35
Harga Diri Rendah dan Faktor Penyebabnya Harga diri rendah atau biasa disebut dengan minder merupakan sebuah gangguan psikologis. Biasanya orang yang mengalami harga diri rendah cenderung menjadi pemalu, menarik diri dalam kehidupan sosial dan lebih suka menyendiri daripada menujukkan diri dalam khalayak ramai. Dalam memandang diri sendiri adalah sebuah proses penilaian yang kadang bersifat subjektif, bahkan terkadang irasional. Proses memandang dan menilai diri sendiri dipengaruhi oleh keadaan fisik (seperti kecacatan, kecantikan, ketampanan, dan lain- lain) dan psikologis (seperti tekanan dan pengalaman masa lalu, hasil pembelajaran dan lain-lain) serta sosial (keberfungsian secara sosial). Dalam memandang diri sendiri, ada dua istilah yang tidak bisa dipisahkan yaitu harga diri (self esteem) dan konsep diri (self consept). Harga diri (self esteem) adalah penilaian orang lain terhadap diri sendiri. Penilaian ini bisa bersifat positif maupun negatif. Sedangkan Konsep diri (self concept) di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Jadi konsep diri adalah penilaian yang berasal dari dalam diri sendiri. Untuk lebih jelasnya, apakah anda memiliki harga diri yang tinggi atau rendah, silahkan baca disini.

Harga Diri Rendah Dan Faktor Penyebabnya

Embed Size (px)

Citation preview

Harga Diri Rendah dan Faktor Penyebabnya

Harga diri rendah atau biasa disebut dengan minder merupakan sebuah gangguan psikologis.

Biasanya orang yang mengalami harga diri rendah cenderung menjadi pemalu, menarik diri

dalam kehidupan sosial dan lebih suka menyendiri daripada menujukkan diri dalam khalayak

ramai.

Dalam memandang diri sendiri adalah sebuah proses penilaian yang kadang bersifat subjektif,

bahkan terkadang irasional. Proses memandang dan menilai diri sendiri dipengaruhi oleh

keadaan fisik (seperti kecacatan, kecantikan, ketampanan, dan lain-lain) dan psikologis

(seperti tekanan dan pengalaman masa lalu, hasil pembelajaran dan lain-lain) serta sosial

(keberfungsian secara sosial). Dalam memandang diri sendiri, ada dua istilah yang tidak bisa

dipisahkan yaitu harga diri (self esteem) dan konsep diri (self consept).

Harga diri (self esteem) adalah penilaian orang lain terhadap diri sendiri. Penilaian ini bisa bersifat

positif maupun negatif. Sedangkan Konsep diri (self concept) di definisikan sebagai semua

pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya

dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Jadi konsep

diri adalah penilaian yang berasal dari dalam diri sendiri. Untuk lebih jelasnya, apakah anda

memiliki harga diri yang tinggi atau rendah, silahkan baca disini.

Seseorang dengan harga diri rendah, akan membatasi gerak pergaulannya, kurang aktif dan

kurang percaya diri dalam berkomunikasi, dan lebih jauh lagi, tidak dapat bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri. Rentang penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri dapat dilihat

dalam ilustrasi dibawah ini:

Penyebab seseorang mengalami harga diri rendah, banyak faktor yang melatarbelakanginya.

Faktor-faktor itu antara lain:

Pola Asuh Keluarga

Pola asuh sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh

yang otoriter, terkadang mengalami masalah yang maladaptif dalam menilai diri. sebaliknya,

pola asuh yang permisif, terkadang kurang control, sehingga tidak bisa membedakan mana

perilaku yang bisa diterima oleh masyarakat dan mana yang tidak.

Tekanan/Trauma

Trauma disini bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti kekerasan fisik dan seksual, dan

kejadian lain yang mengancam individu sehingga individu tidak bisa lepas dari bayang-

bayang ancaman tersebut. Sudah tentu trauma disini bersifat patologis.

