20
KETERBUKAAN INFOMASI PUBLIK DI BIDANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KIP Bid Pengadaan Barang Jasa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KIP bid Pengadaan Barang Jasa

Citation preview

KETERBUKAAN INFOMASI PUBLIK DI BIDANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH18

oleh |

Emir Suryo Guritno, SE.,SH

email |

[email protected]

versi |

02 Mei 2015, 22:57 WIB

DAFTAR ISI

A.PENDAHULUAN4B.KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK5C.INFORMASI YANG TERSEDIA DI DALAM E-PROCUREMENT8D.CARA MEMPEROLEH INFORMASI15E.POTENSI YANG MUNGKIN DI TIMBULKAN15F.PENUTUP16

A.PENDAHULUANBerbicara tentang pemerintah maka kita tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai yang namanya belanja, karena memang inilah sebenarnya tugas sehari hari pemerintah yaitu membelanjakan sejumlah uang dalam rangka menjalankan program kerja yang telah disusun yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada beberapa saat lalu kita telah melihat hingar bingar pemilu, dan saat itu pula kita selaku rakyat yang berdemokrasi memilih pemimpin entah karena penilaian individu maupun program kerja yang ditawarkannya dan saat pemimpin ini terpilih sudah pasti akan berusaha merealisasikan program kerja tersebut mengingat bagi sebagian konstituante janji adalah hutang.Program kerja biasanya berbentuk suatu yang abstrak, dan ditangan instansi/unit kerja di bidang perencanaan yang mengkonkritkan menjadi sebuah kegiatan kegiatan dan dikoordinasikan dengan instansi/unit kerja teknis untuk mengeksekusinya. Untuk mengeksekusi kegiatan kegiatan ini instansi/unit kerja teknis tidak akan lepas dari aturan main di bidang pengadaan barang/jasa, aturan main yang saat ini berlaku adalah Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 dengan segala perubahannya[footnoteRef:2]. [2: Perpres 54/2010, Perpres 35/2011, Perpres 70/2012, Perpres 4/2015]

Aturan main dibidang pengadaan barang/jasa telah secara rinci dalam memberikan panduan kepada pelaku pengadaan barang/jasa dan aturan main ini telah mendapatkan roh persaingan sehat dan keterbukaan informasi publik yang tercermin dalam prinsip pengadaan barang/jasa sebagai berikut:1. Efisien2. Efektif3. Terbuka dan bersaing4. Transparan5. Adil / tidak diskriminatif6. AkuntabelPrinsip terbuka, disini dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang kompeten untuk mengikuti pengadaan di lingkungan instansi pemerintah.Prinsip transparansi, disini dapat dijelaskan bahwa pelaku pengadaan barang/jasa akan memberikan dan/atau menerima informasi terkait aturan main secara lengkap dan jelas yang akan dituangkan didalam dokumen pengadaan.Untuk menuju prinsip pengadaan tersebut Perpres 54/2010 selain mengatur tentang aturan main pengadaan barang/jasa pemerintah juga secara eksplisit menyebutkan strateginya yaitu melalui implementasi e-Procurement.

Sebagai satu satunya instansi pemerintah yang melakukan pembinaan dibidang pengadaan barang/jasa pemerintah, sejak tahun berdirinya LKPP telah mengembangan aplikasi yang disebut sebagai SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) yang disebarluaskan ke seluruh instansi baik di pusat dan di daerah dan instansi tersebut akan membentuk LPSE ( Layanan Pengadaan Secara Elektronik) sebagai pengelola aplikasi SPSE. Sampai dengan saat ini telah terbentuk 627 LPSE dan terdapat 731 instansi yang telah menggunakan aplikasi SPSE ini[footnoteRef:3]. [3: http://report-lpse.lkpp.go.id/v2/beranda]

Pada tahun 2014 melalui LPSE terdapat 135.669 paket lelang dengan nilai 108,4 triliun yang diperebutkan 224.469 penyedia barang/jasa yang tersebar di seluruh Indonesia[footnoteRef:4]. Melihat hal ini saja sudah dapat kita katakan implementasi e-Procurement yang telah dilakukan oleh LKPP berhasil. [4: http://report-lpse.lkpp.go.id/v2/beranda]

Keberhasilan implementasi e-Procurement di Indonesia merupakan sebagai bukti bahwa keadaan saat ini telah berubah, masyarakat memerlukan keterburkaan informasi khususnya dalam bidang pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah, mengingat besarnya dana APBN/APBD yang terserap pada sektor ini.B.KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIKUndang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) merupakan bentuk transparansi dan tanggungjawab badan publik terhadap masyarakat sebagai pengguna informasi publik dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Sedangkan badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/ atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.Badan Publik mempunyai hak :1. Menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan peraturan perundang undangan;2. Menolak memberikan informasi publik apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan.Selain mempunyai hak tersebut diatas, Badan Publik juga mempunyai kewajiban :1. Menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada dibawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.2. Menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan.3. Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik.

Gambar 1: Informasi yang wajib disediakan

Selain hal tersebut diatas, dalam UU KIP mengatur mengenai informasi yang wajib disediakan dan diumumkan (secara berkala, secara serta merta dan setiap saat) oleh Badan Publik dan informasi yang dikecualikan. 1. Informasi Berkala, diatur dalam pasal 9 UU KIP.2. Informasi Serta Merta, diatur dalam pasal 10 UU KIP.3. Informasi Tersedia Setiap Saat, diatur dalam pasal 11 UU KIP.4. Informasi Yang Dikecualikan, diatur dalam pasal 17 UU KIP.

Gambar 2: Informasi yang dikecualikan

Badan Publik selaku penyedia informasi publik melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumen tasi (PPID) melakukan inventarisasi informasi di lingkungan instansinya, setelah itu PPID melakukan pengujian konsekuensi terhadap setiap informasi yang akan menghasilkan 1) informasi publik yang tidak dikecualikan; 2) informasi publik yang dikecualikan.

Gambar 3: Pengujuan Konsekuensi

Untuk informasi publik yang dikecualikan harus di kuatkan dengan diterbitkannya Surat Penetapan Klasifikasi Informasi Publik Yang di kecualikan oleh pimpinan instansi karena hal ini sebagai dasar PPID untuk memfilter permintaan informasi publik oleh pemohon informasi publik. Sedangkan terhadap Informasi Publik yang tidak dikecualikan, pada pasal 20 dan 22 Peraturan Komisi Infomasi Publik membagi menjadi 2 (dua) metode perolehan informasi publik yaitu 1) Informasi Publik Melalui Pengumuman; 2) Informasi Publik Melalui Permohonan, dan terhadap hal ini PPID akan membuat Daftar Informasi Publik yang berisikan 1) Informasi Berkala; 2)Informasi Serta Merta; dan 3) Informasi Tersedia Setiap Saat.

Gambar 4: Daftar Informasi Publik

C.INFORMASI YANG TERSEDIA DI DALAM E-PROCUREMENTPengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana diatur dalam Perpres 54/2010 dan perubahannya telah mengatur secara rinci hal hal apa saja yang harus dilakukan oleh pelaku pengadaan barang/jasa, dan dari sini kita bisa melihat terdapat beberapa informasi antara lain:1.Tahap Perencanaan Pengadaan Barang/JasaPada tahap perencanaan ini digambarkan unit kerja eselon mengajukan permohonan barang/jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Kepala Satuan Kerja (KPA) untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. PPK menindaklanjuti dengan 1) melakukan kajian apakah KAK yang disusun oleh unit kerja eselon dan jika diperlukan maka KAK tersebut akan disesuaikan oleh PPK; 2) melakukan survei harga pasar yang dituangkan dalam Berita Acara Survei untuk membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS), membuat Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat (RKS)/Metodologi Pekerjaan, membuat Draft Kontrak dan setelah itu membuat nota dinas kepada Kepala ULP atau kepada Pejabat Pengadaan agar dilakukan pemilihan penyedia barang/jasa. Jika pemilihan penyedia barang/jasa dilakukan melalui ULP, maka setelah memperoleh nota dinas dari PPK, Kepala ULP akan menunjuk Kelompok Kerja (Pokja) terkait dan Pokja ini akan menyusun Dokumen Pengadaan berdasarkan dokumen yang disampaikan oleh PPK tersebut, hal yang sama juga dilakukan oleh Pejabat Pengadaan. Berdasarkan proses diatas, dapat diperoleh dokumen:Unit Kerja Eselon mengajukan permohonana. Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) versi Unit Kerjab. Nota Dinas dari Unit Kerja ke PPKPPK melakukan kajian dan dokumen terkaita. Nota Dinas dari Unit Kerja ke PPKb. Kerangka Acuan Kerja (KAK) versi PPK dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) c. Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat (RKS)/Metodologi Pekerjaan;d. Berita Acara Survei.e. HPS.f. Draft Kontrak.g. Nota Dinas dari PPK ke Kepala ULP/Pejabat PengadaanKepala ULP menerima permohonan PPKa. Nota Dinas dari PPK ke Kepala ULPb. Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) versi PPKc. Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat (RKS)/Metodologi Pekerjaan;d. HPS.e. Draft Kontrak.f. Nota Dinas Kepala ULP ke PokjaPokja menyusun dokumen terkaita. Nota Dinas Kepala ULP ke Pokjab. Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) versi PPKc. Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat (RKS)/Metodologi Pekerjaan;d. HPS.e. Draft Kontrak.f. Dokumen PengadaanPejabat Pengadaan menyusun dokumen terkaita. Nota Dinas PPK ke Pejabat Pengadaanb. Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) versi PPKc. Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat (RKS)/Metodologi Pekerjaan;d. HPS.e. Draft Kontrak.f. Dokumen Pengadaan

2.Tahap Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaPada tahap pelaksanaan pengadaan diawali dengan 1) Persiapan e-Procurement, disini Pokja membuka website LPSE dan masuk (login) ke dalam aplikasi SPSE (Pokja sudah mempunyai kode akses, jika belum punya Pokja akan membuat surat permohonan kode akses kepada LPSE dilampiri dengan SK Penetapan Sebagai Pokja), Pokja didalam aplikasi SPSE membuat data identitas paket pekerjaan. Pada saat membuat identitas paket pekerjaan Pokja memasukkan (upload) beberapa dokumen berupa softcopy/file yaitu a) Dokumen Pengadaan (Pemilihan/Kualifikasi), b) KAK, c) RAB, d) Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat/Metodologi Pekerjaan. Setelah melakukan persiapan e-Procurement maka dilanjutkan dengan 2) pelaksanaan e-Procurement, disini Pokja akan mengikuti alur kerja aplikasi SPSE selanjutnya antara lain pengumuman pengadaan, aanwijzing, pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, penetapan pemenang, dan pengumuman pemenang. Setelah pengumuman pemenang maka Pokja diluar aplikasi SPSE membuat nota dinas kepada PPK perihal telah dilaksanakannya pelaksanaan e-Procurement dan di dalam aplikasi SPSE PPK akan memasukkan / upload dokumen kontrak atau dokumen jaminan pelaksanaan.Pada saat persiapan e-Procurement akan tersedia dokumen/data berupa :a. Dokumen Surat Permohonan Penerbitan Kode Aksesb. Dokumen SK Penetapan Sebagai Pokja c. Data identitas paket pekerjaan, juga terdapat :i. Dokumen (softcopy/file) Pengadaan (Pemilihan/Kualifikasi)ii. Dokumen (softcopy/file) KAKiii. Dokumen (softcopy/file) HPS ( kosongan )iv. Dokumen (softcopy/file) Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat/Metodologi Pekerjaanv. Dokumen (softcopy/file) Gambar DED (jika ada)Pada saat pelaksanaan e-Procurement akan tersedia dokumen/data berupa :a. Data Pengumuman Pengadaanb. Data Penyedia Pendaftar Paket PekerjaanPada aplikasi SPSE, sebelum tahap pembukaan penawaran data penyedia pendaftar paket pekerjaan tidak dapat diketahui baik oleh pelaku pengadaan (Pokja dan Penyedia Barang/Jasa) maupun masyarakat umum. Identitas pendaftar paket pekerjaan disamarkan yang seharusnya tertulis misal PT. Sasmito menjadi Penyedia 1, hal ini dilakukan karena bila tidak disamarkan berpotensi terjadi persekongkolan mengingat pendaftar paket pekerjaan dapat mengetahui siapa musuh-nya dan penyamaran ini akan mengurangi potensi persekongkolan tersebut.c. Data Aanwijzing, juga terdapat :i. Dokumen (softcopy/file) addendum dokumen pengadaan (pemilihan/kualifikasi)d. Data Penyedia Penawar Paket PekerjaanSama halnya dengan poin b diatas, sebelum tahap pembukaan penawaran data penyedia penawar paket pekerjaan tidak dapat diketahui oleh pelaku pengadaan maupun masyarakat umum, begitu juga perlakukan terhadap dokumen (softcopy/file) yang dimasukkan oleh penawaran yang berupa :i. Dokumen (softcopy/file) penawaran administrasiii. Dokumen (softcopy/file) penawaran teknisiii. Dokumen (softcopy/file) penawaran biaya/hargaiv. Data formulir kualifikasi.e. Data Koreksi Aritmatikf. Data Evaluasi Penawaran, juga terdapat :i. Dokumen (softcopy/file) Berita Acara Evaluasi Penawaran;ii. Dokumen (softcopy/file) Formulir Evaluasi Penawaran;iii. Dokumen (softcopy/file) Berita Acara Hasil Pelelangan.g. Data Penetapan Pemenangh. Data Pengumuman Pemenangi. Dokumen Nota Dinas dari Pokja ke PPKj. Data kontrak, juga terdapat :i. Dokumen (softcopy/file) kontrakii. Dokumen (softcopy/file) jaminan pelaksanaanBerdasarkan tahapan proses pengadaan barang/jasa yang dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan pengadaan, maka dapat diketahui terdapat banyak data dan dokumen yang tersedia dan dari data dan dokumen ini akan diperoleh informasi, untuk detail informasi yang diperoleh dari masing masing data dan dokumen dapat dilihat pada tabel.

Tabel : Informasi Bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

TahapanJenis Data/DokumenBentukInformasi Yang Tersedia

A.Perencanaan Pengadaan

1)Unit Kerja Eselon mengajukan permohonani.KAK dan RAB versi Unit EselonHardcopyGambaran hasil pekerjaan/produk yang diinginkan oleh unit kerja eselon, RAB berdasarkan informasi awal yang diperoleh unit kerja (biasanya harga satuan pada RAB disini berdasarkan pada standar yang berlaku misal SBU dari Kemenkeu/SNI)

ii.Nota Dinas dari Unit Eselon ke PPK melalui Ka.SatkerHardcopyPermohonan dari unit eselon kepada PPK (tembusan kepada Kepala Satker) dalam rangka mendapatkan barang/hasil pekerjaan yang diinginkan.

2)PPK melakukan kajian atas dokumen terkaiti.Nota Dinas dari Unit Eselon ke PPK melalui Ka.SatkerHardcopyIdem 1) i

ii.KAK versi PPK dan RABHardcopyGambaran hasil pekerjaan/produk yang diinginkan oleh unit kerja eselon namun telah di telaah secara seksama oleh PPK. RAB sesuai dengan apa yang disampaikan oleh unit eselon.

iii.Spesifikasi Teknis/RKS/Metodologi PekerjaanHardcopySpesifikasi pekerjaan/produk yang diinginkan oleh PPK berdasarkan keinginnan unit eselon (user)

iv.BA SurveiHardcopyLokasi survei, penyedia jasa tersurvei, produk yang disurvei, harga produk yang disurvei

v.HPSHardcopy Rekapitulasi harga berdasarkan jenis pekerjaan, harga satuan pekerjaan/barang, dimana harga satuan disusun berdasarkan hasil survei. HPS dengan detail harga satuan menjadi milik PPK, dan HPS tanpa detail harga satuan menjadi lampiran KAK dan Dokumen Pengadaan untuk disampaikan kepada Pokja/Pejabat Pengadaan.

vi.Draft KontrakHardcopyKonsep kontrak yang diinginkan oleh PPK

vii.Nota Dinas dari PPK ke Kepala ULP/Pejabat PengadaanHardcopyPermohonan dari PPK kepada Kepala ULP/Pejabat Pengadaan untuk melaksanaan pengadaan barang/jasa, No RUP, harga HPS.

3)Kepala ULP menerima permohonan PPKi.Nota Dinas dari PPK ke Kepala ULP/Pejabat PengadaanHardcopyIden 2) vii

ii.KAK versi PPK dan RAB HardcopyIdem 2) ii

iii.Spesifikasi Teknis/RKS/Metodologi PekerjaanHardcopyIdem 2) iii

iv.HPSHardcopyIdem 2) v

v.Draft KontrakHardcopyIdem 2) vi

vi.Nota Dinas dari Kepala ULP ke PokjaHardcopyPermohonan kepada Pokja bidang terkait (misal Pokja Jasa Konsultan) untuk melaksanaan pengadaan barang/jasa

4)Pokja menyusun dokumen terkaiti.Nota Dinas dari Kepala ULP ke PokjaHardcopyIdem 3) vi

ii.KAK versi PPK dan RAB HardcopyIdem 2) ii

iii.Spesifikasi Teknis/RKS/Metodologi PekerjaanHardcopyIdem 2) iii

iv.HPSHardcopyIdem 2) v

v.Draft KontrakHardcopyIdem 2) vi

vi.Dokumen PengadaanSoftcopy/fileKualifikasi perusahaan yang diinginkan, kualifikasi tenaga ahli yang diinginkan, tata cara penyampaian penawaran, tata cara evaluasi penawaran.

5)Pejabat Pengadaan menyusun dokumen terkaiti.Nota Dinas dari PPK ke Pejabat PengadaanHardcopyIdem 3) vi

ii.KAK dan RAB versi PPKHardcopyIdem 2) ii

iii.Spesifikasi Teknis/RKS/Metodologi PekerjaanHardcopyIdem 2) iii

iv.HPSHardcopyIdem 2) v

v.Draft KontrakHardcopyIdem 2) vi

vi.Dokumen PengadaanSoftcopy/fileKualifikasi perusahaan yang diinginkan, kualifikasi tenaga ahli yang diinginkan, tata cara penyampaian penawaran, tata cara evaluasi penawaran.

B.Pelaksanaan Pengadaan

1)Persiapan e-Procurementi.Surat Permohonan Penerbitan Kode AksesHardcopya.Identitas pribadi angota Pokja ( Nama, NIP, Email, Jabatan, Pangkat, Golongan, No Telpon )b.Nomor dan tanggal penerbitan surat

ii.SK Penetapan Sebagai PokjaHardcopya.Nama & NIP anggota Pokja, Nama & NIP Kepala ULPb.Tugas Pokja, nomor, nama penerbit dan tanggal penerbitan SK

