Upload
vinoa-alberta
View
99
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 1/9
Awan T. Adiana
105030300111032
Bisnis Internasional A
HI sebagai Subyek
Akademik
Hubungan internasional (HI) berkaitan dengan isu-isu yang berkenaan dengan
perkembangan dan perubahan negara-negara berdaulat dalam konteks seistem negara atau
masyarakat negara yang lebih besar. Ada empat tradisi teoritis penting dalam HI: realism,
liberalism, Masyrakat Internasional, dan EPI. Pemikiran HI telah berkembang melalui fase-
fase tertentu, dicirikan oleh perdebatan khusus diantara kelompok-kelompok penstudi. Ada
banyak teori yang berbeda-beda dalam HI. Teori-teori itu dapat dipilah dalam sejumlah cara:
apa yang kami sebut ‘tradisi teoritis utama’ bukanlah suatu entitas objektif . Ada tiga
perdebatan besar sejak HI menjadi subjek akademik di akhir PD I, dan sekarang bedara di
awal tahap empat. Yang pertama adalah antara liberalism utopian dan realisme; kedua,
antara pendekatan tradisional dan behavioralisme; ketiga, antara neorealisme/neoliberalisme
dan neo Marxisme. Perdebatan keempat muncul antara tradisi yangtelah mapan dan
alternative-alternatif kaum pasca positivism. Disinilah di jelaskan bahwa mengapa HI sebagai
subjek akademik yang dinamis, yang terus berkembang, dan melihat arah evolusi pemikiran
yang berkesinambungan.
Liberalisme Utopian: Studi Awal HI
Dorongan penting untuk menyusun subjek akademik HI yang terpisah adalah disebabkan
oleh Perang Dunia I (1914-1918), yang mengakibatkan jatuhnya jutaan korban jiwa. Keinginan
untuk tidak mengulangi kesalahan yang dahsyat seperti itu diperlukan usaha untuk mengatasi
masalah peperangan total antara pasukan bersenjata mekanik negara-negara industri modern
yang dapat mengakibatkan kehancuran yang hebat.
Mengapa perang mulai di urutan pertama? Dan mengapa Inggris, Prancis, Russia,
Jerman, Austria, Turki dan kekuatan-kekuatan lain terus-menerus berperang dalam wajah
seperti pembantai dan dengan kesempatan yang berkurang dalam mendapatkan segalasesuatu yang bersifat nyata dari konflik tersebut? Ini adalah pertanyaan sulit, tetapi teori
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 2/9
akademik HI yang dominan dibentuk pertama kali melalui pencarian untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Disiplin baru HI muncul dengan sangat dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran liberal. Cara berpikir liberal, memiliki dukungan politik yang solid dari
negara yang paling kuat dalam system internasional pada saat itu. Woodrow Wilson memiliki
visi membuat dunia ‘aman bagi demokrasi’ yang dirumuskan dalam empat belas pernyataan
yang disampaikan pada pidato Kongres di bulan Januari 1918. Wilson berkeinginan untuk
membangun Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan melalui Konferensi Perdamaian Paris pada
1919. Harapan Wilson adalah mengakhiri para pemimpin otokratis yang gemar berperang dan
menempatkan pemerintahan yang damai sebagai gantinya. Ide institusi internasional dapat
memajukan kerjasama yang damai antar negara. Ini adalah elemen dasar dalam pemikiran
liberal sehingga merupakan anggapan tentang hubungan antara demokrasi liberal dan
perdamaian. Diyakini bahwa, melalui organisasi internasional yang didesain secara rasional
dan cerdas, memungkin kan untuk mengakhiri perang dan mencapai perdamaian. Norman
Angell adalah tokoh kaum idealis liberal lainnya. Dalam bukunya yang berjudul The Great
Illusion (1909), Angell mengemukakan bahwa banyak warga negara yang masih yakin bahwa
perang memberikan tujuan-tujuan yang menguntungkan. Pemikiran ini didasarkan pada
pandangan liberal terhadap manusia dan masyarakat. Pemikiran liberalism ini mendominasi
fase pertama HI akademik di tahun 1920 dan 1930an.
