Upload
meika-sumarsono
View
2.197
Download
224
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Manajemen Proyek
Citation preview
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manajemen proyek adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,dan pengendalian terhadap suatu pekerjaan atau proyek yang akan atau sedang dilaksanakan.Dalam pelaksanaan proyek banyak sekali parameter yang harus diperhatikan agar proyek tersebutdapat berjalan sesuai dengan harapan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktorkeberhasilan suatu proyek yaitu biaya, jadwal dan mutu. Jika biaya dan waktu pelaksanaan proyeksesuai dengan perencanaan serta kualitas telah di penuhi, maka proyek tersebut dapat di katakanberhasil dan sukses.
Untuk menjaga agar proyek berjalan sesuai dengan keinginan kita dapat menggunakansalah satu metode untuk mengontrol eberlangsungan proyek yaitu dengan menggunakan kurva s.kurva s adalah sebuah metode perencanaan pengendalian biaya dan prosentase penyelesaianproyek terhadap waktu. Maka kita bisa mengetahui apabila terjadi penyimpangan dalam pekerjaanproyek.
Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas tentang kurva s dalam dunia proyek agardapat memahami lebih dalam tentang kurva s.
1.2.Tujuan Untuk mengetahui perbedaan antara realisasi pelaksanaan di lapangan dengan time schedule. Untuk mengetahui Kurva S dari Laporan akhir.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya percepatan pekerjaan.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.ManajemenManajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama
melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Proses Manajemen sebagaiberikut:a.Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasikecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untukmewujudkan target dan tujuan organisasi.b.Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telahdirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dantangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwasemua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaiantujuan organisasi.c.Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihakdalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankantanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.d.Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yangtelah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengantarget yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnisyang dihadapi.
2.2.Kurva SKurva S merupakan suatu grafik yang menggambarkan kemajuan proyek yang diplot
pada koordinat sumbu absis (X) yang menyatakan satuan waktu sepanjang masa proyek, dansumbu ordinat (Y) yang menyatakan prosentase kumulatif biaya selama masa proyektersebut. Pada diagram Kurva-S dapat diketahui biaya yang dibutuhkan dalam satuan waktu,kemajuan pekerjaan yang didasarkan pada volume yang dihasilkan. Pengendalian terhadappelaksanaan proyek dilakukan dengan membandingkan posisi Kurva-S aktual terhadapKurva-S rencana.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
3 | P a g e
2.3.Peggunaan Kurva SKendati Kurva-S mudah dan praktis dalam penggunaannya, namun tetap saja masih adapelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkanpengalaman, ada beberapa hal yang keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini,yaitu:
1. Anggapan bahwa kemajuan 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Asumsi inimengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek. Kenyataan bahwakemajuan 50% belum tentu tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biayadan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek cukupvariatif terkait lingkup pekerjaan.2. Bentuk kurva harus mendekati huruf S, banyak pelaku proyek mempersepsikan namaKurva-S berarti grafiknya juga harus berbentuk S. Bentuk S pada kurva adalah pendekatan,variasi bentuk S pada Kurva-S akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitudistribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidakperlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai huruf S pada Kurva-S, walaupunpada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.3. Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan seringdiasumsikan terdistribusi merata. Pada dasarnya perhitungan yang dimaksud adalahmenentukan bobot yang diperoleh, pengalokasian struktur biaya masing-masing itempekerjaan dan urutan pelaksanaan dan durasinya. Distribusi bobot haruslahmemperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan dalam satuan waktu dan nilaibiayanya.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
4 | P a g e
4. Jika dihubungkan dengan Kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkanselisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind(terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast penyelesaianproyek.Sangat disayangkan apabila pada suatu proyek jadwal Kurva-S dibuat namun tidak pernahdiperbarui (update) realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan tanpa diketahui akanmengalami keterlambatan atau sebaliknya. Produk turunan dari Kurva-S yang palinggampang adalah estimasi waktu penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanyasering dikaitkan dengan parameter waktu perkiraan penyelesaian proyek. Untukmendapatkan parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned Value Method (EVM).5. Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasipelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain. Perlu diketahui bahwa Kurva-S menyatakanrealisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah dikerjakan. Dasartersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-benar akurat. Untukmenyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami keterlambatan, diperlukan alatyang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau Earned Value Method (EVM). Akantetapi untuk deviasi jadwal dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudahcukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan keterlambatanproyek.6. Cara menilai kemajuan pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadappekerjaan fisik. Sebagai contoh, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% makakemajuan pekerjaan persiapan juga harus 40%. Pekerjaan persiapan merupakan salah satuitem pekerjaan yang selalu ada dalam BQ (Bill Quantity) dan Kurva-S. Pekerjaanpersiapan memiliki karakteristik yaitu tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan initidak terkait dengan kemajuan pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan persiapandilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama, dan lain-lain.Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait dengan seberapa besar kemajuanpelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain. Pekerjaan persiapan haruslahdirencanakan sesuai dengan realisasi aktual di lapangan. Hal ini karena merencanakanpelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu tindakan yang mengakui biaya yang dikeluarkanoleh Penyedia Jasa. Merencanakan adalah sama dengan mengakui biaya yang dikeluarkan.Perlu kesepakatan awal mengenai bobot kemajuan pada item pekerjaan ini.7. Cara menilai kemajuan realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusibobot masing-masing pekerjaan pada rencana jadwal Kurva-S. Perbedaan yang akhirnyaakan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-asumsi terhadap menetapkandistribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan jadwal dalam Kurva-S haruslahsama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam melakukan kemajuan realisasipekerjaan. Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan diawal. Perlu diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan kemajuan
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
5 | P a g e
pekerjaan adalah fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telahdisepakati baik ditinjau terhadap BQ maupun jenis kontrak.8. Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yangbesar, sehingga realisasi jadwal dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa melihataspek pekerjaan kritis. Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameteryang paling penting adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapatberhasil apabila menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari BarChart. Dengan menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauhlebihakurat.
Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di atasharusnya dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun sederhana,Kurva-S cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek. Pemahamanfilosofis mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai target waktu.
Kurva-S pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaranbiaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakanapakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam Kurva-Stersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidaktinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakanketerlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method.
Pada berbagai proyek, umumnya menggunakan 3 (tiga) alat kendali sekaligus yaituKurva-S, Bar Chart, dan Critical Path Method. Ketiganya digunakan dalam mencapai akurasipenilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu dapat tercapai. Bilaperlu dapat meniru dan mencoba mengaplikasikannya.
2.4.Pembuatan Kurva S
Prosedur Pembuatan Kurva-S :1. Buat bar chart dari setiap aktivitas sesuai dengan waktu penyelesaiannya.2. Melakukan pembobotan pada setiap aktivitas, biasanya aktivitas diawal dan diakhir
berlangsung lambat, sehingga bobot yang diplot juga rendah.3. Bobot setiap aktivitas dihitung berdasarkan biaya setiap aktivitas dibagi dengan biaya total
aktivitas dikalikan 100.4. Setelah bobot masing-masing setiap aktivitas dihitung, selanjutnya didistribusikan bobot
aktivitas sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian aktivitas tersebut.5. Jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu dijumlahkan secara kumulatif6. Angka kumulatif pada setiap periode diplot pada sumbu ordinat (Y) dalam grafik danwaktu pada sumbu absis (X).7.Dengan menghubungkan semua titik-titik antara ordinat (Y) dan absis (X) akan diperolehKurva-S.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
6 | P a g e
BAB III
METODOLOGI
3.1.Diagram Alir Pembuatan Kurva S
Penjelasan :1. Langkah pertama yaitu dengan membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) dari sebuahproyek survey pengukuran topografi.2. Memilah menjadi 3 bagian yaitu : Laporan Awal, Laporan menengah dan Laporan Akhir.Pada tahapan ini , kami menggunakan laporan akhir agar kita mengetahui Visualisasikurva “S” dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek denganmembandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
TIDAKYA
StartMembuat RAB
Memilih RAB padaLaporan Akhir
Membuat Kurva ‘S’
MelakukanPembobotan
Laporan Akhir Kurva ‘S’Finish
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
7 | P a g e
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasiawal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.3. Memilih RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan kegiatan yang akan dimasukkan kedalamkurva ‘S’, yang nantinya akan digunakan sebagai data dalam pembuatan kurva ‘S’.4. Perhitungan bobot sesuai dengan waktu dan biaya, perhitungan bobot hingga 100 %.5. Membuat Kurva ‘S’ sesuai data total.6. Menggambarkan dalam bentuk diagram berbentuk ‘S’, sehingga kita mengetahui kendaladan bagaimana jalannya proyek tersebuat apakah sesuai dengan rencana awal proyek.7. Terbentuk Kurva ‘S’.8. Selesai.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
8 | P a g e
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1.Lingkup Pekerjaan yang Dilakukan
1. Pemasangan patok-patok Patok - patok BM untuk pengukuran GPS harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x
10 x 75 cm, ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah terlihat. Patok BM dipasangminimal 2 dan sesuai dengan standar yang ditetapkan Bakosurtanal.
Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi 20cm, diberi notasi dan nomor BM. Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difotosebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
Untuk setiap titik poligon utama harus digunakan pipa paralon ukuran 3 inci yang diisidengan adukan beton dan diatasnya dipasang bras tablet dari baut. Dalam keadaankhusus, perlu ditambahkan patok bantu.
Untuk setiap titik poligon cabang harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurusdengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnyadiruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yangmasih nampak diberi nomor dan dicat warna merah. Dalam keadaan khusus, perluditambahkan patok bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebainya pada daerah sekitar patok diberi tandakhusus.
Pada lokasi khusus, misal di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu,maka titik-titik poligon ditandai dengan paku payung dilingkari cat merah dan diberinomor.
2. Pengukuran GPS Jumlah titik BM yang di gunakan minimal 4 titik per hari
Lama pengamatan di tiap titik BM minimal 3 jam. Menggunakan GPS geodetik dengan ketelitian alat maksimal 0.3 m.
3. Pengukuran Kerangka Dasar HorizontalDari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon,
jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak poligon, penetapanlokasi poligon, jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga pada dasarnyauntuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu :
a. Pengukuran Poligon Utamab. Pengukuran Poligon Cabang
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
9 | P a g e
4. Pengukuran Poligon UtamaPengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk mendapatkan
kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan ukuran, dimana keandalanukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian linier jaraknya.Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka diperlukan persyaratan tertentupada pelaksanaan pengukurannya.Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur Total Station yangmempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik
b. Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi poligondiusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m).
c. Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60o) yang dapat memperbesarkesalahan penutup sudut.
d. Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna.e. Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar horisontal yang
berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan.f. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10”n, dimana n adalah jumlah
titik pengamatan/poligon.g. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan melakukan
kesalahan pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km).
5. Pengukuran Poligon CabangMaksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titik-titik
detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon utama hingga denganadanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada dilapangan.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :a. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan
pengukuran poligon utamab. Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meterc. Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan
pada titik kerangka dasar/poligon utamad. Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang dilakukan dengan cara
trigonometrice. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20”n, dimana n adalah jumlah
titik pengamatan/poligon.f. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur
pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM
toleransinya 20 mm D
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
10 | P a g e
6. Pengukuran Detil Situasi Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachymetri, yang mencakup semua obyek
yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran,seperti sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya serta tutupan lahanseperti sawah, ladang, hutan, dan sebagainya.
Dalam pengambilan data diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yangcukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus, misalsungai, persimpangan jalan, pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yanglebih tinggi
Pengukuran detil situasi harus menggunakan alat Total Station.
Pemeriksaan dan Koreksi Alat UkurSebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa
dan dikoreksi yaitu sebagai berikut :1. Pemeriksaan Total Station :
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Sumbu II tegak lurus sumbu I. Garis bidik tegak lurus sumbu II.
Kesalahan kolimasi horisontal adalah 0. Kesalahan indeks vertikal adalah 0.
2. Pemeriksaan GPS Geodetik :Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
Penggambaran1. Penggambaran poligon dibuat dengan skala 1 : 1.0002. Koordinat grid terluar harus dicantumkan harga absis dan ordinatnya.3. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.4. Setiap titik ikat (BM) dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi tanda khusus.5. Ketelitian pengukuran detil situasi yaitu dengan skala 1 : 1.000, kontur interval 0.5 sampai
dengan 1 meter.Semua hasil perhitungan titk pengukuran harus digambarkan pada gambar poligon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (kontur) 0.4 sampaidengan 1 meter.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
11 | P a g e
4.3.Hasil Pembuatan Kurva S
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
12 | P a g e
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1P
engi
napa
n3.
750.
000,
0016
0,22
00,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
40,
014
0,01
42
Mob
ilisa
si a
lat d
an p
erso
nil
80.0
00.0
00,0
016
4,68
70,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
30,
293
0,29
33
Kon
sum
si20
0.00
0.00
0,00
1611
,717
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
0,73
20,
732
4M
inum
6.40
0.00
0,00
160,
375
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
0,02
30,
023
5B
asec
amp
40.0
00.0
00,0
016
2,34
30,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
60,
146
0,14
66
Tea
m L
eade
r12
0.00
0.00
0,00
167,
030
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
0,43
90,
439
7T
enag
a A
hli (
Geo
det)
180.
