Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)- Nanto

Embed Size (px)

Citation preview

PERCOBAAN VI FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)

I. TUJUAN Mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatannya untuk cetak biru.

II. DASAR TEORI Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau penambahan oksigen. Sedangkan reduksi adalah reaksi penambahan elektron atau pengurangan oksigen. Jadi, reaksi redoks adalah (reduksi dan oksidasi) adalah reaksi penerimaan dan pelepasan elektron atau reaksi terjadinya penembahan dan pengurangan oksigen. Reduktor adalah zat yang menyebabkan terjadi reaksi reduksi atau zat yang mengalami oksidasi. Sedangkan oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadi reaksi oksidasi atau yang mengalami reduksi (Chang, 1998) 1. Reaksi redoks sebagai peristiwa pengikatan dan pelepasan oksigen. Reaksi antara unsur atau senyawa dengan oksigen disebut reaksi oksidasi. Atau dengan kata lain, reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan/pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa. Contoh : 2 Fe(s) + O2(g) > 2 FeO(s) 4 Na(s) + O2(g) > 2 Na2O(s) CH4(g) + 2 O2(g) > CO2(g) + 2 H2O(l) Dari ketiga contoh diatas logam besi, logam natrium dan gas metana mengalami oksidasi, sedang gas oksigen bertindak sebagai pengoksidasi atau oksidator. Reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut sebagai reaksi reduksi dan zat yang menyebabkan terjadinya reaksi reduksi disebut reduktor. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: CuO(s) + H2(g) > Cu(s) + H2O 2. Reaksi redoks sebagai reaksi perpindahan elektron Apakah reaksi logam magnesium dengan larutan hidrogen klorida yang dapat ditulis seperti persamaan reaksi dibawah ini juga termasuk reaksi redoks? Mg(s) + 2 HCl(aq) > MgCl2(aq) + H2(g)

Sekarang perhatikan reaksi logam magnesium dengan larutan hidrogen klorida yang reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut: Mg(s) + 2 HCl(aq) > MgCl2(aq) + H2(g) atau Mg(s) -> Mg2+(aq) + 2e (pelepasan elektron, oksidasi) 2 H+(aq) + 2e > H2(g) (penerimaan elektron, reduksi) Mg(s) + 2 H+(aq) > Mg2+(aq) + H2(g) Jadi dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron. Dalam reaksi di atas logam magnesium bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan ion hidrogen bertindak sebagai pengoksidasi (oksidator) . Reaksi oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi, dan sebaliknya reaksi reduksi juga tidak mungkin terjadi tanpa reaksi oksidasi. Karena itu gabungan kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi redoks. Sedangkan reaksi oksidasi saja disebut setengah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut setengah reaksi reduksi. (Sentot, 2011)

III. ALAT DAN BAHAN III.1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beberapa gelas beker (agak besar), gelas ukur 50 mL, ruang gelap (almari), keping kaca, pengaduk gelas, pipet tetes, lampu (sinarnya), pengaduk gelas, dan spidol. III.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan besi (III) klorida, larutan diamonium hidrofosfat, asam oksalat, larutan kalium heksasianoferrat, larutan kalium dikromat, kertas tik, kertas kalkir, dan kertas saring.

IV. CARA KERJA Pertama, dibuat larutan campuran antara 50 mL larutan ion besi (III) klorida dengan 10 mL larutan diamonium hidrofosfat dalam gelas beker 400 mL. Larutan campuran tersebut disimpan dalam ruang gelap (alamari). Asam oksalat sebanyak 50 mL ditambahkan ke dalam larutan yang ada dalam almari, kemudian larutan tersebut diaduk dalam ruangan itu juga. Setelah itu almari ditutup dan hanya dibuka bila perlu saja. Kertas tik sebanyak tiga (3) lembar diambil dan dicelupkan ke dalam larutan dalam almari. Diusahakan seluruh kertas tercelup tetapi jangan terlalu basah dan merusak kertas. Kertas tersebut kemudian dikeluarkan dan diletakkan di antara dua kertas saring (dijepit kertas saring). Kertas itu dibiarkan berada

