Upload
yudistira-andan-chivudist
View
27
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
trafo
Citation preview
111/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 1
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI TRAFO TENAGA
Kuliah Minggu ke-6
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
INTRODUKSI
Trafo merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem tenaga listrik, dan merupakan komponen termahal di sebuah gardu induk.
Gangguan pada satu trafo tenaga berkapasitas besar dapat menyebabkan pemadaman yang besar. Jika gangguan ini tidak diisolir dengan cepat, akan terjadi kerusakan yang parah, disamping akan mengganggu stabilit as sistem.
Seperti halnya proteksi peralatan sistem tenaga listrik lainnya, pemilihan proteksi trafo juga dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi.
Proteksi trafo-trafo kecil (beberapa ratus kVA) cukup dengan fuse, namun proteksi trafo-trafo besar (beberapa ratus MVA) harus komprehensif.
Gangguan trafo dapat dikategorikan dalam :
Gangguan belitan dan terminal
Gangguan pada inti besi
Kondisi operasi abnormal (overvoltage, overfluxing, overload)
External fault yang berkepanjangan
211/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 3
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
V
I
EP
ff
A1
A2
a1
V
I
EP
A1
A2
ES
a1
a2
V
IP
EP
A1
A2
ES
a2 IS
Arus I diperlukan untuk menghasilkan f
Tegangan induksi
HUBUNGAN VEKTOR TRAFO TIGA FASA
KONVENSI :SISI PRIMER : huruf besar, A1, A2SISI SEKUNDER : huruf kecil, a1, a2
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 4
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Yy0Pergeseran fasa = 0o
DIAGRAM VEKTOR DAN DIAGRAM KONEKSI BELITAN
A
BC
A1
A2
N
A
B
C
a
b
c
A2 A1
B2 B1
C2 C1
a1 a2
b1 b2
c1 c2
N n
a
bc
a1
a2
b2b1
n
311/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 5
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Yd1
DIAGRAM VEKTOR DAN DIAGRAM KONEKSI BELITAN
A
BCN
a=a-c
b=b-a
c-b=c n
A
B
C
a
b
c
A2 A1
B2 B1
C2 C1
a1 a2
b1 b2
c1 c2
N
Pergeseran fasa = 30o
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 6
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Yd11
DIAGRAM VEKTOR DAN DIAGRAM KONEKSI BELITAN
A
BCN
a=a-b
b=b-c
c=c-a
n
Pergeseran fasa = 330o
A
B
C
a
b
c
A2 A1
B2 B1
C2 C1
a1 a2
b1 b2
c1 c2
N
411/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 7
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Yd5
DIAGRAM VEKTOR DAN DIAGRAM KONEKSI BELITAN
A
BCN
a=b-a
c=a-c
c-b=b n
A
B
C
a
b
c
A2 A1
B2 B1
C2 C1
a1 a2
b1 b2
c1 c2
N
Pergeseran fasa = 150o
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 8
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
VARIASI ARUS EARTH FAULT PADA BELITAN TRAFO
x
V2 V1
IFR
Trafo Star dengan Pentanahan ResistorBesar arus tergantung nilai R dan sebanding dengan jarak gangguan dari titik netral (x) karena tegangan gangguan sebanding dengan jarak ini.
Rasio transformasi antara belitan primer dan lilitan yang hubung singkat juga bervariasi dengan posisi gangguan.
Dengan demikian arus yang mengalir di terminal trafo akan sebanding dgn kuadrat dari bagian belitan yang hubung singkat.
T1T2
511/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 9
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Misalkan nilai resistor R diset untuk menghasilkan arus gangguan tanah = IFL(arus beban penuh), maka
FL1 IR3
V=
Asumsi V1 = V 2, maka rasio lilitan : 12 T3T =
Untuk hubung singkat yang terjadi pada jarak x pu dari netral : dan
ratio lilitan efektifnya adalah T2/xT 1. Jadi arus primer adalah :R3
xVI 1f =
3
1.Ix
TxT
R3
xVI FL
2
2
11primer ==
Jika rasio CT adalah berdasar IFL, maka arus sekunder CT (pada trafo tenaga sisi
primer) adalah :3
x2
Jika relai diferensial*) disetel 20%, maka relai akan bekerja jika arus > 20% atau
%203
x2> atau x > 59%, yaitu 59% dari belitan tidak terproteksi !!
