18
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga berkat kesehatan yang diberikanNya, saya dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam menyusun makalah ini, saya memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk memenuhi nilai mata kuliah konstruksi bangunan sipil. Saat proses pembuatan makalah ini saya memiliki beberapa kendala atau hambatan saya meminta Fauzri fahimuddin, ST, M.Eng, Dr, selaku dosen studi konstruksi bangunan sipil dan teman-teman untuk mendapatkan tambahan informasi. Tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,karena itu saya sangat mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan saran ataupun kritik yang dapat membangun,dan dapat memotivasi saya agar dapat mengerjakan lebih baik lagi untuk membuat tugas-tugas berikutnya. Dengan diselesaikannya makalah, saya berharap dapat menjadi bahan pembelajaran terutama mengenai konstruksi bangunan sipil. Saya berharap makalah ini tidak hanya bermanfaat untuk penulis saja,tetapi juga untuk setiap orang yang membacanya.

Konstruksi Bangunan Sipil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kbs

Citation preview

Page 1: Konstruksi Bangunan Sipil

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya lah

saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga berkat kesehatan yang diberikanNya, saya

dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam menyusun makalah ini, saya memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk

memenuhi nilai mata kuliah konstruksi bangunan sipil.

Saat proses pembuatan makalah ini saya memiliki beberapa kendala atau hambatan

saya meminta Fauzri fahimuddin, ST, M.Eng, Dr, selaku dosen studi konstruksi bangunan

sipil dan teman-teman untuk mendapatkan tambahan informasi.

Tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,karena itu saya sangat

mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan saran ataupun kritik yang dapat

membangun,dan dapat memotivasi saya agar dapat mengerjakan lebih baik lagi untuk

membuat tugas-tugas berikutnya.

Dengan diselesaikannya makalah, saya berharap dapat menjadi bahan pembelajaran

terutama mengenai konstruksi bangunan sipil. Saya berharap makalah ini tidak hanya

bermanfaat untuk penulis saja,tetapi juga untuk setiap orang yang membacanya.

Depok , Januari 2015

Penulis

Page 2: Konstruksi Bangunan Sipil

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring berjalannya roda perekonomian masyarakat, pemerintah dituntut untuk selalu

sigap merespon tiap kebutuhan untuk menunjang dan mendukung usaha-usaha mencapai

kesejahteraan bagi rakyatnya. Kesigapan pemerintah ini diwujudkan dengan memfasilitasi

dan membangun infrastruktur-infrastruktur penunjang yang kiranya dapat membangkitkan

perekonomian bangsa.

Pembangunan infrastruktur ini menyesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat

antara lain dalam kegiatan pendistribusian khususnya prasarana transportasi. Pelabuhan

merupakan prasarana transportasi yang menunjang dan bermanfaat besar sekaligus memiliki

kapasitas yang besar dalam menampung tiap kegiatan baik pendistribusian barang atau

manusia.

Tuntutan akan pelabuhan yang dapat memenuhi tiap kebutuhan perekonomian

merupakan hal yang tidak lazim. Meniru akan Negara tetangga kita Singapura, yang dilihat

dari besarnya area kalah banding dengan Negara kita Indonesia. Namun, karena kemampuan

dalam mengelolah tiap infrastruktur yang ada termasuk pelabuhan, maka Singapura sendiri

menjadi salah satu Negara terdepan dalam pengolahan jasa khususnya pelabuhan.

Perencanaan yang baik hingga perlengkapan yang tersedia di pelabuhan akan memberi

pengaruh yang baik pula bahkan menjadi nilai tambah dari pelabuhan tersebut. Melihat akan

baiknya keuntungan yang bisa didapat dari pelabuhan, maka kelompok kami mengangkat

topik tugas perencanaan pelabuhan dalam mata kuliah Pelabuhan pada semester VI (enam)

konsentrasi bangunan transportasi jurusan Teknik Sipil.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

Mata kuliah Pelabuhan yang diajarkan pada semester VI khususnya pada konsentrasi

bangunan transportasi jurusan Teknik Sipil Universitas Bengkulu, merupakan bagian kecil

dari keseluruhan mata kuliah yang didapat. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tiap

syarat dalam perkuliahan yang ada, maka tugas ini juga merupakan salah satu syarat dalam

penyelesaian mata kuliah Pelabuhan.