di antara dua kertas saring selama 10-15 menit atau sampai kertas tik kering. Jika ingin didapat cetakan yang lebih tajam, kertas harus dikeringkan. Setelah itu kertas tik ini digunakan sebagai kertas peka. Dibuat obyek yang akan dicetak pada kertas kalkir yang ditulis dengan spidol. Obyek kemudian diletakkan di atas kertas peka dan dijepit dengan dua keping kaca, kemudian dikenai sinar lampu. Dibuat variasi waktu penyinaran sinar lampu, yaitu 10, 15, dan 20 menit. Kertas peka yang telah disinari diambil, kemudian dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M dalam gelas beker 400 mL. Diusahakan agar semua kertas dapat tercelup ke dalam larutan. Kertas itu dikeluarkan dan dicelupkan ke dalam larutan kalium dikromat encer 0,03 M. Kemudian kertas dicuci dengan 100 mL HCl 0,1 M, dan dilanjutkan dengan air keran. Kertas itu dikeringkan, maka akan diperoleh hasil cetakan berwarna biru bertuliskan sesuai tulisan yang ada pada kertas kalkir. Seluruh hasil dari variasi-variasi dibandingkan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V.1. Hasil Percobaan Variasi Waktu 10 menit 15 menit 20 menit V.2. Pembahasan Praktikum ini memiliki tujuan untuk mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatannya untuk cetak biru. Hal pertama yang dilakukan setelah alat disiapkan adalah dibuat larutan campuran antara 50 mL larutan ion besi (III) klorida dengan 10 mL larutan diamonium hidrofosfat dalam gelas beker 400 mL. Larutan campuran tersebut kemudian disimpan dalam ruang gelap (almari). Fungsi dari diamonium hidrofosfat di atas adalah untuk memperlambat reaksi antara besi (III) klorida, ion besi (III), dengan asam oksalat yang dimasukkan ke dalam campuran yang diletakkan dalam almari, diinginkan reaksi terjadi pada perlakuan selanjutnya (disinari lampu). Karena reaksi ion besi (III) dengan asam oksalat adalah reaksi reduksi yang dapat dipercepat bila terkena cahaya maka penambahan oksalat dilakukan dalam almari. Namun tetap saja akan terkena cahaya ketika almari dibuka (walaupun sedikit), oleh karena itu penambahan diamonium hidrofosfat dilakukan sebelum penambahan oksalat (campuran besi (III) klorida dengan diamonium hidrofosfat). Reaksi besi (III) klorida dengan diamonium hidrofosfat adalah sebagai berikut: Hasil Cetak Biru Kurang jelas Jelas Jelas

FeCl3 + (NH4)2HPO4 FePO4 + HCl + 2NH4Cl Reaksi ion besi (III) dengan oksalat adalah sebagai berikut: Fe3+ + C2O42- Fe2+ + 2CO2 (Svehla, 1979)