Keadaan Fisik

Keadaan fisik juga mempengaruhi harga diri seseorang. Dengan keadaan fisik yang kurang/cacat

membuat individu merasa kurang sempurna, dan akan diejek oleh orang lain karena

kekurangan tersebut. Hal ini yang kadang membuat seseorang minder dan tidak menerima

keadaannya dengan menarik diri untuk menyembunyikan kekurangan tersebut.

Ketidakberfungsian Secara Sosial

Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu menempatkan

dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah tangga yang menganggur, akan

merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya. Seorang sarjana yang menganggur, akan

merasa rendah diri dan akan menarik diri dari pergaulan sosialnya, karena merasa malu

dengan statusnya (karena tidak berfungsi secara sosial).

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan

secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).

B. Etiologi

Sistem konsep diri negatif

C. Tanda Dan Gejala

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen,

1995)

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3. Rasa bersalah atau khawatir

4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.

5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7. Menarik diri dari realitas

8. Merusak diri

9. Merusak atau melukai orang lain

10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

D. Mekanisme Sebab – Akibat

I Sebab

1. Gangguan citra tubuh.

☺ Pengertian

Gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh

perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan objek yang sering

kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya, merasa kurang

sempurna kemudian akan timbul harga diri rendah

☺ Tanda dan Gejala

- Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.

- Menolak penjelasan perubahan tubuh.

- Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.

- Mengungkapkan keputusasaan.

- Mengungkapkan ketakutan.

2. Ideal diri tidak realistic

☺ Pengertian: Ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal diri yang

suram dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan – kegagalan yang dialami dan fantasi

yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri rendah.

☺ Tanda dan gejala

- Merasa diri tak berharga

- Perasaan tidak mampu

- Rasa bersalah

- Ketegangan peran yang dirasakan

- Pandangan hidup yang pesimis

- Penolakan terhadap kemampuan personal atau ketidakmampuan untuk mendapatkan

penghargaan yang positif

I Akibat

Isolasi sosial : menarik diri

Ÿ Pengertian: Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menari diri merupakan suatu tindakan

melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara

langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen, 1995).

Ÿ Tanda dan Gejala

- Apatis

- Ekspresi wajah sedih

- Afek tumpul

- Menghindar dari orang lain

- Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain

- Komunikasi kurang

- Kontak mata kurang

- Berdiam diri

- Kurang mobilitas

- Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)

- Mengambil posisi tidur seperti janin

- Kemunduran kesehatan fisik

- Kurang memperhatikan keperawatan diri

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Menarik diri

Data Obyektif :

- Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul.

- Komunikasi kurang atau tidak ada.

- Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.

- Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah ; klien kurang mobilisasi.

- Menolak berhubungan dengan orang lain.

- Tidak melakukan kegiatan sehari- hari.

Data Subyektif

- KLien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.

2. Harga diri rendah.

Data Obyektif :

- Perasaan malu terhadap diri sendiri.

- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).

- Merendahkan martabat.

- Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.

- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

- Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.

Data Subyektif

- Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa.

- Klien megungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

3. Gangguan citra tubuh

Data Obyektif :

- Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.

- Menolak penjelasan perubahan tubuh.

- Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.

- Mengungkapkan keputusasaan.

- Mengungkapkan ketakutan.

Data Subyektif

- Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri.

IV. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri akibat

Gangguan konsep diri : harga diri rendah core problem

Gangguan citra tubuh penyebab

(Keliat, 1998)

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

· Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

· Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

VI. FOKUS INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri b.d gangguan konsep diri :

harga diri rendah

a Tujuan Umum

Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari.

b Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina berhubungan saling percaya

§ Kriteria evaluasi :

- Ekspresi wajah bersahabat

- Menunjukkan rasa senang

- Ada kontak mata

- Mau berjabat tangan dan menyebut nama

- Mau menjawab salam

- Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

§ Intervensi :

- Bina hubungan salign percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya

g. Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien

§ Rasionalisasi : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan interaksi

selanjutnya.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

§ Kriteria Evaluasi :

- Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.

- Daftar positif keluarga klien

- Daftar positif lingkungan klien

§ Intervensi :

- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.

- Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif

- Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien

§ Rasionalisasi :

- Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego

diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.

