Upload
ina-laksana
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas kbs
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga berkat kesehatan yang diberikanNya, saya
dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam menyusun makalah ini, saya memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk
memenuhi nilai mata kuliah konstruksi bangunan sipil.
Saat proses pembuatan makalah ini saya memiliki beberapa kendala atau hambatan
saya meminta Fauzri fahimuddin, ST, M.Eng, Dr, selaku dosen studi konstruksi bangunan
sipil dan teman-teman untuk mendapatkan tambahan informasi.
Tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,karena itu saya sangat
mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan saran ataupun kritik yang dapat
membangun,dan dapat memotivasi saya agar dapat mengerjakan lebih baik lagi untuk
membuat tugas-tugas berikutnya.
Dengan diselesaikannya makalah, saya berharap dapat menjadi bahan pembelajaran
terutama mengenai konstruksi bangunan sipil. Saya berharap makalah ini tidak hanya
bermanfaat untuk penulis saja,tetapi juga untuk setiap orang yang membacanya.
Depok , Januari 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring berjalannya roda perekonomian masyarakat, pemerintah dituntut untuk selalu
sigap merespon tiap kebutuhan untuk menunjang dan mendukung usaha-usaha mencapai
kesejahteraan bagi rakyatnya. Kesigapan pemerintah ini diwujudkan dengan memfasilitasi
dan membangun infrastruktur-infrastruktur penunjang yang kiranya dapat membangkitkan
perekonomian bangsa.
Pembangunan infrastruktur ini menyesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat
antara lain dalam kegiatan pendistribusian khususnya prasarana transportasi. Pelabuhan
merupakan prasarana transportasi yang menunjang dan bermanfaat besar sekaligus memiliki
kapasitas yang besar dalam menampung tiap kegiatan baik pendistribusian barang atau
manusia.
Tuntutan akan pelabuhan yang dapat memenuhi tiap kebutuhan perekonomian
merupakan hal yang tidak lazim. Meniru akan Negara tetangga kita Singapura, yang dilihat
dari besarnya area kalah banding dengan Negara kita Indonesia. Namun, karena kemampuan
dalam mengelolah tiap infrastruktur yang ada termasuk pelabuhan, maka Singapura sendiri
menjadi salah satu Negara terdepan dalam pengolahan jasa khususnya pelabuhan.
Perencanaan yang baik hingga perlengkapan yang tersedia di pelabuhan akan memberi
pengaruh yang baik pula bahkan menjadi nilai tambah dari pelabuhan tersebut. Melihat akan
baiknya keuntungan yang bisa didapat dari pelabuhan, maka kelompok kami mengangkat
topik tugas perencanaan pelabuhan dalam mata kuliah Pelabuhan pada semester VI (enam)
konsentrasi bangunan transportasi jurusan Teknik Sipil.
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan
Mata kuliah Pelabuhan yang diajarkan pada semester VI khususnya pada konsentrasi
bangunan transportasi jurusan Teknik Sipil Universitas Bengkulu, merupakan bagian kecil
dari keseluruhan mata kuliah yang didapat. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tiap
syarat dalam perkuliahan yang ada, maka tugas ini juga merupakan salah satu syarat dalam
penyelesaian mata kuliah Pelabuhan.
Selain merupakan syarat dalam penyelesaian mata kuliah di semester VI, adapun tujuan
yang akan dicapai dengan adanya tugas ini, yaitu kiranya dapat membawa pemahaman yang
benar dan tepat mengenai pelabuhan khususnya dalam hal perencanaan pelabuhan beserta
dengan perlengkapan yang menjadi kebutuhan dari pelabuhan tersebut.
Bahkan dengan adanya tugas ini kiranya juga dapat menjadi referensi yang benar dalam
memajukan kegiatan pembangunan khususnya pelabuhan.
