16
GAYA ATAU METODE MENGAJAR PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Gaya Mengajar PJOK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gaya Mengajar PJOK

GAYA ATAU METODE MENGAJAR

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PALASAH

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Page 2: Gaya Mengajar PJOK

A. Metode Komando (Comand Style)

Gaya komando atau gaya perintah ini, semua keputusan diambil oleh guru.

1. Sasaran Metode

• Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang akan dicapai karena

menggunakan gaya yang diuraikan.

• Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang akan di capai akan melibatkan siswa

yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru, dengan sasara-sasaran tertentu.

2. Menyusun Pelajaran Metode Metode Komando

• Semua keputusan pra pertemuan (pokok bahasan, tugas-tugas, organisasi, dan lain-lain) dibuat

oleh guru.

• Semua keputusan selama pertemuan berlangsung dibuat oleh guru.

• Keputusan pasca pertemuan :

• Umpan balik kepada siswa

• Sasarannya : harus memberi banyak waktu untuk pelaksanaan tugas.

3. Implikasi Penggunaan Gaya Komando

• Standar penampilan sudah mantap dan pada umumnya satu model untuk satu tugas.

• Pokok bahasan dipelajari secara meniru dan mengingat melalui penampilan.

• Pokok bahasan dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang dapat ditiru.

• Tidak ada perbedaan individual: diharapkan menirukan model.

4. Unsur-Unsur Khas Dalam Pelajaran Dengan Menggunakan Metode Komando

• Semua keputusan dibuat oleh guru.

• Menuruti petunjuk dan melaksanaan tugas adalah kegiatan utama siswa.

• Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi.

• Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi.

• Mengembangkan perilaku berdisiplin, karena harus menaati prosedur yang telah ditetapkan.

5. Saluran-Saluran Pengembangan

• Menurut mosston, selama masa pembelajaran, setiap orang mempunyai kesempatan untuk

mengembangkan ketrampilan-ketrampilan fisik, sosial, emosional dan kognitifnya.

• Mosston berbicara tentang 4 saluran perkembangan :

• Salran fisik : meningkat dengan pesat selama menggunakan gaya komando.

• Saluran sosial : terbatas

• Saluran emosional : terbatas

• Salura kognitif : terbatas

B. Metode Latihan (Practice Style)

Dalam gaya latihan ini ada beberapa keputusan selama pertemuan berlangsung yang dipindahkan

dari guru ke siswa sehingga memberi peranan dan perangkat tanggung jawab baru kepada siswa.

1. Sasaran Metode Latihan

Sasaran metode latihan berbeda dari sasaran metode komando, dalam hubungannya dengan

Page 3: Gaya Mengajar PJOK

perilaku guru dan peranan siswa. Sasara yang berhubungan dengan dengan tugas-tugas

penampilan siswa.

2. Peranan Guru dan Siswa

• Siswa membuat keputusan selama pertemuan berlangsung.

• Peranan guru sedikit berubah dari metode komando menjadi gaya latihan.

3. Implikasi

• Satu-satunya keputusan siswa dalam metode komando adalah untuk bergerak sesuai petunjuk.

• Sekarang disediakan waktu bagi siswa untuk mengatur kapan memulai, kpan berhenti, waktu

sela antara tugas-tugas.

• Siklus kegiatannya adalah :

- Penyampaian tugas oleh guru

- Pelaksanaan tugas oleh siswa

- Pengamatan dan penilaian oleh guru

4. Peranan baru siswa, keputusan-keputusan dan peranan guru harus di jelaskan dikelas.

C. Metode Resiprokal (Reciprocal Style)

Dalam metode resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan balik bergeser dari guru ke teman

sebaya. Pergeseran peranan ini memungkinkan :

1. Peningkatan interaksi sosial antara teman sebaya dan

2. Umpan balik secara langsung.

Sasaran Metode Resiprokal

Sasaran gaya resiprokal ini berhubungan dengan tugas dan peranan siswa.

a) Tugas (pokok bahasan)

1. Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat.

2. Siswa menerima umpan balik langsung.

3. Sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan mengenai penampilan tugas.

b) Peranan Siswa

1. Memberi dan menerima umpan balik.

2. Mengamati penampilan teman, membandingkan dan memperatentangkan dengan kriteria yang

ada, menyampaikan hasilnya kepada pelaku.

3. Menumbuhkan kesabaran dan toleransi terhadap teman.

4. Memberikan umpan balik.

D. Metode Periksa Diri (Self Check Style)

Metode periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke siswa. Kepada siswa sekarang

diberikan keputusan sesudah pertemuan untuk menilai penampilannya. Dengan metode ini

memungkinkan siswa menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan tugasnya.