- Reinforcemen positif akan meningkatkan harga diri klien

- Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin

mendapatkan pujian.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

§ Kriteria evaluasi :

- Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit

- Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah

§ Intervensi Keperawatan :

- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit

- Diskusikan kemampuan yang dapt dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit

- Berikan pujian

§ Rasionalisasi :

- Diskusikan pada klien tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah

- Pengertia tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan

penggunaannya.

4. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

§ Kriteria Evaluasi :

- Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih

- Klien mencoba

- Susun jadwal harian

§ Intervensi Keperawatan :

- Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.

- Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.

- Beri pujian atas keberhasilan klien.

- Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih.

- Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai semuanya selesai

- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan,

buat jadwal.

Ÿ Kegiatan mandiri

Ÿ Kegiatan dengan bantuan sebagian

Ÿ Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

- Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien

- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

§ Rasionalisasi :

- Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri

- Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.

- Contoh peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk melaksanakan kegiatan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.

§ Kriteria Evaluasi :

- Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung)

- Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri

§ Intervensi Keperawatan :

- Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

- Beri pujian atas keberhasilan klien

- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

§ Rasionalisasi :

- Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri kllien

- Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa

dilakukan

6. Kllien dapt memanfaatkan sistem pendukung yang ada

§ Kriteria Evaluasi :

- Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian

- Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

§ Intervensi Keperawatan :

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien denga harga diri

rendah.

- Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

- Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah

- Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil

§ Rasionalisasi :

- Mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan

klien

- Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Ÿ Carpenito, Lynda Jual. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC, Jakarta.

Ÿ Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC. Jakarta.

Ÿ Keliat, Budi Anna. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.

LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Share on :

1. Kasus (Masalah utama)

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Proses terjadinya masalah

Pengertian

HDR adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak

berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.

Etiologi

- Perkembangan ego terbelakang

- Model-model peran berkurang

- Kekurangan umpan balik positif

- Umpan balik berulang berakibat pada berkurangnya nilai diri

- Hubungan orang tua anak tidak memuaskan

- Lingkungan yang tidak terorganisasi dan semerawut

- Penganiayaan dan pengobatan anak

- Disfungsi sistem keluarga

Karakteristik perilaku

- Perasaan negatif terhadap diri sendiri

- Mengatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu

- Mengatakan hal-hal yang negatif terhadap keadaan tubuhnya

- Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya

- Menarik diri dari kehidupan sosial

- Kritis terhadap diri sendiri atau orang lain

- Destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri

- Pembicaraan kacau

- Mempersiapkan adanya ketegangan peran

- Mudah tersinggung

- Produktifitas menurun

- Pandang hidup yang ekstrim

- Penolakan terhadap diri sendiri

- Menarik diri dari realitas

- Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan

- Merasa diri tidak adequat

- Keluhan fisik

- Penyalahgunaan zat

3.a. Pohon masalah

Resiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Isolasi sosial : menarik diri

Ds :

- Klien mengatakan lebih baik sendiri

Do :

- Klien terlihat lebih sering menyendirii

- Klien terlihat melamun

2. Harga diri rendah

Ds :

- Klien mengatakan gagal dalam mencapai cita-citanya

- Klien mengatakan malu karena tubuhnya gemuk

Do :

- Klien selalu gagal dalam mencapi cita-citanya

- Klien mersa citra tubuh kurang ideal

3. Berduka disfungsional

Ds :

- Klien mengatakan sedih karena bercerai dengan suaminya

Do :

- Klien terlihat sedih

- Klien terlihat melamun

4. Diagnosa keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

2. Harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

5. Rencana tindakan

Isolasi sosial berhubungan dengan HDR

TUK 1 : Bina hubungan saling percaya

Tindakan keperawatan

- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian kepeda klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

