Laporan Hasil Penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Hasil Penelitian PERAN LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA SEHAT MANDIRI DALAM MENANGGULANGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA A. Laporan Observasi NO 1 2 ASPEK YANG DIAMATI Lokasi KETERANGAN

3

4

Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri di daerah Karangmojo, Purwamartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Waktu observasi Observasi 1 : Sabtu, 25 Oktober 2008 Pukul 08.30 WIB s/d 13.00 WIB Observasi 2 : Sabtu, 1 November 2008 Pukul 10.00 WIB s/d 12.30 WIB Observasi 3 : Sabtu, 8 November 2008 Pukul 09.30 WIB s/d 13.00 WIB Observasi 4 : Sabtu, 15 November 2008 Pukul 09.45 WIB s/d 12.00 Ciri khas lembaga PSPP Salah satu ciri khas dari lembaga Panti Sosial Pamardi Sehat Mandiri Putra Sehat Mandiri yaitu para korban penyalahgunaan narkoba (residen) yang ada di dalam panti tersebut semuanya laki-laki, karena Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri memang dikhususkan untuk laki-laki. Ciri khas ini menjadi salah satu persyaratan bagi residen ketika memasuki lingkungan panti. Kegiatan yang dilakukan a. Primary Stage a. Primary Stage Ketika peneliti mengadakan observasi hari sabtu b. Re-Entry Stage pukul 08.30 sampai 13.00 WIB, kegiatan yang c. Reguler dilakukan oleh residen di kelas primary adalah moorning breafing dari pukul 08.30 s/d 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan function (kebersihan) dari ruang Man Area, kamar residen, lingkungan sekitar man area. Kebersihan ini dilakukan setelah selesai kegiatan moorning breafing sampai dengan jam 11.30 WIB. Setelah kegiatan kebersihan, pada pukul 12.00 residen yang beragama islam melakukan sholat dzuhur berjamah, setelah itu dilanjutkan dengan makan siang bersama pada pukul 12.30 dengan kelas Re-Entry juga di ruang Man Area sampai dengan 13.00. Kegiatan selanjutnya mengikuti dengan Schedule group yang ada untuk kelas primary dan dalam kelas primary pemberian model Theurapeutic Community (TC) sepenuhnya untuk residen, baik itu dari segi tingkah

laku, emosional, intelektual dan ketrampilan bagi residen. b. Re-Entry Stage Berbeda dengan primary, dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan kegiatan yang ada di ReEntry tidak sepenuhnya Theurapeutic Community (TC). Untuk kelas Re-Entry sendiri kegiatan yang di lakukan 50% diluar panti dan 50 % di dalam panti. Kegiatan yang dilakukan di luar seperti sekolah, kursus-kursus, dan melakukan kegiatan di rumahnya (kembali dalam lingkungan keluarga) dan 50 % mengikuti kegiatan di dalam panti seperti mengikuti terapi dan rehabilitasi dengan TC walaupun tidak sepenuhnya. Residen yng ada dalam kelas Re-Entry adalah residen yang berhasil melalui tahap-tahap dalam primary. c. Reguler Kegiatan yang dilakukan dalam kelas Reguler, ketika peneliti mengadakan observasi di lingkungan Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri lebih kearah bimbingan sosial ketrampilan. Misal : ketrampilan montir sepeda motor, ketrampilan montir mobil, ketrampilan computer, seni musik, menjahit dan mengurusi kegiatan perkebunan yang ada dalam panti tersebut. Karena pada awal pemakain ketika mereka mengunakan salah satu obat dari jenis narkoba masih dalam tahap cobacoba (penyalahgunaan narkoba masih rendah). Sehingga tahap terapi dan rehabilitasi dengan model TC yang di berikan untuk kelas reguler oleh pihak panti sendiri hanya 20 % saja. Di luar itu kegiatan mereka adalah lebih untuk ketrampilan dan bimbingan sosial. Dengan adanya pemberian ketrampilan kepada mereka harapannya dapat mengembangkan dan memberikan kreativitas dan motivasi untuk mereka dapat bekerja secara profesional sesuai dengan bidang dan bakatnya baik itu dalam lingkungan panti, keluarga dan masyarakat. Metode Pelayanan dan Pemberian metode pelayanan yang diberikan oleh Pembinaan Lembaga Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri a. Primary Stage dalam tiap kelasnya baik itu dalam kelas Primary Stage, b. Re-Entry Stage Re-Entry Stage, maupun Reguler mempunyai c. Reguler persamaan yaitu sama-sama menggunakan metode dasar terapi dan rehabilitasi dengan model Theurapeutic

5

Community, yang menerapkan konsep bagi, oleh dan untuk pecandu (addict to addict) dimana mereka membantu pemulihan dirinya sendiri dengan membantu pemulihan pecandu lainnya (man to help man to help himself). Namun ada pula letak perbedaannya yaitu pemberian dalam model TC sendiri berbeda-beda. Misal : untuk kelas primary model TC diberikan 100% untuk para residennya, untuk kelas Re-Entry 50% TC karena tahap untuk Re-Entry sendiri adalah untuk mensosialisasikan kembali pengguna kepada keluarga dan masyarakat. Sedangkan untuk kelas Reguler sendiri pemberian TC sebanyak 20 %. Pembedaan ini dikarenakan pelayanan terapi dan rehabilitasi yang diberikan untuk para residennya dapat dilihat dari masalah mereka dan bagaimana tahap/proses pemulihan residen itu sendiri. Keterangan : Observasi lebih banyak dilakukan di kelas Primary, karena proses pelayanan untuk residen di kelas primary merupakan TC sepenuhnya. Sehingga memudahkan peneliti dalam mengambil data tentang peran lembaga PSPP Sehat Mandiri. Dalam observasi ini peneliti selalu di dampingi oleh staff/karyawan yang ada di lembaga itu, dimana pengambilan data sesuai dengan kebutuhan peneliti dan tujuan dari penelitian ini. Theurapeutic Community (TC) merupakan model dasar yang digunakan dalam pelayanan terapi dan rehabilitasi sosial terpadu yang digunakan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri untuk residen yang menerapkan konsep bagi, oleh dan untuk pecandu (addict to addict), dimana mereka membantu pemulihan dirinya sendiri dengan membantu pemulihan pecandu lainnya. Dan TC ini difokuskan pada pembinaan meliputi 4 hal utama, yaitu : perubahan perilaku, penataan emosi dan psikologi, peningkatan bidang spiritual dan intelektual, dan kemampuan bertahan hidup dan kemandirian. Moorning breafing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh residen bersama dengan 1 orang pendamping dari PSPP Sehat Mandiri. Dalam kegiatan ini dari masing-masing residen melaporkan kegiatannya masing-masing baik itu tentang isu, warness, attitude, sharing, maupun tentang feeling mereka. Man Area merupakan tempat kegiatan atau melakukan aktivitas untuk residen baik itu untuk kelas primary, re-entry, maupun reguler.

B. Laporan Hasil Wawancara 1. Wawancara dengan staff/karyawan sebagai pelaku yang menjalankan tugas dan kegiatan dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri a. Informan 1 Tanggal wawancara : 6 Desember 2008 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri, tepatnya di ruang Main Area. Pada pukul 10.00 s/d 11.30 WIB Keadaan informan : Memakai kemeja hitam dibalut dengan jaket warna coklat beliau sedikit letih karena wawancara dilakukan setelah informan selesai melaksanakan kegiatan moorning meeting untuk kelas primary, namun beliau masih tetap semangat untuk melaksanakan kegiatan dan tugasnya di panti tersebut, dan berkenan untuk meluangkan sedikit waktunya untuk wawancara dengan peneliti. Identitas informan 1 1) Nama : Ft (nama di inisialkan) 2) Jenis kelamin : Perempuan 3) Usia : 22 tahun 4) Tempat, tgl lahir : Jakarta, 14 april 1986 5) Alamat : Samirono CT VI/No.60 6) Alamat asal : Jt. Bening, Bekasi 7) Agama : Islam 8) Pendidikan terakhir : S1 9) Pekerjaan : Pendamping di PSPP Sehat Mandiri 10) Status : Belum menikah 11) Jumlah saudara : 3 bersaudara Anak ke ........3..... dari ..........3..... orang saudara Hasil wawancara Tentang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri

a) Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Informan 1 : Sejauh yang selama ini yang saya ketahui tentang PSPP Sehat Mandiri adalah tempat bernaung seseorang (korban penyalahgunaan narkoba) untuk diberikan terapi dan rehabilitasi. Dan bidang yang digeluti dari lembaga ini adalah tentang penyalahgunaan Napza, baik pemulihan dari segi sosial, mental maupun behaviour. (ekspresi dari informan sangat semangat ketika memberi jawaban terutama ketika mengungkapkan tentang PSPP Sehat Mandiri)

b) Peneliti : Bagaimana latar belakang terbentuknya Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? Informan 1 : Tentang latar belakang sendiri saya begitu kurang mengetahui karena saya bekerja di lembaga ini baru sekitar 1 tahun, yang saya ketahui bahwa lembaga ini bernaung di bawah Dinas Sosial DI Yogyakarta. Dan sampai sekarang pun masih bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam penyelenggaraan kegiatannya khususnya dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba (residen) di panti ini mba. Bagi saya Dinas Sosial juga sangat membantu, hingga semua program yang ada di sini juga dapat berjalan sampai sekarang. c) Peneliti : Bagaimana struktur kelembagaan yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? Informan 1 : Yang pastinya dalam struktur kelembagaan di sini ada seorang pimpinan yang mengerahkan kita untuk dapat bekerja secara profesional mba. Lalu disini juga tata usaha yang mengurusi administrasi, ada seorang pendamping seperti saya, ada konselor dan masih banyak karyawan lain yang sesuai dengan profesional mereka dan bidang mereka. Kemudian residen yang ada di lembaga ini juga masuk ke dalam struktur kelembagaan, karena bagi kita mereka adalah keluarga. Disini kita secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan dari visi dan misi Lembaga PSPP Sehat Mandiri d) Peneliti : Visi dan Misi dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri : Menurut saya Visi dan Misi dari lembaga ini merupakan tujuan dari apa yang kita harapkan seperti ; residen yang bebas dari penyalahgunaan Napza, dapat hidup mandiri, sehat, bersih.

