35
KOMUNIKASI EFEKTIF A. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan kunci keberhasilan berinteraksi dalam kehidupan. Bila komunikasi berjalan efektif, maka arus informasi dalam dinamika kehidupan akan berjalan dengan lancar sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian suatu kegiatan. Sebaliknya jika komunikasi terhambat, arus informasi juga akan tersendat dan akibatnya akan membuat suatu kegiatan juga terhambat penyelesaiannya. B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) 1

KOMUNIKASI EFEKTIF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI EFEKTIF

KOMUNIKASI EFEKTIF

A. PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan kunci keberhasilan berinteraksi

dalam kehidupan. Bila komunikasi berjalan efektif, maka arus

informasi dalam dinamika kehidupan akan berjalan dengan lancar

sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian suatu

kegiatan. Sebaliknya jika komunikasi terhambat, arus informasi

juga akan tersendat dan akibatnya akan membuat suatu kegiatan

juga terhambat penyelesaiannya.

B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan

mampu menerapkan strategi bekerjasama dalam kelompok

melalui komunikasi yang saling menguntungkan

1

Page 2: KOMUNIKASI EFEKTIF

C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan

mampu :

1. Menjelaskan teori dasar komunikasi

2. Menjelaskan komunikasi 2 arah yang efektif

3. Menerapkan komunikasi 2 arah yamg efektif.

4. Menjelaskan hambatan komunikasi dan keberhasilan

komunikasi

2

Page 3: KOMUNIKASI EFEKTIF

KOMUNIKASI

A. Pengertian komunikasi

Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai proses

penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi

yang dipahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan

arti lewat transmisi pesan secara simbolik

3

Page 4: KOMUNIKASI EFEKTIF

Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin,

yaitu cum sebuah kata depan yang berarti dengan atau bersama

dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu.

Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam

bahasa Inggris disebut communion, yang berarti kebersamaan,

persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan atau hubungan.

Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja,

maka kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti

membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar,

membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu

kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,

berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti memberitahukan

pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Drs. Ig Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi

kantor menjelaskan bahwa komunikasi adalah seluruh proses

yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain.

4

Page 5: KOMUNIKASI EFEKTIF

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan para ahli

bisa disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu kata yang

mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa

percakapan biasa, membujuk, mengajar dan negosiasi.

B. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsure yang

mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsure tersebut merupakan

kesatuan yang bulat dan utuh. Setiap munsur dalam komunikasi

itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling

ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan

komunikasi sangat ditentukan oleh semua unsure tersebut. Ketiga

unsure komunikasi itu ialah :

1. Komunikator / sender / pengirim

5

Page 6: KOMUNIKASI EFEKTIF

komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi

pernyataan kepada komunikan. Komunikator bisa perorangan,

kelompok atau organisasi pengirim berita.

komunikator dalam menyampaikan pesan/informasi/berita

harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa

yang akan disampaikan dan bagaimana cara

menyampaikannya.

Pesan/informasi yang dikirim dapat berupa perintah/instruksi,

saran, usul, permintaan, pengumuman, berita duka dan

sebagainya.

2. Komunikan / Receiver / Penerima

Komunikan/penerima adalah partner dari komunikator dalam

berkomunikasi. Ia berperan sebagai penerima pesan.

Tanggung jawab penerima pesan adalah :

a. Berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan

benar akan poesan yang disampaikan.

6

Page 7: KOMUNIKASI EFEKTIF

b. Memberikan umpan balik untuk memastikan pada

pembicara bahwa pesan telah diterima dan dimengerti.

Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, maka

akan terjadi komunikasi dua arah (two way flow of

communication).

3. Chanel / saluran / media

Chanel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi

pernyataan komunikator kepada komunikan. Atau jalan yang

dilalui oleh feed back komunikan kepada komunikator yang

digunakan oleh pengirim pesan. Pemilihan saluran/media

dalam komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan

disampaikan

dalam praktek komunikasi, saluran/media tidak selalu

digunakan oleh komunikator. Artinya komunikasi dapat

dilakukan langsung tanpa media. proses komunikasi tersebut

7

Page 8: KOMUNIKASI EFEKTIF

disebut komunikasi langsung atau face to face / direct

communication.

C. Proses Komunikasi

Proses komunikasi mepunyai dua model yaitu model

linier dan model sirkuler.