TUK 2 : Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya

Tindakan keperawatan

- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

- Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilain negatif

- Utamakan memberi pujian yang realistik

TUK 3 : Menilai kemampuan yang digunakannya

Tindakan keperawatan

- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

- Diskusikan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya

TUK 4 : Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

Tindakan keperawatan

- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

§ kegiatan mandiri

§ kegiatan dengan bantuan sebagian

§ kegiatan yang membutuhkan bantuan total

- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

TUK 5 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Tindakan keperawatan

- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

- Beri pujian atas keberhasilan klien

- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

TUK 6 : Memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan keperawatan

- Beri penkes kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR

- Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :

Klien tampak gelisah, klien mengatakan gagal dalam mencapai cita- citanya, klien terlihat

menyendiri, klien terlihat sedih, kontak mata kurang

2. Diagnosa keperawatan :

Isolasi sosial berhubungan dengan HDR

3. Tujuan khusus :

Bina hubungan saling percaya

4. Tindakan keperawatan :

- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI

Orientasi

1. Salam terapeutik

“ selamat pagi bapak? perkenalkan nama saya Evitasari, bapak cukup panggil saya suster Evi,

nama bapak siapa dan lebih suka dipanggil siapa?”

2. Evaluasi/ validasi

“ apa yang bapak rasakan saat ini”

3. Kontrak :

Topik : “bapak hari ini kita akan ngobrol-ngobrol bagaimana perasaan bapak selama berada

disini?”

Waktu : hari ini kita akan ngobrol-ngobrol habis olahraga saja yah bapak?

Tempat : bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di teras depan saja yah bapak,

apakah bapak bersedia?

Kerja : “bapak saya disini praktek selama 2 minggu dari tanggal 24 September

Sampai 3 Oktober”

“bagaimana bapak apakah bapak mau ngobrol-ngobrol dengan suster”

“ibu saya disini untuk membantu ibu”

“kalau ibu punya masalah yang ingin ibu ceritakan, ceritakan saja kepada saya”

“ibu sangat bagus sudah mau bercerita dengan suster”

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi pasien subjektif

“bagaimana perasaan ibu sekarang setelah ngobrol-ngobrol dengan suster”

evaluasi perawat (objectif setelah reinforcement)

“klien mau berjabat tangan, kontak mata kurang”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan)

“Ibu besok, ibu pikir-pikirkan tentang kelebihan yang ibu miliki?”

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : “ ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi yah tentang apa kelebihan yang ada pada ibu”

Waktu : “ bagaimana kalau 10 menit saja apakah ibu bersedia?”

Tempat : tempatnya dimana bu, di teras depan yah lebih enakkan.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak tenang, klien malu karena tubuhnya gemuk, kontak mata baik,

klien mengatakan suaminya tidak mau mengurusin anaknya, klien mangatakan suka dengan

rambutnya.

2. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Tujuan keperawatan : mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

4. Tindakan keperawatan :

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, setiap bertemu klien dihindarkan

dari memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistik

B. STRATEGI KOMUNIKASI

Orientasi

1. Salam terapeutik : “ Selamat pagi bu S ? “ Kemarin kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol lagi?

2. Evaluasi / Validasi

“ Bagaimana keadaan ibu setelah mandi ?” Masih ingat tidak nama suster siti

3. Kontrak : Topik : Hari ini, kita akan ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki.

Waktu : Kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit saja.

Tempat : Disini ya bu ! Diteras depan.

Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)

1. Apa yang ibu ketahui tentang kelebihan yang ada pada diri ibu S ?

2. Selain itu apalagi bu…. Terus apalagi..? Berarti ibu banyak tau tentang kelebihan ibu.

3. Ibu S senang tidak dengan kelebihan yang ada pada diri ibu ?

4. Ibu. S hobinya apa ? coba ibu sebutkan ?

5. Sejak kapan ibu. S suka dengan hobi ibu ?, selain yang ibu sebutkan ada lagi tidak hobi ibu ?

6. Ib. S banyak juga ya kelebihannya, jadi ibu harus bangga dengan kelebihan ibu.

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan ibu.S setelah berbicara dengan suster.

Evaluasi perawat ( Obyektif setelah reinforcement) : Coba ibu S ulangi kembali tentang kelebihan

yang ibu miliki.

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan ) : Nah, nanti coba ibu ingat-ingat kembali kelebihan yang ibu miliki, besok kita

akan ngobrol- ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama disini?