Informan 1

Sehingga ketika mereka keluar dari panti ini harapannya residen dapat hidup lebih produktif lagi baik itu di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Yah...itu juga merupakan harapan saya yang terdalam mba, karena bagi saya residen adalah keluarga saya juga. Saya sangat benar-benar merasakan permasalahan mereka, karena bagaimanapun juga saya sebagai pengamat mereka dan mengetahui kebutuhan dan keinginan dari masing-masing residen itu sendiri.

Tentang Peran Lembaga PSPP Sehat Mandiri menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba

dalam

a) Peneliti : Sejauh mana keterlibatan anda dalam menjalankan peran untuk menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Informan 1 : Di PSPP Sehat Mandiri pastinya ada seorang konselor dan pendamping . Dan saya di sini bertugas menjadi pendamping residen, khususnya menjadi pengamat emosional para residen, mengamati emosi mereka setiap waktu, melihat kondisi mereka dan permasalahan mereka. Namun di sini juga saya tidak bisa lepas dari konselor masing-masing dari residen, karena setiap residen memiliki konselor yang berbeda sehingga saya harus selalu berhubungan dengan konselornya. Selain itu juga saya menindak lanjuti untuk menjadi kawan bicara mereka, ketika mereka ingin mengeluhkan masalah mereka, sharing tentang banyak hal, dan melakukan aktivitas dengan melihat feeling mereka setiap waktunya. Dan saya juga tidak ingin mereka merasa sendiri di dunia ini. Yah mungkin dengan tugas da keterlibatan saya di panti ini dapat membantu memulihkan mereka dari jeratan penyalahgunaan dan bahaya narkoba. Amin.............. Peneliti : Apakah yang menjadi tujuan dan sasaran Lembaga PSPP Sehat Mandiri sebagai salah satu lembaga yang ada di Yogyakarta ? Informan 1 : Tujuan dari lembaga ini pastinya membebaskan residen khususnya dari penyalahgunaan narkoba, bagi saya itu sangat penting karena kita semua adalah generasi penerus bangsa. Masalah narkoba harus diperhatikan secara seksama apapun itu alasannya saya sangat mendukung kegiatan tentang pemberantasan narkoba. Generasi muda harus bisa hidup mandiri tanpa narkoba, pokoknya katakan tidak pada narkoba b)

(ekspresi dari informan sangat tegas, semangat dan penuh harapan ketika memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti). Terus...untuk sasaran sendiri pastinya residen yah mba, lalu kita juga tidak pernah lepas dari keluarga dan masyarakat. Bagi saya keterlibatan keluarga dan masyarakat sangat begitu penting untuk mencapai tujuan dari Visi dan Misi lembaga ini, dan harapannya keberhasilan dari semua kegiatan dan programnya dapat dirasakan pengaruh yang sangat besar baik itu untuk residennya, keluarga, masyarakat dan lembaga ini sendiri.

c) Peneliti : Apa yang yang menjadi persyaratan bagi calon residen untuk masuk ke dalam Lembaga PSPPSehat Mandiri? Informan 1 : Syarat untuk masuk ke lembaga ini memang harus laki-laki, karena bagi saya memberikan terapi dan rehabilitasi kepada laki-laki lebih mudah dibandingkan dengan perempuan loh mba...yah mungkin itu salah satu syaratnya. Dan yang lain mungkin masalah administrasi yang diurusi oleh bagian tata usaha. d) Peneliti : Bagaimana proses atau tahap pelayanan yang dilakukan Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba ? Informan : Tahapnya berawal dari penerimaan residen dengan segala permasalahan mereka yaitu dengan wawancara, pemeriksaan, lalu tahapan pemulihan awal yang dimulai lewat Primary Stage, Re-Entry Stage, dan After Care Stage (tahap pembinaan lanjut dan terminasi). Adanya tahapan tersebut harapannya dapat membantu mereka. Bagi saya proses pelayanan disini cukup membantu pemulihan dari residen itu sendiri walaupun terkadang ada salah satu dari residen yang Split, namun itu tidak membuat pelayanan ini menjadi permasalahan dan terhambat. e) Peneliti : Metode apa yang dijalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba? Informan 1 : Seperti yang sudah saya kemukakan bahwa disini menggunakan metode dasar terapi dan rehabilitasi. Karena dengan adanya terapi dan rehabilitasi yang kita jalankan, khususnya untuk residen sendiri sangat berpengaruh besar untuk tahap pemulihan. Mereka harus bisa merasakan proses

dan kegiatan yang ada di panti ini dengan tujuan agar korban penyalahgunaan narkoba dapat lepas dari bahaya narkoba, dan menjadikan panti ini sebagai keluarga mereka. Bagaimanapun juga kita yang ada di panti ini siap membantu permasalahan mereka dalam hal apapun tentunya dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar serta niat dan usaha yang keras dari residen itu untuk bisa pulih kembali tanpa narkoba. f) Informan 1 Peneliti : Bagaimana model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? : Modelnya adalah TC, menurut saya TC sangat luar biasa merupakan family konsep, kekeluargaan sangat diperlukan untuk residen, misal ; di sini diterapkan adanya panggilan kepada karyawan/staff dengan kata Bro/Sist. Ini sangat bermanfaat bagi mereka, sehingga mereka merasakan kekeluargaan dalam panti ini. TC juga menekankan Four Structure dan Five Pillars, dimana ada konsep kekeluargaan, sessi terapi, sessi keagamaan, menjadi role model (contoh yang baik), tekanan dari angkatan. Pembentukan perilaku, emosional, intelektual dan pengembangan ketrampilan residen untuk bertahan hidup secara mandiri.

g) Peneliti : Apakah manfaat dari model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Informan 1 : Bagi saya manfaat dari TC ini sangat banyak sekali yah...diantaranya kita menekankan pembentukan perilaku yang positif, kemandirian, ketrampilan, intelektual juga. Dan lingkupnya sangat besar, terapinya menyeluruh, emosionalnya dilatih, ada seminar juga untuk residennya. Yah... saya sangat menikmati bekerja disini karena ini sesuai dengan bidang saya. h) Peneliti : Adakah hambatan/kesulitan dalam upaya menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Informan 1 : Bagi saya hambatan dalam menangani residen sendiri tidak ada, karena bagaimanapun juga saya senang bisa berada di tengah-tengah mereka, mereka sangat membutuhkan role model dimana fungsi dari ibu, bapak, kakak dan saudara sangat dibutuhkan mereka. Dan saya disini coba untuk memenuhi kebutuhan mereka yaitu sebagai pengamat emosi dari masing-masing residen. Namun terkadang juga masalah pribadi saya ikut terbengkalai dan terkadang saya juga tidak dapat memanej waktu, tapi ini semua saya jalankan dengan penuh rasa tulus tidak menjadi sebuah permasalahan yang sangat besar.

i) Informan 1

Peneliti : Adakah peraturan yang diberlakukan untuk keluarga korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? : Ada, misal ; ketika ada residen yang split (keluar dari panti tanpa izin) maka itu menjadi tanggung jawab panti namun selalu berhubungan dengan keluarga. Orang tua wajib hadir ketika ada acara/ kegiatan yang penting ketika panti membutuhkan campur tangan orang tua, orang tua tidak boleh menjenguk ketika kondisi residen belum siap untuk dijenguk, namun untuk waktu jenguk bisa kapan saja kok.

j) Informan

Peneliti : Bagaimana indikator keberhasilan dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri itu sendiri? : Ketika angka atau tingkat kabur atau split kecil bahkan tidak ada itu juga menjadi indikator keberhasilan lembaga ini. Namun terkadang ketika residen benar-benar tidak mampu mengikuti kegiatan dan aturan di sini yah mau gimana lagi ada juga yang kabur, tapi sekarang ini saya lihat tingkat kabur sendiri sangat kecil kok. Indikator keberhasilan yang lain mungkin seperti harapan kita semua yaitu residen yang bebas dari Napza (tidak menggunakan Napza lagi) dan mampu menjalankan kehidupan sosial lagi tanpa Napza. : Data residen dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 ? : Yang saya ketahui jumlah residen di tahun 2008 ini hanya 29 residen mba. Mungkin di tahun-tahun yang kemarin anda bisa tanya langsung di bagian tata usaha. Walaupun kapasitas di sini hanya 50 orang namun terkadang setiap tahun bisa saja residen yang masuk bisa lebih atau kurang dari 50 orang, karena disesuaikan dengan kondisi dan tingkat kebutuhan residen itu sendiri.

k) Peneliti Informan 1

b. Informan 2 Tanggal wawancara : 20 Desember 2008 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri, tepatnya di kantor tata usaha, pada pukul 09.30 s/d 11.30 WIB Keadaan informan : Memakai kemeja biru dan jaket warna hitam. Beliau benar-benar meluangkan waktunya untuk peneliti, wawancara di lakukan dengan santai. Identitas informan 2