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 10
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Setting Relai Diferensial % belitan yang terproteksi
10%
20%
30%
40%
50%
58%
41%
28%
17%
7%
X [pu]
If[xIFL]
1.00.50
1.0
0.5
0
Sisi star
Sisi delta
611/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 11
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Trafo Star dengan Pentanahan Langsung (Solid Grounded)
Sisi star
Sisi delta
X [pu]1.00.50
[xIFL]10
5
0
Arus hubung singkat hanya dibatasi oleh reaktansi bocor dari trafo, yang bervariasi secara sangat kompleks dengan posisi gangguan (X).
Variasi arus hubung singkat kira-kira digambarkan seperti pada diagram di samping ini.
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 12
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
XIP INIF
IN/3
IN/3
IN/3IP+2IN/3
INIP
IF
X [pu]
IF[xIFL]
Kesimpulan : Dari pengetahuan mengenai distribusi arus hubung tanah dapat disimpulkan bahwa relai arus lebih tidak dapat memberikan proteksi yang memadai. Jika sistem ditanahkan langsung, relai diferensial dapat meng-cover gangguan cukup banyak, tetapi secara umum tetap diperlukan relai gangguan tanah.
10
5
0
711/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 13
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI OVERLOAD Overload dapat dibiarkan berlangsung cukup lama sepanjang kenaikan suhu
belitan trafo masih berada dalam batas yang diperbolehkan
Panas berlebihan akan menyebabkan memburuknya isolasi, dan akhirnya menyebabkan kegagalan isolasi.
Overload dapat dibedakan dalam 2 kategori :
1. Overload yang tidak mengurangi umur teknis trafo.
Hal ini dimungkinkan karena thermal time constant trafo menyebabkan trafo membutuhkan waktu tertentu sebelum terjadinya suhu maksimum akibat beban lebih.
Beban lebih yang cukup besar diperbolehkan sepanjang berlangsunguntuk waktu yang pendek.
2. Overload yang mengurangi umur trafo
Umur isolasi tidak mudah ditebak, namun diperkirakan umur isolasi berkurang separohnya untuk setiap kenaikan suhu 6oC pada daerah antara 80-140oC.
Di bawah 80oC penurunan umur isolasi dapat diabaikan.
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 14
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Karena overload menyebabkan pemanasan lebih (diatas yang direkomendasikan), maka proteksi overload dilakukan berdasar temperatur belitan.
Sensor temperatur ditempatkan di bagian atas minyak trafo, kemudian sebuah heater kecil yang diinjeksi arus dari CT diletakkan di dekat sensor tsb untuk menghasilkan kenaikan temperatur lokal, kira-kira sama dengan temperatur belitan, yaitu diatas temperatur rata-rata minyak trafo.
Ada pula model proteksi overload yang berupa relai thermal yang ditempatkan di gedung kontrol, yang dinjeksi dengan arus dari CT yang juga digunakan untuk proteksi overcurrent. Dalam hal ini harus dipilih relai thermal yang time constant-nya lebih kecil daripada time constant trafo yang diproteksi.
811/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 15
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI OVERCURRENT
OCR merupakan satu-satunya proteksi pada trafo kecil. Pada trafo besar, OCR dipakai sebagai proteksi backup.
OCR jenis inverse di sisi HV harus dikoordinasikan dengan OCR di sisi LV, dimana OCR di LV ini sendiri harus dikoordinasikan dengan OCR di LV feeder.
Waktu kerja relai karena itu akan cukup lama, hal ini menyebabkan kesulitan dalam menyetel waktu-kerja zone 2 dari distance relay. Untuk mengatasi kesulitan ini, digunakan OCR high-set yang disetel instantaneous. Agar selektif, setting arus relai ini harus >120% dari arus through-fault. Hati-hati dalam menyetel relai ini agar relai tidak bekerja oleh arus inrush trafo.