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : “besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu S, tentang kegiatan yang ibu lakukan selama

ibu berada disini’

Waktu : “kita ketemu besok jam 09.00 WIB ya bu S“

Tempat : “kita ngobrol-ngobrolnya di tempat tidur ya bu S”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

A. PROSE KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak menyendiri, klien tampak

lesu

2. Diagnosa keperawatan ; isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Tujuan khusus : menilai kemampuan yang digunakan klien

4. Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan

selama sakit, diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguaannya

B. STRATEGI KOMUNIKASI

Orientasi

1. Salam terapeutik : “ pagi bu ? kemarinkan kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol, bagaimana

apa ibu bersedia?”

2. Evaluasi / validasi ; “kemarinkan kita ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki, ibu

masih ingat tidak?”

3. Kontrak :

Topik : “Kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama berada disini”

Waktu : “ bagaimana kalu kita ngobrol-ngobrol selama 10 menit “

Tempat : ‘mau dimana bu ? di teras saja ya !

Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)

1. Apa saja kebiasaan ibu dirumah?

2. Sering tidak kebiasaan ibu itu dilakukan disini? apa saja

3. Selain makan dan tidur, ibu sering membantu pekerjaan yang ada disini tidak.

4. Tapi saya sering lihat ibu kerja contohnya ibu dan teman ibu suka mengambil makan buat

teman-teman yang lain

5. Dan ibu juga suka memanggil teman-teman ibu buat makan itu sangat bagus bu

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan

Evaluasi pasien subyektif : “sekarang ibu bagaimana perasaanya setelah ngobrol-ngobrol dengan

suster

Evaluasi perawat (Obyektif setelah reinforcement) : “klien mau bercerita tentang kebiasaanya

dirumah dan kebiasanya yang ada di Rumah sakit

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan) : “ besok ibu pikir-pikirkan apa yang setiap hari yang ibu lakukan semenjak ibu

berada disini”

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : “besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan disini”

Wakltu : “ kita mau ngobrol jam berapa bu jam 09.00 saja ya

Tempat : mau dimana bu, di teras depan ya.

STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak kooperatif, klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak

sedih

2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Tujuan khusus : klien dapat (menetapkan) merencanakan kegitan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki

4. Tindakan keperawatan : rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang

membutuhkan bantuan total. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien, beri

contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI

Orientasi

1. Salam terapeutik : pagi bu R ? Lagi ngapain / sudah mandi belum?

2. Evaluasi/validasi : bagaimana perasaannya pagi ini ? Apa ibu sudah pikirkan rencana ibu pada

hari ini

3. Kontrak :

Topik : “ibu pagi ini kita akan membicarakan rencana kegiatan ibu pada hari ini”

Waktu : “ibu mau ngobrol berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit

Tempat : ngobrolnya mau dimana ? Disini saja ya bu, kayaknya lebih asyikkan

Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)

1. Bisa tidak ibu ceritakn dari ibu bangun tidur sampai ibu mau tidur

2. Apa yang ibu lakukan saat ada waktu luang

3. Kegiatan apa saja yang memerlukan bantuan suster ? Apa saja bu

4. Kalau kegiatan yang bisa ibu lakukan sendiri coba ibu sebutkan apa saja ?

5. Bagus sekali bu, ibu rajin ya, ibu juga bisa melakukan kegiatan yang lain seperti menyapu,

mengepel, menyiram bunga, membersihkan tempat tidur dan masih banyak lagi.

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi pasien subyektif : apa yang ibu rasakan setelah ngobrol-ngobrol dengan suster

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : klien terlihat kooperatif, klien mampu

menjawab pertanyaan perawat

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan) : ibu besok, ibu ingat-ingat kembali apa kegiatan ibu sehari-hari

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya, tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat

Waktu : kita ketemu lagi jam 09.00 apa ibu mau ?