1. Peranan Siswa

a) Menilai penampilannya sendiri.

b) Menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri.

Page 4: Gaya Mengajar PJOK

c) Belajar bersikap obyektif terhadap penampilannya.

d) Belajar menerima keterbatasannya.

e) Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan.

2. Implikasi Metode Periksa Diri

a) Guru mendorong kemandirian siswa.

b) Guru mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan memantau sendiri.

c) Guru mempercayai siswa.

d) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada proses periksa sendiri dan

pelaksanaan tugas.

e) Siswa belajar sendiri.

f) Siswa mengenali keterbatasannya, keberhasilannya dan kegagalannya sendiri.

g) Siswa memakai umpan balik dari hasil periksa sendiri untuk mengusahakan perbaikan.

E. Metode Inklusi (Inclusion Style)

Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi memberikan

tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan

tingkat penampilannya.

Contoh dari metode inklusi dapat dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali

dipentangkan setinggi 1 meter dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua

siswa akan berhasil. Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat

kesulitan yang sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan sebagian

lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika ketinggian tali dinaikkan,

kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan makis sedikit jumlah

siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini berarti kita memberikan standar bagi setiap siswa

dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas.

Sekarang, jika tali direntangkan miring dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para

siswa akan menyebar sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan

untuk melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuannya.. ini juga akan

memungkinkan para siswa untuk memilih dimana dia akan memulai tugasnya.

1. Tujuan Metode Inklusi

• Melibatkan semua siswa.

• Penyesuaian terhadap perbedaan individu.

• Memberi kesempatan untuk memulai pada tingkat kemampuan sendiri.

• Memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas-tugas yang ringan keberat, sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa.

• Belajar melihat hubungan antara kemampuan merasa dan tugas apa yang dapat dilakukan oleh

siswa

• Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternative tingkat tugas yang telah

disediakan.

2. Pelaksanaan Metode Inklusi

• Menjelaskan metode ini kepada siswa. Satu demonstrasi dengan menggunakan tali yang miring

Page 5: Gaya Mengajar PJOK

akan memberikan ilustrasi yang sagat bagus.

• Siswa disuruh memulai

• Amati dan memberi waktu bagi siswa untuk melakukan metode ini

• Memberi umpan balik kepada siswa tentang peranan siswa dalam pengambilan keputusan

dalam pengambilan keputusan memilih tugas-tugas :

- Tanyakan bagaimana mereka memilih tugas-tugas

- Fokuskan perhatian-pada penggunaan umpan balik yang netral, agar siswa mengambil

keputusan mengenai taraf tugas yang sesuai dengan kemampuannya.

- Amati kesalahan-kesalahan dalam penampilan siswa dan kriteria yang menyangkut penampilan

dalam tugasnya.

3. Implikasi metode inklusi

• Salah satu keuntungan yang sangat penting dari metode ini adalah memperhatikan perbedaan

individu dan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan untuk maju dan berhasil

• Memungkinkan siswa untuk melihat ketidak sesuaian antara aspirasi atau pengetahuan mereka

dengan kenyataan. Mereka akan belajar untuk mengurangi kesenjangan antara kedua hal ini.

• Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dia dapat lakukan dari pada

membandingkannya dengan orang lain.

• siswa mengembangkan konsep mereka sendiri yang berkaitan dengan penampilan fisik.

4. Memilih Dan Merancang Pokok Bahasan

• Konsep tentang tingkat kesulitan. Tugas-tugas yang dipilih harus dimulai dari yang sederhana

ke yanglebih unik, dengan tiap tugas mempunyai tingkat kesulitan yang ditambahkan.

• Jika kita menggunakan menembak dalam bola basket sebagai contoh dari beberapa faktor yang

mempengaruhi kesulitan adalah :

- Rentangan jarak dari minimum ke maksimum

- Tingginya basket

- Ukuran lingkaran dan ukuran bola

- Sudut tembakan, dll.

• Kisi-kisi faktor berikut dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisis tugas-tugas menentukan

tingkat kesulitan.

F. Metode Penemuan Terpimpin (Konvergen Style)

Metode inklusi (cakupan) merupakan gaya yang terakhir dari kelompok metode yang

memusatkan perhatian pada pengembangan ketrampilan fisik siswa. Saluaran – saluaran

perkembangan atau jenis – jenis sasaran yang mendapat tekanan dalam komando sampai dengan

metode inklusi adalah fisik, social, dan emosional. Metode-metode selanjutnya, yang akan

dibahas adalah metode penemuan terpimpin (Konvergen) dan metode divergen (berlainan), yang

penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif.