Tetapi mengapa kemudian ada istilah yang berbau ejekan dalam pemikiran tersebut,
yaitu ‘Liberalisme Utopian’? ini disebabkan oleh perkembangan ekonomi dan politik tahun
1920 dan 1930an. Demokrasi liberal mendapat pukulan keras dengan bermunculannya kaum
fasis dan kediktatoran Nazi di Italia, Jerman, dan spanyol. Otoriterisme juga meningkat di
banyak negara Eropa Tengah dan Timur. Dan disinilah harapan Wilson gagal terwujud. Liga
Bangsa-Bangsa tidak pernah menjadi organisasi internasional yang kuat untuk
mengendalikan negara-negara yang ingin berkuasa dan agresif seperti yang diharapkan
pemikir-pemikir kaum liberal.
Realisme dan Krisis 20 tahun
Kritik yang paling komprehensif dan mendalam terhadap idealism liberal adalah dari E.H.
Carr, penstudi HI Inggris. Dalam bukunya yang berjudul The Twenty Year’s Crisis (1939),
berpendapat bahwa para pemikir liberal salah menilai fakta sejarah dan salah memahami sifat
hubungan internasional. Hubungan internasional pada dasarnya adalah tentang perjuangan
antara kepentingan dan keinginan yang bertentangan. HI selalu digambarkan sebagai konflik
daripada kerjasama. Hans J. Morgenthau yang menulis buku Politics Among Nation: The
Struggle for Power and Peace (1948) mengungkapkan bahwa sifat manusia merupakan dasar
hubungan internasional tidak lebih dari hubungan manusia lain yang manapun. Manusia
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 3/9
mementingkan diri sendiri untukl mengejar kekuasaan, dan itu dengan mudah mengakibatkan
agresi. Hitler (Jerman) dan Mussolini (Italia) sebagai contoh. Mereka secara terang-terangan
mengejar kebijakan luar negeri yang agresif yang dicapai melaluli konflik, bukan kerjasama.
Mengapa hubungan internasional harus egositik dan agresif? Sejarah pembunuhan manusia
pertama adalah pembunuhan Qabil terhadap Habil, saudaranya, yang disebabkan karena
rasa cemburu. Sifat manusia jelas buruk dan itu adalah titik awal analisis kaum realis. Politik
internasional dalah perjuangan demi kekuasaan. Sistem negara berdaulat dan bersenjata
berhadapan satu sama lain dan merupakan anarki internasional. ‘Yang punya’ kekuatan tentu
berpegang pada apa yang mereka miliki. Jadi sudah sewajarnya jika ‘yang tidak punya’ akan
mencoba dan memperbaiki keseimbangan internasional melalui penggunaan kekuatan.
Jika mengikuti kaum realis, jawaban yang benar adalah membentuk kekuatan
penyeimbang dan penggunaan kekuatan tersebut secara cermat untuk menyiapkan
pertahanan nasional dan menolak agresor potential. Selama negara berdaulat adalah bentuk
organisasi yang dominan, politik kekuasaan akan berlanjut terus dan negara-negara akan
terus memelihara keamanan mereka dan bersiaga untuk perang. Realism klasik Carr dan
Morgenthau menggabungkan pandangan pesimis sifat manusis dengan suatu anggapan
politik kekuasaan di antara negara-negara yang hidup dalam anarki internasional. Perdebatan
besar jelas dimenangkan oleh para pemikir realisme. Tetapi liberalism tidak serta merta
menghilang. Bnyak kaum liberal mengakui realisme adalah pandangan petunjuk yang lebih
baik bagi hubungan internasional di tahun 1930 dan 1940an, tetapi mereka melihat ini sebagai
periode sejarah yang ekstrim dan tidak normal.