1) 2) 3) 4)

Nama : Bapak Satm (nama di inisialkan) Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 41 tahun Tempat, tgl lahir : Sleman, 22 Maret 1967 5) Alamat : Pugeran, Maguwoharjo, Depok, Sleman 6) Agama : Islam 7) Pendidikan terakhir : SLTA 8) Pekerjaan : PNS 9) Status : Kawin 10) Jumlah saudara : 4 bersaudara Anak ke 4.. dari 4 orang saudara

Hasil Wawancara Tentang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri a) Apa yang anda ketahui tentang Lembaga PSPP Sehat Mandiri? PSPP Sehat Mandiri merupakan tempat terapi dan rehabilitasi khusus untuk penanggulangan korban penyalahgunaan napza. Saya sangat tertarik dalam bidang ini walaupun saya hanya tamatan SLTA, tetapi saya dipercaya untuk menjadi pendamping untuk residen yang ada di sini. b) Bagaimana latar belakang terbentuknya Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? Yang saya ketahui awalnya tempat ini (PSPP Sehat Mandiri) bukan lembaga yang menangani korban penyalahgunaan Napza, tapi di sini merupakan panti khusus untuk anak gelandangan. Dulunya PSBK lalu menjadi PSPP, yah..dengan persetujuan gubernur DIY dan Dinas Sosial pada tahun 2004 PSPP Sehat Mandiri mulai operasional. Dan panti ini selalu hubungannya dengan Dinas Sosial. c) Bagaimana struktur kelembagaan yang ada dalam PSPP Sehat Mandiri ? Struktur kelembagaan di sini pastinya ada pimpinan, lalu ada kelompok profesional yang menangani setiap bidang yang ada di lembaga ini, ada yang menangani tata usaha dan administrasi seperti Sist.Pur dan Sist. Risma (beliau menyebutkna nama karyawan yang ada di bidang tata usaha), ada konselor yang termasuk bidang yang menangani rehab sosial, yah seperti saya. Lalu rehab medis pun disini juga ada yang tugasnya menangani kesehatan para residen seperti memeriksa keadaan fisik dan kesehatan

mereka untuk mengetahui sejauh mana proses pemulihan residen itu. d) Visi dan Misi dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? PSPP Sehat Mandiri sendiri selalu mengadakan kerja sama dengan lembaga pemerintah yang lain baik itu untuk pengembangan, pelatihan, dan penelitian tentang pelayanan rehabilitasi korban penyalahgunaan Napza dan itu merupakan salah satu dari Misi kami. Saya dan teman-teman yang lain seperti Bro. Sigt dan Bro Ek (nama diinisalkan) sering pergi keluar kota untuk mengadakan penyuluhan dan sosialisasi bagi masyarakat, baik itu di sekolah (SD, SMP, SMA) maupun dilingkungan masyarakatnya seprti karang taruna agar wargapun waspada dari bahaya narkoba. Bagaimanapun juga kita semua, khusnya pemuda merupakan generasi bangsa, dan kami sangat memperhatikan itu. Dengan ini juga harapannya peran serta dari masyarakat untuk menanggulangi dan menangani penyalahgunaan Napza, baik itu di kota maupun di desa.

Tentang peran lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan Napza. a) Sejauh mana keterlibatan anda dalam menjalankan peran untuk menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Disini ada 6 pekerja sosial yang menjadi pendamping untuk residen, dan salah satunya adalah saya. Tugas saya di panti ini adalah , menjadi pendamping untuk residen, ketika residen itu ada masalah, menjadi mediator mereka, tempat keluh kesah residen, mengamati perkembangan residen sejauh mana residen itu dalam tahap pemulihan yanng ia jalankan di panti ini. Ketika residen itu punya isu, masalah, harapan maka saya tampung apa yang mereka inginkan dan saya sering sekali memberikan solusi dan nasehat untuk mereka. Rasa kekeluargaan di sini sangat kental, dan kami mempertahankan itu untuk para residennya. Biasanya untuk 1 orang pendamping menangani 5 residen. b) Apakah yang menjadi tujuan dan sasaran Lembaga PSPP Sehat Mandiri sebagai salah satu lembaga yang ada di Yogyakarta? Di panti ini pastinya kami mempunyai tujuan dimana kami mengadakan konseling untuk residen itu sendiri, mengadakan terapi dan rehabilitasi secara terpadu dengan tujuan agar residen tidak kembali untuk menggunakan narkoba lagi. Lalu konselor sendiri selalu melihat perkembangan residen sejauh mana hingga residen itu after care, tetap mengontrol perkembangan residen baik ketika mereka masih di dalam panti maupun di luar panti. Selain

itu juga sasaran kita selain residen adalah keluarga, PSPPSehat Mandiri juga ikut membenahi keluarga karena keluarga juga sangat membantu proses pemulihan residen, kami tidak pernah lepas dari keluarga residen sejauh mana dukungan yang diberikan oleh keluarga untuk masing-masing dari residen itu sendiri. Menjadikan mereka mandiri dengan segala pengalaman yang residen dapatkan di panti ini seperti dengan magang untuk kelas reguler itu juga merupakan salah satu tujuan dari PSPP Sehat Mandiri c) Apa yang menjadi persyaratan bagi calon residen untuk masuk ke dalam Lembaga PSPPSehat Mandiri? Yah..seperti anda lihat di panti ini residen semuanya adalah laki-laki, ketika mereka mau untuk melakukan terapi dan rehabilitasi di panti ini, kalau masih ada keluarga dan itu harus melalui persetujuan dari keluarga terlebih dahulu. Bagaimanapun juga dapat dikatakan residen tidak dapat sembuh secara total mereka hanya bisa pulih dan kemungkinan untuk jatuh kembali (menggunakan Napza) sangat besar. Oleh karena itu terapi dan rehabilitasi dengan model TC yang salah satunya menggunakan family consep sangat dibutuhkan oleh para residennya.

d) Bagaimana proses atau tahap pelayanan yang dilakukan Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba ? Proses awalnya kami yang ada di PSPP Sehat Mandiri melakukan kesepakatan dengan keluarga apakah residen siap untuk melakukan terapi dan rehabilitasi di panti ini. Lalu ketika residen siap kami pun mengadakan wawancara dan pemeriksaan untuk residen. Tahap yang pertama pastinya residen masuk ke dalam kelas Primary yaitu kegiatan yang dijalankan untuk residennya merupakan TC sepenuhnya, benar-benar rehabilitasi. Memberikan tanggungjawab kepada residen dengan harapan mereka bisa pulih. Berbeda dengan kelas Re-Entry disini residen juga melakukan kegiatan baik itu di dalam panti 50 % maupun di luar panti 50 %. Mereka berada di Re-Entry karena residen telah melalui tahap yang ada Primary dengan berbagai fase kegiatan. Selain itu juga kegiatan residen yang ada di Re-Entry seperti sekolah, kursus-kursus dan menjadi COD dari kelas Primary. Sedangkan orang-orang yang ada di kelas Reguler mereka adalah bukan orang-orang mantan pengguna Napza tetapi mereka adalah mantan pengguna miras (minuman keras) yang ingin sembuh atau pulih karena mereka tidak ingin terlalu jauh takutnya berdampak untuk menggunakan narkoba. Kegiatan mereka lebih kearah ketrampilan, pemberian kursus tentang otomotif. Tujuannya menjadikan mereka dapat mempunyai kreativitas dan mengembangkan bakat mereka, dan harapannya mereka dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya.

e) Metode apa yang dijalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba? Disini kami benar-benar menjalankan terapi dan rehabilitasi, mendidik residen menjadi seseorang yang punya tanggungjawab baik itu personal maupun ke departemannya masing-masing. Residen harus aktif dalam semua kegiatan yang ada di sini misalnya; mengembangkan bakatnya seperti musik, menyanyi maupun puisi. Mereka juga harus peka terhadap telinga dan matanya, kerapian dalam menyajikan makan untuk teman-temannya, kerapian dalam berpakaian, hidup bersih juga harus rapi, dan tepat waktu untuk melakukan ibadah seperti sholat. Saling menegur antar sesama residen, ketika salah satu residen melakukan sebuah kesalahan. Adanya terapi seperti ini sangat penting untuk proses pemulihan residen itu sendiri. f) Bagaimana model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Model penanggulangan di dalam panti ini yaitu dengan TC. Konsep dari TC terapi dan rehabilitasinya dilakukan oleh salah satu seorang mantan pengguna Napza yang sudah ahli dan sangat profesional. Dengan adanya mantan pengguna ini, dia yang benar-benar mengetahui sikap, perilaku, keadaan dan keinginan dari residen, dan ini benar-benar sangat membantu kami di panti ini. TC juga dapat membentuk dan merubah sikap mereka (residen) untuk dapat hidup secara teratur nantinya baik itu dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Dan dalam TC itu sendiri tidak ada kekerasan, tidak sex, dan tidak pada narkoba!!!. Bagi saya TC sangat bagus dan sangat membantu, model ini merupakan model yang awalnya dari negara Amerika. Dan bagi saya sendiri TC benar-benar merehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba dari berbagai aspek, baik itu tingkah laku, religius, dan melatih kemandirian dan tanggungjawab untuk para residennya agar dapat hidup mandiri g) Apakah manfaat dari model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Yah..dengan TC bagi saya sangat banyak manfaatnya, dimana kode etik dari residen untuk berperilaku sangat diperhatikan, komunikasi antar sesama juga menjadi terjaga. TC juga menjadikan rasa kekeluargaan baik itu antar residen dengan residen, residen dengat staff sangat baik dan hubungan kerjasamanya menjadikan seseorang memiliki tanggungjawab sendiri-sendiri. Dan di panti ini adanya panggilan Bro dan Sist (yang berarti kakak) untuk staff/karyawannya, bagi residen sangat berarti karena mereka merasa bahwa di dalam panti ada sebuah konsep kekeluargaan. h) Adakah hambatan/kesulitan dalam upaya menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Ada, misalnya saja fasilitas dan personality bagi saya belum cukup memadai seperti konselor addict disini sangat kurang dan kami terkadang butuh itu. Tenaga kerja seperti konselor addict (mantan pengguna) yang menguasai