Tempat : tempatnya disini saja ya bu

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak kooperatif, klien tampak

senang

2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Tujuan keperawatan : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

4. Tindakan keperawatan : beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan, beri pujian atas keberhasilan klien, diskusikan kemungkinan pelaksanaan

dirumah

B. STRATEGI KEPERAWATAN

Orientasi

1. Salam teraupetik : selamat pagi bu R ? Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan ngobrol-

ngobrol lagi ya

2. Evaluasi / validasi : bagaimana keadaan ibu pada pagi ini ? Ibu masih ingat tidak kemarin kita

ngobrol-ngobrol tentang apa ?

3. Kontrak :

Topik : pagi ini kita akan ngobrol-ngobrol tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat kemarin

Waktu : kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit apa ibu mau ?

Tempat : ngobrol-ngobrolnya enakkan disini ya bu.

Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)

1. Kemarin ibu sudah buat jadwal kegiatan ibu

2. Gimana bu, tadi pagi apa ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ibu

buat

3. Bagus bu, ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana ibu

4. Buat besok ibu juga harus sesuaikan dengan jadwal yang telah ibu tulis

5. Jadwal kegiatan ini bisa ibu buat kalau ibu berada di rumah, agar waktu luang ibu bisa berisi

dengan hal-hal yang positif seperti ikut arisan, pengajian, kumpul dengan anak-anak dan

masih banyak kegiatan yang lain

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi pasien subyektif : setelah ngobrol-ngobrol dengan suster bagaimana perasaan ibu

sekarang

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : bisa tidak Ibu ulangi lagi kegiatan yang telah

ibu lakukan tadi pagi

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan) : nanti bila ibu tidak bertemu suster coba ibu terapkan apa yang sudah ditulis

dijadwal kegiatan.

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang telah ibu buat, besok kita

evaluasi ya bu

Waktu : besok kita akan ngobrol-ngobrol jam 09.00 ya bu

Tempat : besok kita ketemu disini lagi ya bu.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERTAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak tenang, interaksi positif, klien tampak senang

2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Tujuan khusus : memanfaatkan sistem pendukung yang ada

4. Tindakan keperawatan : beri penkes kepada keluarga cara merawat klien HDR, bantu keluarga

memberikan dukungan selama klien dirawat, bantu keluarga menyiapkan lingkungan di

rumah.

B. STRATEGI KOMUNIKASI

Oreintasi

1. Salam terapeutik : selamat siang mas perkenalkan nama saya Rika dari AKPER PERTAMINA,

saya bertugas disini mulai tanggal 24 september sampai 4 Oktober

2. Evaluasi / validasi : bagaimana apa mas sudah siap menjemput ibu, dan apa mas sudah tau cara

merawat ibu di rumah

3. Kontrak :

Topik : kita akan ngobrol-ngobrol tentang cara merawat ibu di rumah

Waktu : bagaimana kalau 10 menit apa mas mau?

Tempat : kita akan ngobrol-ngobrol di teras depan saja ya mas

Kerja : (langkah-langkah tindak lanjut)

1. Hari ini kan mas mau menjemput ibu

2. Apa mas sudah tau cara merawat ibu di rumah

3. Iya mas benar, jadi jika ibu berada di rumah dan sering menyendiri, melamun, mas harus

memberikan dukungan untuk ibu

4. Mas juga harus selalu memuji ibu apa bila ibu melakukan sesuatu kegiatan yang bersifat positif

5. Jangan lupa ibu selalu diingatkan untuk meminum obat 3x sehari

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi pasien subyektif : bagaimana apa mas mengerti

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : coba mas ulangi lagi apa yang akan mas

lakukan dengan ibu apabila ibu melakukan kegiatan yang bersifat positif

2. Tindak lanjut (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan :

ya sudah kalau begitu mas di rumah harus merawat ibu dengan baik ya, jangan lupa ingatkan

ibu untuk minum obatnya

3. Kontrak yang akan datang :

Topik : jika ibu di rumah punya masalah lagi, mas datang ke poli RS ini dan konsultasi dengan

dokter tentang keadaan ibu

Waktu : konsultasinya sesuai dengan jadwal yang telah diberikan ya mas

Tempat : konsulnya di RS ini ya