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 16
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI UNRESTRICTED EARTH FAULT
51 51 51 51N
51 51 5151N
Memberikan backup untuk sistem
Dibutuhkan time delay untuk koordinasi
Dapat memberikan sensitivitas lebih baik (ratio CT bisa lebih kecil d/p arus beban maksimum) setting efektif lebih baik
Memberikan backup untuk trafo dan sistem
911/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 17
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI RESTRICTED EARTH FAULT
Relai hanya bekerja untuk gangguan tanah didalam zone proteksi
Digunakan relai berimpedansi tinggi
Stabilitas : arus hubung singkat eksternal maksimum.
REF
Zone proteksi
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 18
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Tegangan pada terminal relai : Vs = IF (RCT + 2 RL)
Resistor RST di-set untuk membatasi arus Is (setting relai) :RST = Vs/Is RR (catatan : RR = relai burden)
Knee-point voltage dari CT :VKP = 2 V s = 2 IF (RCT + 2 RL)
OBYEK YANG
DIPROTEKSI
ZM ZM
R
RL
RL
RL
RL
IF
Vs
IsRST
Z>>
10
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 19
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Contoh :
Hitung :
Tegangan setting VS
Nilai resistor RST yang dibutuhkan
REF
1 MVA, X = 5%11 kV/ 0.415 kV 1600/1 A,
RCT = 4,9 W
1600/1 ARCT = 4,8 W
80 MVA
Is = 0.1 A, R=100W
Kabel : 2 core 7/0.67 mm (7.41 W/km)Panjang 100 m
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
Dipilih : 80 MVA base source impedance = 1 puX trafo = 0,05 x 80/1 = 4 pu
Impedansi total = 14 pu I1 = I2 = I0 = 1/14 = 0,0714 pu
Arus dasar = 80.000/(1,7321x415) = 111296 A
Arus gangguan IF = 3x0,0714x 111296= 23840 A (primer)= 14,9 A (sekunder)
E1
1
4
4
4
I1
I2
I0
Diagram sequence network
Tegangan setting : V s = IF (RCT + 2 RL).Asumsikan CT di netral jenuh total : RCT = 4,8 W, 2 RL = 2x100x7.41x10 -3 = 1,482 W
Vs = 14,9 (4,8 + 1,482) = 93,6 volts
Resistor RST : Rs = V s/Is RR = 93,6/0,1 100 = 836 W.
11
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 21
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
PROTEKSI DIFFERENTIAL
External Fault FEXT : DI = I1 - I2 = 0
Internal Fault FINT : DI = I1+I2 relai bekerja
Syarat stabilitas : - Perbedaan besar arus I1 dan I2 masih dalam toleransi- Sudut fasa I1 dan I2 harus sama- Arus urutan nol tidak boleh melewati sirkit relai
DI
I1I2
I1 I2
FEXTFINT
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 22
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
arusdiferensial
arus through faultrata-rata
2II 21 +
21 II -operate
restrainIS
P1
P2
S1
S2
EP ES
Jika arus primer mengalir dari P1 ke P2, maka arus sekunder mengalir dari S2 ke S1.
Bias =Arus diferensial
arus through fault rata-rata
KONVENSI TRAFO ARUS :
12
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 23
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
R
S
T
r
s
t
YD11
arus sistem tenaga(through fault)
primer sekunder
P1P2 P1 P2
arus sekunder CT
IR Ir
S2 S1 S1 S2
iR
ir
Perhatikan bahwa walaupun jika magnitude telah dibuat sama, iR dan ir jika digabung tidak nol, karena itu perlu dilakukan penyesuaian fasa. Salah satu cara : gunakan Auxiliary CTs.
11/4/2003 PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 24
FT UI Jurusan Elektro Ir. Djoko Prasetyo, Ph.D
R
S
T
r
s
t
Yd11P1P2 P1 P2
S2 S1 S1 S2
Aux CT Aux CT
DifferentialRelay*)
*) hanya diperlihatkan untuk fasa R