Upload
kurnia-imam-muttaqin
View
106
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan seorang pemimpin pemerintahan tidak hanya diukur dari sudut
seberapa jauh mereka berhasil membangun pemerintahan dan melaksanakan
pembangunan tetapi juga diukur seberapa jauh pemimpin pemerintahan itu
dalam melaksanakan pemerintahan itu dapat mengayomi masayarakat,
melindungi masyarakat dan melayani kebutuhan masyarakat, untuk terealisir
kondisi ini maka perlunya pemimpin pemerintahan mengetahui dan memahami
nilai-nilai yang baik dalam pemerintahan baik yang berasal dari perundang-
undangan, nilai-nilai yang berasal budaya masayarakat maupun nilai-nilai yang
berasal dari agama yang kesemua itu menjadi lingkup kajian dari etika
pemerintahan.
Kepemimpinan pemerintahan bukanlah urusan kompetensi dan kewenangan
semata, tetapi merupakan sumber aktivitas kelompok yang prima. Jika seorang
pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu masalah, maka ia pun harus
menemukan strategi untuk keluar dari masalah itu, sesempit apapun jalan
keluarnya. Kepemimpinan pemerintahan bukan hadir untuk membetangkan
beban kepada yang dipimpinnya, tetapi hadir di tengah-tengah masyarakat untuk
membawa harapan, kesejahteraan, rasa aman dan penghargaan. Kondisi saat ini
telah mengalami perubahan jika dibandingkan sebelumnya, pemimpin
pemerintahan tidak lagi merupakan sosok yang hanya dapat member perintah
saja, tetapi mereka dituntut untuk tanpil sebagai pemeberi suri teladan, menjadi
panutan dan pemberi arah, menjadi fasilitator, sebagai mitra kerja, sebagai
penanggung resiko yang mempunyai visi untuk mendorong organisasi dan
orang-orang yang dipimpinnya berkembang, belajar, serta mampu
mengembangkan seluruh potensi dirinya secara optimal.
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa
sifat, watak, dan perangai kepemimpinan dalam salah satu instansi pemerintahan
yang ada di provinsi lampung, dimana penulis akan menganalisa instansi Kantor
Kelurahan Bumi Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung.
C. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Secara praktis diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam menentukan sifat, watak dan perangai kepemimpinan seperti apakah yang sesuai dengan instansi pemerintahan yang dipimpinnya.
2. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan sebagai referensi bagi pengembangan dalam Ilmu Pemerintahan
khususnya dalam mata kuliah Kepemimpinan Pemerintahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis
Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan
sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Leader adalah
seorang pimpinan yang mempunyai sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan
(personality authority). Falsafah kepemimpinannya bahwa ia (pemimpin) adalah
untuk bawahan dan milik bawahannya.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja sama dengan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi. Pengertian Menurut Suwarto (1999;h.273) yang
dikutip dari pendapat Gibson kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan
jenis pengaruh bukan paksaan (concoercive) untuk memotivasi orang-orang
melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan mengandung pengertian yang seringkali sukar ditangkap,
maka tidak mengherankan apabila timbul berbagai macam definisi atau deskripsi
tentang kepemimpinan. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah
sesuatu yang melekat pada diri si pemimpin dan oleh karenanya kepemimpinan
itu lalu dikaitkan dengan pembawaan, kepribadian, kemampuan dan
kesanggupan yang kesemuanya mengarah kepada cirri-ciri atau sifat-sifat
tertentu. Pendapat yang lain mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan
dari si pemimpin, berhubung dengan itu kepemimpinan lalu dikaitkan dengan
kedudukan dan jenis erilaku tertentu. Sedangkan yang lain menyatakan
kepemimpinan sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara pemmpin,
pengikut, dan situasi.
Pamudji mengakomodir berbagai definisi dari kepemimpinan, yang antara lain
dikemukakan sebagai berikut:
3
1. Kepemimpinan sebagai titik pusat proses-proses kelompok, menurut
pandangan ini kepemimpinan dimaknaisebagai titik pusat dari perubahan,
kegiatan, dan proses dari kelompok. Kepemimpinan dipandang sebagai pangkal
penyebab daripada kegiatan-kegitan, proses atau perubahan-perubahan.
Kepemimpinan merupakan gejala kelompok atau gejala sosial.
2. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh, faham
ini muncul diantara teoritikus yang berusaha menerangkan mengapa beberapa
orang lebih mampu melaksanakan kepemimpinan daripada orang lain.