konsep dan ilmu tentang TC sangat perlu, karena dapat memberikan masukan dan menurunkan emosi untuk residen itu sendiri. i) Adakah peraturan yang diberlakukan untuk keluarga korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Yah..mungkin aturannya sederhana kok, dari pihak panti sendiri membutuhkan komunikasi dan kerjasamanya untuk proses pemulihan para residennya. Oleh karena itu bagi kami komunikasi dengan keluarga sangat penting, itu saja !!! misalnya; ada seorang residen yang split (kabur) dan dari pihak panti sendiri harus selalu komunikasikan dengan keluarganya tentang permasalahanya dan solusinya bagaimana. j) Bagaimana indikator keberhasilan dari Lembaga PSPP itu sendiri? Untuk Primary : Residen dapat hidup bermasyarakat lagi Residen dapat mengendalikan emosi dalam komunitasnya Residen dapat menghendel dirinya ketika mempunyai masalah Tidak jatuh lagi pada narkoba (pulih) Memahami efek dan dampak dari narkoba Sayang terhadap dirinya sendiri, paham dan mengerti dengan ilmunya. Niat untuk berubah dan ada keinginan atau kemauan untuk pulih Untuk Re-Entry : After care ke dalam lingkungan keluarga Hati-hati dalam lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhannya Siap untuk kembali dalam lingkungan keluarga dan masyarakat Tidak pada narkoba Dapat sekolah, kerja, ataupun kursus. Untuk Reguler : Perubahan dari perilaku Ketrampilan yang dimiliki sudah benar-benar terlihat dengan baik Mempunyai kepentingan untuk keluarga dan ada catatan khusus dari orang tua mengenai perkembangannya. Mempunyai kegiatan di luar Menjadi seorang pendidik.

-

-

c. Informan 3: Tanggal wawancara : 1 November 2008 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri, tepatnya di kantor tata usaha, pada pukul 09.00 s/d 11.00 WIB Keadaan informan : Informan 3 ini memakai kemeja biru yang merupakan salah satu seragam karyawan/staff PSPP Sehat Mandiri.

Wawancara dilakukan setelah beliau memberikan seminar tentang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri kepada saya (peneliti) bersama 3 orang mahasiswa dari UKDW Yogyakarta dan 3 orang dari lembaga penelitian. Beliau merupakan kepala staff bagian tata usaha yang mengurusi tentang bidang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri. Wawancara dilakukan di kantor tata usaha yang merupakan kantor beliau dan wawancara juga dilakukan secara bersama-sama dengan 2 orang dari lembaga penelitian. Identitas informan 3 1) Nama : Bapak Sigt (nama diinisialkan) 2) Jenis Kelamin : Laki-laki 3) Usia : 34 tahun 4) Tempat, tgl lahir : Jakarta Pusat, 22 Mei 1974 5) Alamat : Perum BKN No.17 6) Agama : Islam 7) Pendidikan terakhir : S2 8) Pekerjaan : Koordinator Rehab Sosial, Program Manager 9) Status : Kawin

Hasil Wawancara Tentang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri a) Apa yang anda ketahui tentang Lembaga PSPP Sehat Mandiri? PSPP Sehat Mandiri merupakan lembaga pemerintah yang sasaran garapannya adalah korban penyalahgunaan narkoba. Bagi saya permasalahan narkoba itu penyakit bukan aib oleh karena itu sangat penting sekali memperhatikan permasalahan narkoba, khususnya bagi masyarakat. Dan di PSPP Sehat Mandiri kami mencoba membantu mereka (korban penyalahgunaan narkoba) dengan semua program dan kegiatan yang kami punya. Tapi di sini kita tidak berdiri sendiri, bantuan dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah lembaga ini bisa berdiri, seperti yang kita ketahui sangat sedikit sekali lembaga yang menangani permasalahan narkoba, khususnya di Yogyakarta ini. b) Bagaimana latar belakang terbentuknya Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? Awalnya PSPP Sehat Mandiri ini bisa berdiri atas Prakarsa Penasehat BKKKS Propinsi DIY, setelah itu gubernur DIY pun menyetujui, dari Gubernur DIY memberikan mandat kepada Dinas Sosial Propinsi DIY untuk mendirikan sebuah lembaga. Awalnya bernama PSBK yang bukan menangani

permasalahan narkoba, lalu akhirnya lembaga ini di ganti dengan nama PSPP Sehat Mandiri khusus menangani permasalahan korban penyalahgunaan Napza untuk laki-laki. Dan pada tahun 2003 mulailah penyiapan SDM serta sarana dan prasarana. Dan sampai sekarang pun kami yang ada di PSPP Sehat Mandiri hubungannya selalu dengan Dinas Sosial Propinsi DIY. c) Bagaimana struktur kelembagaan yang ada dalam PSPP Sehat Mandiri ? Dalam struktur kelembagaan di PSPP Sehat Mandiri ini ada kepala inti, kelompok jabatan fungsional, lalu ada sub bagian tata usaha yang mengurusi segala administrasi dan sebagainya kemudian ada seksi rehabilitasi medis dan seksi rehabilitasi sosial. Dalam seksi rehabilitasi sosial ini di bagi menjadi 3 yaitu ada PM. Primary, PM. Re-Entry dan PM. Reguler. Bagi kami residen (korban penyalahgunaan Napza) merupakan bagian dalam struktur organisasi yang ada di lembaga ini, karena bagaimanapun juga kita sangat menjungjung tinggi konsep kekeluargaan. Tidak ada pembedaan antara atasan dan bawahan baik itu dengan staff/karyawannya maupun dengan residen itu sendiri. d) Visi dan Misi dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri ? Melalui proses pelayanan terapi dan rehabilitasi yang kami jalankan harapannya dapat mewujudkan kondisi residen yang bebas dari penyalahgunaan Napza, dapat hidup sehat, bersih dan lebih produktif lagi. Itu menjadi Visi kami semua yang ada di PSPP Sehat Mandiri. Kami juga mempunyai Misi untuk selalu memperluas jaringan koordinasi dan kerja sama dengan Dinas, yayasan, lembaga lain yang juga menangani tentang permasalahan narkoba dan Recovery serta organisasi sosial yang menangani penyalahgunaan Napza juga. Kami juga sering mengadakan kerja sama tidak hanya dalam lingkup DIY saja tetapi kami juga mengadakan kerja sama di luar kota Yogyakarta, seperti mengadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang permasalahan narkoba untuk masyarakat. Tentang peran lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan Napza. a) Sejauh mana keterlibatan anda dalam menjalankan peran untuk menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Di sini saya masuk kedalam Sub. Bagian tata usaha yang mengurusi bidang kelembagaan, administrasi dan lainnya. Saya juga sering mengadakan sosialisasi dan penyuluhan untuk masyarakat, memberikan seminar di sekolah-sekolah tentang permasalahan narkoba, khusunya tentang penanggulangan penyalahgunaan Napza. b) Apakah yang menjadi tujuan dan sasaran Lembaga PSPP Sehat

Mandiri sebagai salah satu lembaga yang ada di Yogyakarta? Sasaran garapan dari PSPP Sehat Mandiri pastinya adalah residen itu sendiri (korban penyalahgunaan Napza), lalu sasaran kedua kami adalah keluarg korban penyalahgunan Napza, kemudian lingkungan sosial baik itu lingkungan sebaya, lingkungan sekolah/pekerjaan, dan lingkungan masyarakat sekitar korban penyalahgunaan Napza. Bagaimanapun juga faktor lingkungan sangat berpengaruh besar dari adanya ancaman bahaya narkoba. Dengan masyarakat khususnya generasi penerus bangsa yang bebas dari bahaya narkoba atau tanpa narkoba harapannya dapat mewujudkan generasi muda yang sehat dan mandiri. c) Apa yang menjadi persyaratan bagi calon residen untuk masuk ke dalam Lembaga PSPPSehat Mandiri? Pintu masuk bagi calon residen untuk masuk kedalam lingkungan panti pastinya harus dengan atau melalui persetujuan orang tua/ keluarga, karena kami juga harus selalu berhubungan dengan keluarga untuk mengetahui permasalahan dan perkembangan residen nantinya. Namun tidak menutup kemungkinan calon residen juga di bawa oleh instansi terkait tentang penanggulangan Napza (instansi kabupaten/kota setempat), dari LSM atau masyarakat, dari rumah sakit, organisasi sosial, POLRI/LAPAS dan bahkan ada residen yang datang sendiri ke panti. Dan kami juga tampung mereka (residen) dengan segala permasalahannya untuk dapat masuk ke dalam lingkungan panti. Lalu residen juga harus laki-laki serta mengisi formulir pendaftaran.