000.
000,
0016
10,5
460,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
90,
659
0,65
98
Dra
fter
52.5
00.0
00,0
02
3,07
61,
538
1,53
89
Surv
eyor
(T
S)27
3.00
0.00
0,00
1315
,994
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
010
Asi
sten
sur
veyo
r (T
S)27
3.00
0.00
0,00
1315
,994
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
01,
230
1,23
011
Surv
eyor
(G
PS)
14.0
00.0
00,0
02
0,82
00,
410
0,41
012
Asi
sten
sur
veyo
r (G
PS)
7.00
0.00
0,00
20,
410
0,20
50,
205
13T
enag
a L
okal
81.9
00.0
00,0
013
4,79
80,
369
0,36
90,
369
0,36
90,
369
0,36
90,
369
0,36
90,
369
0,36
90,
369
0,36
90,
369
14Se
wa
GP
S21
.000
.000
,00
21,
230
0,61
50,
615
15Se
wa
Tot
al S
tatio
n16
3.80
0.00
0,00
139,
597
0,73
80,
738
0,73
80,
738
0,73
80,
738
0,73
80,
738
0,73
80,
738
0,73
80,
738
0,73
816
Aki
2.00
0.00
0,00
20,
117
0,05
90,
059
17H
T T
S54
.600
.000
,00
133,
199
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
618
HT
GP
S1.
400.
000,
002
0,08
20,
041
0,04
119
GP
S H
andh
eld
TS
54.6
00.0
00,0
013
3,19
90,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
0,24
60,
246
20G
PS
Han
dhel
d2.
800.
000,
002
0,16
40,
082
0,08
221
Kam
era
4.00
0.00
0,00
10,
234
0,23
422
Pat
ok K
ayu
500.
000,
001
0,02
90,
029
23Se
men
300.
000,
001
0,01
80,
018
24K
oral
1.00
0.00
0,00
10,
059
0,05
925
Pas
ir1.
000.
000,
001
0,05
90,
059
26P
lat
250.
000,
001
0,01
50,
015
27A
lat B
angu
nan
500.
000,
002
0,02
90,
015
0,01
528
Cat
300.
000,
001
0,01
80,
018
29P
eriji
nan
1.00
0.00
0,00
10,
059
0,05
931
Pen
ceta
kan
lapo
ran
250.
000,
002
0,01
50,
007
0,00
733
Asu
rans
i18
.400
.000
,00
161,
078
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
0,06
70,
067
34Se
raga
m d
an P
erle
ngka
pan
46.0
00.0
00,0
01
2,69
52,
695
35K
erta
s50
0.00
0,00
10,
029
0,02
936
Tin
ta20
0.00
0,00
10,
012
0,01
237
Sew
a P
rinte
r40
0.00
0,00
160,
023
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
0,00
10,
001
38A
lat T
ulis
500.
000,
001
0,02
90,
029
1.70
6.85
0.00
0,00
100,
000
5,71
32,
495
3,70
67,
766
6,43
66,
436
6,43
66,
436
6,43
66,
436
6,43
66,
436
6,43
66,
436
7,97
47,
982
5,71
38,
208
11,9
1419
,680
26,1
1732
,553
38,9
8945
,426
51,8
6258
,299
64,7
3571
,171
77,6
0884
,044
92,0
18##
####
Jum
lah Jum
lah
Aku
mul
atif
Wak
tu (
min
ggu)
No
Ket
eran
gan
Har
gaD
uras
iB
obot
0102030405060708090100
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
13 | P a g e
4.4.Analisa Kurva S
Dari Hasil Analisa kurva ‘S’ di atas bahwa :
Pada tahap persiapan (minggu I) mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif sebesar5,713.
Pada tahap orientasi lapangan dimana dilaksanakan selama 1 minggu denganmelakukan hal sebagai berikut : survey pendahuluan dan penentuan titik BM, sertapemasangan dan pengecoran titik BM dengan nilai kumulatif 8,208.