Aliran Behavioralisme dalam HI
Setelah Perang Dunia Kedua, disiplin ilmu akademik HI semakin meluas dengan cepat.
Generasi baru penstudi HI yang memakai pendekatan metodologis yang tepat, biasanya
mereka belajar dalam ilmu politik, ekomoni, atau ilmu social lainnya daripada sejarah,
diplomasi hokum atau filsafat politik. Berarti penstudi ini mempunyai latar belakang yangberbeda dari sebelumnya dan pemikiran ini diringkas dalam istilah ‘behavioralisme’ yang
menandai tidak begitu banyak teori baru sebagai suatu metodologi baru yang diupayakan
untuk menjadi ‘ilmiah’ dalam pengertian ilmu-alam dari istilah tersebut.
Dua pendekatan metodologis bagi HI, tradisional dan behavioral, jelas sangat berbeda.
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang menyeluruh menerima kompleksitas
dunia manusia, melihat hubungan internasional sebagai bagian dari dunia manusia, dan
berupaya memahaminya dalam cara kemanusiaan dengan mendapatkan dari dalamnya.
Pendekatan yang lain, behvioralisme, tidak menyediakan tempat bagi moralitas atau etika
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 4/9
dalam studi HI, sebab hal itu melibatkan nilai-nilai, dan nilai-nilai tidak dapat dipelajari secara
objektif, yakni secara ilmiah. Maka dari itu, behavioralisme mengangkat suatu pertanyaan
mendasar yang terus didiskusikan hingga sekarang: dap atkah kita memformulasikan hukum
ilmiah tentang hubungan internasional? Sebagian penstudi berusaha sadar tentang HI
sebagai wilayah hubungan manusia sekaligus juga mencoba muncul dengan model-model
umum yang berusaha menjelaskan dan tidak hanya memahami politik dunia. Kaum
behavioralisme tidak memenangkan perdebatan besar kedua, begitu juga kaum tradisionalis.
Masing-masing tipe upaya dapat menginformasikan dan memperkaya yang lain dan dapat
juga bertindak sebagai penjamin pada penyebaran yang berlebihan disetiap pendekatan. Hal
itu membuka jalan bagi formulasi baru baik realisme maupun liberalism yang sangat
dipengaruhi metodologi-metodologi kaum behavioralis
Neoliberalisme: Institusi-institusi dan Interdependensi
Setelah tahun 1945, pusat gravitasi hubungan internasional adalah perseteruan Perang
Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Hubungan itu menyediakan dasar upaya baru
oleh kaum liberal untuk memformulasikan suatu alternative bagi pemikiran kaum realis yang
menghindarkan ekses-ekses utopia dari liberalism terdahulu. Kaum neoliberal menerima dan
menggunakan ide-ide kaum liberal lama tentang kemungkinan kemajuan dan perubahan,
tetapi mereka menolak idealisme. Teoritisi integrasi terdahulu mempelajari bagaimana
aktivitas-aktivitas fungsional lintas batas tertentu(perdagangan, investasi, dan lain-lain).
Teoritis kaum neoliberal lainnya mempelajari bagaimana integrasi menghidupi dirinya sendiri:
kerjasama transaksi membuka jalan bagi kerjasama diwilayah lainnya. Di tahun 1950an Karl
Deutsch dan rekannya berpendapat bahwa aktivitas-aktivitas yang saling berkaitan membantu
membentuk nilai-nilai dan identitas bersama diantara negara yang berbeda dan membuka
jalan bagi hubungan kooperatif yang membuat perang semakin mahal dan akhirnya tidak
terjadi. Interpendensi kompleks menggambarkan situasi yang sangat berbeda dari gambaran
realis atas hubungan internasional.
Di negara-negara demokrasi Barat ada factor-faktor lain disamping negara, dan konflik
kekerasan jelas tidak ada dalam agenda internasional dan menyebut bentuk neoliberalisme ini
liberalism interdependensi. Ketika terdapat derajat yang tinggi, negara-negara akan sering
membentuk institusi-institusi internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama.