Page 3: Konstruksi Bangunan Sipil

Selain merupakan syarat dalam penyelesaian mata kuliah di semester VI, adapun tujuan

yang akan dicapai dengan adanya tugas ini, yaitu kiranya dapat membawa pemahaman yang

benar dan tepat mengenai pelabuhan khususnya dalam hal perencanaan pelabuhan beserta

dengan perlengkapan yang menjadi kebutuhan dari pelabuhan tersebut.

Bahkan dengan adanya tugas ini kiranya juga dapat menjadi referensi yang benar dalam

memajukan kegiatan pembangunan khususnya pelabuhan.

1.3. Perumusan Masalah

Perkembangan pelabuhan yang ada, memberikan arti dan makna yang besar pada

pembangunan di negara kita. Bahkan perekonomian masyarakat berjalan maju dikarenakan

aktivitas pendistribusian barang dalam jumlah yang cukup besar yang disalurkan melalui

pelabuhan. Selain itu, melalui pelabuhan kita dapat melakukan perjalanan menuju kebeberapa

tempat.

Semakin berkembangnya perekonomian masyarakat memaksa semua komponen

transportasi tidak terkecuali pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan yang ada. Namun

dalam pelabuhan sendiri, kesemua hal dapat berjalan dengan baik jikalau perencanaan

pelabuhan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan masyarakat bukan hanya

pada saat tersebut namun juga mendasari perencanaan untuk masa yang akan datang.

Dengan mengacu pada hal tersebut, maka kelompok kami mengkhususkan diri

membahas akan perencanaan bagi pelabuhan beserta dengan perlengkapan dalam pelabuhan.

Page 4: Konstruksi Bangunan Sipil

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pelabuhan

Dalam perkembangannya, transportasi semakin maju seiring dengan perkembangan

teknologi, tidak terkecuali untuk transportasi laut. Dimana pelabuhan sebagai tempat

penghubung antara daratan dengan lautan.

Definisi dari pelabuhan itu sendiri adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun

penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar

moda transportasi (Soedjono, 2002).

Definisi pelabuhan diatas termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun

1985 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan.

Aturan-aturan untuk pelabuhan tidak hanya dua aturan di atas, akan tetapi masih banyak

aturan lain yang saling mendukung dan saling melengkapi aturan di atas, diantaranya adalah :

Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1985 tentang Perusahan Umum (PERUM) Pelabuhan

III.

Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 9/A1.403 Phb-88 Tanggal 30 Januari 1988

tentang Kriteria Perairan Wajib Pandu dan Perairan Pandu Luar Biasa.

Dalam bahasa Indonesia dijumpai dua istilah yang berkaitan dengan arti pelabuhan yaitu

Bandar dan Pelabuhan. Kedua istilah ini sering dipakai dalam percakapan sehari-hari dan

seringkali pengertiannya telah disamaratakan. Dalam pengertian aslinya kedua istilah ini

mempunyai arti yang berbeda.

Page 5: Konstruksi Bangunan Sipil

Bila ditinjau dari segi pengusahaanya maka pelabuhan arti pelabuhan adalah :

a. Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan yang sengaja diselenggarakan untuk

memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk

melakukan kegiatan bongkar muat dan kegiatan lainnya. Pelabuhan semacam ini tentu saja

dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang untuk pemakaian oleh kapal dan muatannya,

dikenakan pembayaran-pembayaran tertentu.

b. Pelabuhan yang tidak diusahakan, yaitu pelabuhan yang sekedar hanya merupakan tempat

kapal/ perahu dan tanpa fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pelabuhan. Sedangkan

menurut UU No.21 Tahun 1992-PP. No. 70 Tahun 1996- Km No. 26 Tahun 1998, Pengertian

pelabuhan lebih diperluas yaitu :

1. Pelabuhan Umum, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh bermacam-macam kapal untuk

melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang campuran juga penumpang dan hewan serta

dikelola oleh instansi yang ditunjuk oleh pemerintah seperti PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia II, sebagai contoh: Pelabuhan Teluk Bayur.

2. Pelabuhan Khusus, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh kapal- kapal yang bermuatan

tertentu untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang tertentu atau khusus serta

dikelola oleh instansi terkait, sebagai contoh : Pelabuhan Teluk Kabung ( milik

PERTAMINA )

3. Pelabuhan Laut, yaitu pelabuhan yang bebas untuk dimasuki oleh kapal-kapal yang

berbendera negara asing. Jadi kalau sebuah kapal asing hendak memasuki pelabuhan laut, dia

boleh langsung masuk tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu, karena pelabuhan laut

memang disediakan untuk perdagangan internasional.

