapatkan garis

    lurus, reaksi adalah orde nol.

    Reaksi dikatakan orde pertama

    bila log (a-x) terhadap t

    menghasilkan garis lurus. Suatu

    reaksi orde-kedua akan

    memberikan garis lurus bila 1/(a-

    x) diplot terhadap t (jika

    konsentrasi mula-mula sama).

    Jika plot 1/(a-x)2terhadap t

    menghasilkan garis lurus dengan

    seluruh reaktan sama konsentrasi

    mula-mulanya, reaksi adalah

    orde-ketiga.

    3. Metode waktu-paruh. Dal reaksiorde, waktu paruh sebanding

    dengan konsentrasi awal a,

    waktu paruh reaksi orde-pertama

    tidak bergantung pada a, waktu

    paruh untuk reaksi orde-kedua,

    dimana a=b sebanding dengan

    1/a dari dalam reaksi orde-ketiga,

    dimana a=b=c, sebanding dengan

    1/a2. (Martin, 1993)

    Waktu paruh adalah waktu yang

    dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai

    setengahnya dari konsentrasi mula-mula.

    Obat yang sama dapat menunjukkan

    orde penguraian yang berbeda pada

    konsidi yang berbeda. Walaupun

    penguraian hidrogen peroksida,

    misalnya dengan katalis ion iodine

    adalah sau orde pertama, telah

    ditemukan bahwa penguraian larutan

    yang distabilkan dengan berbagai

    pereaksi dapat menjadi orde-nol. Dalam

    hal ini, di mana reaksi tidak tergantung

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    5/10

    pada konsentrasi obat, penguraia

    mungkin akibat kontak dengan dinding

    wadah atau berbagai faktor luar lainnya

    (Martin, 1993). Tujuan dari mempelajari

    laju reaksi adalah untuk dapat

    memprediksi laju suatu reaksi. Hal

    tersebut dapat dilakukan dengan

    hitungan matematis melalui hukum laju.

    Sebagai contoh, pada reaksi:

    a A + b Bc C + d D

    Dimana A dan B adalah pereaksi,

    C dan D adalah produk dan a,b,c,d

    adalah koefisien penyetaraan reaksi,

    maka hukum lajunya dapat dituliskan

    sebagai berikut:

    Laju reaksi = k [A]m [B]n

    dengan, k = tetapan laju,

    dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)

    m = orde (tingkat) reaksi

    terhadap pereaksi A

    n = orde (tingkat) reaksi terhadap

    pereaksi B

    [A], [B] = konsentrasi dalam

    molaritas.

    Pangkat m dan n ditentukan dari

    data eksperimen, biasanya harganya

    kecil dan tidak selalu sama dengan

    koefisien a dan b. Semakin besar harga

    k reaksi akan berlangsung lebih cepat.

    Kenaikan suhu dan penggunaan katalis

    umumnya memperbesar harga k. Secara

    formal hukum laju adalah persamaan

    yang menyatakan laju reaksi v sebagai

    fungsi dari konsentrasi semua komponen

    spesies yang menentukan laju reaksi.

    BAHAN DAN METODE

    Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan dalam

    percobaan ini adalah labu volumetris

    250 mL, pipet volume 1 mL ; 10 mL dan

    20 mL, labu erlenmeyer bertutup 250

    mL dan 100 mL, labu erlenmeyer 250

    mL, buret 10 mL, botol semprot, pipet

    tetes dan stopwatch.

    Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam

    percobaan ini yaitu Etil asetat p.a,

    larutan NaOH 0,02 M, larutan HCl 0,02

    M, ndikator fenolftalein, dan akuades.

    Cara Kerja

    Sebanyak 0,5 mL larutan etil asetat

    10,165 M dipipet ke dalam labu

    volumetris 250 mL lalu diencerkan

    sampai tanda batas untuk mendapatkan

    larutan etil asetat dengan konsentrasi

    0,02 M sebanyak 250 mL. Larutan

    NaOH dengan konsentrasi tepat 0,02 M

    disediakan sebanyak 200 mL dan

    Larutan HCl dengan konsentrasi tepat

    0,02 M disediakan sebanyak 150 mL.