Institusi memajuakn kerjasama lintas batas-batas internasional dengan menyediakan
informasi dan dengan mengurangi biaya. Neoliberalisme ini disebut liberalisme institusional.
Pemikiran bahwa demokrasi liberal meningkatkan perdamaian sebab mereka tidak berperang
terhadap satu sama lain. Hal itu sangat dipengaruhi oleh penyebaran demokrasi yang sangat
cepat di dunia setelah akhir perang Dingin. Dan neoliberalisme ini disebut sebagai liberalisme
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 5/9
republican. Aliran- aliran neoliberalisme yang berbeda ini saling mendukung dalam
memberikan suatu argument menyeluruh yang konsisten untuk hubungan internasional yang
lebih damai dan kooperatif.
Neoliberalime: Bipolaritas dan Konfrontasi
Kenneth Waltz menggali landasan baru dalam bukunya, Theory of International Politics
(1979), yang mengajukan suatu teori kaum realis yang sangat berbeda diilhami oleh ambisi
ilmiah behavioralisme. Waltz mencatat bahwa system internasional adalah anarkis, tidak ada
pemerintahan dunia. System internasional terdiri dari serupa unit. Ada satu hal dimana
negara-negara berbeda dalam kekuatannya, disebut sebagai kapabilitas relative. Dengan
demikian, hubungan internasional merupakan suatu anarki yang terdiri dari negara-negara
yang beragam dan hanya berbeda dalam satu hal penting, yaitu kekuatan relatifnya. Anarkimungkin bertahan, sebab negara ingin memelihara otonominya. Sitem internasional yang
muncul setelah Perang Dunia Kedua didominasi oleh dua superpower, Amerika dan Uni
Sovyet. Tetapi ketika UNi Sovyet runtuh, Amerika lah yang mendominasi system yang
bergerak menuju system multi popular. Negara berkekuatan besar akan selalu cenderung
menyeimbangkan satu sama lain. Dengan hilangnya Uni Sovyet, maka Amerika lah yang
mendominasi sitem tersebut.
Negara-negara kecil dan cenderung lemah akan memiliki kecenderungan mengaliansikan
dirinya dengan negara berkekuatan besar agar dapat mempertahankan otorisasi
maksimumnya. Kaum neorealis tidak menyangkal semua kemungkinan bagi kerjasama
antarnegara, tetapi mereka berpendapat bahwa negara-negara yang bekerjasama akan selalu
berusaha memaksimalkan kekuatan relative dan mempertahankan otonominya. Sepanjang
tahun 1980an sebagian kaum neorealis dan kaum neoliberal semakin erat berbagi titik awal
analitis bersama yang pada dasarnya berkaraktre kaum neorealis, yakni negara adalah actor
utama dalam apa yang masih merupakan anarki internasional dan mereka tetap menjaga
kepentingan terbaiknya sendiri. Seperti diketahui sebelumnya, perdebatan antara nerealismedan neoliberalisme dapat dilihat sebagai lanjutan dari perdebatan besar pertama dalam HI.
Tetapi tidak seperti perdebatan yang terdahulu, perdebatan ini membawa hasil kebanyakan
kaum neoliberal menerima sebagian besar asumsi kaum neorealis sebagai titik awal untuk
analisis.
Masyarakat Internasional: Aliran Inggris
Fakta bahwa HI berlanjut didominasi oleh ilmuan Amerika sekalipun kemasyhurannya
mulai menurun. Di tahun 1970-80an agenda HI diliputi oleh perdebatan neoliberalisme dan
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 6/9
neorealisme. Penstudi HI di Eropa dan dimana pun menjadi lebih percaya diri dan kurang siap
menerima agenda yang banyak ditulis oleh para penstudi Amerika Serikat. Inggris menolak
tantangan kaum behavioralis dan menekankan pendekatan tradisional yang berdasarkan
pada pemahaman, penilaian, norma-norma, dan sejarah manusia. Aliran HI ini kadang-
kadang disebut ‘Aliran Inggris (English School)’ tetapi, ia mengabaikan fakta bahwa bebrapa
tokoh utamanya bukanlah orang Inggris melainkan dari Australia, Kanada, dan Afrika selatan.
Jadi ini lebih bias disenut sebagai Masyarakat Internasional. Teori ini mengakui pentingnya
kekuatan dalam masalah-masalah internasional. Mereka juga memfokuskan pada negara dan
system negara. Tetapi mereka menolak pandangan sempit kaum realis bahwa politik dunia
merupakan keadaan alami Hobbesian dimana tidak ada norma internasional sama sekali.
Mereka memandang negara sebagai kombinasi Machtstaat (negara berkuasa) dan Rechstaat
(negara konsitusional). Masyarakat Internasional juga mengakui pentingnya individu dan
sebagian dari mereka berpendapat bahwa individu adalah bagian dari negara-negara.
Masyarakat Internasional sependapat dengan kaum realis dalam menilai pentingnya kekuatan
dan kepentingan nasional.
Para penstudi Masyarakat Internasional menekankan kehadiran yang abadi dalam
masyarakat internasional. Ada konflik dan kerjasama, tetapi kekuatan masih dianggap
sebagai sesuatu yang tidak dapat disederhanakan.
Ekonomi Politik Internasional (EPI)
Disini muncul yang namanya ‘Dunia Ketiga’ dimana banyak negara-negara “baru yang
lemah dalam bidang ekonomi dan politik. Dunia Ketiga ini melatarbelakangi terjadinya
peredebatan besar ketiga dalam HI tentang ekonomi politik internasional, atau biasa disebut
EPI. EPI pada dasarnya membahas tentang siapa mendapatkan apa dalam system ekonomi
dan politik internasional. Karl Marx beranggapan bahwa kaum borjuis menggunakan kekuatan
ekonominya untuk mengeksploitasi dan menekan kaum pekerja. Dunia ketiga dianggap
miskin karena mereka tidak mampu dan tidak maju. Tetapi, mereka miskin karena secara aktifditelantarkan oleh negara kaya Dunia Pertama. Sepanjang system kapitalis hadir, akan
terdapat keterbelakaangan di Dunia Ketiga. Pandangan kaum liberal atas EPI sangat berbeda
dan bertentangan. Mereka berpendapat bahwa kesejahteraan manusia dapat dicapai dengan
perluasan kapilatisme global yang bebas diluar batas-batas negara berdaulat. Pandanga EPI
yang berbeda muncul dalam analisis terhadap tiga isu EPI, yaitu, penyebaran globalisasi
ekonomi, siapa yang menang dan kalah dalam proses globalisasi ekonomi, dan pandangan
tentang politik dan ekonomi.
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 7/9
Aliran Penentang: Pendekatan Alternatif pada HI
Setiap pendapat pasti ada suatu pertentangan dari beberapa pihak. Pihak penentang itu
akhirnya melakukan pendekatan alternative pada studi HI. Ada dua factor yang dapat
membantu menjelaskan perkembangan ini, pecahnya perang dingin antara Timur-Barat yang
dikuasai oleh dua super power, Uni Sovyet dan Amerika Serikat, dan politik konservatif yang
tidak banyak menghasilkan perubahan dan penciptaan dunia yang lebih baik. Ada perdebatan
baru dalam HI yang menyatakan isu-isu metodologis dan isu-isu yang seharusnya dipandang
paling penting bagi HI untuk dipelajari. Isu dan metodologi baru yang dikemukakan disini
memiliki persamaan bahwa tradisi yang mapan dalam HI gagal menguasai perubahan politik
dunia pasca Perang Dingin. Banyak penstudi beranggapanbahwa perdebatan HI keempat
telah terbuka di tahun 1990an diantara tradisi yang telah mapan di satu sisi dengan aliran
baru di sisi lainnya.