4. Pelabuhan Pantai, yaitu pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan

luar negeri dan oleh karena itu tidak terlalu bebas disinggahi oleh kapal yang berbendera

asing. Kapal asing tersebut masih dapat menyinggahi pelabuhan pantai, dengan cara terlebih

dahulu meminta izin kepihak pelabuhan terkait.

Page 6: Konstruksi Bangunan Sipil

Pengertian lainnya adalah :

Menurut tujuan , adalah Kegiatan suatu pelabuhan dapat dihubungkan dengan kepentingan

ekonomi dan kepentingan pemerintah serta kepentingan lainnya . Dari segi Peraturan

Pemerintah yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 tentang

Pembinaan Kepelabuhan Bab 1 Pasal 1 ayat (4) menyebutkan :

Pelabuhan adalah :

" Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk

menaikkan dan menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan

daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi ".

Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah yang sama Bab 11 pasal 1 ayat (1) disebutkan

bahwa :

“ Pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah merupakan

sarana untuk menyelenggarankan pelayanan jasa kepelabuhan dalam menunjang

penyelenggaraan angkutan laut “.

Dalam perkembangan selanjutnya , pengertian Pelabuhan itu mencakup pengertian sebagai

Prasarana dan sistem , yaitu Pelabuhan adalah Suatu lingkuan kerja terdiri dari area daratan

dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan berlabuh dan

bertambatnya kapal untuk terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya

penumpang dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau

sebaliknya .

Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan angin

untuk berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan dengan

bangunan-bangunan yang diperlukan untuk pembentukkannya, perlindungan dan perawatan

seperti pemecah gelombang, jetty dan sebagainya, dan hanya merupakan tempat

bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan baker, reparasi dan sebagainya.

Sedangkan pelabuhan (port) berarti daerah perairan yang terlindung terhadap

gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal

dapat bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat penyimpanan

di mana kapal membongkar muatannya.

Page 7: Konstruksi Bangunan Sipil

Sehingga dengan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar

yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang, tetapi

suatu bandar belum tentu suatu pelabuhan.

2.2. Macam Pelabuhan

Melihat akan jenis-jenis kapal yang ada, tentunya juga pelabuhan laut mengalami

perubahan tipe untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal tersebut. Pelabuhan dibedakan

menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjaunya seperti dari segi

penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional,

segi kegunaannya dan letak geografisnya.

2.2.1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.

Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya pada badan usaha milik

negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan dalam hal ini pada PT.

PELINDO (Pelabuhan Indonesia) I,II,III, dan IV yang berada pada empat wilayah yaitu

Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan

tertentu. Pelabuhan ini tidak diperbolehkan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan

tertentu dengan ijin pemerintah. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang

digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.

2.2.2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh

kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,

menaikturunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan

biaya-biaya atas jasa dan peralatan yang digunakan.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya untuk tempat singgahan kapal/ perahu, tanpa fasilitas bongkar muat,

bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi

pemerintah dan dikelola Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

Page 8: Konstruksi Bangunan Sipil

2.2.3. Ditinjau Dari Fungsinya Dalam Perdagangan Nasional dan Internasional

1. Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.

Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal

samudera.

2. Pelabuhan Pantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh

karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat diizinkan

masuk dengan meminta izin terlebih dahulu.

2.2.4. Ditinjau Dari Segi Penggunaannya

1. Pelabuhan Ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-

kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan

ikan masih relative sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan mengunakan

perahu kecil.

2. Pelabuhan Minyak

Pelabuhan minyak memerlukan pengamanan lebih dari sekedar pelabuhan-pelabuhan yang

lain. Pada pelabuhan ini tidak terlalu memerlukan dermaga atau pangkalan melainkan adanya

jembatan perancah yang menjorok ke laut untuk mendapat kedalaman air yang cukup besar.

Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa. Pipa penyalur ini diletakkan di bawah

jembatan agar lalu lintas di atas jembatan tidak terganggu.

3. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat

barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai besar. Pada dasarnya

pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini:

a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau

setidaknya 80%.

b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang.

c. Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.

Page 9: Konstruksi Bangunan Sipil

d. Tersedianya jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari dan ke gudang

serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.

4. Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan

barang di belakang dermaga terdapat gudang sedangkan pada pelabuhan penumpang

dibangun fasilitas stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan

dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi,

maskapai pelayaran dan lainnya.

5. Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedang

untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau

masih dalam taraf perkembangan, keperluan bongkar muat minyak juga dapat menggunakan

dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan

cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan

maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan

perlengkapannya agak lain.

Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus efisien mungkin, sedang pada

pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak

berjauhan.

2.2.5. Ditinjau Menurut Letak Geografis

Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam, semi alam

atau buatan.

1. Pelabuhan Alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang

secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk. Di daerah ini pengaruh

gelombang sangat kecil. Salah satu contoh dari pelabuhan alam antara lain pelabuhan

Palembang, Pontianak, Bitung.

Page 10: Konstruksi Bangunan Sipil

Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu

pasang air laut masuk ke hulu sungai, Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan

tidak bisa langsung dibuang ke laut.

2. Pelabuhan Buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang

dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini

membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah untuk

masuk keluarnya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.

Bangunan ini dibuat dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke

pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh pelabuhan buatan antara lain pelabuhan

Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Mas di Semarang.

3. Pelabuhan Semi Alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang

terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan

Bengkulu memanfaatkan teluk terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Contoh

lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi

untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat

menyebabkan terjadinya pendangkalan.

2.3. Faktor Luar Yang Mempengaruhi Perencanaan Pelabuhan

2.3.1. Angin

Angin adalah pergerakan udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan perbedaan tekanan

udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat

bertekanan udara rendah. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer.

Contoh yang paling jelas adalah perubahan yang disebabkan siang dan malam dimana daratan

lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada air (laut). Oleh karena itu, pada waktu

siang hari daratan lebih panas daripada laut.  

Page 11: Konstruksi Bangunan Sipil

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin.Gerakan

angin ini disebabkan oleh perubahan temperature atmosfer. Pada waktu udara dipanasi, rapat

massanya berkurang, yang berakibatkan naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh

udara yang lebih dingin di sekitarnya. Perubahan temperature di atmosfer disebabkan oleh

perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah.

Daratan lebih cepat menerima panas dari pada air (laut) dan sebaliknya daratan juga lebih

cepat melepaskan panas. Udara di atas daratan akan naik dan diganti oleh udara dari laut,

sehingga terjadi angin laut.

Indonesia mengalami angin musim, yaitu angin yang berhembus secara mantap dalam satu

arah dalam satu periode dalam satu tahun. Pada periode yang lain arah angin berlawanan

dengan angin pada periode sebelumnya. Angin musim ini terjadi karena adanya perbedaan

musim dingin dan panas di Benua Asia dan Benua Australia. Pada bulan Desember, Januari

dan Februari, belahan bumi bagian utara mengalami musim dingin sedangkan belahan bumi

bagian selatan mengalami musim panas.

Istilah Musim Barat dan Musim Timur banyak digunakan, meskipun seringkali juga disebut

dengan istilah lain sesuai dengan arah utama angin yang bertiup di suatu daerah tertentu.

Misalnya Musim Barat di sebelah utara garis khatulistiwa sering pula disebut dengan Musim

Timur Laut, di sekitar khatulistiwa disebut dengan Musim Utara dan di sebelah selatan

khatulistiwa dgn Musim Barat Laut. Sebaliknya Musim Timur disebut juga Musim Barat

Daya di utara khatulistiwa, Musim Selatan di khatulistiwa dan Musim Tenggara di selatan

khatulistiwa

Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Apabila tidak tersedia anemometer, kecepatan

angin dapat diperkirakan berdasar keadaan lingkungan dengan menggunakan skala Beaufort.

Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis

bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam.

Dengan pencatatan angin jam – jaman tersebut akan dapat diketahui angin dengan kecepatan

tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan dapat pula dihitung

kecepatan angin rerata harian. Kecepatan maksimum dan arah angin diukur terhadap arah

utara (0°).

Page 12: Konstruksi Bangunan Sipil

2.3.2. Gelombang

1). Definisi Gelombang

Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan

air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin.

Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit,

dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang.

2). Proses Pembentukan Gelombang

Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum

sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi menurut

perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas

permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang

bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.

3). Tipe Gelombang

1.   Gelombang Pembentuk Pantai

Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil

dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan

mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit)

ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir

kembali ke laut.

2.   Gelombang Perusak Pantai

Gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat

yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk

meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada

banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut

atau ke tempat lain.