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    6/10

    Dengan menggunakan pipet, sebanyak

    100 mL larutan NaOH 0,02 M dan 100

    mL etil asetat 0,02 M dimasukkan ke

    dalam labu erlenmeyer bertutup.

    Sementara itu sebanyak 20 mL larutan

    HCl 0,02 M dipipet ke dalam masing-

    masing 5 buah labu erlenmeyer lainnya.

    Selanjutnya larutan etil asetat

    ditambahkan dengan cepat ke dalam

    larutan NaOH dan dikocok dengan baik.

    Pada saat kedua larutan tersebut

    bercampur, stopwatch dijalankan. Lima

    menit setelah reaksi dimulai, 10 mL dari

    campuran reaksi dipipet dan dimasukkan

    ke dalam salah satu labu yang berisi 10

    mL larutan HCl itu dan diaduk dengan

    baik. Kelebihan HCl segera dititrasi

    secepat mungkin dengan larutan standar

    NaOH 0,02 M. Pengerjaan dilakukan

    pada waktu 5, 20, 50 dan 60 menit

    setelah waktu reaksi. Sisa campuran

    reaksi dalam erlenmeyer bertutup

    dipanaskan hingga mendidih untuk

    mempercepat reaksi. Konsentrasi OH

    kemudian ditentukan dengan cara yang

    sama seperti sebelumnya.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Reaksi kimia adalah proses

    berubahnya pereaksi menjadi

    hasilreaksi. Proses itu ada yang lambat

    dan ada yang cepat. Pembahasan tentang

    kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika

    kimia. Dalam kinetika kimia ini

    dikemukakan cara menentukan laju

    reaksi dan faktor apa yang

    mempengaruhinya.

    Kinetika reaksi menggambarkan

    suatu study secara kuantitatif tenang

    Perubahan-perubahan kadar terhadap

    waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan

    reaksi di tentukan oleh kecepatan

    terbentuknya zat hasil, dan kecepatan

    pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan

    (K) adalah vaktor pembanding yang

    menunjukkan hubungan anntara

    kecepatan reaksi dengan konsentrasi

    reaktan.

    Percobaan penetapan orde reaksi

    dan tetapan laju reaksi ini bertujuan

    untuk mengetahui orde reaksi dan

    tetapan laju reaksi yang terjadi pada

    reaksi penyabuan antara etil asetat

    (C2H5COOH) dengan ion hidroksida

    (OH-). Adapun reaksi yang terjadi

    adalah:

    CH3COOC2H5 + OH-

    CH3COO- + C2H5OH

    Dari reaksi diatas, dapat

    diketahui bahwa reaksi yang terlibat

    adalah reaksi orde 2. Sedangkan untuk

    mengetahui tetapan laju reaksi pada

    reaksi penyabunan tersebut, dilakukan

    percobaan dengan menggunakan metode

    titrasi. Sebelum dilakukan percobaan,

    terlebih dahulu dibuat larutan etil asetat

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    7/10

    dengan cara mengencerkan sebanyak 0,5

    mL etil asetat dalam labu ukur 250 mL

    sampai tanda batas, sehingga diperoleh

    larutan etil asetat 0,02 M. Selain larutan

    etil asetat 0,02 M, juga digunakan

    larutan NaOH 0,02 M serta larutan HCl

    0,02 M.

    Adapun dalam percobaan ini,

    konsentrasi awal etil asetat dengan

    konsentrasi awal NaOH sama (a = b).

    Dalam percobaan ini reaksi yang akan

    diamati adalah reaksi penyabunan etil

    asetat oleh ion hidroksida. Mula-mula

    larutan etil asetat 0,02 M direaksikan

    dengan larutan NaOH 0,02 M masing-

    masing sebanyak 50 mL. Larutan etil

    asetat dibiarkan bereaksi dengan larutan

    NaOH, setelah 5 menit campuran larutandireaksikan dengan 10 mL HCL hal itu

    dilakukan juga selama selang waktu 5

    menit, 20 menit, 50 menit, 60 menit dan

    60 menit dengan pemanasan. Selama

    selang waktu tersebut, etil asetat akan

    bereaksi dengan NaOH, dan selanjutnya

    setelah selang waktu yang ditentukan,

    NaOH yang tersisa dalam campuran

    direaksikan dengan larutan HCl 0,02 M.