Meskipun teori-teori berbeda dalam banyak hal, masuk akal untuk menjadikannya
sistematis berdasar pada peringkat yang menjadikannya sebagai kriteria yang relevan seperti:
Koherensi yaitu teori harus konsisten, bebas dari kontradiksi internal.
Kejelasan eksposisi teori harus diformulasikan dalam hal yang bebas dan jelas
Tidak bias yang artinya harus berdasarkan pada penilaian yang murni subjektif
Ruang lingkup teori harus relevan untuk sejumlah besar isu-isu penting
Mendalam, harus dapat menjelaskan dan memahami sebanyak mungkin fenomena
yang dimaksud.
Tetapi, tak satu pun dari pendekatan teoritis yang benar-benar menang dalam HI saat ini.
Semuanya dijalankan secara aktif dalam disiplin yang menangkap aspek-aspek ekonomi,
politik dan perdamaian.
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 8/9
Awan T. Adiana
105030300111032
Bisnis Internasional A
Hubungan Internasional
Fourteen Points of Democratic, Woodrow Wilson (1918) (Empat BelasPoin Demokrasi Woodrow Wilson)
1. There should be no secret alliances between countries.
Bahwa suatu keharusan untuk tidak ada aliansi rahasia antar negara-negara.
Sehingga tercipta sebuah keadilan dalam suatu tatanan internasional.
2. Freedom of the seas in peace and war.
Kebebasan navigasi dilaut, yang dapat diartikan jika suatu kapal melintas di salah
satu wilayah negara, maka tidak serta merta diserang melainkan dibicarakan secara
diplomatic.
3. The reduction of trade barriers among nations.
Pengurangan hambatan-hambatan pada perdagangan bebas. Ini dimaksudkan agar
negara-negara tidak saling merugikan dalam hal perekonomian.
4. The general reduction of armaments.Pengurangan jumlah persenjataan sesuai dengan keselamatan domestic.
5. The adjustment of colonial claims in the interest of the inhabitants as well as of the
colonial powers.
Klaim colonial dan wilayah harus diselesaikan dan mengacu pada prinsip hak untuk
menentukan nasib sendiri (otonomi).
6. The evacuation of Russian territory and a welcome for its government to the society of
nations.
Evakuasi wilayah Rusia dan memberikan sambutyan bagi pemerintahan itu untuk
masyarakat bangsa-bangsa.
7. The restoration of Belgian territories in Germany.
Pemulihan wilayah Belgia yang ada di bawah kekuasaan Jerman.
8. The evacuation of all French territory, including Alsace-Lorraine.
Evakuasi seluruh wilayah Prancis, termasuk Alsace-Lorraine.
9. The readjustment of Italian boundaries along clearly recognizable lines of nationality.
Penyesuain kembali batas wilayah Italia sepanjang garis jelas yang dikenali darikewarganegaraan.
5/10/2018 Hubungan Internasional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-internasional-55a0bc576fa25 9/9
10. Independence for various national groups in Austria-Hungary
Kemerdekaan bagi kelompok nasional di Austria-Hungary.
11. The restoration of the Balkan nations and free access to the sea for Serbia
Pemulihan negara Balkan dan memberikan akses bebas di daerah laut untuk Serbia
12. Protection for minorities in Turkey and the free passage of the ships of all nations
through the Dardanelles.
13. Perlindungan terhadap kaum minoritas di Turki dan akomodasi gratis untuk seluruh
kapal yang melewati Dardanelles.
14. Independence for Poland, including access to the sea.
Kemerdekaan bagi Polandia, termasuk akses untuk kelautannya.
15. A league of nations to protect mutual guarantees of political independence and
territorial integrity to great and small nations alike.
Liga Bangsa-Bangsa untuk melindungi jaminan kerjasama politik dan integritas
wilayah untuk negara besar maupun kecil.