1. Model linier

Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari

dua garis lurus, di mana proses komunikasi berawal dari

komunikator dan berakhir pada komunikan.

cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak

komunikasi yaitu dengan menjawab pertanyaan sebagai

berikut:

8

Page 9: KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Who (siapa)

2. Says what (mengatakan apa)

3. In which (dengan saluran mana)

4. To whom (kepada siapa)

5. With hat effect (dengan efek seperti apa)

Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Siapa mengatakan dengan saluran kepada dengan

apa yang mana siapa efek spt

apa

Komunikator isi media komunikan efek

pernyataan

2. Model Sirkuler

pada model sirkuler ditandai dengan adanya unsure feedback.

Dengan demikian, proses komunikasi tidak berawal dari satu

titik dan berakhir pada titik yang lain. jadi proses komunikasi

sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.

Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

9

Page 10: KOMUNIKASI EFEKTIF

Sender Chanel/Media Receiver

Meaning Encode Massage Decode meaning

Noise

Feedback

Pola komunikasi pribadi secara umum yang dimulai dari

tahap superficial (dasar) sampai ke tahap akrab (intim), dan

biasanya melalui jenjang berikut :

1. Tahap interaksi bidang kepribadian umum (public areas)

individu berusaha menghindari konflik, sedikit evaluasi diri,

hubungan disesuaikan dengan norma sosial pada situasi

tersebut.

2. Tahap pertukaran eksplorasi (exploratory exchange) mencakup

pengembangan kepribadian umum (public dan mulai membuka

10

Page 11: KOMUNIKASI EFEKTIF

aspek kepribadian khusus, mulai akrab, rileks dan mengarah

pada saling kenal.

3. tahap pertukaran informasi sosial efektif (effective interaction)

persahabatan akan akrab, hubungan mengarah romantis,

bebas, casual, banyak menggunakan kesadaran diri, masih

ada keengganan untuk membuka keintiman. Komunikasi

terfokus pada saling belajar dari satu sama lain.

4. Tahap hubungan stabil (stable exchange stage) keterbukaan

umum pribadi dalam semua tingkat, baik yang bersifat umum

maupun pribadi. Komunikasi verbal dan non verbal dalam

tahap ini berorieantasi lingkungan dan mulai memiliki tahap

emosi yang efektif terhadap lawan bicara.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran dan

hambatan dalam berkomunikasi :

1. Faktor pengetahuan

11

Page 12: KOMUNIKASI EFEKTIF

Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka ia

makin banyak perbendaharaan kata yang dapat memberikan

dorongan bago yang bersangkutan untuk berbicara lebih

lancar.

2. Faktor pengalaman

makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin

menyebabkan seseorang terbiasa menghadapi sesuatu. Orang

yang sering menghadapi massa, sering berbicara di depan

umum akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dan

dalam suasana seperti apapun.

3. Faktor inteligensia

Orang yang inteligensianya rendah biasanya kurang lancar

dalam berbicara karena kurang memiliki kekayaan

perbendaharaan kata dan bahasa yang baik.

4. Faktor kepribadian

12

Page 13: KOMUNIKASI EFEKTIF

Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan,

biasanya kurang lancar berbicara.

5. Faktor biologi

Kelumpuhan organ berbicara dapat menyebabkan berbagai

kelainan.

KOMUNIKASI EFEKTIF

A.. Aspek Komunikasi Efektif

Sebelum mendefinisikan komunikasi efektif, kita perlu

merujuk terlebih dahulu kepada kata “efektif” itu sendiri. Secara

etimologis, kata efektif sering diartikan dengan mencapai sasaran

yang diinginkan ( producing desired result), bersifat

menyenangkan (having a pleasing effect), bersifat actual dan

nyata (actual and real). Dengan demikian komunikasi efektif dapat

13

Page 14: KOMUNIKASI EFEKTIF

diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver

sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator,

kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang

positif sesuai yang diharapkan. Jadi komunikasi efektif itu terjadi

apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan

komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai

dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator

dan komunikan).

B. Aspek-aspek komunikasi efektif

1. Kejelasan (Clarity) : bahasa maupun informasi yang

disampiakan harus jelas.

2. Ketepatan (accuracy) : bahasa dan informasi yang disampaikan

harus betul-betul akurat alias tepat. bahasa yang digunakan

14

Page 15: KOMUNIKASI EFEKTIF

harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar.

benar di sini berarti sesuai dengan apa yang sesungguhnya

ingin disampaikan. Bisa saja informasi yang ingin kita

sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang akan

kita sampaikan betul-betul apa yang memang kita ketahui.