1.3. Perumusan Masalah
Perkembangan pelabuhan yang ada, memberikan arti dan makna yang besar pada
pembangunan di negara kita. Bahkan perekonomian masyarakat berjalan maju dikarenakan
aktivitas pendistribusian barang dalam jumlah yang cukup besar yang disalurkan melalui
pelabuhan. Selain itu, melalui pelabuhan kita dapat melakukan perjalanan menuju kebeberapa
tempat.
Semakin berkembangnya perekonomian masyarakat memaksa semua komponen
transportasi tidak terkecuali pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan yang ada. Namun
dalam pelabuhan sendiri, kesemua hal dapat berjalan dengan baik jikalau perencanaan
pelabuhan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan masyarakat bukan hanya
pada saat tersebut namun juga mendasari perencanaan untuk masa yang akan datang.
Dengan mengacu pada hal tersebut, maka kelompok kami mengkhususkan diri
membahas akan perencanaan bagi pelabuhan beserta dengan perlengkapan dalam pelabuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pelabuhan
Dalam perkembangannya, transportasi semakin maju seiring dengan perkembangan
teknologi, tidak terkecuali untuk transportasi laut. Dimana pelabuhan sebagai tempat
penghubung antara daratan dengan lautan.
Definisi dari pelabuhan itu sendiri adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar
moda transportasi (Soedjono, 2002).
Definisi pelabuhan diatas termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun
1985 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan.
Aturan-aturan untuk pelabuhan tidak hanya dua aturan di atas, akan tetapi masih banyak
aturan lain yang saling mendukung dan saling melengkapi aturan di atas, diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1985 tentang Perusahan Umum (PERUM) Pelabuhan
III.
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 9/A1.403 Phb-88 Tanggal 30 Januari 1988
tentang Kriteria Perairan Wajib Pandu dan Perairan Pandu Luar Biasa.
Dalam bahasa Indonesia dijumpai dua istilah yang berkaitan dengan arti pelabuhan yaitu
Bandar dan Pelabuhan. Kedua istilah ini sering dipakai dalam percakapan sehari-hari dan
seringkali pengertiannya telah disamaratakan. Dalam pengertian aslinya kedua istilah ini
mempunyai arti yang berbeda.
Bila ditinjau dari segi pengusahaanya maka pelabuhan arti pelabuhan adalah :
a. Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan yang sengaja diselenggarakan untuk
memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk
melakukan kegiatan bongkar muat dan kegiatan lainnya. Pelabuhan semacam ini tentu saja
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang untuk pemakaian oleh kapal dan muatannya,
dikenakan pembayaran-pembayaran tertentu.
b. Pelabuhan yang tidak diusahakan, yaitu pelabuhan yang sekedar hanya merupakan tempat
kapal/ perahu dan tanpa fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pelabuhan. Sedangkan
menurut UU No.21 Tahun 1992-PP. No. 70 Tahun 1996- Km No. 26 Tahun 1998, Pengertian
pelabuhan lebih diperluas yaitu :
1. Pelabuhan Umum, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh bermacam-macam kapal untuk
melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang campuran juga penumpang dan hewan serta
dikelola oleh instansi yang ditunjuk oleh pemerintah seperti PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia II, sebagai contoh: Pelabuhan Teluk Bayur.
2. Pelabuhan Khusus, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh kapal- kapal yang bermuatan
tertentu untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang tertentu atau khusus serta
dikelola oleh instansi terkait, sebagai contoh : Pelabuhan Teluk Kabung ( milik
PERTAMINA )
3. Pelabuhan Laut, yaitu pelabuhan yang bebas untuk dimasuki oleh kapal-kapal yang
berbendera negara asing. Jadi kalau sebuah kapal asing hendak memasuki pelabuhan laut, dia
boleh langsung masuk tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu, karena pelabuhan laut
memang disediakan untuk perdagangan internasional.
4. Pelabuhan Pantai, yaitu pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan
luar negeri dan oleh karena itu tidak terlalu bebas disinggahi oleh kapal yang berbendera
asing. Kapal asing tersebut masih dapat menyinggahi pelabuhan pantai, dengan cara terlebih
dahulu meminta izin kepihak pelabuhan terkait.