Metode ini guru harus menyusun serangkaian pertanyaan – pertanyaan yang menuntut adanya

serangkaian jawaban – jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Pertanyaan – pertanyaan

yang dibuat hanya ada satu jawaban yang dianggap benar. Dan jawaban – jawaban itu harus

Page 6: Gaya Mengajar PJOK

mengarah kepada penemuan konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau gagasan.

1. Sasaran

Sasaran metode ini adalah :

• Melibatkan siswa dalam proses penemuan yang konvergen.

• Mengembangakan hubungan yang serasi dan tepat antara jawaban siswa dengan pertanyaan

yang diajuakan oleh guru.

• Mengembangkan ketrampilan untuk menemukan jawaban yang berurut, yang akan menuju

pada penemuan konsep.

• Mengembankan kesabaran guru dan siswa, karena sifat sabar sangat diperluakan dalam proses

penemuan.

2. Penerapan Metode Penemuan Terpimpin

• Dalam menyusun pertanyaan bagi siswa, guru harus mengenali prinsip, gagasan, atau konsep

yang akan ditemukan. Selanjutnya baru menyusun pertanyaan – pertanyaan yang akan membawa

siswa kerangkaian tanggapan yang akan menuju pada gagasan tersebu. Untuk itu perlu dimulai

dari jawaban akhir, terus mundur sampai pada pertanyaanya.

• Dalam situasi mengajar yang sesungguhnya, guru harus mengikuti prosedur berikut:

- Menyampaikan pertanyaan sesuai dengan susunan.

- Beri waktu untuk jawaban dari siswa.

- Beriak umpan balik (netral atau menilai) yang membenarkan jawaban yang benar atau

mengarahkannya kembali.

- Ajukan pertanyaan berikutnya.

- Jangan berikan jawaban.

- Bersikap sabar dan menerima.

• Merencanakan:

- Mengenali pokok bahasan yang khusus.

- Menentukan urutan langkah – langkah (pertanyaan dan petunjuk) menuju ke hasil akhir:

o Setiap langkah didasarkan atas jawaban sebelumnya.

o Perlu mengharapakan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh siswa, dan

mengarahkan kembali jawaban yang tidak tepat.

• Yang harus dilakuan dengan jawaban yang tidak benar:

- Ulangi pertanyaan/petunjuk. Kalau masih salah, ajukan pertanyaan lain yang

menguatkan/menjabarkannya.

- Beri siswa waktu untuk memikirkan jawabanya.

3. Implikasi Metode Penemuan Terpimpin

• Metode ini menuntut guru untuk menyediakan waktunya untuk menyusun pertanyaan-

pertanyaan yang memaksa siswa untuk berpikir.

• Tanggung jawab untuk menemuakn merupakan kegiatan utama siswa

• Siswa memerluakan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab ini.

4. Pokok Bahasan

• Jenis jenis informasi yang perlu ditemuan adalah: konsep, prinsip, kaidah, hubungan,

Page 7: Gaya Mengajar PJOK

bagaimana, mengapa, dan batasan-batasan.

• Topik tidak boleh diketahui oleh siswa sebelumnya, kalau tidak, maka siswa tidak akan

memperoleh penemuan.

• Episode-episode metode ini dapat diguanakan untuk metode yang lain. Dapat juga digunakan

pada waktu memberi umpan balik kepada masing-masing siswa.

• Yang paling baik adalah episode yang paling pendek

• Ada baiknya menysun pertanyaan-pertanyaan tersebut sedemikian rupa, sehingga siswa harus

mengerjakan jawaban secara fisik. Denga demikian siswa dapat menggunakan gerakan sebai

media penemuan.

G. METODE DIVERGEN (Divergen Style)

Metode mengajar divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam gaya ini siswa

memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di

dalam pokok bahasan. Metode ini memungkinkan jawaban-jawaban yang beraneka ragam atau

divergen atau jawaban-jawaban pilihan. Ini berbeda dengan metode penemuan terpimpin, yang

pertanyaan-pertanyaannya hanya disusun untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang konvergen.

Metode ini disusun sedemikian rupa sehingga suatu masalah, pertanyaan atau situasi yang

diharapkan kepada siswa akan memerlukan pemecahan. Rangsangan-rangsangan yang diberikan

akan membimbing siswa untuk mencari pemacahan atau jawaban secara individual.