Inilah yang dimaksud dengan akurasi.

3. Konteks (contex) : bahasa dan informasi yang disampaikan

harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana

komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan

informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak

tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

4. Alur (flow) : keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat

berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif.

5. Budaya (culture) : aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan

informasi, tetapi juga tatakrama atau etika.

15

Page 16: KOMUNIKASI EFEKTIF

C. Efektivitas komunikasi verbal dan nonverbal

Kualitas komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara

atau tinggi rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya

suara dan perubahan nada suara. tetapi tonalitas suara saja tidak

cukup, karena tonalitas suara bisa saja membuat komunikasi

verbal kurang hidup. Oleh karena itu, tonalitas suara sebaiknya

dibarengi dengan ekspresi atau raut muka yang sesuai.

Efektivitas komunikasi nonverbal dapat dibangun dengan

beberapa cara, antara lain :

1. Cara berpakaian

Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa

status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun

dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan). jadi

pakailah pakaian yang tepat untuk suasana yang tepat pula.

2. Waktu

16

Page 17: KOMUNIKASI EFEKTIF

bagi sebagian orang, semestinya bagi kita semua waktu adalah

sesuatu yang sangat berarti. Dalam konteks organisasi, dimana

masing-masing mempunyai tugas yang harus diselesaikan,

berkomunikasilah dengan tepat. Artinya, dalam berkomunikasi

manfaatkan waktu sebaik--baiknya.

3. Tempat

Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi.

Selain ketiga aspek di atas, untuk membangun efektivitas

dalam komunikasi non verbal, kita perlu juga memahami fungsi-

fungsi yang menunjukkan ke-nonverbal-an komunikasi. Di

antaranya :

a. Repetition (pengulangan). Pengulangan pesan dri individu

dilakukan dengan verbal

b. Contradiction (pertentangan/penyangkalan). Penyangkalan

pesan yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya,

mengangkat bahu artinya tidak tahu, menggelengkan kepala

17

Page 18: KOMUNIKASI EFEKTIF

artinya tidak. pada momen tertentu, komunikasi non verbal

mungkin saja lebih akurat daripada komunikasi verbal.

c. Substitution (pengganti pesan). Misalnya seseorang

berkomunikasi dengan “fire in his eyes” (mendelik),

berkomunikasi dengan mengepalkan tangan, dan

sebagainya.

d. Complementing (melengkapi pesan verbal). Misalnya

mengatakan bagus sambil menunjukkan ibu jari,

mengatakan seseorang tidak waras dengan menunjuk

kening dengan jari telunjuk miring.

e. Accenting (penekanan). Penekanan di sini artinya

menggarisbawahi pesan verbal. Misalnya berbicara dengan

sangat pelan atau menekan kaki.

Pengirim pesan dapat secara terus menerus menggunakan

non verbal komunikasi untuk meningkatkan dampak dari verbal

komunikasi. Dalam menggunakan non verbal komunikasi harus

18

Page 19: KOMUNIKASI EFEKTIF

berhati-hati. Karena penggunaan non verbal komunikasi akan

mempunyai arti yang berbeda antara satu suku bangsa dengan

suku bangsa lainnya.

Perbedaan buadaya akan sangat mempengaruhi

keefektifan dalam berkomunikasi. Sebab komunikasi akan

efektif apabila ia dapat menguraikan nilai-nilai dasar, motivasi,

aspirasi dan asumsi-asumsi yang didasarkan pada geografi

atau letak suatu negara, fungsi dan tingkat sosial.

Perbedaan bahsa dapat menyebabkan hambatan dalam

komunikasi. Akan tetapi perbedaan budaya lebih menghambat

komunikasi dibandingkan dengan perbedaan bahasa.

Seperti telah dijelaskan di depan bahwa kualitas

komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara atau tinggi

rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya suara

saja tidak cukup karena tonalitas suara bisa saja membuat

komunikasi verbal kurang hidup. Oleh karena itu, tonalitas

19

Page 20: KOMUNIKASI EFEKTIF

suara sebaiknya dibarengi dengan ekspresi atau raut muka

yang sesuai.

Sebuah hasil survey menunjukkan bahwa dalam

komunikasi verbal, keberhasilan menyampaikan informasi 55 %

ditentukan oleh bahasa tubuh (body language), postur, isyarat

dan kontak mata, 38 % ditentukan oleh nada suara dan hanya

7 % saja yang ditentukan oleh kata-kata.