iii.Identitas paket pekerjaanDataa.Kode RUP, Nama paket, Lokasi pekerjaan, nama satuan kerja, nama PPK, Kode Anggaran, Nilai Pagu paket, nomor surat rencana pelaksanaan, nama pokja.b.Kode lelang, nama paket, kategori (pengadaan), jenis pelelangan, metode (pengadaan), penetapan pemenang (itemized/tidak), nilai pagu paket, nilai HPS, Lokasi Pekerjaan, Cara pembayaran kontrak, Pembebanan Tahun Anggaran kontrak, Sumber pendanaan kontrak, Syarat kualifikasi, Jadwal lelang,

iv.Dokumen Pengadaan (Pemilihan/Kualifikasi)Softcopy/FileAturan main pelaksanaan pengadaan barang/jasa

v.Kerangka Acuan KerjaSoftcopy/FileDasar pekerjaan dilaksanakan, output yang diinginkan oleh pemberi pekerjaan.

vi.HPS ( kosongan )Softcopy/Filea.detail jenis pekerjaanb.detail volume pekerjaanc.jumlah nilai HPS sudah termasuk PPN

vii.Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat/Metodologi PekerjaanSoftcopy/Filehal hal yang terkait dengan spesifikasi produk yang di inginkan / cara melaksanakan sesuatu pekerjaan.

viii.Gambar DED (jika ada)Softcopy/Filehal hal yang terkait dengan detail dari gambar kerja yang akan menjadi panduan bagi pelaksana pekerjaan.

2)Pelaksanan e-Procurementi.PengumumanDataKode lelang, nama lelang, keterangan paket lelang, tahap lelang saat ini (jadwal tiap kegiatan pelelangan), agency, satuan kerja, kategori, metode pelerkaan, metode kualifikasi, metode dokumen, metode evaluasi, (tahun) anggaran, nilai pagu paket, nilai HPS paket, Jenis kontrak, Bobot teknis, Bobot biaya, Lokasi Pekerjaan, Syarat kualifikasi, (Daftar) Peserta Lelang.

ii.Penyedia pendaftar paketDataNB: Sebelum tahap pembukaan penawaran publik belum dapat melihat nama nama peserta lelang.

iii.AanwijzingDataPelaku Pengadaan : bisa melihat tanya jawab terkait dengan dokumen pengadaan; Publk : tidak bisa melihat informasi ini.

iv.Penyedia penawar paketDataPelaku Pengadaan : bisa melihat penyedia yang memasukkan penawaran namun sebelum tahap pembukaan penawaran pelaku pengadaan tidak bisa mengetahui nama nama penawar tersebut; Publk : tidak bisa melihat informasi ini.

-penawaran administrasiSofcopy/FileBrosur produk yang ditawarkan, dukungan bank, dll

-penawaran teknisSofcopy/FileTanggapan terhadap KAK / Metodologi Pekerjaan / Rencana Kerja dan Syarat yang disusun oleh Penawar, dll

-penawaran biaya / hargaSofcopy/FileRekapitulasi, ditail harga satuan pekerjaan/prodk yang disusun oleh penawar

-formulir kualifikasiSofcopy/FileData ijin usaha, pemegang saham, direksi, tenaga ahli, peralatan, laporan pajak terakhir, dll

v.Koreksi aritmatikDataTelaah terhadap tiap tiap harga satuan pekerjaan/produk.

vi.Evaluasi PernawaranDataNilai akhir evaluasi administrasi, teknis, biaya

-BA Evaluasi PenawaranSofcopy/FileFormalitas kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh Pokja

-Formulir Evaluasi PenawaranSofcopy/FileDetail penilaian administrasi, teknis, dan biaya

-BA Hasil PelelanganSofcopy/FileFormalitas kegiatan pelelangan yang telah dilakukan oleh Pokja

vii.Penetapan pemenangDatan/a

viii.Pengumuman pemenangDataNama lelang, kategori, agancy, satker, pagu, hps, hasil evaluasi, nama pemenang, alamat pemenang, npwp pemenang, harga penawaran, harga kontrak.