Pada tahap Survey Lapangan selama 14 minggu hal yang dilakukan yaitu :Pengukuran GPS selama 2 minggu dan pengukuran KKH, KKV, dan detil situasiselama 13 minggu
Pada tahap penggunaan software terdapat : pengolahan data dan penggambaran petalapangan
Pada tahap pelaporan yaitu ada tahap pembuatan laporan dan presentasi laporan akhir
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
14 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan Dari tahap perancanaan kita mengalami perbedaan dengan kondisi dilapangan.
Dalam membuat Kurva ‘S’ harus memperhatikan biaya, waktu dan luar lingkup. Pada tahap persiapan (minggu I) mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif sebesar
5,713. Pada tahap orientasi lapangan dimana dilaksanakan selama 1 minggu dengan melakukan
hal sebagai berikut : survey pendahuluan dan penentuan titik BM, serta pemasangan danpengecoran titik BM dengan nilai kumulatif 8,208.
Pada tahap Survey Lapangan selama 14 minggu hal yang dilakukan yaitu : PengukuranGPS selama 2 minggu dan pengukuran KKH, KKV, dan detil situasi selama 13 minggu
Pada tahap penggunaan software terdapat : pengolahan data dan penggambaran petalapangan
Pada tahap pelaporan yaitu ada tahap pembuatan laporan dan presentasi laporan akhir
5.2.Saran Dalam pembuatan kurva S maka perlu mengetahui tahapan apa saja yang dilakukan
sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan.
Pembuatan kurva s harus teliti saat pemberian bobot pada setiap kegiatan yang ada dijadwal setiap minggunya.
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Bomford, 1962, Geodesy, Oxford Univ. Press, 2nd.ed.
2. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi,Persyaratan Teknis Bagian Pengukuran Topografi. PT-02. Cetakan 1, Jakarta.
3. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi,Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran. KP-07. Cetakan 1, Jakarta.
4. Edward, M. Mikhail, and Gordon Gracie, 1981, Analysis And Adjustment OfSurvey Measurement, Van Nostrand Reinhold Campany Inc, New York.
5. Hasjimi Masidin, Ir, 1974, Hitung Pengamatan I, Bagian Teknik GeodesiFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
6. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 1996, Kondisi Datum Ketinggian WilayahSungai di Pulau Jawa, Makalah, Buletin Pusair, NO. 23, Tahun VI, ISSN : 0852– 5919, Pusat Litbang Pengairan, Bandung
7. Irwan Syafri, Syaifuddin, dan A. Wuriyati, 1998, Penentuan Dan PemetaanDaerah Terancam Banjir, Makalah, Buletin Pusair, No. 27 Tahun VII, ISSN :0852 - 5919. Pusat Litbang Pengairan, Bandung
8. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 1998, Pengaruh Kerapatan Letak PenampangMelintang Dan Variasi Bentuk Palung Dalam Penghitungan Tinggi Muka AirSungai, Makalah, Media Komunikasi Teknik Sipil, Edisi XII, ISSN : 0854 – 1809,Semarang.
9. Irwan Syafri, Syaifuddin, dan A. Wuriyati, 1999, Kerancuan Jarak AntarPenampang Melintang Dalam Penghitungan Tinggi Muka Air Sungai,Makalah, , Buletin Pusair, No. 32 tahun IX ISSN : 0852 – 5919, Pusat LitbangPengairan, Bandung
10. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 1999, Teknik Pembuatan TraseTanggul Sungai, Makalah, Media Komunikasi Teknik Sipil. Edisi XIII, ISSN :0854 – 1809, Semarang.
11. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 2002, Chart Datum Muara Sungai Sambong,
LAPORAN AKHIR | MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
16 | P a g e
Makalah, Teknologi Sumber Daya Air, Volume 1 no.1, ISSN : 1411 – 5824,Balai Sungai Puslitbang SDA, Surakarta.
12. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, Penentuan Bentuk PoligonUntuk Pemetaan Teritris Sungai, Makalah, Belum Terbit.
13. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, Aplikasi Hitung Perataan Metode KuadratTerkecil Dengan Variasi Parameter untuk Kerangka Planimetris Peta, Makalah,Belum Terbit.
14. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 2000 Sifat Pasang Surut Di MuaraSungai Bengawan Solo, Makalah, Jurnal dan Pengembangan Keairan no. 2 Tahun 7,ISSN : 0854 – 4549, Laboratorium Pengaliran, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas TeknikUNDIP.
15. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 2000, Pengaruh Interpolasi KonturDalam Penghitungan Perubahan Dasar Sungai, Makalah, Pilar Volume 9 no. 2, ISSN: 0854 – 1515, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP.