20
Category Archives: GELOMBANG Glb berjalan, glb stasioner, Bunyi, Gejala Gelombang ← Older posts Inilah Jawaban Mengapa pada malam hari petir terdengar lebih keras. Posted on October 15, 2010 by kang Ope | Leave a comment Simak Jawaban berikut: Perhatikan gambar!! Pada konsep pembiasan, jika sinar datang dari medium lebih rapat (kaca sbg lapisan atas) menuju medium yang kurang rapat (udara “air ~eng” sbg lapisan bawah) maka tampak sinar tersebut dibiaskan menjauhi garis normal (perpendicular). Dengan demikian Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Pada suhu dingin, cepat rambat bunyi lebih kecil daripada ketika suhu panas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada lapisan udara bawah. Ini berarti medium lapisan atas (suhu dingin) lebih rapat daripada medium di lapisan bawah. Jadi pada siang hari, bunyi petir mengalami pembiasan menjauhi garis normal

GELOMBANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GELOMBANG

Category Archives: GELOMBANGGlb berjalan, glb stasioner, Bunyi, Gejala Gelombang

← Older posts

Inilah Jawaban Mengapa pada malam hari petir terdengar lebih   keras.

Posted on October 15, 2010 by kang Ope| Leave a comment

Simak Jawaban berikut:

Perhatikan gambar!! Pada konsep pembiasan, jika sinar datang dari medium lebih rapat (kaca sbg lapisan atas) menuju medium yang kurang rapat (udara “air ~eng” sbg lapisan bawah) maka tampak sinar tersebut dibiaskan menjauhi garis normal (perpendicular). Dengan demikian  Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Pada suhu dingin, cepat rambat bunyi lebih kecil daripada ketika suhu panas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada lapisan udara bawah. Ini berarti medium lapisan atas (suhu dingin) lebih rapat daripada medium di lapisan bawah. Jadi pada siang hari, bunyi petir mengalami pembiasan menjauhi garis normal

Perhatikan gambar! Jika sinar ini datang dari medium kurang rapat (udara sbg lapisan atas) melewati lapisan medium yang lebih rapat ( water) maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Dengan demikian

Page 2: GELOMBANG

Pada malam hari, udara pada lapisan bawah lebih dingin daripada udara di lapisan atas. (Merasa khan kalau pada malam hari cuaca terasa lebih  dingin daripada siang hari?). dengan demikian , kecapatan bunyi dibawah lebih lambat daripada di lapisan atas. Ini berarti, pada malam hari medium udara di atas tanah(lapisan bawah) lebih rapat. Berdasarkan hukum pembiasan, gelombang akan mengalami pembiasan mendekati garis normal jika melewati medium yang lebih rapat (lihat fenomena sedotan yang terlihat membengkok ketika di dalam air.

Ingat! Medium air lebih rapat daripada medium udara) Makanya bunyi terdengar lebih keras karena guntur lebih mendekat kerumah anda.

→ Leave a comment

Posted in GAS DAN TERMODINAMIKA, GELOMBANG

Tagged pembiasan, refraction

Fenomena Keindahan   Petir

Posted on October 15, 2010 by kang Ope| 3 Comments

Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet) mengusulkan ‘spark’ skala kecil memiliki beberapa kemiripan dengan petir.

Continue reading →

Page 3: GELOMBANG

→ 3 Comments

Posted in GELOMBANG, LISTRIK

Tagged gambar petir, keindahan petir, petir

Efek   Dopler

Posted on October 11, 2010 by kang Ope| Leave a comment

Fenomena: ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan lebih keras. Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil. Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Johan Doppler (1803 – 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Dopller.

Secara umum, efek doppler dialami ketika ada gerak relatif antar sumber bunyi dan pengamat. Jika cepat rambat bunyi diudara saat itu adalah v, kecepatan pengamat vp dan kecepatan sumber bunyi vs dan frekuensi yang dipancarkan sumber adalah fs, maka secara perhitungan frekuensi yang didengar oelh pengamat adalah:

fp = frekuensi pendengar

fs = frekuensi sumber

v   = kecepatan bunyi di udara

vp = kecepatan pendengar

vs = kecepatan sumber

Page 4: GELOMBANG

Perjanjian Tanda:

Cara 1

vp + = pendengar mendekati sumber

0 = pendengar diam

- = pendengar menjauhi sumber

vs ( – ) = sumber mendekati pendengar(+) = sumber menjauhi pendengar

0 = sumber diam

Cara 2

Tentukan arah P – S : arah Positif

Sumber bunyi/ pendengar  yang geraknya searah dengan  arah P – S = kecepatannya bertanda positif

Contoh:

Sebuah kereta api bergerak mendekati stasiun dengan kecepatan sebesar 20 m/s. Peluit  kereta api yang memiliki frekuensi 2000 Hz dibunyikan. Bila cepat rambat bunyi diudara 340 m/s, tentukan frekuensi yang didengar orang yang berada didalam stasiun!