Kepemimpinan disini dipandang sebagai akibat dari pengaruh yang bersifat
sepihak. Mereka mengakui pemimpin dapat mempunyai sifat-sifat yang
membedakannya dari pengikut, tetapi mereka itu pada umumnya gagal
mengakui adanya corak-corak timbal balik atau interatif dari situasi
kepemimpinan.
3. Kepemimpinan adalah suatu seni untuk menciptakan kesesuaian faham atau
keseiaan, kesepakatan pendapat ini cenderung melihat kepemimpinan sebagai
suatu usaha yang terselubung untuk mempengaruhi dan sebagai suatu sarana
untuk membentuk kelompok sesuai kemauan pemimpin. Pendapat ini kurang
mengakui hak-hak, keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan anggota-
anggota kelompok atau norma dan tradisi kelompok. Hal ini sebenarnya
mendapat reaksi negative yang kuat dari golongan yang menentang tiap
kemungkinan otoriter.
4. Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh, pemakaian pengertian
pengaruh merupakan tanda selangkah maju kearah generalisasi dan abstraksi
dalam mendefinisikan kepemimpinan. Nash menyatakan bahwa kepemimpinan
mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalamperbuatan orang-orang.
Sedang Ordwey Tead juga mengemukakan definisinya tentang kepemimpinan
sebagai the activityof influencing people to cooperate toward some goal which
they to find desirable (kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang untuk
bekerjasama dalam rangka mencapai yang mereka kehendaki). Pandangan
tentang pengaruh ini mengakui adannya kenyataan bahwa individu-individu
berbeda-beda pengaruh dari perilaku mereka terhadap kegiatan-kegiatan
kelompok. Hal ini berarti adanya hubungan timbal balik antara pemimpin dan
4
pengikut, tetapi tidak harus diwarnai oleh dominasi, penguasaan dan penekanan
oleh pihak pemimpin. Pada umumnya menyatakan bahwa kepemimpinan itu
adalah melaksanakan suatu pengaruh yang menentukan terhadap perilaku
anggota-anggota kelompok dan kegiatan-kegiatan kelompok.
5. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku, sekelompok ahli suka
mendefinisikan kepemimpinan dalam arti tindakan-tindakan atau perilaku.
Pandangan behavioral ini terutama tertarik pada penyusunan definisi yang
memungkinkan penyajian suatu landasan bagi observasi, deskripsi, pengukuran
dan eksperimentasi yang obyektif.
6. Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi, Schenk menyebutkan
kepemimpinan adalah manajemen mengenai manusia dengan jalan persuasi
(ajakan/himbauan) dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau
ancaman paksaan yang terselubung. Hal ini menyangkut problem-problem nyata
untuk segera menerapkan pengetahuan tentang faktor-faktor kemanusiaan.
7. Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan. Janda
mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuatan/kekuasan yang
khusus diwarnai oleh persepsi (penglihatan) anggota kelompok bahwa anggota
kelompok yang lain mempunyai hak untuk memperoleh perilaku bagi yang
tersebut terdahulu yang menuntun kegiatannya sebagai seorang anggota suatu
kelompok tertentu. Disini kekuatan/kekuasaan dipandang sebagai suatu bentuk
hubungan pengaruh diantara anggota-anggota kelompok.
8. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan. Beberapa teoritisi telah
memasukkan gagasan pencapaian tujuan dalam definisi kepemimpinan.
Beberapa diantaranya telah mendefinisikan kepemimpinan dalam arti nilai
instrumentalnya dalam pencapaian tujuan-tujuan dan pemuasan-pemuasan
kebutuhan kelompok.
9. Kepemimpinan sebagai suatu hasil dari interaksi. Bogardus berpendapat
bahwa sebagai suatu proses sosial kepemimpinan merupakan antar dorongan
yang menyebabkan sejumlah orang mulai bersiap-siap mencapai tujuan lama
dengan semangat/jiwa baru dengan penuh harapan. Kelompok ini penting dalam
menarik perhatian pada kenyataan bahwa kepemmpinan tumbuh dari proses
5
interaksi itu sendiri. Kepemimpinan dapat disimak/dikaji dan ternyata benar
apabila diakui dan didukung oleh angota–anggota lain dalam kelompok.
10. Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan. Salah satu penemuan
penting dalam sosiologi modern adalah pengembangan teori peranan. Setiap
anggota masyarakat menduduki posisi status dalam masyarakat dan juga dalam
berbagai macam kelembagaan dan organisasi. Dalam tiap posisi seseorang
berharap dapat memainkan peranan yang telah ditentukan. Kepemimpinan dapat
dipandang sebagai suatu aspek pemilah-milahan peranan.
11. Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dari struktur. Beberapa penulis
memandang kepemimpinan tidak sebgai suatu jabatan yang pasif atau sebagai
suatu perolehan peranan, tetapi sebagai suatu proses pemunculan dan
pemeliharaan struktur peranan. Kepemimpinan dimaknai sebagai variabel–
variabel yang menyebabkan pemilah-milahan dan pemeliharaan struktur peranan
dalam kelompok. Definisi ini lebih memiliki kegunaan teoritis dibandingkan denga
kegunaan praktis dan nyata.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil sebagai patokan definisi dari
kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan
orang-orang ke tujuan yang kehendaki oleh pemimpin. Dengan demikian esensi
dari kepemimpinan hakekatnya meliputi unsur-unsur:
1. Pemimpin atau orang yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku
orang lain.
2. Pengikut yang dapat dipengaruhi baik oleh ajakan, bujukan, anjuran, perintah,
instruksi, paksaan dan bentuk lainnya.
3. Adanya tujuan yang hendak dicapai (Pamudji, 1985:9-22).Mc.Gregor
berpendapat ada empat unsur pokok yang menentukan kepemimpinan, antara
lain:
a. Watak pemimpin.
b. Sikap, kebutuhan dan perwatakan anak buah/bawahan/pengikut.
c. Sifat organisasi (tujuan, struktur, dan tugas yang harus dilaksanakan )
6
d. Lingkungan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
B. Deskripsi Umum Organisasi
Penulis disini akan membahas tentang organisasi atau instansi pemerintahan
yang akan diteliti yakni adalah instansi Kelurahan Bumi Sari, Kecamatan Natar.
Oleh karena itu dibawah ini penulis mendiskripsikan Organisasi atau instansi
Kelurahan Bumi Sari yang penulis teliti.
KELURAHAN DESA BUMI SARI KECAMATAN NATAR
KEDUDUKAN
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai satu kesatuan masyarakat yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara Republik Indonesia.
Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri.
TUGAS/FUNGSI KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN BPD
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa menjelaskan
secara tegas susunan organisasi pemerintahan desa, yakni: Pemerintahan Desa
terdiri atas: Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Selanjutnya, Pemerintah Desa meliputi: Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Sedangkan Perangkat Desa terdiri atas: Sekretaris Desa dan Perangkat Desa
lainnya.
Yang dimaksud dengan Perangkat Desa lainnya adalah:
a. Sekretariat Desa, disebut urusan yang terdiri atas:
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Pembangunan, dan
Kepala Urusan Umum
b. Pelaksana Teknis Lapangan disebut Pamong, yang disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan masyarakat setempat dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
7
c. Unsur Kewilayahan: disebut Dusun yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan
masyarakat setempat dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa mempunyai Wewenang:
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD
b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa.
c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APB Desa
untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
e. Membina kehidupan masyarakat desa
f. Membina perekonomian desa
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapatmenunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
dan
i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perudang-undangan
Kewajiban Kepala Desa:
a. Memeegang teguh dan mengasmalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Memelihara ketentraman dan keterlibatan masyarakat;
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme;
f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa;
g. Menaati dan menegakan seluruh peraturan perundang-undangan;
h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
k. Mendamaikan perselisihamn masyarakat di desa
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
8
m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat
istiadat;
n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; serta
o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup.
Selain kewajiban dimaksud, Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada Bupati, memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada masyarakat.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa disampaikan kepada Bupati melalui camat (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD disampaikan 1 (satu) kali dalam 1 ()satu) tahun dalam musyawarah BPD
Laporan akhir masa jabatan kepala desa disampaikan kepada Bupati melalui camat dan kepada BPD.
C. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUMI SARI KECAMATAN NATAR
.....................
9
KEPALA DESA
BPD
SEKERTARIS DESA
KASI PEMERINTAHAN
KASI ADMINISTRASI
KASI KEUANGANKASI UMUMKASI TRANTIBNAS
Adapun susunan organisasi dari kelurahan Bumi sari Kecamatan Natar adalah sebagai berikut:
Nama JabatanSUPRIONO,SE KEPALA DESA. BUMI SARI
ANDIANTO ,S.SOS SEKRETARISDrs, NGALIMAN BPDREVANI PUTRI KASI KEUANGAN
ANDRI KASI ADMINISTRASISUJADI NUGROHO KASI TRANTIBNAS
M. JAINAL KASI UMUMRISKI AHMAD KASI PEMERINTAHAN
D. Analisis Sifat, watak, Perangai Kepemimpinan Lurah Bumi Sari
Untuk memperoleh data atau informasi yang mengenai sifat, watak, dan
perangai dari Kepala desa Bumi sari tersebut, disini penulis menggunakan teknik
observasi.
Teknik observasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
data dengan cara meneliti, mengamati, atau meninjau secara langsung
objek yang dijadikan bahan penelitian. Dalam hal ini penulis
mengamati kegiataan atu pelaksanaan pemerintahan di Kelurahn Bumi
sari pada masa kepemimpinan bapak Supriono, SE yang menjabat
sebagai Kepala Desa
Hasil observasi yang diperoleh penulis terkait kepemimpinan Supriono, SE
sebagai Kepala Desa adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Analisa(analytical ability), seorang pemimpin haruslah
mampu menganalisa permasalahan yang kompleks, menguasai
dengan baik dan membuat keputusan cermat dan tepat mengenai
masalah tersebut, dalam hal ini Supriono, SE membuat keputusan
bijak dalam hal ke amanan desa, dengan menganalisis warga. Agar
tidak melakukun hiburan sapai larut malam. Sehingga warga menjadi
lebih aman, karna hiburan sampai larut malam dapat memicu keributan
warga.
2. Melayani Masyarakat(public services), seorang pemimpin selalu
menyediakan waktunya untuk melayani dan mengabdi demi
kepentingan masyarakat, Kepala Desa Bumi sari Supriono, SE sudah
10
cukup baik dalam hal melayani warga, dengan memberikan layanan
dikantor maupun dirumahnya sendiri. Oleh sebab itu warga merasa
terlayani dengan baik.
3. Ingin Tahu(Curiosity),Pemimpin yang baik selalu ingin tahu. Ingin
tahu apa yang dialami rakyatnya. Selalu bertanya untuk segala
kemungkinan yang terbaik. Jika ada rakyatnya mengeluhkan sesuatu
hal, ia akan mengajarkan atau memberi contoh untuk mencari tahu apa
yang mungkin bisa dilakukan sekaligus bersama-sama mencari jalan
keluar. Kepala Desa Bumisari melakukan sosialisasi kepada warga
dengan langsung terjun kelapangan mendengarkan curhatan warga,
delam hal ini warga pernah mengeluh akibat rusaknya jalan ketika
musim hujan. Dan Supriono, SE mengadakan gotongroyong kepada
warga untuk memperbaiki jalan yang rusak.
4. Ketenangan(Tranquility), seorang pemimpin tenang dalam
menghadapi permasalahan dan tidak mudah terpancing emosinya.
Dalam hal ini Kepala Desa Bumi sari pernah mengalami ketenangan
dalam permasalahan warga yang sedang ricuh akibat bermain sepak
bola, supriono, SE mencari jalan tengah untuk menyelsaikan
permasalahan sehingga warga merasa teradili dengan musiawarah
warga.
5. Keterbukaan(Openness), seorang pemimpin bersifat terbuka dalam
arti dapat diajak diskusi dan jujur atau fair play dalam segala urusan,
Kepala Desa Bumisari setiap melakukan pembangunan desa
Supriono, SE menjabarkan dana dari pemerintahan dengan rinci.
Sehingga warga menanggapi dengan positif.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat, watak, dan perangai kepemimpinan seorang pemimpin yang harusnya
sesuai dengan situasi dan kondisi istansi yang dipimpinnya, serta bagaimana
sifat, watak, dan perangai kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin
tersebut yang akan menentukan bagaimana seorang pemimpin melihat suatu
permasalahan, dan sifat, watak, dan perangai itulah yang akan menentukan
bagaimana seseorang pemimpin memimpin organisasinya atau instansinya.
Melihat dari situasi tersebut diatas maka penulis menyimpulkan bahwa sifat,
watak, dan perangai kepemimpinan sudah cukup baik bagi warga Bumi Sari,
yang di pimpin Oleh Supriono, SE warga menjadi lebih sejahtera dari
kepemimpinan sebelunya.
B. Saran
Sifat, watak, dan perangai kepemimpinan seorang pemimpin harus mendengarkan keinginan warga dengan keadilan, sehingga warga dapat sejahtera. Sebagai Mahasiswa harus melatih emosional dalam hal memimpin, agar kelak bisa menjadi pemimpin yang mensejahterakan yang dipimpi.
12
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Dedi milyadi, 2009, Kepemimpinan dan prilaku organisasi. Serang:Untirta Press
Literatur Lain
www.wikipedia.com
13