d) Bagaimana proses atau tahap pelayanan yang dilakukan Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba ? Alur pelayanan di panti ini yaitu pertama dengan intake process (proses penerimaan) sebelum masuk ke dalam lingkungan panti dengan wawancara awal tentang latar belakang residen, pemeriksaan kesehatan untuk residen, pemeriksaan urin, pemeriksaan barang dan badan residen (spot check), lalu kami juga mengadakan konsultasi dan motivasi untuk residen, serta penempatan residen dalam program. Kemudian dengan Entry-Unit yaitu persiapan dari segi fisik dan mental dari residen itu sendiri seperti detoksifikasi (membersihkan racun dalam tubuh residen). Tahap awal dari residen adalah Primary Stage yaitu tentang pembinaan tingkah laku, emosi, intelektual dan ketrampilan vokasional, program ini biasa disebut dengan Four Struktur. Lalu dalam primary juga ada lima pilar program yaitu konsep kekeluargaan, peer pressure, sessi terapi, sessi keagamaan, dan menjadi role model. Tahap lanjutan adalah Re-Entry Stage yaitu tahap dimana mensosialisasikan kembali pengguna kepada keluarga dan masyarakat dengan kegiatan seperti sekolah, kursus, kuliah, les, kerja atau pelatihan

ketrampilan. Lalu tahap yang selanjutnya adalah After Care Stage yaitu program sebagai wadah para pengguna Napza yang telah selesai menjalani program rehabilitasi untuk dapat saling mendukung dalam menjaga recovery mereka. e) Metode apa yang dijalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba? Di dalam PSPP Sehat Mandiri staff merupakan fasilitator untuk para residennya dalam menjalankan terapi dan rehabilitasi. Konsep kekeluargaan sangat penting ketika residen melakukan sebuah penyimpangan perilaku, kejujuran harus menjadi modal utama mereka (residen), pemetaan dalam emosional, intelektual dan spiritual, skill dan vokasional harus dimiliki oleh residen dengan tujuan ketika residen kembali ke dalam lingkungan masyarakat, ia dapat hidup dengan mandiri. f) Bagaimana model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Penanggulangannya dengan menggunakan TC (Theurapeutic Community), awalnya TC ini saya ketahui konsepnya dari negara Amerika. Dimana konsep TC ini sangat memperhatikan tentang perubahan perilaku, penataan emosi, intelektual dan spiritual serta kemampuan bertahan hidup dan kemandirian. Yah..TC ini benar-benar sangat membantu residen untuk dapat pulih. Oleh karena itu di PSPP Sehat Mandiri sangat menerapkan TC sepenuhnya karena ruang lingkupnya dari berbagai aspek, itu menurut saya. (ekspresi dari beliau sangat tegas)

g) Apakah manfaat dari model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Bagi saya TC sangat humanis memfasilitasi semuanya !!!! h) Adakah hambatan/kesulitan dalam upaya menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Hambatannya yaitu dari segi SDM yang masih sedikit, di dalam PSPP Sehat Mandiri yang PNS saja baru 12 orang !, dan yang lainnya masih non PNS. Fasilitas juga masih kurang karena biaya yang mahal dan anggaran masih di bawah ideal.he..he..(ekspresi beliau dengan senyum kecil), pengembangan dari training TC sendiri belum sepenuhnya maksimal, pelatihan yang masih kurang, akses untuk pasca rehabilitasi juga belum maksimal. Namun dari kekurangan tersebut tidak menjadi penghambat dari program kami, PSPP Sehat Mandiri akan tetap melakukan yang terbaik untuk residen dan masyarakat pada umumnya. i) Adakah peraturan yang diberlakukan untuk keluarga korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat

Mandiri? Keluarga harus selalu menjalin komunikasi dengan PSPP Sehat Mnadiri karena bagi kami keluarga sangat penting dan sangat mendukung proses pemulihan dari residen itu sendiri. j) Bagaimana indikator keberhasilan dari Lembaga PSPP itu sendiri? Indikator keberhasilan di dalam PSPP Sehat Mandiri ini di bagi menjadi 2 yaitu residen yang Clean dan Sober. Clean yang berarti tidak menggunakan Napza lagi dan mampu menghilangkan keinginan untuk kembali menggunakan Napza lagi !! Sedangkan Sober adalah tidak berkumpul lagi dengan golongan Napza serta mampu menjalankan kehidupan sosial secara sehat dan mandiri. k) Data residen dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008? Untuk tahun 2008 sendiri jumlah residen sekitar 29 residen. Untuk data tahun 2004-2007 anda bisa lihat di catatan Sist. Risma.

d. Informan 4 Nama : Bapak Ek (nama diinisialkan) Tanggal wawancara : 1 November 2008 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri, tepatnya di ruang seminar. Seminar dilaksanakan dari pukul 09.00 s/d 12.00 WIB Keadaan Informan : Wawancara dilakukan ketika beliau sedang mengisi sebuah seminar di dampingi oleh Bapak sigt dan mba Ris selaku moderator. Tema yang diangkat dalam seminar yaitu tentang Adiksi yang di seminarkan oleh Bapak Ek dan seminar tentang kelembagaan PSPP Sehat Mandiri diseminarkan oleh Bapak Sigt. Seminar diikuti oleh saya (peneliti), 3 orang mahasiswa dari UKDW, dan 3 orang dari lembaga penelitian. Bapak Ek merupakan Konselor Addict PSPP Sehat Mandiri, tugas beliau menjadi konselor dan pendamping para residen.

Hasil Seminar Narkoba = Napza Narkoba = Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif Napza = Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif Adiksi adalah suatu kondisi orang yang mengalami ketergantungan fisik dan psikologis. Tahap penggunaan Napza : Tahap awal - Tahap perubahan Tahap toleransi - Tahapkejenuhan Tahap ketergantungan

-

Pecandu tidak dapat membedakan antara perasaan dengan kenyataan, perilaku yang sangat bertentangan dengan orang normal dan kepribadian yang ganda. Tahap awal : - Rasa ingin tahu - Tidak percaya diri - Kebutuhan sosial - Tuntutan - Ada tekanan dari orang lain Junky selalu berhalusinasi dan adanya sebuah bisikan yang membuat dia melakukan hal yang negatif. Tahap ketergantungan : - Tahap dimana badan sudah menagih dan jika tidak terpenuhi maka akan mengalami apa yang disebut sakaw (baik secara fisik maupun psikis) - Secara fisik disebut sakaw mayor yang ditandai dengan badan menjadi sakit. Secara psikis disebut sakaw minor yang ditandai dengan terjadinya rasa cemas, bingung, gelisah dan ketakutan. Estafet yang terakhir di sebut PAWS. - Jatuh kembali : membayangkan, menggunakan MIRAS (minuman keras), balik menggunakan obat. Tahap perubahan : - Energi negatif = apatis-sedih-takut-rakus-marah-sombong - Energi positif = semangat-terima-damai Tahap kejenuhan (stagnasi) : - Tahap dimana telah terjadi kejenuhan dalam menggunakan Napza dan perlunya pemulihan atau perawatan (terapi /rehabilitasi) Hasil Wawancara : a) Sejauh mana peran anda di PSPP Sehat Mandiri ? Di PSPP Sehat Mandiri ini saya menjadi seorang Konselor Addict, tugas ini memang berat tapi saya harus menjalankannya, karena bagaimanapun juga saya adalah seorang mantan pengguna Napza saya tahu bagaimana keinginan, kebutuhan, perilaku, feeling residen setiap harinya. Tugas saya di sini selalu mendengarkan cerita, keluh kesah, dan semua masalah yang ada di dalam diri residen itu sendiri. Menjadi seorang konselor harus benar-benar memahami karakter dari tiap masing-masing residen. Setiap detiknya terkadang orang yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba mempunyai feeling yang berbeda-beda tiap waktunya, terkadang dia tidak berpikir secara rasional, hidupnya serba khayal, selalu berhalusinasi, dan membutuhkan waktu yang lama agar mereka dapat pulih atau lepas dari Napza itu sendiri. Oleh karena itu konselor benarbenar sangat dibutuhkan di sini, terutama Konselor Addict. b) Bagaimana menurut anda tentang residen (korban penyalahgunaan narkoba)

yang ada di PSPP Sehat Mandiri ? Setiap residen pastinya mempunyai permasalahan yang berbeda-beda, terkadang ada yang split (kabur) karena mereka tidak dapat bertahan di sini karena dengan berbagai permasalahan yang mereka punya dan tidak kuat akan tubuhnya ketika mereka tidak menggunakan narkoba lagi. Namun ada yang sebagian besar mereka berniat untuk benar-benar pulih dan lepas dari narkoba, sehingga mereka mau mengikuti segala terapi dan rehabilitasi dan akhirnya residen bisa keluar dari PSPP Sehat Mandiri dengan keadaan yang lebih baik dan dapat menjalankan kehidupannya lagi di tengah-tengah masyarakat dan keluarganya. c) Bagaimana model penanggulangan untuk residen yang ada di PSPP Sehat Mandiri ? Bagi saya TC sangat bagus dan sangat membantu khususnya di PSPP Sehat Mndiri. Program ini sangat menyeluruh, melihat dari berbagai segi untuk residen itu sendiri baik itu dalam tingkah laku, emosi, intelektual dan spiritual mereka. Dan di sini kami akan membenahi residen dari segi itu agar mereka dapat hidup secara mandiri lagi ketika berada di dalam masyarakat, keluarga serta lingkungan sekitarnya. e. Informan 5 Tanggal wawancara : 3 Januari 2009 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri, tepatnya di kantor tata usaha, pada pukul 11.00 s/d 12.00 WIB Keadaan informan : Beliau merupakan staff pekerja sosial di PSPP Sehat Mandiri. Wawancara dilakukan ketika beliau selesai membaca koran harian, dan wawancara dilakukan dengan suasana santai. Wawancara lebih banyak membahas tentang kelas Re-Entry karena beliau sendiri merupakan pendamping dari kelas Re-Entry. Identitas informan 5 1) Nama : Pur (nama diinisialkan) 2) Jenis Kelamin : Laki-laki 3) Usia : 47 tahun 4) Tempat, tgl lahir : Karanganyar, 30 November 1961 5) Alamat : Gang Tirto 445, Tegal Rejo, Banguntapan, Bantul 6) Agama : Islam 7) Pendidikan Terakhir : S1 8) Pekerjaan : Pekerja Sosial (Pendamping Re-Entry di PSPP Sehat Mandiri) 9) Status : Kawin

