13
MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK Page 1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor keberhasilan suatu proyek yaitu biaya, jadwal dan mutu. Jika biaya dan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan serta kualitas telah di penuhi, maka proyek tersebut dapat di katakan berhasil dan sukses. Adanya jadwal perencanaan dapat di peroleh gambaran yang jelas mengenai urutan kegiatan proyek, hubungan ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain, kegiatan- kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek. Jadwal perencanaan juga mampu menganalisa, apabila terjadi keterlambatan pelaksanaaan suatu kegiatan, bagaimana pengaruhnya terhadap jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Untuk mengetahui progres dari proyek menggunakan Laporan Awal, Laporan antara dan Laporan akhir. Menghitung progress pekerjaan proyek konstruksi secara umum yaitu memperkirakan berapa nilai prosentasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan dibanding dengan total penyelesaian secara keseluruhan. Dalam laporan tersebut kita gambarkan dengan diagram S. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan untuk mengetahui perbedaan antara realisasi pelaksanaan di lapangan dengan time schedule. 1.2. Tujuan 1. Untuk mengetahui perbedaan antara realisasi pelaksanaan di lapangan dengan time schedule. 2. Untuk mengetahui Kurva S dari Laporan awal. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya percepatan pekerjaan.

laporan awal kurva S

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KURVA S

Citation preview

Page 1: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 1

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor

keberhasilan suatu proyek yaitu biaya, jadwal dan mutu. Jika biaya dan waktu pelaksanaan

proyek sesuai dengan perencanaan serta kualitas telah di penuhi, maka proyek tersebut dapat

di katakan berhasil dan sukses.

Adanya jadwal perencanaan dapat di peroleh gambaran yang jelas mengenai urutan

kegiatan proyek, hubungan ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain,

kegiatan- kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan

proyek. Jadwal perencanaan juga mampu menganalisa, apabila terjadi keterlambatan

pelaksanaaan suatu kegiatan, bagaimana pengaruhnya terhadap jadwal penyelesaian proyek

secara keseluruhan. Untuk mengetahui progres dari proyek menggunakan Laporan Awal,

Laporan antara dan Laporan akhir. Menghitung progress pekerjaan proyek konstruksi secara

umum yaitu memperkirakan berapa nilai prosentasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan

dibanding dengan total penyelesaian secara keseluruhan. Dalam laporan tersebut kita

gambarkan dengan diagram S.

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada

sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur

terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana

dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek

apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan untuk mengetahui perbedaan

antara realisasi pelaksanaan di lapangan dengan time schedule.

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan antara realisasi pelaksanaan di lapangan dengan time

schedule.

2. Untuk mengetahui Kurva S dari Laporan awal.

3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya percepatan pekerjaan.

Page 2: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 2

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Manajemen

Manajemen adalah suatu usaha untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber

daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Manajemen

juga dapat di pandang sebagai suatu rangkaian beberapa tanggung jawab fungsional yang

berhubungan erat satu sama lain dan secara keseluruhan membentuk jaringan kerja yang

teratur dan sistematis. Jaringan kerja tersebut jangan sekali kali di tafsirkan hanya sebagai

gabungan satuan-satuan yang atau tahapan kegiatan terpisah, tetapi keseluruhannya

merupakan suatu kesatuan interaksi kegiatan.

Usaha dalam manajemen konstruksi merupakan suatu proses yang meliputi

perencanaan (planning) kegiatan, melaksanakan (execution) kegiatan dan mengendalikan

(control) kegiatan itu sendiri.

Dari berbagai keterbatasan itu, maka proyek membutuhkan adanya perencanaan,

penjadwalan dan pengendalian proyek. Tujuannya adalah menyelaraskan antara biaya proyek

yang optimal, mutu pekerjaan yang berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Karena

ketiganya adalah unsur yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Gambar 2.1. Siklus Proyek

Ilustrasi dari 3 (tiga) circles diagram diatas adalah :

• Jika biaya proyek berkurang (atau dikurangi) sementara waktu pelaksanaan

direncanakan tetap, maka secara otomatis anggaran belanja akan dikurangi dan mutu

pekerjaan akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi.