Pada perkembangan jaman sperti saat ini, komukasi pada

organisasi modern/organisasi yang maju menggunakan media

yang tersedia, misalnya video displau terminak, E-mail, net

camera dan voidce mail.

Keberhasilan komunikasi secara umum dapat dilihat dari

aspek ketercapaian tujuan komunikasi. Keberhasilan ini dapat

dinilai dari berbagai segi, meliputi :

20

Page 21: KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Kepercayaan penerima pesan (komunikan terhadap

komunikator serta keterampilan komunikator berkomunikasi

(menyajikan isi komunikasi sesuai tingkat nalar komunikan.

2. Daya tarik pesan dan kesesuaian tentang isi pesan antara

komunikator dan komunikan.

3. Pemahaman yang sama tentang isi pesan antara

komunikator dan komunikan.

4. Kemampuan komunikan menafsirkan pesan, kesadaran dan

perhatian komunikan akan kebutuhannya atas pesan yang

diterima.

5. Setting komunikasi kondusif (nyaman, menyenangkan dan

menantang).

6. Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan

media yang sesuai dengan jenis indera penerima pesan

21

Page 22: KOMUNIKASI EFEKTIF

D. Strategi membangun komunikasi efektif

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menciptakan suatu komunikasi efektif.

1. Ketahui mitra bicara (audience). Kita harus sangat sadar

dengan siapa kita bicara. Apakah dengan orang tua, anak-

anak, laki-laki atau perempuan, status sosialnya seperti apa,

pangkat, jabatan dan sebagainya. Dengan mengetahui

audience kita, kita harus cerdik dalam memilih kata-kata yang

digunakan untuk menyampaikan informasi atau gagsan kita.

Bahasa yang dipakai harus sesuai dengan bahsa yang mudah

dipahami oleh audience kita. Pengetahuan mitra bicara kita pun

harus diperhatikan. Jadi dengan memperhatikan mitra bicara

kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi

dengannya.

22

Page 23: KOMUNIKASI EFEKTIF

2. Ketahui tujuan. Tujuan kita dalam berkomunikasi akan sangat

menentukan cara kita menyampaikan informasi. Jadi kejelasan

tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita

berkomunikasi. Bila kita bermaksud sekedar menyampaikan

informasi, tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi

bila kita bermaksud membeli atau menjual barang, komunikasi

kita akan bersifat negosiasi. lain pula cara kita berkomunikasi

apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk atau mungkin

sekedar basa-basi.

3. Perhatikan konteks. Konteks di sini bisa berarti keadaan atau

lingkungan pada saat berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi

konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang

disampaikan. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat

mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Dapat

dikatakan bahwa konteks sangat mempengaruhi makna

apapaun yang ingin disampaikan. Formalitas konteks tertentu

23

Page 24: KOMUNIKASI EFEKTIF

juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang.

Misalnya gaya komunikasi atasan dan bawahan di lingkungan

dunia kerja, bahkan komunikasi antar sesama atasan maupun

sesama bawahan pasti berbeda

4. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang

atau mayarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

yang penting adalah pelaku komunikasi harus memahami kultur

mitra bicaranya hingga timbul saling pengertian dan

penyesuaian gaya berkomunikasi dapat terjadi.

5. Pahami bahasa. “Bahasa menunjukkan bangsa”. Artinya

bahasa dapat menjadi ciri khas atau identitas suatu bangsa.

berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau

kebanggaan. Dengan memahami bahasa orang lain berarti

berusaha menghargai orang lain. tetapi memahami bahasa di

sini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakai

oleh mitra bicara kita. Untuk memperjelas pesan yang hendak

24

Page 25: KOMUNIKASI EFEKTIF

disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat

sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan

kompleks seringkali mengaburkan makna. Keterampilan dalam

menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan tepat dalam

berbahasa akan sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi

kita.

Referensi

1. A. Supratiknya, 98. Komunikasi Antar Pribadi (Tinjauan

Psikologis. Kanisius, Yogyakarta.

2. Anwar Arifin, 1988. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

25

Page 26: KOMUNIKASI EFEKTIF

3. Hafied Cangara, 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

4. Endang Lestari, 2003. Komunikasi Yang Efektif. LAN RI,

Jakarta.

26