Hasil Wawancara a) Sejauh mana peran anda di PSPP Sehat Mandiri ? Di sini saya menjadi pekerja sosial sebagai pendamping untuk kelas Re-Entry, melakukan kontak dengan keluarga mengenai keinginan residen apakah dia ingin kursus, kerja, kuliah, dsb. Memantau perilaku residen di luar dan tingkat emosional mereka. Hubungan dengan keluarga sangat penting untuk mengetahui tentang perkembangan ketika residen berada di luar panti. Karena bagi saya di di Fase Re-Entry residen sangat rawan sekali, karena residen 50% nya kegiatannya di luar panti. Saya sendiri juga cukup khawatir dengan faktor lingkungan memungkinkan residen untuk penyalahgunaan narkoba lagi, karena bagi pecandu secara teori mereka tidak bisa sembuh secara total, namun mereka hanya bisa pulih. Tapi kita sebagai manusia tidak boleh mendahului kehendak Allah, dengan usaha yang keras residen bisa saja lepas dari narkoba dan bisa pulih lagi. b) Bagaimana kegiatan yang ada di dalam kelas Re-Entry ? Kegiatan yang ada dalam Re-Entry 50% di dalam panti dan 50% lagi di luar panti. Dan tahapan dalam Re-Entry sendiri ada Fase A dan Fase B. untuk fase A waktu residen diberikan untuk bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat sebanyak 25 %. Dan untuk fase B residen dapat Home Leave, kalau residen ingin kuliah, kerja, kursus atau yang lainnya. Maka ini akan dibicarakan dengan keluarga dan tidak pernah lepas dari pantauan kami dari PSPP Sehat Mandiri khususnya saya sebagai pendamping residen di kelas Re-Entry. Terus..di kelas Re-Entry ada jadwal khusus untuk residen menjadi C.O.D, residen mengatur jadwalnya sendiri ketika mereka berada di luar panti, dan residen dapat mengatasi permasalahannya sendiri untuk selalu dikonsultasikan dengan konselor. Inti dari kegiatannya adalah program untuk mengungkapkan kembali tentang keinginan mereka baik itu potensi, minat, bakat maupun mengembangkan kemampuan residen itu sendiri. c) Apa yang menjadi persyaratan bagi calon residen untuk masuk ke dalam tahap Re-Entry ? Syarat untuk residen masuk ke dalam tahap Re-Entry adalah ketika residen sudah dapat melalui tahap Primary. Dapat menghadapi komunitas mereka baik itu di dalam panti maupun di luar panti, residen juga diberi kepercayaan untuk memanej keuangannya sendiri. d) Bagaimana model penanggulangan yang di jalankan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandirikhususnya untuk kelas Re-Entry ? Model penanggulangannya sama halnya dengan Primary yaitu TC, walaupun

tidak sepenuhnya TC. Karena mereka juga sudah diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatannya di luar panti yaitu dengan keluarga dan masyarakat. Recovery live, manejemen usaha seperti kerja, inisiatif, tempat untuk memperbaiki keluarga dan bimbingan sosial. Dan bagi saya sendiri hubungan keluarga untuk kelas Re-Entry sudah lumayan sehingga dapat memotivasi residen untuk bisa hidup lebih baik lagi. e) Adakah hambatan/kesulitan dalam upaya menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba untuk kelas Re-Entry? Ada, bagi saya di kelas Re-Entry sangat rawan dan itu terkadang menjadi permasalahan , karena bagaimanapun juga program untuk kelas Re-Entry sendiri fleksibel jadi agak sulit. Untuk residen yang ingin kuliah, kursus, atau sekolah harus benar-benar dilanjutkan dan ini perlu dimatangkan dengan program TC untuk residen itu sendiri, agar mereka dapat memanej waktunya dengan baik. f) Bagaimana indikator keberhasilan dari Lembaga PSPP itu sendiri? Clean and sober, residen dapat meninggalkan drugs, mengerti arti kehidupan khususnya bagi residen itu sendiri, mempersiapkan diri untuk kembali ke keluarga dan masyarakat. Dan itu tidak mudah, perlu adanya usaha yang keras dari residen itu sendiri dan kami di PSPP Sehat Mandiri menjadi fasilitator mereka dan membantu mereka untuk bisa pulih baik dari segi behaviour, emosional, dan spiritual. g) Jumlah residen yang berada di dalam kelas Re-Entry ? Untuk tahun 2009 ini ada 2 residen di kelas Re-Entry atas nama T dan Y (nama disamarkan). Untuk nama T dia sekarang mengikuti sekolah kejar paket C dan atas nama Y dia kerja membantu keluarganya untuk kegiatan di luar panti.

2. Wawancara dengan residen (korban penyalahgunaan narkoba) yang berada di Lembaga Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri a. Residen 1 Tanggal Wawancara : 20 Desember 2008 Tempat/waktu : Di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri tepatnya di Main Area. Wawancara dilakukan pada pukul 13.00 s/d 14.00 WIB, peneliti di dampingi oleh Bro. Wawan (Seorang konselor residen di PSPP Sehat Mandiri) Keadaan residen : Kondisi residen sendiri terlihat sangat sehat, VIT, semangat dan sangat senang dan mau menerima kedatangan peneliti, khususnya untuk wawancara langsung. Sebelum wawancara dilakukan konselor mengutarakan maksud dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dengan tujuan agar residen mengerti (tidak terjadi salah paham). Wawancara di lakukan setelah residen melakukan kegiatan function (kebersihan) bersama residen lainnya di Main Area. Identitas Residen 1 1) Nama 2) Jenis Kelamin 3) Usia 4) Tempat, tgl lahir : A (untuk nama di samarkan) : Laki-laki : 28 tahun : Yogyakarta, 4 juni 1980 5) Alamat : Jl. Magelang Jambon III Perum Jatimulya Indah Blok A/ No 6 Yogyakarta 6) Agama : Kristen 7) Pendidikan terakhir : SMU 8) Pekerjaan :9) Status : Sudah menikah 10) Jumlah saudara : 4 bersaudara Anak ke 2.. dari 4 orang saudara

Hasil Wawancara Tentang Latar Belakang Residen a) Peneliti : Berapa lama anda pernah memakai narkoba? Residen 1 : Saya menggunakan narkoba dari umur 12 tahun mba, yah... sekitar tahun 1996 b) Peneliti : Narkoba jenis apa yang pertama kali pernah

Residen 1 Residen 1

anda pakai ? : Ganja c) Peneliti : Jenis narkoba apa saja yang pernah anda pakai ? : Putaw, Sabu-sabu dan Extaci mba

d) Peneliti : Alasan apa yang mendorong anda menggunakan narkoba ? Residen 1 : Pertama karena ikut-ikutan teman mba, ingin coba-coba aja penasaran sih ehh...akhirnya jadi kecanduan mba. e) Peneliti : Siapa yang mengenalkan pertama kali kepada anda untuk menggunakan narkoba ? Residen 1 : Teman mba, awalnya sih punya teman-teman kumpul di sekolah, terusnya ditawarin untuk pakai narkoba itu. f) Peneliti : Biasanya kalau menggunakan narkoba anda melakukannya dengan teman-teman atau sendiri ? : Bareng dengan teman-teman mba

Residen 1

g) Peneliti : Dari mana biasanya anda memperoleh narkoba ? Residen 1 : Dari teman h) Peneliti : Di mana biasanya anda melalukan transaksi ? Residen 1 : Di kos-kosan, tapi tergantung juga tidak harus di kos-kosan loh mba.kita juga terkadang menggunakan sistem alamat, kontak telepon,janjian dimana gitu, terus jenis narkobanya diselipkan di tempat yang sudah kita janjikan dan biasanya disimpan di bungkus rokok dan biasanya penyerahan uang menggunakan pengiriman lewat rekening. Gitu mba..... i) Peneliti : Dimanakah tempat yang paling sering anda gunakan untuk memakai narkoba ? : Di kamar, di kos-kosan bersama teman-teman