1. Sasaran Metode Divergen

• Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan-pertimbangan

kognitif.

• Mengembangkan “wawasan” ke dalam struktur kegiatan dan menemukan variasi.

• Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban-jawaban yang

diharapkan.

• Mengembangkan kemampuan untuk memerikasa dan menganalisis pemecahan-pemecahannya.

2. Penerapan Metode Divergen

• Mula-mula mungkin perlu meyakinkan siswa, bahwa gagasan dan pemecahan mereka akan

diterima. Seringkali siswa sudah terbiasa dengan mereka diberitahu tentang apa yang akan

mereka lakukan, dan tidak diperkenakan untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar.

• Pada waktu siswa bekerja mencari pemecahan, guru harus mengawasi dan menunggu untuk

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban-jawaban mereka:

- Umpan balik harus dapat membimbing siswa kepada masalah untuk menemukan jawwaban

yang tepat.

- Guru harus menahan diri untuk tidak memilih jawaban-jawaban tertentu sebagai contoh. Sebab

itu akan mendorong penjiplakan dan bukan pemecahan masalah secara individual.

3. Mendesai Pokok Bahasan

• Pilihan:

- Masalah tunggal & Masalah ganda

• Masalah harus menyatakan garis petunjukatau parameter untuk pemecahannya, misalnya:

Page 8: Gaya Mengajar PJOK

Didalam kelas, gerakan pengembangan siswa dapat diminta untuk menyusun cara-cara bergerak

dari satu ujung ke ujung yang lain, dengan menggunakan tiga posisi tubuh yang berbeda, atau

didalam kelas kesegaran jasmani: menyusunh suatu latihan pemanasan yang rutin, yang meliputi:

pemanasan umum, peregangan otot besar, kegiatan untuk ketahanan otot pada lingkaran bahu,

lengan atas, perut, pantat, paha dan betis.

• lamanya kegiatan rutin ini sekitar 10 menit.

• Masalah-masalah yang dipilih harusnya memungkinkan adanya pemecahan pilihan.

Penggunaan keterampilan khusus tidak tepat, yaitu seperti cara baru dalam melempar cakram,

servis baru dalam tenis. Kegiatan-kegiatan ini mempunyai aturan dan parameter tertentu untuk

penampilannya.

• Siswa harus cukup akrab dengan pokok bahasan.

H. Gaya Program Individual

Dalam gaya program individual ini, program pembelajaran didesain oleh siswa. Program disusun

oleh siswa dan didasarkan atas pengalaman dengan gaya-gaya lainnya. Kemudian siswa

mengidentifikasi criteria pencapaian hasil belajar.

I. Gaya Yang Diprakarsai Siswa

Dalam gaya yang diprakarsai siswa, siswa membuat keputusan dalam pra pertemuan dan secara

teratur mengecek dengan guru.

J. Gaya Mengajar Sendiri

Dalam gaya mengajar sendiri, keputusan diambil oleh siswa.

K. Gaya Modifikasi (Modification Style)

Modifikasi merupakan salah satu gaya pembelajaran yang dapat dilakukan oleh para guru agar

proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis

sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas

belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya

tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru

memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru

mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus

mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara

memodifikasinya.

Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi

lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani

yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.

Misalnya dalam permasalahan minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki

sekolah-sekolah, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam

memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

Page 9: Gaya Mengajar PJOK

L. Metode Bermain

Dalam metode bermain, pembelajaran pendidikan jasmani diciptakan suasana yang

menyenanakan. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu

yang baru, yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak

didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan yakni bergerak melalui

pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Kata kunci metode ini adalah adalah

“Bermain – bergerak – ceria”.

Implikasi Metode Bermain yakni:

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.

3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

M. Metode Eksplorasi (Exploration Style)

Dalam metode eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dari beraneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.

N. Metode Elaborasi (Elaboration Style)

Dalam metode elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik belajar melalui tugas-tugas tertentu;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak

tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil belajar individual maupun

kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan turnamen;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa

percaya diri peserta didik.

O. Metode Konfirmasi (Confirmation Style)

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Page 10: Gaya Mengajar PJOK

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalammencapai

kompetensi dasar:

5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang

menghadapi kesulitan, dengan menggunakan tekhnik yang benar;

6) membantu menyelesaikan masalah yang dialami peserta didik;

7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Dalam kegiatan penutup, guru:

a)bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran;

b) melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

http://www.themexp.org/listings.php?

type=wp&view=date&cat=15&proddesc=Wallpaper&catdesc=TV/Movies&page=6