Kereta

(sumber bunyi “S”)   <——— ++ ———–  Pengamat (P)

Dilihat dari gerakannya, kita peroleh data:

vp = 0 karena pengamat sedang diam

Page 5: GELOMBANG

vs bertanda negatif karena arah geraknya berlawanan dengan arah dari P-S / mendekati

pendengar  maka rumusnya kita tulis:

Soal-soal efek dopler yang pernah keluar di UN dan Seleksi masuk, take me out

→ Leave a comment

Posted in GELOMBANG

Tagged efek dopler, soal efek dopler

berikut peristiwa dispersi cahaya putih yang dapat diamati!

→ 2 Comments

Posted on August 27, 2010 by kang Ope

Persamaan   Gelombang   Berjalan

Posted on July 16, 2010 by kang Ope| 3 Comments

Kalau kita  lihat gelombang berdasarkan berubah atau tidaknya simpangan/amplitudo gelombang, maka  gelombang yang merambat dengan ampitudo tetap kita sebut Gelombang berjalan, sedangkan gelombang yang merambat dengan amplitudo berubah kita sebut Gelombang stationer.

Kalau kita perhatikan videonya. ketikan gelombang laut telah merambat dalam waktu t tertentu, maka kita dapat menentukan simpangan terntentu dari si peselancar (di gambar di wakili dengan suatu titik)

Page 6: GELOMBANG

Jika gelombang merambat dengan kecepatan v maka untuk mencapai titik P sepanjang x

dibutuhkan waktu . Jika dari titik 0  gelombang telah berjalan t detik maka waktu di titik

P adalah

Dengan konsep persamaan getaran harmonis  y = A sin wtp kita peroleh persamaan umum gelombang berjalan yaitu:

Ket: A = amplitudo gelombang (m); l = v /.T = panjang gelombang (m); v = cepat rambat

gelombang (m/s);

= bilangan gelombang (m’);  x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)

Ketentuan tanda:

a. tanda ± di depan amlplitudo

positif (+) => arah getar pertama kali ke atas

negatif ( – ) => arah getar pertama kali ke bawah

b. tanda ± di depan bilangan gelombang

positif (+) => arah rambat gelombang ke kiri

negatif ( – ) => arah rambat gelombang ke kanan

Rahasia!!

rumus gelombang berjalan diatas, hanya salah satu  bentuk rumus, kita bisa memvariasikan menjadi bentuk rumus yang lain. Saran saya pahami rumus yang satu di atas, dan wajib hapal rumus-rumus sponsor/ pendukung berikut:

Page 7: GELOMBANG

1. v  =   λ f    dan f = 1/T

2. dan

3.4. Sudut fase : besar sudut dalam fungsi sinus (dinyatakan dalam radian)

Fase gelombang

Beda fase antara titik B dan A

ingat !!Dalam persamaan gelombang berjalan ω  pasti bergandengan dengan t dan k bergandengan dengan x

1. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 20 m s–1 mendekati seseorang yang diam. Frekuensi sumber bunyi = 380 Hz. Dan cepat rambat bunyi di udara 400 m s–1. Frekuensi gelombang bunyi yang didengar orang tersebut adalah …

A. 400 Hz          B. 420 Hz             C. 440 Hz          D. 460 Hz           E. 480 Hz

EBTANAS-01-31  2. Seorang pendengar berdiri di samping sumber bunyi yang frekuensinya 684 Hz. Sebuah sumber bunyi lain dengan frekuensi 676 Hz bergerak mendekati pendengar itu dengan kecepatan 2 m s–1. Bila kecepatan merambat bunyi di udara 340 m s–1, maka frekuensi layangan yang didengar oleh pendengar itu adalah …

A. 2 Hz       B. 3 Hz     C. 4 Hz      D. 5 Hz         E. 6 Hz

EBTANAS-02-29   3. Kereta bergerak A dengan kelajuan 72 km/jam dan kereta B dengan kelajuan 90 km/jam bergerak saling mendekati. Masinis kereta A membunyikan peluit dengan frekuensi 650 Hz. Jika kecepatan rambat bunyi di udara 350 m s-1, maka frekuensi yang didengar masinis B dari peluit A adalah