• Jika waktu pelaksanaan mundur/terlambat, sementara tidak ada rencana penambahan

anggaran, maka mutu pekerjaan juga akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi.

Page 3: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 3

• Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan mundur/terlambat, maka akan

terjadi peningkatan anggaran belanja –> Secara umum proyek juga Rugi.

2.2. Kurva S

Kurva S merupakan salah satu teknik pengendalian kemajuan proyek dengan memakai

kombinasi kurva “s” dan tonggak kemajuan (milestone). Milestone adlah titik yang menandai

suatu peristiwa yang di anggap penting dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek.

Peristiwa itu dapat berupa saat mulai atau berakhirnya pekerjaan. Titik milestone ditentukan

pada waktu mentiapkan perencanaan dasar yang sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian

proyek.

Kurva prestasi atau kurva “s” berupa gambar hubungan atau penjumlahan antara

kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara komulatif (dalam persen 0% - 100%) pada sumbu Y

dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada sumbu X atau suatu kemajuan komulatif pekerjaan

terhadap waktu pelaksanaan. Untuk menyusun kurva S, sebelumnya harus di ketahui terlebih

dahulu jadwal dari masing masing kegiatan, bobot (persentase) dari kegiatan tersebut hingga

distribusinya. Kurva yang di buat dengan sumbu vertical sebagai nilai kumulatif biaya atau jam-

orang atau penyelesaian pekerjaan dan sumbu horizontal sebagai waktu kalender masing dari

angka 0 sampai 100 ini, umumnya akan berbentuk huruf S . Penyebab terjadinya huruf S di

dalam kurva di karenakan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut:

a. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat

b. Di ikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.

c. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir. Kurva S sangat

cocok untuk di pakai sebagai laporan proyek bulanan yang berlangsung dan kepada

pimpinan proyek maupun pimpinan perusahaan karena kurva ini dapat dengan jelas

menunujukan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah di pahami.

Gambar 2.2. Kurva S

1. Menentukan ketergantungan dari masing masing kegiatan yang terlibat dalam proyek.

2. Menentukan jadwal dari masing masing kegiatan tersebut

Page 4: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 4

3. Menghitung bobot(presentase), dari masing masing kegiatan tersebut, yaitu perbandingan

antara biaya masing masing kegiatan tersebut dengan diaya total.

4. Mendistribusikan bobot kegiatan tersebut (secara merata), yaitu dengan membagi bobot

dengan durasi masing masing kegiatan tersebut, sehingga diperoleh bobot persatuan

waktu.

5. Menjumlahkan bobot kegiatan yang terdistribusi tersebut secara komulatif untuk setiap

satuan waktu, yaitu dari waktu permulaan proyek sampai dengan waktu penyelesaian

proyek.

6. Menuliskan nilai hasil penjumlahan tersebut pada bagian bawah diagram batang.

7. Plot titik titik pada diagram batang sesuai dengan nilai hasil penjumlahan untuk masing

masing waktunya.

8. Menghubungkan titik titik yang sudah di plot tersebut maka di peroleh kurva S.

2.3. Penggunaan Kurva S

Kendati Kurva-S mudah dan praktis dalam penggunaannya, namun tetap saja masih ada

pelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan

pengalaman, ada beberapa hal yang keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu:

1. Anggapan bahwa kemajuan 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Asumsi ini

mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek. Kenyataan

bahwa kemajuan 50% belum tentu tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Ini karena

komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu

jenis proyek cukup variatif terkait lingkup pekerjaan.

2. Bentuk kurva harus mendekati huruf S, banyak pelaku proyek mempersepsikan nama

Kurva- S berarti grafiknya juga harus berbentuk S. Bentuk S pada kurva adalah

pendekatan, variasi bentuk S pada Kurva-S akan sesuai kondisi proyek yang

dilaksanakan yaitu distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang

lainnya. Sehingga tidak perlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai huruf

S pada Kurva-S, walaupun pada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang

mendekati huruf S.

3. Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering

diasumsikan terdistribusi merata. Pada dasarnya perhitungan yang dimaksud adalah

menentukan bobot yang diperoleh, pengalokasian struktur biaya masing-masing item

pekerjaan dan urutan pelaksanaan dan durasinya. Distribusi bobot haruslah

Page 5: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 5

memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan dalam satuan waktu dan nilai

biayanya.

4. Jika dihubungkan dengan Kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkan

selisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind

(terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast

penyelesaian proyek. Sangat disayangkan apabila pada suatu proyek jadwal Kurva-S

dibuat namun tidak pernah diperbarui (update) realisasi pelaksanaannya. Proyek

seakan berjalan tanpa diketahui akan mengalami keterlambatan atau sebaliknya.

Produk turunan dari Kurva-S yang paling gampang adalah estimasi waktu

penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan

parameter waktu perkiraan penyelesaian proyek.

5. Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi

pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain. Perlu diketahui bahwa Kurva-S

menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah

dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-

benar akurat. Untuk menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami

keterlambatan, diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau

Earned Value Method (EVM). Akan tetapi untuk deviasi jadwal dan realisasi yang

cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudah cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu

instrumen lain untuk menyatakan keterlambatan proyek.

6. Cara menilai kemajuan pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap

pekerjaan fisik. Sebagai contoh, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka

kemajuan pekerjaan persiapan juga harus 40%. Pekerjaan persiapan merupakan salah

satu item pekerjaan yang selalu ada dalam BQ (Bill Quantity) dan Kurva-S. Pekerjaan

persiapan memiliki karakteristik yaitu tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini

tidak terkait dengan kemajuan pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan

persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama, dan

lain-lain.

2.4. Pembuatan Kurva S

Prosedur Pembuatan Kurva-S :

1. Buat bar chart dari setiap aktivitas sesuai dengan waktu penyelesaiannya.

2. Melakukan pembobotan pada setiap aktivitas, biasanya aktivitas diawal dan diakhir

berlangsung lambat, sehingga bobot yang diplot juga rendah.

Page 6: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 6

3. Bobot setiap aktivitas dihitung berdasarkan biaya setiap aktivitas dibagi dengan biaya

total aktivitas dikalikan 100.

4. Setelah bobot masing-masing setiap aktivitas dihitung, selanjutnya didistribusikan

bobot aktivitas sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian aktivitas

tersebut.

5. Jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu dijumlahkan secara kumulatif

6. Angka kumulatif pada setiap periode diplot pada sumbu ordinat (Y) dalam grafik dan

waktu pada sumbu absis (X).

7.Dengan menghubungkan semua titik-titik antara ordinat (Y) dan absis (X) akan

diperoleh Kurva-S.

Page 7: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 7

BAB III

Metodologi Praktikum

3.1. Diagram Alir Pembuatan Kurva S

Gambar 3.1. Diagram Alir Praktikum

Penjelasan :

1. Langkah pertama yaitu dengan membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) dari sebuah

proyek survey pengukuran topografi.

2. Memilah menjadi 3 bagian yaitu : Laporan Awal, Laporan menengah dan Laporan Akhir.

Pada tahapan ini , kami menggunakan laporan awal agar kita mengetahui Visualisasi

kurva “S” dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan

membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada

keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi

informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.

3. Memilih RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan kegiatan yang akan dimasukkan kedalam

kurva ‘S’, yang nantinya akan digunakan sebagai data dalam pembuatan kurva ‘S’.