    Setelah sisa NaOH dalam campuran

    dinetralkan oleh larutan HCl, maka

    kelebihan HCl dititrasi dengan

    menngunakan basa kuat yaitu larutan

    NaOH 0,02. Larutan NaOH bertindak

    sebagai titran, sedangkan campuran

    yang mengandung sisa HCl sebagai

    titrat. Dalam proses titrasi ditambahkan

    indikator fenolftalein yang berguna

    untuk mendeteksi titik akhir titrasi,

    dimana akan terjadi perubahan warna

    dari bening menjadi merah muda.

    Pada pemanasan pada campuran

    etil asetat-NaOH setelah selang waktu

    60 menit untuk waktu tak terhingga.

    Proses pemanasan ini bertujuan untuk

    mempercepat reaksi sehingga reaksi

    penyabunan cepat selesai dan

    mengetahui konsentrasi awal etil asetat

    dalam campuran. Etil asetat memiliki

    sifat yang mudah menguap, sehingga

    proses titrasi harus dilakukan secepat

    mungkin. Demikian pula saat proses

    memipet maupun saat mereaksikanlarutan tersebut harus dilakukan secepat

    mungkin agar tidak terjadi penguapan

    yang dapat menurunkan volume etil

    asetat.

    Dari proses titrasi diperoleh

    volume larutan NaOH 0,02 M yang

    diperlukan untuk menetralkan sisa HCl

    dalam campuran. Adapun volume NaOH

    yang diperlukan untuk menetralkan sisa

    HCl selama selang waktu reaksi 5 menit,

    20 menit, 50 menit, 60 menit, serta

    setelah pemanasan (waktu tak terhingga)

    secara berturut-turut adalah 11,05 mL ;

    11,65 mL ; 12,55 mL ; 12,75mL.

    Sedangkan untuk pencampuran HCL 10

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    8/10

    mL pada menit ke-60 dan pemanasan

    volume NaOH yang digunakan adalah

    17,95 mL. Kondisi ini menunjukkan

    bahwa semakin banyak sisa asam (HCl)

    dalam campuran maka volume NaOH

    yang diperlukan untuk menetralkan

    asam tersebut juga semakin banyak,

    demikian pula sebaliknya.

    Berdasarkan perhitungan dengan

    menggunakan data yang telah diperoleh,

    maka diketahui bahwa konsentrasi etil

    asetat mula-mula yang akan bereaksi

    dengan NaOH adalah sebesar 0,01 M.

    Nilai ini merupakan nilai a yang akan

    digunakan dalam perhitungan

    selanjutnya, dimana nilai a = b. Dari

    perhitungan selanjutnya, diperoleh nilai

    x (konsentrasi OH-

    bereaksi) selamaselang waktu yang ditentukan yaitu

    berturut-turut sebesar 0,0092 M ; 0,0093

    M ; 0,0095 M ; 0,0096 M dan 0,01059

    M (untuk yang pemanasan). Dari nilai x

    ini dapat dihitung tetapan laju reaksi (k)

    yang merupakan jumlah molar (M)

    konsentrasi ion OHyang bereaksi pada

    waktu t. Adapun nilai tetapan k ini

    dihitung dengan menggunakan

    persamaan : k = xaatx

    Dari persamaan ini diperoleh nilai

    tetapan k untuk waktu 5; 20; 50; 60 dan

    pemanasan menit secara berturut-turut

    adalah sebesar 3,8333 ; 1,11 ; 0,6340;

    0,6667 dan -0,4985 mol -1 L s-1.

    Sehingga diperoleh nilai tetapan k rata-

    rata sebesar 1,1491 mol -1 L s-1. Dari

    perhitungan, juga diperoleh harga

    xaax

    yang nantinya dipergunakan

    untuk membuat grafik hubungan antara

    xaax

    (sebagai ordinat) terhadap

    waktu (sebagai absis).