A. 800 Hz           B. 740 Hz       C. 600 Hz         D. 540 Hz      E. 400 Hz

Page 8: GELOMBANG

UAN-03-27  4. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 20 m/s mendekati seseorang yang diam. Frekuensi sumber bunyi 380 Hz dan cepat rambat bunyi di udara 400 m/s Frekuensi gelombang bunyi yang didengar orang tersebut adalah …

A. 400 Hz        B. 420 Hz        C. 440 Hz           D. 460 Hz             E. 480 Hz

EBTANAS-05-05   5. Seseorang berdiri di pinggir jalan, sebuah mobil bergerak menjauhi orang tadi dengan kecepatan 20 m/s  ambil membunyikan klakson yang berfrekuensi 400 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara pada saat itu 380 m/s. maka frekuensi klakson yang didengar oleh orang tadi adalah……..

A. 340 Hz          B. 360 Hz               C. 380 Hz            D. 400 Hz               E. 420 Hz

Fisika UMPTN Rayon A 2001 6. Sebuah truk bergerak dengan kecepatan 36 km/jam dibelakang sepeda motor. ada saat truk mengeluarkan bunyi klakson dengan frekuensi 1000 Hz, pengemudi sepeda motor membaca pada spidometer angka 72 km/jam. Apabila kecepatan bunyi 340 m/s, maka pengemudi sepeda motor akan mendengar klakson pada frekuensi .…

(A). 1091 Hz        (B). 1029 Hz       (C). 1000 Hz       (D). 970 Hz          (E). 914 Hz

→ 3 Comments

Posted in Soal Gelombang

Posted in Soal Gelombang

Soal dan Pembahasan Cepat rambat   bunyi   dalam   Bahan

Posted on August 28, 2010 by kang Ope| Leave a comment

1. Hitunglah laju rambat bunyi di dalam gas neon pada 270C. Untuk neon M = 20,18 kg/kmol.

Penyelesaian:

Neon sebagai monoatomik mempunyai γ = 1,67 dan R = 8314 J/kmol

2. Berapa  laju rambat bunyi di dalam  gas ideal diatomic dengan massa jenis 3,5 kg/m3 dan tekanan 215kPa?

Penyelesaian: Continue reading →

→ Leave a comment

Posted in Soal Gelombang

Page 9: GELOMBANG

Tagged bunyi, cepat rambat bunyi dalam bahan, gelombang

Category Archives: FLUIDA

Proses terjadinya   hujan

Posted on December 18, 2010 by kang Ope| 2 Comments

Proses

Dalam tahun 2010 ini, daerah di Indonesia di hadapkan pada kondisi cuaca yang ekstrim. Kedatangan musim kemarau ternyata tidak bisa kita temui di tahun ini.  tentunya periode 2 musim hujan itu sendiri membawa efek negatif bagi kondisi lingkungan seperti banjir juga terjadinya gagal panen.

Lalau apa ya.. hujan itu?

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari

bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.

Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.

Page 10: GELOMBANG

Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.

Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara. Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit jika mengenai anggota badan kita.Hujan Buatan

Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.

Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.

Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu

Page 11: GELOMBANG

menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.

0 komentar:

→ 2 Comments

Posted in FLUIDA

MENGAPA ADA BENDA YANG TENGGELAM,MELAYANG DAN MENGAPUNG DI   AIR?

Posted on June 23, 2010 by kang Ope| Leave a comment

Tentunya kalian telah mengetahui, ada benda yang tenggelam, melayang, dan mengapung. Tapi adakah di benak sobat bertanya mengapa hal itu terjadi? Kita ambil salah satu gejala fisika yaitu“jarum jahit tenggelam jika dicelupkan ke dalam air, sementara kapal laut yang jauh lebih berat dari jarum, tidak tenggelam, Mengapa?”Dipostingan kali ini saya akan coba menjelaskannya. Gini lho…. Setiap benda memiliki kerapatan tertentu (di fisika kita sebut dengan massa jenis), yaitu perbandingan antara massa dengan volume benda tersebut. Sebagai contoh bila ada dua kubus yang volumenya sama, yang satu terbuat dari besi dan yang kedua terbuat dari kayu, samakah kerapatannya? Tentu tidak Massa Jenis kubus dengan volume yang sama, akan memiliki berat yang berbeda, sehingga kalau kita bandingkan massa dengan volumenya akan menghasilkan nilai massa jenis yang berbeda. Artinya semakin kecil massa benda (semakin ringan), dan semakin besar volume benda tersebut, maka semakin kecil-lah massa jenisnya.