TIDAK

YA

Start

Membuat RAB

Memilih RAB pada

Laporan Awal

Membuat Kurva ‘S’

Melakukan

Pembobotan

Laporan Awal Kurva ‘S’

Finish

Page 8: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 8

4. Perhitungan bobot sesuai dengan waktu dan biaya, perhitungan bobot hingga 100 %.

5. Membuat Kurva ‘S’ sesuai data total.

6. Menggambarkan dalam bentuk diagram berbentuk ‘S’, sehingga kita mengetahui

kendala dan bagaimana jalannya proyek tersebuat apakah sesuai dengan rencana awal

proyek.

7. Terbentuk Kurva ‘S’.

8. Selesai.

Page 9: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 9

BAB IV

Hasil dan Analisa

4.1. Lingkup Pekerjaan yang telah dilakukan

1. Pengolahan Citra untuk menentukan lokasi titik

2. Survey pendahuluan dan orientasi lapangan

3. Perencanaan peletakkan BM

4. Pemasangan BM Kotak, BM Poligon , dan titik- titik STA

5. Pengukuran GCP

6. Pengukuran KKH

Page 10: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 10

4.2. Hasil Pembuatan Kurva S

4.3. Analisa Kurva S

Pada tahap perizinan dan pembentukan organisasi tidak ada harga pekerjaan dan

bobot.

Pada tahap pendahuluan mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif sebesar

0.0423%.

Pada nilai kurva S awal sampai minggu ke 4 dengan nilai kumulatif sebesar 19.993%.

Pada tahap Survey pendahuluan selama dua minggu hal yang dilakukan yaitu :

Dokumen penunjang, pengadaan citra, Peletakan dan pemasangan BM, Mess,

Perlengkapan alat dan Akomudasi.

Page 11: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 11

Pada tahap pelaksanaan dan pengendalian terdapat : Pengecekan, Pengukuran GPS,

Pengukuran KKH, KKV dan Detail, Dokumentasi, GPS handheld dan biaya makan.

Pada tahap pembuatan peta terdapat : proses digitasi dan koreksi geometrik citra.

Page 12: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 12

BAB V

Penutup

5.1. Kesimpulan

Pada tahap perizinan dan pembentukan organisasi tidak ada harga pekerjaan dan bobot.

Pada tahap pendahuluan mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif sebesar 0.0423%.

Pada nilai kurva S awal sampai minggu ke 4 dengan nilai kumulatif sebesar 19.993%.

Pada tahap Survey pendahuluan selama dua minggu hal yang dilakukan yaitu : Dokumen

penunjang, pengadaan citra, Peletakan dan pemasangan BM, Mess, Perlengkapan alat

dan Akomudasi.

Pada tahap pelaksanaan dan pengendalian terdapat : Pengecekan, Pengukuran GPS,

Pengukuran KKH, KKV dan Detail, Dokumentasi, GPS handheld dan biaya makan.

Pada tahap pembuatan peta terdapat : proses digitasi dan koreksi geometrik citra.

5.2. Saran

Dalam Membuat kurva ‘S’ kita harus mengetahui mana tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan dan berapa besar bobot yang diberikan.

Diperlukan ketelitian memberikan nilai bobot pada setiap minggu.

Page 13: laporan awal kurva S

MANSURTA | LAPORAN AWAL PROYEK

Page 13

DAFTAR PUSTAKA

Annonim, 2008. Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek dengan Bar Chart dan

S-Curve, http://architectaria.com diakses pada tanggal 4 April 2015.

Annonim, 2011. Mana yang Terbaik : S-Curve, CPM, atau EVM?. http://www.miazawa.com

diakses pada tanggal 5 April 2015.

Budisuanda, 2011. Kesalahan Persepsi dan Aplikasi Kurva-S.

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=764 diakses pada tanggal 6 April 2015.

Cioffi., Denis F., 2003. New Tools for Project Managers: Evolution of S-Curve and Earned

Value diakses pada tanggal 7 April 2015.

Formalism. Contribution Paper at the Third Caribbean and Latin American Conference on

Project management, 21-23 may 2003 diakses pada tanggal 8 April 2015.

Midori Media, 2012. The Mysterious S-Curve. 3rd Edition. diakses pada tanggal 8 April

2015.