20
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER A. TUJUAN Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk dapat memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya. B. LANDASAN TEORI Asam asetat merupakan cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas menusuk, rasa asam yang tajam dan dapat larut dalam air. Asam asetat (CH 3 COOH) memiliki berat molekul 60,05 dan nilai pKa 4,75. Penggunaan asam asetat dalam jangka waktu lama tidak membahayakan kesehatan karena dapat dimetabolisisr oleh tubuh dan dieksresikan (Andriani dkk, 2007). Asam asetat yang terdisosiasi tak sempurna dapat menimbulkan ion H+ cadangan lebih banyak sehingga asam asetat dapat berlaku sebagai penyuplai hidrogen. Selain itu asam asetat juga mempunyai efek terbatas terhadap pH

L. Farfis Perc. 5 (Buffer Dan Kapasitas Buffer)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buffer

Citation preview

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFERA. TUJUANTujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk dapat memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.B. LANDASAN TEORIAsam asetat merupakan cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas menusuk, rasa asam yang tajam dan dapat larut dalam air. Asam asetat (CH3COOH) memiliki berat molekul 60,05 dan nilai pKa 4,75. Penggunaan asam asetat dalam jangka waktu lama tidak membahayakan kesehatan karena dapat dimetabolisisr oleh tubuh dan dieksresikan (Andriani dkk, 2007).Asam asetat yang terdisosiasi tak sempurna dapat menimbulkan ion H+ cadangan lebih banyak sehingga asam asetat dapat berlaku sebagai penyuplai hidrogen. Selain itu asam asetat juga mempunyai efek terbatas terhadap pH karena dapat bertindak sebagai buffer (Dewi dan Agung, 2012).Larutan buffer adalah semua larutan yang pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan buffer mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugatnya dalam konsentrasi yang hampir sama. Jika perbedaannya terlalu besar, ketahanan buffer terhadap pengaruh penambahan asam atau basa akan berkurang. Larutan buffer berperan besar dalam mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis. Banyak proses kehidupan sensitive terhadap pH sehingga diperlukan sedikit pengaturan dalam interval konsentrasi H3O+ dan OH- (Oxtoby, 2001). Kuatnya sifat penyangga (buffer) dari sampel ditengarai menyebabkan adanya penambahan atau perubahan sifat asam atau basa di larutan terhadap sampel tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perubahan nilai Kd radiocesium ke sampel (Setiawan, 2010).Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakkan di dalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan (Ika, 2009).

C. ALAT DAN BAHAN1. AlatAlat yang digunakan pada percobaan Buffer dan Kapasitas Buffer adalah :a. Botol semprot b. Buretc. Corongd. Gelas kimia e. Gelas kimia ukurf. pH meterg. Pipet tetesh. Statif dan klem2. BahanBahan yang digunakan pada percobaan Buffer dan Kapasitas Buffer adalah :a. Akuades b. Asam fosfat 0,1 Mc. Buffer asetat kapasitas 0,010 ; 10 mld. Buffer asetat kapasitas 0,015 ; 10 mle. Buffer asetat kapasitas 0,100 ; 10 mlf. Indkator fenolftaleing. NaOH 0,1 Mh. TissueD. Dimasukkan buffer asetat pH = 5 dengan kapasitas masing-masing 0,010, 0,0150, dan 0,100.Diukur pH awalnya. Ditambahkan 1 tetes indicator PP.Dititrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna.Dicatat perubahan pH yang terjadi tiap tetes NaOH.Dibuat kurva hubungan antara jumlah larutan NaOH yang ditambahkan dengan pH larutan.Buffer asetat pH= 5Hasil Pengamatan.?Asam fosfat 0,1 MDimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 10 ml.Diukur pH awalnya.Diteteskan indicator PP sebanyak 1 tetes.Dititrasi dengan NaOH sampai dengan terjadi perubahan warna.Dicatat perubahan pH yang terjadi.Dibuat kurva hubungan antara jumlah larutan natrium hidroksida yang ditambahkan dengan pH larutan.Hasil pengamatan..?PROSEDUR KERJAE. HASIL PENGAMATAN1. Data PengamatanVolume buffer asetat 0,1 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1006,18

1016,20

1026,25

1036,32

1046,38

1056,50

1066,63

1076,82

1087,24

1098,21

101010,72

Volume buffer asetat 0,01 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1008,25

1019,17

Volume buffer asetat 0,015 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1007,95

1018,37

1028,87

Volume buffer fosfat (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1002,6

1015,2

1026,2

1036,9

1047,6

10511,1

2. PerhitunganA. Kapasitas Buffer Asetat A1Mol Natrium Asetat=1,93 L x 0,1 M=0,913 molMol Asam Asetat=0,07 L x 0,1 M=0,007 mol