Kalau dah ngerti konsep massa jenis, mari kita lanjutkan…….Ketika benda dicelupkan ke dalam cair (dimana zat cair juga memiliki massa jenis tertentu), maka benda tersebut akan memperoleh gaya tekan ke atas dari zat cair, sehingga berat di air akan lebih ringan ( yang belum coba silahkan bawa benda yang cukup berat ketika di udara lalu anda bandingkan dengan membawanya di dalam air, sama beratnya kah?)kita lanjutkan…………nah benda yang memiliki volume semakin besar, maka akan memperoleh gaya tekan ke atas semakin besar, sehingga kemungkinan benda akan mudah terangkat oleh zat

Page 12: GELOMBANG

cair. Jadi ketika memperbesar angka volume bendanya tentunya akan memperkecil nilai massa jenisnya (perhatikan rumus massa jenis). Berdasarkan konsep Archimedes kita dapatkan tiga buah keadaan benda dalam zat cair:1. Benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan.2. Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama.3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan.Jadi kapal laut yang begitu volumenya begitu besar, akan memperoleh gaya angkat lebih besar dibandingkan dengan sebatang jarum. Ini karena massa jenis kapal laut dibuat lebih kecil (dengan memperbesar volumenya) dari massa jenis air laut sehingga bisa terapung. Mungkin itu yah penjelasan dari sayah…..Praktek di rumah biar lebih jelas:1. Kalau masih punya kapal mainan dari seng…. Coba letakkan di atas zat cair dengan massa jenis tertentu….apa yang terjadi????2. Kapal tadi anda rubah volumenya dengan cara dipress/di rubah bentuknya dengan volume yang sekecil-kecilnya, lalu kembali letakkan di atas zat cair tadi……what’s going on?????Agar lebih faham konsep di atas, saya ajukan pertanyaan: mengapa kapal laut dibuat batasan daya tampungnya? ……………?????

→ Leave a comment

Posted in FLUIDA

Tagged archimedes, fluida, materi fluida

Kohesi dan   Adhesi

Posted on June 12, 2010 by kang Ope| Leave a comment

(sebuah sastra fisika)

Pagi itu matahari terlihat malu-malu menampakkan wajahnya yang biasa bersinar. Seolah-oleh masih betah berselimut awan pagi yang enggan disibakkannya. Sesaat aku duduk-duduk di atas teras selepas oleh raga pagi. Kuambil segelas air putih tepat di samping meja yang hampir rapuh. Terasa berbeda pagi itu karena sang istri sudah menyiapkannya jauh sebelum aku datang.Sesaat kuambil air yang tinggal seperempatnya. Alama….h sebagian partikel-partikel air tampak tertarik ke dinding gelas. Sehingga yang tampak permukaan air cekungan. Aku agak sedikir keran dengan sifat air seperti ini. Mungkinkah karena dasar gelas yang cekung itu. Hm… jadi terasa romantis dengan gelas pesta yag tak biasa disuguhkan pagi itu. Biasanya gelas ini menjadi andalan kalau ada orang bertamu ke gubukku.

Rasa penasaranku terus mengisi ruang otak kepalau yangmasih berkeringat. Kuambil gelas kesukaanku- kali ini dengan dasar yang lebih rata-. Air tadi kucoba pindahkan ke dalam gelas yang barusan ku ambil. Dan lagi-lagi aku terperanjat dengan sifat air ini. Partikel air permukaan yang nempel di dinding gelas tampak tertarik oleh partikel dinding gelas/kaca. Sehingga

Page 13: GELOMBANG

membentuk fenomena permukaan air yang cekung. Ternyata buka gara-gara gelas pesta itu ya……….Seandainya partikel air mempunyai 2 tangan, maka satu tangan tertarik oleh partikel-partikel air yang lain dan satu tangan lagi tertarik lebih kuat oelh tangan-tangan partikel kaca. Terbayang saat itu, terjadi perebutan partikel air antara partikel kaca dengan air. Dan aku piker kalau gaya tarik partikel kaca lebih besar daripada air, tentulah membentuk permukaan cekung. Hm… ternyata gaya tarik-menarik partikel aair dengan kaca lebih kuat/ besar di banding dengan gaya tarik antara partikel sejenis. Biar lebih keren kita istilahkan… gaya tarik antara partikel-partikel sejenis disebut gaya Kohesi sedangkan gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda jenis disebut adhesi. Jadi bisa kita katakan pada permukaan cekungan air gaya adhesi lebih besar daripada kohesi.Haw… pipiku mulai terasa panas nih…kayanya sang matahari mulai menyentuhku dan tak malu-malu lagi…. Seolah-oleh memenyruhku tuk segela mandi…. M Aan S