Kemudian kertas hvs sebanyak 3 lembar disiapkan, dan dicelupkan ke dalam campuran dalam lemari tersebut. Diusahakan seluruh kertas tercelup tetapi kertas jangan sampai terlalu basah. Kertas yang sudah dicelup disisipkan di antara dua kertas saring, dibiarkan selama 1015 menit atau sampai kering. Agar didapat hasil yang lebih tajam, kertas harus dikeringkan. Kemudian kertas hvs ini digunakan sebagai kertas peka. Selanjutnya dibuat obyek yang akan dicetak pada kertas kalkir yang ditulis dengan spidol (usahakan tulisan obyek tidak tembus cahaya). Kertas peka yang sudah kering diletakkan di atas kaca, lalu kertas kalkir yang sudah ditulisi (obyek tulisan tepat di atas kertas peka) di letakkan di atas kertas peka dan ditutup lagi dengan kaca. Kertas tersebut disinari cahaya lampu dengan variasi waktu berturut-turut 10, 15, dan 20 menit. Setelah tiap kertas sudah disinari cahaya lampu sesuai variasi waktunya masing-masing, kertas peka tersebut masing-masing dicelupkan berturut-turut ke dalam larutan kalium heksasianoferrat (III) [K3Fe(CN)6], larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), larutan HCl, dan dengan keran air (air mengalir). Kemudian kertas dikeringkan dan dapat dibandingkan hasil percobaan dari setiap variasi waktu penyinaran. Hasil (cetak biru) dari masing-masing variasi waktu penyinaran adalah berturut-turut kurang jelas (10 menit), jelas (15 menit), dan jelas (20 menit). Dari teori sendiri diketahui hasil cetak biru maksimum atau terbaik didapat dari penyinaran lampu selama 15 menit, selebihnya kurva datar atau hasil yang didapat sama saja. Warna biru yang menyeluruh pada kertas peka menunjukkan berhasilnya reaksi reduksi. Untuk didapatkan reaksi reduksi yang sempurna diusahakan kertas peka dikeringkan secara sempurna juga sebelum disinari cahaya lampu karena keringnya kertas peka sebagai tanda reaksi telah sempurna. Selanjutnya ketika disinari cahaya, hasil maksimum didapat pada variasi 15 menit pada waktu penyinaran (sesuai dengan teori). Kertas peka yang telah disinari kemudian dicelupkan ke dalam 3 buah larutan dan kemudian dicuci dengan air keran. Pertama, dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat (III), fungsinya adalah untuk membentuk cetakan warna biru, ion heksasianoferrat (III) adalah ion kompleks yang memiliki warna (indikator warna, biru gelap). Reaksi yang terjadi dimulai dengan pengoksidasian ion besi (II) menjadi ion besi (III) oleh ion heksasianoferrat (III). Reaksinya adalah sebagai berikut: Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3+ + [Fe(CN)6]4-

dan ion-ion tersebut bereaksi kembali: 4 Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (Svehla, 1979)

Dari reaksi di atas didapat produk yang memiliki warna biru tua. Karena obyek yang tertulis pada kertas kalkir menghalangi cahaya sinar lampu, hasil pada kertas peka terdapat bagian yang tidak berwarna biru (sesuai obyek yang tertulis pada kertas kalkir). Kedua, dicelupkan ke dalam larutan kalium dikromat, fungsinya adalah untuk menghilangkan kotoran dan membentuk kompleks dengan ion heksasianoferrat (III). Selanjutnya fungsi dari larutan HCl pada pencelupan ke dalam larutan HCl adalah untuk mencuci kertas peka. Dan fungsi air keran adalah untuk menghilangkan ion-ion dan membentuk kompleks dengan Fe. Ion-ion yang masih terkandung akan larut dengan air (H2O) karena ion bersifat polar dan H2O bersifat polar, like dissolve like. Ion Fe juga akan membentuk komplek dengan H2O sebagai ligannya. VI. KESIMPULAN DAN SARAN Dari percobaan V yang berjudul, Fotokimia Reduksi Besi (III), ini dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil cetak biru yang didapat pada variasi 15 menit dan 20 menit lebih jelas. 2. Reduksi ion besi (III) dalam praktikum ini disebabkan atau dipercepat oleh cahaya.

VII. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond, 1998, Chemistry, -6th ed., McGraw-Hill, Inc., United State. Svehla, G., 1979, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, The Chaucer Press Ltd., Suffolk. Internet: (24 Oktober 2011) Sentot, 2011, Reaksi Oksidasi dan Reduksi, http://kimiaku.wordpress.com/2011/10/20/reaksioksidasi-dan-reduksi-redoks/

VIII. LAMPIRAN 1. Laporan sementara 2. Tugas