ix.nota dinas dari Pokja ke PPKHardcopyKonfirmasi kepada PPK yang berisi informasi tentang telah selesainya proses pelelangan.

x.SPPBJDataKode lelang, nama paket, nomor sppbj, tanggal buat sppbj, tujuan sppbj di sampaikan, file upload sppbj.

xi.KontrakDataNomor kontrak, nomor rekening pemenang, nilai kontrak, tanggal kontrak, masa berlaku kontrak, informasi lain yang perlu dsampaikan oleh PPK, file upload kontrak/jaminan pelaksanaan.

-kontrakSofcopy/Filen/a

-jaminan pelaksanaanSofcopy/Filen/a

D.CARA MEMPEROLEH INFORMASIData dan dokumen pada pengadaan barang/jasa pada prinsipnya merupakan data dan dokumen yang terbuka untuk publik namun pada pelaksanaannya pulblik tidak serta merta bisa mendapatkannya pada saat itu khususnya diperoleh pada saat proses pengadaan barang/jasa sedang berlangsung.UU KIP secara tegas mengatur bahwa semua informasi bisa diakses oleh publik dan jika memang tidak bisa diakses maka instansi tersebut harus menetapkan informasi yang dikecualikan tersebut dengan Surat Penetapan Informasi Yang di Kecualikan, yang diawali dengan pengujian konsekuensi terhadap masing masing informasi yang dikecualikan tersebut.Dari segi waktu, informasi awal di bidang pengadaan barang/jasa dapat dengan mudah diakses oleh publik dengan mengakses website :1. Rencana Umum Pengadaan (RUP), dapat diakses melalui http://sirup.lkpp.go.id pada alamat website ini secara lengkap memperlihatkan paket pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan oleh seluruh instansi pemerintah.2. Pengumuman Pengadaan, dapat diakses melalui website LPSE instansi masing-masing, misal http://lpse.lkpp.go.id pada alamat ini pelaku pengadaan (Pokja maupun Penyedia barang/jasa) melakukan proses pengadaan barang/jasa dan tersedia informasi kepada publik sesuai dengan tahapannya. Selain membuka alamat diatas, Publik bisa mendapatkan informasi melalui Pejabat Pengdelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di instansi masing masing, khususnya terhadap informasi paket paket pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, dengan langkah sebagai berikut :1. Pemohon informasi publik mengajukan permintaan informasi kepada badan publik, baik langsung secara lisan maupun melalui surat atau email. Permintaan juga dapat dilakukan melalui telepon.2. Pemohon informasi harus menyebutkan nama, alamat, subjek/jenis informasi yang diminta, bentuk informasi yang diminta dan cara penyampaian informasi yang diinginkan.3. PPID pada badan publik mencatat semua yang disebutkan oleh pemohon informasi.4. Pemohon informasi harus meminta tanda bukti kepada PPID di badan publik bahwa telah melakukan permintaan informasi serta nomor pendaftaran permintaan.E.POTENSI YANG MUNGKIN DI TIMBULKANProses pengadaan barang/jasa sebagaimana kita ketahui bersama diawali dari tahap perencanaan pengadaan yaitu permohonan unit kerja eselon sampai dengan pembuatan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan dalam proses pengadaan barang/jasa terdapat 2 (dua) kategori pemohon informasi publik yaitu 1) Pelaku Pengadaan dan 2) Publik/Masyarakat Umum. Terkait dengan hal ini maka sekiranya dalam memberikan informasi publik di bidang pengadaan barang/jasa dapat mempertimbangkan:1. Jangka Waktu Pemberian Informasi Publika. Sebelum proses pengadan barang/jasa selesaiPermintaan informasi sebelum proses pengadaan barang/jasa selesai, akan mengganggu proses pengadaan barang/jasa, karena Pokja masih berkonsentrasi untuk menyelesaikan proses tersebut dan pada saat ini Pokja belum