Kapasitas buffer asetat A1 = 0,0150

B. Kapasitas Buffer Asetat A2Mol Natrium Asetat=1,96 L x 0,1 M = 0,196 mol.Mol Asam Asetat=0,04 L x 0,1 M = 0,004 mol.

Kapasitas Buffer Asetat A2 = 0,01

C. Kapastitas Buffer Asetat A3Mol Natriun Asetat=1,35 L x 0,1 M=0,315 mol.Mol Asam Asetat=0,65 L x 0,1 M=0,065 mol.

Kapasitas Buffer Asetat A3 = 0,100.3. Grafik

F. PEMBAHASANBuffer didefenisikan sebagai campuran asam atau basa lemah dengan garamnya. Fungsi buffer adalah mempertahankan pH larutan saat ditambahkan asam atau basa dalam jumlah relatif sedikit. Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Buffer fosfat dapat dibuat dengan menggunakan monosodium fosfat (NaH2PO4) dan basa konjugasinya disodium fosfat (Na2HPO4). Sedangkan buffer asetat dapat diperoleh dari campuran larutan CH3COOH (asam lemah) dengan larutan CH3COONa (basa konjugasi).Cara kerja larutan penyangga asam dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Jika larutan penyangga ditambahkan asam (H+), maka reasi ionisasi bergeser ke kiri. Reaksinya sebagai berikut:CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk CH3COOH. Jadi penambahan asam (ion H+) tidak banyak mempengaruhi pH larutan. Apabila larutan penyangga ditambahkan basa (ion OH-), maka akan terjadi reaksi netralisasi. Reaksinya sebagai berikut:CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)Bereaksinya ion H+ dan OH- mengakibatkan konsentrasi ion H+ dalam larutan berkurang. Akibatnya reaksi ionisasi bergeser ke kanan. Jadi penambahan basa (ion OH-) tidak banyak mempengaruhi pH larutan. Percobaan kali ini dititrasi larutan asam fosfat dan larutan buffer asetat dengan larutan NaOH (basa kuat). Larutan yang akan dititrasi ditambahkan terlebih dahulu indikator fenolftalein satu tetes yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna atau menentukan titik akhir titrasi (TAT) sehingga dapat ditentukan perubahan pH yang terjadi. Titrasi larutan buffer awalnya dilakukan dengan mengukur pH awal larutan dengan menggunakan pH HHhhHhhhHHLKEKRPEKH meter. NaOH digunakan sebagai titran sementara buffer fosfat dan buffer asetat sebagai titrat karena mengingat indikator yang digunakan adalah fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan, akan menunjukkan warna bening. Dan ketika pada titik ekivalen, maka akan terjadi perubahan dari bening menjadi merah muda. Jika dilakukan sebaliknya yaitu buffer fosfat atau buffer asetat yang digunakan sebagai titran dan NaOH sebagai titrat maka akan terjadi perubahan warna dari merah muda ke bening. Pada dasarnya, perubahan warna dari bening ke merah muda lebih mudah diamati daripada perubahan warna dari merah muda ke bening. Dan juga penggunaan buffer bosfat atau buffer asetat sebagai titran kemungkinan besar akan menyebabkan kesalahan titrasi yang besar karena terjadi kelebihan penambahan titran hingga melewati titik ekivalen. Kelebihan titran ini disebabkan karena kesulitan mengamati perubahan warna dari merah muda ke bening. Cara mentitrasi adalah larutan buffer fosfat ataupun buffer asetat ditambahkan satu tetes NaOH kemudian langsung diukur perubahan pH nya menggunakan pH meter. Langkah-langkah tersebut dilakukan terus menerus hingga terjadi perubahan warna untuk yang pertama kali, yaitu perubahan dari warna bening ke warna merah muda dan kemudian titrasi langsung dihentikan dan NaOH yang berkurang langsung dicatat. Semakin banyak tetes NaOH yang ditambahkan pada larutan buffer maka pH larutan buffer juga akan semakin tinggi hingga mencapai titik akhir titrasi yaitu dengan menunjukkan perubahan warna. Batas ketahanan larutan buffer untuk mempertahankan pH terhadap penambahan asam maupun basa kepadanya disebut kapasitas dapar atau kapasitas buffer. Kapasitas buffer dapat ditentukan dengan perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena penambahan basa (atau asam) itu. Suatu larutan buffer dapat mempertahankan pH-nya jika asam atau basa yang diberikan atau ditambahkan dalam jumlah yang sedikit. Kapasitas buffer adalah ukuran kemampuan larutan penyangga dalam mempertahankan pH-nya dan tergantung dari konsentrasi komponen-komponen yang ada di dalam larutan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi komponen-komponen di dalamnya, maka semakin besar kapasitas penyangganya. Dengan kata lain kita harus lebih banyak menambahkan asam atau basa ke dalam larutan dengan konsentrasi tinggi tersebut dibandingkan dengan larutan penyangga yang encer untuk mendapatkan perubahan pH yang sama.

G. KESIMPULANBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :1. Larutan buffer dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah atau basah lemah dengan perbandingan tertentu.2. Penetapan pH dapat dilakukan dengan metode titrasi dan pengukuran nilainya dengan menggunakan pH meter.3. Penentuan kapasitas buffer dapat dengan menggunakan persamaan :, dimana DAFTAR PUSTAKAAndriyani, Darmono dan Widya K., 2007, Pengaruh Asam Asetat dan Asam Laktat Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Salmonella SP. yang Diisolasi dari Karkas Ayam, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Universitas Pancasila, Jakarta.

Dewi, I. S. P. dan Budi Agung K., 2012, Pengaruh Variasi pH dan Konsentrasi Asam Asetat terhadap Karakteristik Korosi CO2 pada Baja BS 970, Jurnal Teknik Material dan Metalurgi, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Ika, D., 2009, Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C Dengan Metode Titrasi Asam Basa, Jurnal Neutrino, Volume 1, Nomor 2.

Oxtoby, Gills, Nachtrieb, 2001, Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi ke Empat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Setiawan, B., 2010, Interaksi Radiocesium Dengan Host Rock Dibawah Pengaruh pH dan Kekuatan Ion Larutan, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, Volume 13, Nomor 1.