    Dari kurva yang diperoleh

    didapatkan bahwa garis yang terbentuk

    adalah linier, adapun grafik yang

    terbentuk sebagai berikut :

    SIMPULAN

    Simpulan

    Adapun beberapa hal yang dapat

    disimpulkan dari percobaan ini

    diantaranya reaksi penyabuan antara etil

    asetat (C2H5COOH) dengan ion

    hidroksida (OH-) mengikuti orde reaksi

    dua, untuk mengetahui tetapan laju

    reaksi pada reaksi penyabunan tersebut,

    y = 21.61x + 965.31

    R = 0.9475

    0

    1000

    2000

    3000

    0 50 100

    t (menit)

    Grafik terhadap

    t

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    9/10

    dilakukan percobaan dengan

    menggunakan metode titrasi, semakin

    banyak sisa asam (HCl) dalam campuran

    maka volume NaOH yang diperlukan

    untuk menetralkan asam tersebut juga

    semakin banyak, demikian pula

    sebaliknya, fungsi penambahan HCl

    yaitu untuk menghentikan reaksi dari

    basanya dan untuk menetralkan basanya,

    faktor-faktor yang mempengaruhi laju

    reaksi adalah luas permukaan,

    konsentrasi, temperatur, waktu dan teori

    tumbukan, nilai x (konsentrasi OH-

    bereaksi) selama selang waktu yang

    ditentukan yaitu berturut-turut sebesar

    0,0092 M ; 0,0093 M ; 0,0095 M ;

    0,0096 M ; dan 0,01059 M (untuk

    pemanasan), nilai tetapan k untuk waktu

    5; 20; 50; dan 60 menit adalah 3,8333 ;

    1,11 ; 0,6340 ; 0,6667 dan pemanasan

    sebesar -0,4985 mol -1 L s-1. Sehingga

    diperoleh nilai tetapan k rata-rata

    sebesar 1,1491 mol -1L s-1, dari kurva

    yang diperoleh didapatkan bahwa garis

    yang terbentuk adalah linier.

    Saran

    Dapat dilakukan dengan variasi

    waktu yang berbeda atau dengan jenis

    larutan yang lainnya sehingga dapat

    mengetahui orde reaksi dan laju pada

    lain jenis larutan dan variasi waktu yang

    berbeda.

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, Hiskia .2001. Elektro Kimia

    dan Kinetika Kimia . PT. Citra

    Aditya Bakti: Bandung.

    Anonim, 2013. Penuntun Praktikum

    Farmasi F isika I. Universitas Muslim

    Indonesi: Makassar

    Bird, Tony. 1993. Kimia F isika untuk

    Universitas. Gramedia: Jakarta.

    Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar

    Konsep-Konsep Inti edisi ketiga j il id

    2.Erlangga :Jakarta

    Ditjen POM. 1979. Farmakope

    Indonesia Edisi III. Departemen

    Kesehatan RI: Jakarta

    Dogra, S.K dan S.Dogra.1990.Kimia

    F isik dan soal-soal.Jakarta: Universitas

    Indonesia

    Karlohadiprodjo, Irma. 1990. Kimia

    Fisik Jilid 1, Edisi Keempat.

    Penerbit Erlangga: Jakarta.

    Keenan, CW.1991. I lmu Kimia Untuk

    Universitas Jilid 1, edisi

    keenam. Penerbit Erlangga:

    Jakarta.

    Martin, Alfred, dkk, 1993, Farmasi

    Fisik. Dasar-dasar Farmasi FisikDalam Ilmu Farmasetik, Universitas

    Indonesia Press, Jakarta

    Oxtoby, dkk.2001.Prinsip-prinsip

    Kimia M odern edisi keempat jil id

    1.Jakarta: Erlangga

    Siregar, Tirena Bahnur. 2008. Kinetika

    Kimia Reaksi Elementer. Medan. Usu

    press.

  • 5/26/2018 Laporan Penentuan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi

    10/10

    Syukri S, 1999. Kimia Dasar jilid 2.

    ITB, Bandung.

    Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2014.

    Penuntun Praktikum Kimia

    Fi sika I I . Jurusan Kimia F.MIPA

    Universitas Udayana :Bukit

    Jimbaran.

    www.chemistry.org//Orde reaksi dan

    persamaan laju reaksi

    www.google.com//Jurnal Laju Reaksi

    Penyusun:Dra. Utiya Azizah, M.Pd.

    http://www.chemistry.org/Ordehttp://www.google.com/Jurnalhttp://www.google.com/Jurnalhttp://www.chemistry.org/Orde