→ Leave a comment

Posted in FLUIDA

FLUIDA

Posted on June 9, 2010 by kang Ope| Leave a comment

Fluida statik

1.  Tekanan hidrostatik,

2.  Hukum Pascal,

3.  Hukum Archimedes

4.  Tegangan Permukaan

 

Fluida dinamik

1.  Persamaan Kontinuitas

2.  Kapilaritas dan Viskositas

3.  Asas Bernoulli

4.  Penerapan Asas Bernoulli

Page 14: GELOMBANG

5.  Tangki berlubang

6.  Alat Penyemprot

7.  Venturimeter

8.  Tabung Pitot

9.  Gaya Angkat Pesawat

Category Archives: GERAK dan GAYA

Cara Mudah Memahami rumus GLB dan   GLBB

Posted on September 18, 2010 by kang Ope| 3 Comments

Kita memahami bahwa jarak, waktu, perpindahan, kecepatan dan percepatan, merupakan besaran yang dapat kita tentukan ketika suatu benda bergerak.

Sekarang kita akan mengetahui keadaan besaran- besaran tersebut ketika benda itu bergerak dalam lintasan lurus. Yang penting adalah anda memahami cerita kejadian nyatanya dari masing-masing gerak. Berikut penjelasan dari rangkuman di atas:

1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Suatu saat anda sedang mengendarai sepeda motor. Odometer anda menunjukkan angka 36 km/jam atau 10 m/s dalam jarak beberapa meter. Ini berarti anda sedang menjalankan motor dengan kecepatan yang tetap/konstan, dengan kata lain motor kita tidak mengalami percepatan ( a = 0).

Arti dari kecepatan 10 m/s adalah dalam waktu 1 detik motor anda telah menempuh jarak (s) sejauh 10 m. ini berarti bahwa

Saat detik kedua (t = 1 detik) : S = 10 m/s . 1 detik = 10 m

Saat detik kedua (t = 2 detik) : S = 10 m/s . 2 detik = 20 m

Saat detik kedua (t = 3 detik) : S = 10 m/s . 3 detik = 30 m

Dst…jadi kita peroleh rumus   S  =  v . t

Kalau jarak awal (S0) diketahui maka jarak yang telah ditempuh adalah

S = S0 + v . t

Page 15: GELOMBANG

Jika bingung berlanjut silahkan pelajari lagi………. Continue reading →

→ 3 Comments

Posted in GERAK dan GAYA

Impuls   dan   Momentum

Posted on June 9, 2010 by kang Ope| Leave a comment

A. Impuls (I —- Ns)

Pada saat Anda menendang bola, gaya yang diberikan kaki paada bola teradi dalam waktu yang sangat singkat. Gaya seperti ini disebut sebagai gaya impulsif. Sedangkan, impuls sendiri didefinisikan sebagai gaya yang bekerja dalam waktu singkat. Secara matematis ditulis:

I = F.^t

Dengan :

I : Impuls gaya yang bekerja dalam waktu singkat (Ns)F : Gaya Impulsif (N)^t : Selang waktu saat benda dikenai gaya (sekon)

Impuls adalah hasil kali antara besaran vektor (gaya) dengan besaran skalar (waktu), sehingga termasuk ke dalam besaran vektor, yang arahnya sama dengan arah gaya.

B. Momentum (p —- kgms-1)

Dalam kehidupan sehari-hari, anda mungkin telah melihat tabrakan beruntun. Sebuah mobil tronton yang melaju dengan kecepatan tinggi(v) tiba-tiba menabrak mobil di depannya. Ternyata setelah tabrakan mobil sulit sekali dihentikan dan terus bergerak sehingga mobil tertabrak terseret beberapa meter dari lokasi tabrakan.

Kalau kita analisis, jika benda memiliki kecepatan tinggi dan massa mobil semakin besar tentunya mobil akan terus bergerak dan sulit dihentikan. Dalam fisika, ukuran kecenderungan benda untuk terus bergerak disebut dengan Momentum.