Residen 1

j) Peneliti : Bagaimana rasanya setelah mengkonsumsi narkoba ? Residen 1 : Setelah menggunakan narkoba rasanya seperti segar lagi mba, merasa normal melakukan aktivitas seperti biasanya. Terkadang kalau tidak pake badan merasa sangat lemas dan sakit-sakit mba. k) Peneliti : Apa yang sering anda lakukan setelah anda memakai narkoba ? Residen 1 : Yah...melakukan aktivitas seperti biasanya mba, awalnya sih

biasa-biasa saja akhirnya keluarga juga curiga karena kondisi saya yang terkadang tidak baik, terus saya juga menjadi sangat malas loh mba. l) Peneliti : Apakah anda tahu akibat dari penggunaan narkoba ? Residen 1 : yah tau lah mba, yang pastinya saya merasa sangat malas, uang benar-benar habis begitu saja, sering sekali bohong kepada keluarga terutama boong ama Nyokap and Bokap mba. m) Peneliti : Apakah anda pernah ditegur atau diberitahu bahwa penyalahgunaan narkoba itu berbahaya ? Residen 1 : Pernah mba. n) Peneliti : Apakah anda merasa bahwa menggunakan narkoba merupakan suatu kebutuhan ? Residen 1 : Kemarin-kemarin memang iya mba, habisnya kalau tidak pakai narkoba itu saya sangat meras sakit mba. Tapi sekarang saya berusaha keras untuk bisa sembuh mba. Residen 1 o) Peneliti : Setiap kapan biasanya anda memakai narkoba ? : Biasanya setiap hari saya memakai 3 kali mba

p) Peneliti : Tindakan apa yang telah anda lakukan untuk selalu mendapatkan narkoba ? Residen 1 : Saya pernah nyambi kerja untuk bisa dapat uang lalu uangnya saya gunakan untuk beli narkoba, terus mencuri barang orang tua di rumah lalu saya jual. Dan hal bodoh yang pernah saya lakukan ketika sedang menggunakan narkoba bersama temateman lalu di tangkap polisi dan akhirnya saya pernah di penjara, saya juga pernah menjadi seorang pengedar narkoba juga mba. q) Peneliti : Bagaimana cara anda mengatasi rasa keinginan untuk tidak menggunakan narkoba (putus obat) ? Residen 1 : Bisanya keluarga yang sangat memperhatikan saya untuk bisa putus obat, waktu awal pertama kai saya ketahuan menggunakan narkoba terus kakak saya membawa saya ke dokter mba untuk berobat. Namun dosisnya juga terlalu besar sehingga obat itu saya salahgunakan saja mba, dengan memakai secara berlebihan. Terus berobat kerumah sakit di Semarang yaitu Rumah Sakit X dengan menngunakan dokter pribadi mba, lalu di Rumah Sakit Y di daerah Kali Urang. Tapi tetap tidak sembuh juga mba, ketika saya keluar pasti saya pakai lagi. Dan yang terakhir saya di bawa oleh keluarga ke

PSPP Sehat Mandiri ini mba. (Ekspresi dari residen benar-benar menyesal ketika ia menjadi salah satu korban penyalahgunaan narkoba, namun keiginan untuk sembuh dan lepas dari narkoba menjadi harapan bagi si A, karena ia ingin sekali hidup tanpa narkoba)

Tentang Lembaga PSPP Sehat Mandiri bagi Residen a) Peneliti : Kapan anda masuk ke dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri ? Residen 1 : Yah..kira-kira sekitar September 2008 mba b) Peneliti : Siapakah yang mengajak atau memasukkan anda ke dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri? Residen 1: Keluarga saya mba, pertama kalinya atas saran kakak saya. Karena dikeluarga saya tidak ada yang pernah menggunakan Napza kecuali saya, jadi sama sekali tidak ada faktor keturunan mba. Makanya keluarga saya ingin sekali saya bisa sembuh,makanya saya di bawa kesini mba. c) Peneliti : Motivasi apa sehingga anda bisa berada dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Pengen sembuh pastinya mba, tapi terkadang sulit sekali untuk bisa lepas dari narkoba. Awalnya saya tidak mau di bawa kesini, yah..mau gimana lagi mba, saya bener-bener ingin sembuh dan saya ingin berusaha dan sekarang saya bisa untuk tidak pake narkoba lagi mba. d) Peneliti : Sejauh mana anda mengenal dan terlibat dalam program atau kegiatan yang ada di PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Saya senang ada di PSPP Sehat Mandiri, jadi selama saya disini saya selalu terlibat dan melakukan semua kegiatan yang ada di panti ini setiap harinya. Baik itu program kegiatannya maupun aturan yang ada di panti ini. e) Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai lembaga PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Programnya sangat bagus, dan berjalan lancar. Saya senang dan betah di sini namun terkadang tidak menutup kemungkinan ada titik jenuh juga,ketika saya kangen, ingin kembali ke keluarga bersama anak dan istri saya. Tapi mau gimana lagi prosesnya mungkin memang harus begini.

f) Peneliti : Apakah yang anda rasakan ketika berada dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Di sini saya sangat merasakan family konsep (rasa kekeluargaan) antar residen sangat tinggi mba, antar pengurus di panti ini juga. saya enjoy di panti mba, kegiatannya juga saya suka, yah mungkin awalnya saja saya tidak terima di bawa kesini. Tapi dengan berjalannya waktu saya juga betah di sini mba.

g) Peneliti : Apakah manfaat bagi anda ketika berada dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Dengan adanya model TC disini, bagi saya sangat banyak manfaatnya, karena TC sendiri sangat mengutamakan Family Konsep dan Five Pilar. h) Peneliti : Apakah anda sudah merasa puas dan nyaman dengan proses pelayanan yang dilakukan oleh Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Puas, bagi saya untuk kegiatan dan proses pelayanannya standar, tidak begitu memberatkan saya kok mba. Pengurus disini benar-benar baik dan menerima keadaan kita (residen) yang seperti ini mba. i) Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai kegiatan dan peraturan-peraturan yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Menurut saya pribadi biasa-biasa saja kok mba, karena bagaimanapun juga kami (residen) harus menaati semua peraturan yang ada di sini dan mengikuti kegiatan yang ada di panti ini. Dan ini juga demi kebaikan kami juga toh mba. j) Peneliti : Apakah anda pernah melanggar sebuah peraturan yang sudah ditetapkan oleh lembaga PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Saya belum pernah melanggar peraturan di sini kok mba, semua kegiatan dan aturannya selalu saya ikuti. k) Peneliti : Bagaimana hukuman yang pernah anda dapatkan ketika melanggar peraturan yang ada dalam lingkungan PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Saya pribadi kan belum pernah mendapat hukuman mba. Namun terkadang saya lihat salah satu teman saya ketika mereka ada yang mendapatkan hukuman, sanksinya berupa tast ment (misalnya; menyetrika semua baju residen yang lain, he..he..

(ekspresi residen tertawa) lalu satu lagi dengan sanksi elimen (residen mendapat hukuman misalnya disuruh menggunakan sarung loh mba) ketika moorning meeting, sehingga kostum dia berbeda dengan residen lain yang tidak mendapatkan hukuman. Begitu mba!! l) Peneliti : Apa yang menjadi tujuan anda ke depan ketika anda dapat keluar dari lembaga PSPP Sehat Mandiri? Residen 1 : Saya ingin hidup normal, kembali ke keluarga saya. Ingin sekali bekerja agar bisa membahagiakan istri dan anak-anak saya mba, tidak seperti dulu lagi. Tapi saya sadar semuanya memang butuh proses, mungkin dengan disini saya bisa menjadi lebih bertanggungjawab lagi. Doakan yah mba. (ekspresi residen penuh dengan harapan-harapan) A. Tabel Kode No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kode Cir Damp Eksp Emp Fak Four Hamb Ind Jen Jum Keb Ked Keg Ker Lemb Mis Mod Mot Kel Keterangan Ciri Dampak Ekspresi Empati Faktor Four Struktur Hambatan Indikator Jenis Jumlah Keberhasilan Kedudukan Kegiatan Kerjasama Lembaga Misi Model Motivasi Keluarga Penjelasan Ciri perilaku korban penyalahgunaan narkoba Dampak dari penyalahgunaan narkoba Ekspresi dari tiap informan yang menggambarkan peran dari mereka dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba. Harapan dan rasa empati dari informan (staff, keluarga, masyarakat) untuk korban penyalahgunaan narkoba. Faktor penyalahgunaan narkoba Empat struktur program yang ada dalam konsep TC Hambatan dalam upaya menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Indikator keberhasilan dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri Jenis narkoba Jumlah residen di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Keberhasilan dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba di PSPP Sehat Mandiri Kedudukan kelembagaan PSPP Sehat Mandiri Kegiatan atau aktivitas residen di dalam panti Kerjasama yang dilakukan Lembaga PSPP Sehat Mandiri dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba. Lembaga PSPP Sehat Mandiri Misi Lembaga PSPP Sehat Mandiri Model penanggulangan korban penyalahgunaan narkoba di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Motivasi keluarga (peran) dalam proses pemulihan

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

NAR Norm Pel Pemb Pen Peny Per Pil Prog Pros Res Sank Sar Sas Sej Struk Syar Trans Tuj Vis

Narkoba Norma Pelayanan Pembinaan Penanggulangan Penyalahgunaan Peran Pilar Program Proses Residen Sanksi Saran Sasaran Sejarah Struktur Syarat Transaksi Tujuan Visi

residen dari penyalahgunaan narkoba. Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Norma atau aturan untuk residen yang ada Lembaga PSPP Sehat Mandiri Metode pelayanan di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Pembinaan untuk residen Lembaga PSPP Sehat Mandiri Model penanggulangan untuk residen Lembaga PSPP Sehat Mandiri Penyalahgunaan narkoba Peran Lembaga PSPP Sehat Mandiri Pilar program untuk residen yang ada Lembaga PSPP Sehat Mandiri Program atau kegiatan di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Proses tahap pelayanan dan pembinaan untuk residen yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Sanksi untuk residen ketika melanggar aturan yang ada di Lembaga PSPP Sehat Mandiri Saran dalam permasalahan penyalahgunaan narkoba. Sasaran dari Lembaga PSPP Sehat Mandiri Sejarah Lembaga PSPP Sehat Mandiri Struktur kelembagaan Syarat untuk residen ketika ingin memasuki Lembaga PSPP Sehat Mandiri Transaksi narkoba yang dilakukan residen Tujuan Lembaga PSPP Sehat Mandiri Visi Lembaga PSPP Sehat Mandiri