mengeluarkan output yang diinginkan. Kepala Satker/Kepala ULP/PPK juga belum bisa memberikan informasi publik mengingat mereka juga belum menerima hasil output dari Pokja.Bagi Publik, permintaan informasi pada tahap ini diharapkan hanya terkait dengan informasi publik yang tersedia pada website LPSE, dan informasi publik yang agak komplit dapat disediakan setelah proses pengadaan barang/jasa selesai yang ditandai dengan proses penanda tanganan kontrak.b. Setelah proses pengadan barang/jasa selesaiSebagaimana tersebut sebelumnya, pemberian informasi publik pada tahap ini dapat di akomodir mengingat Pokja telah menyelesaikan pekerjaannya (output) serta Kepala Satker/Kepala ULP/PPK juga telah mendapatkan output tersebut.Penerima informasi pada tahap ini harus sadar tahu paham bahwa dalam proses pengadaan barang/jasa merupakan satu rangkaian panjang dari perencanaan sampai kontrak serta sampai pada tahap FHO (Final Hand Over). Perubahan kontrak dapat dilakukan karena sesuatu hal (misal: kondisi lapangan) dan hal ini diperbolehkan dalam peraturan perundang undangan dibidang pengadaan barang/jasa.2. Profil Pemohon Informasi PublikProfil dari pemohon informasi juga perlu diperhatikan, mengingat proses pengadaan barang/jasa saat ini memang menjadi sorotan khususnya dikalangan pemerhati pengadaan baik dengan niat yang baik ataupun sebaliknya. Memberikan informasi tanpa memperhatikan profil pemohon informasi bisa dikatakan sama saja dengan memberi peluang keributan di kemudian hari, karena dengan informasi yang diperoleh dapat saja ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh pelaku pengadaan ( tidak ada gading yang sempurna ) dan hal ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan sesuatu dengan memanfaat psikologi pelaku pengadaan tersebut.3. Format Informasi PublikUntuk memperoleh Informasi Publik khususnya yang melalui permohonan (lihat gambar 4) oleh PPID dapat menyampaikan berupa:a) Mengirimkan format dokumenb) Memperlihatkan dokumenDalam hal mengirimkan format dokumen, PPID patut mempertimbangkan apakah dokumen yang disampaikan dalam bentuk salinan/fotocopy atau file/softcopy yang disimpan dalam Compact Disk/Flaskdisk, mengingat penyampaikan dalam bentuk ini sangat mudah untuk di sebar luaskan dan bentuk ini sangat cocok untuk Informasi Publik yang menurut PPID merupakan Informasi Publik dengan level keamanan rendah. Untuk informasi publik dengan level keamanan menengah atau tinggi, penyampaikan Informasi Publik dalam bentuk memperlihatkan dokumen sangat dianjurkan tentu sebelumnya memperhatikan faktor apakah Informasi Publik ini sudah saatnya di buka atau belum.F.PENUTUPDari hal hal tersebut diatas kiranya bagi instansi yang bergerak di bidang pengadaan barang/jasa bersama sama dengan Komisi Informasi Publik dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk :1. Menyusun peraturan teknis tentang informasi publik di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah2. Mensosialisasikan peraturan sebagaimana angka 1 diatas kepada PA/KPA, PPK, Pokja/Pejabat Pengadaan, serta Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).

Dengan adanya guidance yang jelas akan membantu ULP dan LPSE diseluruh Indonesia untuk selalu berhati hati memperlakukan dokumen fisik maupun file yang ada di server LPSE, mengingat Informasi yang terkandung merupakan milik rakyat Indonesia dan mereka berhak untuk mengetahuinya walaupun dengan beberapa timbangan hak untuk mengetahui tersebut harus di tunda untuk beberapa waktu,=================