Pengertian lainnya adalah :
Menurut tujuan , adalah Kegiatan suatu pelabuhan dapat dihubungkan dengan kepentingan
ekonomi dan kepentingan pemerintah serta kepentingan lainnya . Dari segi Peraturan
Pemerintah yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 tentang
Pembinaan Kepelabuhan Bab 1 Pasal 1 ayat (4) menyebutkan :
Pelabuhan adalah :
" Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan
daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi ".
Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah yang sama Bab 11 pasal 1 ayat (1) disebutkan
bahwa :
“ Pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah merupakan
sarana untuk menyelenggarankan pelayanan jasa kepelabuhan dalam menunjang
penyelenggaraan angkutan laut “.
Dalam perkembangan selanjutnya , pengertian Pelabuhan itu mencakup pengertian sebagai
Prasarana dan sistem , yaitu Pelabuhan adalah Suatu lingkuan kerja terdiri dari area daratan
dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan berlabuh dan
bertambatnya kapal untuk terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya
penumpang dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau
sebaliknya .
Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan angin
untuk berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan dengan
bangunan-bangunan yang diperlukan untuk pembentukkannya, perlindungan dan perawatan
seperti pemecah gelombang, jetty dan sebagainya, dan hanya merupakan tempat
bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan baker, reparasi dan sebagainya.
Sedangkan pelabuhan (port) berarti daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal
dapat bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat penyimpanan
di mana kapal membongkar muatannya.
Sehingga dengan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar
yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang, tetapi
suatu bandar belum tentu suatu pelabuhan.
2.2. Macam Pelabuhan
Melihat akan jenis-jenis kapal yang ada, tentunya juga pelabuhan laut mengalami
perubahan tipe untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal tersebut. Pelabuhan dibedakan
menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjaunya seperti dari segi
penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional,
segi kegunaannya dan letak geografisnya.
2.2.1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya
1. Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya pada badan usaha milik
negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan dalam hal ini pada PT.
PELINDO (Pelabuhan Indonesia) I,II,III, dan IV yang berada pada empat wilayah yaitu
Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar.
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu. Pelabuhan ini tidak diperbolehkan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan
tertentu dengan ijin pemerintah. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang
digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.
2.2.2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya
1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh
kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
menaikturunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan
biaya-biaya atas jasa dan peralatan yang digunakan.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya untuk tempat singgahan kapal/ perahu, tanpa fasilitas bongkar muat,
bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi
pemerintah dan dikelola Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.
2.2.3. Ditinjau Dari Fungsinya Dalam Perdagangan Nasional dan Internasional
1. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal
samudera.
2. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh
karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat diizinkan
masuk dengan meminta izin terlebih dahulu.
2.2.4. Ditinjau Dari Segi Penggunaannya
1. Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-
kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan
ikan masih relative sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan mengunakan
perahu kecil.
2. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan minyak memerlukan pengamanan lebih dari sekedar pelabuhan-pelabuhan yang
lain. Pada pelabuhan ini tidak terlalu memerlukan dermaga atau pangkalan melainkan adanya
jembatan perancah yang menjorok ke laut untuk mendapat kedalaman air yang cukup besar.
Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa. Pipa penyalur ini diletakkan di bawah
jembatan agar lalu lintas di atas jembatan tidak terganggu.
3. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat
barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai besar. Pada dasarnya
pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini:
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau
setidaknya 80%.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang.
c. Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.
d. Tersedianya jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari dan ke gudang
serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.
4. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan
barang di belakang dermaga terdapat gudang sedangkan pada pelabuhan penumpang
dibangun fasilitas stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi,
maskapai pelayaran dan lainnya.
5. Pelabuhan Campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedang
untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau
masih dalam taraf perkembangan, keperluan bongkar muat minyak juga dapat menggunakan
dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang.