B. Pengelompokkan Kode (Penggerombolan) 1. Pengelompokkan Kode Hasil Wawancara Sub BabKelembagaan

Kodea. Sej Lemb

KetSejarah lembaga

PenjelasanSejarah lembaga PSPP Sehat Mandiri -

HasilAwalnya tempat ini (PSPP Sehat Mandiri) bukan lembaga yang menangani korban penyalahgunaan Napza, tapi di sini merupakan panti khusus untuk anak gelandangan. Dulunya PSBK lalu menjadi PSPP, yah..dengan persetujuan gubernur DIY dan Dinas Sosial pada tahun 2004 PSPP Sehat Mandiri mulai operasional Awalnya PSPP Sehat Mandiri ini bisa berdiri atas Prakarsa Penasehat BKKKS Propinsi DIY, setelah itu gubernur DIY pun menyetujui, dari Gubernur DIY memberikan mandat kepada Dinas Sosial Propinsi DIY untuk mendirikan sebuah lembaga. Awalnya bernama PSBK yang bukan menangani permasalahan narkoba, lalu akhirnya lembaga ini di ganti dengan nama PSPP Sehat Mandiri khusus menangani permasalahan korban penyalahgunaan Napza untuk laki-laki. Dan pada tahun 2003 mulailah penyiapan SDM serta sarana dan prasarana. Struktur kelembagaan di sini ada seorang pimpinan yang mengerahkan kita untuk dapat bekerja secara profesional mba. Lalu disini juga tata

-

b. Struk Lemb

Struktur lembaga

Struktur kelembagaan PSPP Sehat Mandiri -

-

-

c. Sas Lemb

Sasaran lembaga

Sasaran lembaga PSPP Sehat Mandiri

usaha yang mengurusi administrasi, ada seorang pendamping seperti saya, ada konselor dan masih banyak karyawan lain yang sesuai dengan profesional mereka dan bidang mereka. Kemudian residen yang ada di lembaga ini juga masuk ke dalam struktur kelembagaan Struktur kelembagaan di sini pastinya ada pimpinan, lalu ada kelompok profesional yang menangani setiap bidang yang ada di lembaga ini, ada yang menangani tata usaha dan administrasi seperti Sist.Pur dan Sist. Risma (beliau menyebutkna nama karyawan yang ada di bidang tata usaha), ada konselor yang termasuk bidang yang menangani rehab sosial, yah seperti saya. Dalam struktur kelembagaan di PSPP Sehat Mandiri ini ada kepala inti, kelompok jabatan fungsional, lalu ada sub bagian tata usaha yang mengurusi segala administrasi dan sebagainya kemudian ada seksi rehabilitasi medis dan seksi rehabilitasi sosial. Dalam seksi rehabilitasi sosial ini di bagi menjadi 3 yaitu ada PM. Primary, PM. Re-Entry dan PM. Reguler. Bagi kami residen (korban penyalahgunaan Napza) merupakan bagian dalam struktur organisasi yang ada di lembaga ini. Bidang yang digeluti dari lembaga ini adalah tentang penyalahgunaan Napza Penyelenggaraan kegiatannya khususnya dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba (residen) Sasaran sendiri pastinya residen yah mba, lalu kita juga tidak pernah lepas dari keluarga dan masyarakat Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar Khusus untuk penanggulangan korban penyalahgunaan napza Peran serta dari masyarakat untuk menanggulangi dan menangani penyalahgunaan Napza, baik itu di kota maupun di desa.

-

-

-

Tujuan lembaga d. Tuj Lemb Tujuan lembaga PSPP Sehat Mandiri -

PSPPSehat Mandiri juga ikut membenahi keluarga karena keluarga juga sangat membantu proses pemulihan residen Merehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba Lembaga pemerintah yang sasaran garapannya adalah korban penyalahgunaan narkoba. Sasaran garapan dari PSPP Sehat Mandiri pastinya adalah residen itu sendiri (korban penyalahgunaan Napza), lalu sasaran kedua kami adalah keluarga korban penyalahgunaan Napza, kemudian lingkungan sosial baik itu lingkungan sebaya, lingkungan sekolah/pekerjaan, dan lingkungan masyarakat sekitar korban penyalahgunaan Napza

Tujuan dari lembaga ini pastinya membebaskan residen khususnya dari penyalahgunaan narkoba, bagi saya itu sangat penting karena kita semua adalah generasi penerus bangsa. Masalah narkoba harus diperhatikan secara seksama apapun itu alasannya saya sangat mendukung kegiatan tentang pemberantasan narkoba. - Kegiatan yang ada di panti ini dengan tujuan agar korban penyalahgunaan narkoba dapat lepas dari bahaya narkoba - Tujuan agar residen tidak kembali untuk menggunakan narkoba lagi. - Menjadikan mereka (residen) mandiri dengan segala pengalaman yang residen dapatkan di panti ini seperti dengan magang untuk kelas reguler itu juga merupakan salah satu tujuan dari PSPP Sehat Mandiri - Tujuannya menjadikan mereka dapat mempunyai kreativitas dan mengembangkan bakat mereka, dan harapannya mereka dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. - Mendidik residen menjadi seseorang yang punya tanggungjawab baik itu personal maupun ke departemannya masing-masing dapat membentuk dan merubah sikap

-

Visi lembaga e. Vis Lemb

Visi lembaga PSPP Sehat Mandiri

Misi lembaga f. Mis Lemb

Misi lembaga PSPP Sehat Mandiri

mereka (residen) untuk dapat hidup secara teratur nantinya baik itu dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. - Merehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba dari berbagai aspek, baik itu tingkah laku, religius, dan melatih kemandirian dan tanggungjawab untuk para residennya agar dapat hidup mandiri - Untuk masyarakat khususnya generasi penerus bangsa yang bebas dari bahaya narkoba atau tanpa narkoba harapannya dapat mewujudkan generasi muda yang sehat dan mandiri. - Residen kembali ke dalam lingkungan masyarakat, ia dapat hidup dengan mandiri. - Residen bisa keluar dari PSPP Sehat Mandiri dengan keadaan yang lebih baik dan dapat menjalankan kehidupannya lagi di tengah-tengah masyarakat dan keluarganya - Membenahi residen agar mereka dapat hidup secara mandiri lagi ketika berada di dalam masyarakat, keluarga serta lingkungan sekitarnya. - Tujuan ketika residen berada di lingkungan panti (saya bener-bener ingin sembuh dan saya ingin berusaha dan sekarang saya bisa untuk tidak pake narkoba lagi mba dan Saya ingin hidup normal, kembali ke keluarga saya. Ingin sekali bekerja agar bisa membahagiakan istri dan anak-anak saya mba, tidak seperti dulu lagi ). Pernyataan dari salah satu residen dengan nama A (nama di samarkan) Residen yang bebas dari penyalahgunaan Napza, dapat hidup mandiri, sehat, bersih. Sehingga ketika mereka keluar dari panti ini harapannya residen dapat hidup lebih produktif lagi baik itu di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Mewujudkan kondisi residen yang bebas dari penyalahgunaan Napza, dapat hidup sehat, bersih dan lebih produktif lagi. Itu menjadi Visi kami semua yang ada di PSPP Sehat

Kedudukan Kedudukan lembaga lembaga PSPP Sehat Mandiri g. Ked Lemb

-

Mandiri. Kerjasama Kerjasama yang dilakukan oleh lembaga PSPP Sehat Mandiri Mengadakan kerja sama dengan lembaga pemerintah yang lain baik itu untuk pengembangan, pelatihan, dan penelitian tentang pelayanan rehabilitasi korban penyalahgunaan Napza dan itu merupakan salah satu dari Misi kami. Mempunyai misi untuk selalu memperluas jaringan koordinasi dan kerja sama dengan Dinas, yayasan, lembaga lain yang juga menangani tentang permasalahan narkoba dan Recovery serta organisasi sosial yang menangani penyalahgunaan Napza. Lembaga ini bernaung di bawah Dinas Sosial DI Yogyakarta PSPP Sehat Mandiri merupakan lembaga pemerintah yang sasaran garapannya adalah korban penyalahgunaan narkoba Sampai sekarang pun kami yang ada di PSPP Sehat Mandiri hubungannya selalu dengan Dinas Sosial Propinsi DIY. Sekarang pun masih bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam penyelenggaraan kegiatannya khususnya dalam menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba (residen) Bagi saya Dinas Sosial juga sangat membantu, hingga semua program yang ada di sini juga dapat berjalan sampai sekarang. Disini kita secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan dari visi dan misi Lembaga PSPP Sehat Mandiri Mengadakan kerja sama tidak hanya dalam lingkup DIY saja tetapi kami juga mengadakan kerja sama di luar kota Yogyakarta, seperti mengadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang permasalahan narkoba untuk masyarakat.

h. Ker -

-

-

-

-

-

-

2. Pengelompokkan Kode Hasil Observasi 3. Pengelompokkan Kode Hasil Dokumentasi