4
SMAN 1 KOTA BLITAR Bahasa Indonesia Setting Latar Waktu dan Latar Tempat Oleh : Dheayu Nidya Rachman . 11 / XI IA 1

Kehidupan Di Pintu Kulkas

  • Upload
    dedde

  • View
    215

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sip

Citation preview

Bahasa Indonesia

SMAN 1 KOTA BLITARBahasa IndonesiaSetting Latar Waktu dan Latar Tempat

Oleh :Dheayu Nidya Rachman . 11 / XI IA 1

Kehidupan di Pintu KulkasKalau hidupmu tahu-tahu berantakan, sanggupkah kau berpegang pada cinta ? Claire.Aku adalah seorang anak gadis yang berumur lima belas tahun. Aku tinggal di salah satu kota yang tenang dan aku hanya tinggal dengan ibuku, karena kedua orang tuaku telah bercerai. Aku dan ibuku terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga kami sangat jarang bertemu di rumah. Jadi, kita hanya menulis pesan-pesan di Pintu Kulkas. Dimana pesan-pesan tersebut, berisikan makanan atau sayuran yang harus dibeli, peter atau anjing kami yang harus dirawat, hasil belajarku di sekolah, dan juga tentang penyakit kanker payudara yang menggerogoti ibuku .Terkadang, sampai dirumah aku marah dan kecewa karena ibuku selalu tidak ada ketika aku pulang sekolah. Padahal, aku ingin bercerita dengannya panjang lebar dan memeluknya erat-erat, aku merindukannya. Kadang aku juga tidak bisa bercerita mengenai kehidupanku di sekolah. Namun, yang terpenting saat ini adalah bagaimana keadaan ibuku yang mengidap kanker payudara?. Hari yang sangat menyedihkan. Saat itu hanyalah perasaan ikhlas yang harus kutanamkan di hati. Danau ini, akan menjadi saksi bahwa kita pernah bersama dan saling menyayangi. Danau ini, bukanlah sekumpulan tetes air mata kesedihan. Melainkan danau ini, merupakan sekumpulan tetes air mata kebanggaan bahwa aku pernah mencitai dan memilikimu.

Kehidupan di Pintu KulkasPintu kulkas kini sudah tidak berbicara Claire.Hari ini setahun yang lalu, aku merasakan hal yang sama. Terang matahari, jernihnya danau sama seperti dahulu. Satu hal yang membuat tempat ini berbeda adalah aku hanya duduk sendiri dengan mengenang masa laluku .Siang yang cerah dulu, aku selalu ditemani oleh sebuah perbincangan hangat dengan sosok wanita yang kuat, hebat. Sosok wanita yang selalu tegar dibalik penyakit kankernya. Aku merindukannya, kenapa dia meninggal begitu cepat sementara dimana-mana banyak wanita lain yang berhasil mengatasinya? Sungguh, waktu yang tidak adil bagiku .Musim dingin kali ini panjang, setiap detiknya aku mengharapkan sosokmu ada didekatku. Aku berharap apabila kita mempunyai lebih banyak waktu, aku ingin berbicara kepadamu secara langsung, tanpa ada yang menghalangi. Saat ini, aku rindu akan pesan-pesan yang berwarna-warni di kulkas. Pesan-pesan yang bisa membuatku kesal, marah, kecewa maupun bahagia. Pesan yang kadang aku lalaikan, pesan yang ada seseorang selalu mengkhawatirkanku.Namun, kali ini aku baik-baik saja. Aku bisa mendengar suaramu di embusan angin mom, memberitahuku bahwa kau tenang disana dan tersenyum melihatku dari jauh. Suatu saat, aku akan menceritakanmu kepada anak-anakku bahwa mereka mempunyai seorang nenek yang hebat.