6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan
cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan
maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan
perlengkapannya agak lain.
Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus efisien mungkin, sedang pada
pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak
berjauhan.
2.2.5. Ditinjau Menurut Letak Geografis
Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam, semi alam
atau buatan.
1. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang
secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk. Di daerah ini pengaruh
gelombang sangat kecil. Salah satu contoh dari pelabuhan alam antara lain pelabuhan
Palembang, Pontianak, Bitung.
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu
pasang air laut masuk ke hulu sungai, Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan
tidak bisa langsung dibuang ke laut.
2. Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang
dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini
membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah untuk
masuk keluarnya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
Bangunan ini dibuat dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke
pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh pelabuhan buatan antara lain pelabuhan
Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Mas di Semarang.
3. Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang
terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan
Bengkulu memanfaatkan teluk terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Contoh
lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi
untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat
menyebabkan terjadinya pendangkalan.
2.3. Faktor Luar Yang Mempengaruhi Perencanaan Pelabuhan
2.3.1. Angin
Angin adalah pergerakan udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat
bertekanan udara rendah. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer.
Contoh yang paling jelas adalah perubahan yang disebabkan siang dan malam dimana daratan
lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada air (laut). Oleh karena itu, pada waktu
siang hari daratan lebih panas daripada laut.
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin.Gerakan
angin ini disebabkan oleh perubahan temperature atmosfer. Pada waktu udara dipanasi, rapat
massanya berkurang, yang berakibatkan naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh
udara yang lebih dingin di sekitarnya. Perubahan temperature di atmosfer disebabkan oleh
perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah.
Daratan lebih cepat menerima panas dari pada air (laut) dan sebaliknya daratan juga lebih
cepat melepaskan panas. Udara di atas daratan akan naik dan diganti oleh udara dari laut,
sehingga terjadi angin laut.
Indonesia mengalami angin musim, yaitu angin yang berhembus secara mantap dalam satu
arah dalam satu periode dalam satu tahun. Pada periode yang lain arah angin berlawanan
dengan angin pada periode sebelumnya. Angin musim ini terjadi karena adanya perbedaan
musim dingin dan panas di Benua Asia dan Benua Australia. Pada bulan Desember, Januari
dan Februari, belahan bumi bagian utara mengalami musim dingin sedangkan belahan bumi
bagian selatan mengalami musim panas.
Istilah Musim Barat dan Musim Timur banyak digunakan, meskipun seringkali juga disebut
dengan istilah lain sesuai dengan arah utama angin yang bertiup di suatu daerah tertentu.
Misalnya Musim Barat di sebelah utara garis khatulistiwa sering pula disebut dengan Musim
Timur Laut, di sekitar khatulistiwa disebut dengan Musim Utara dan di sebelah selatan
khatulistiwa dgn Musim Barat Laut. Sebaliknya Musim Timur disebut juga Musim Barat
Daya di utara khatulistiwa, Musim Selatan di khatulistiwa dan Musim Tenggara di selatan
khatulistiwa
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Apabila tidak tersedia anemometer, kecepatan
angin dapat diperkirakan berdasar keadaan lingkungan dengan menggunakan skala Beaufort.
Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis
bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam.
Dengan pencatatan angin jam – jaman tersebut akan dapat diketahui angin dengan kecepatan
tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan dapat pula dihitung
kecepatan angin rerata harian. Kecepatan maksimum dan arah angin diukur terhadap arah
utara (0°).
2.3.2. Gelombang
1). Definisi Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan
air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin.
Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit,
dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang.
2). Proses Pembentukan Gelombang
Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum
sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi menurut
perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas
permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang
bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.
3). Tipe Gelombang
1. Gelombang Pembentuk Pantai
Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil
dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan
mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit)
ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir
kembali ke laut.
2. Gelombang Perusak Pantai
Gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat
yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk
meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada
banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut
atau ke tempat lain.