12
Salam JPIC Kantor KPKC Kapusin Medan sejak tanggal 1 April 2010 resmi pindah ke Jl. Mongonsidi No. 45 T Medan. Sejalan dengan itu personalia yang menangani kantor ini juga secara perlahan dibenahi. Mari secara bergandeng tangan membangun kantor ini sebagai bagian dari karya kita bersama dalam bidang promosi, animasi, pengembangan dan perwujudan nilai-nilai keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Setiap Saudara, kapan dan dimanapun berkarya, atas pelbagai cara, dapat berpartisipasi dalam memajukan nilai- nilai KPKC. Sumbangan, saran dan kerjasama dari masing-masing Saudara akan sangat menentukan sepak terjang dan bobot kantor ini ke dapan. Salam dan doa kami REDAKSI Keadilan, Perdamaian & Keutuhan Ciptaan Media Komunikasi JPIC Kapusin Medan Jl. Monginsidi No. 45 T Medan 20157; Tel. 061-77841181; Fax. 061-4569853 http://jpic-kapusin.blogspot.com; E-Mail: [email protected] Edisi Oktober 2010 HARI PERDAMAIAN INTERNASIONAL Pada sidang tahunannya 1981 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan hari Selasa ketiga bulan September sebagai Hari Perdamaian Internasional (HPI). Tujuannya ialah untuk memperingati dan menguatkan cita-cita perdamaian di seluruh dunia. Maka pada Selasa 21 September 1982 dirayakanlah HPI untuk pertama kalinya. Pada tahun 2001 PBB menetapkan HPI diubah dari hari Selasa ketiga September menjadi tanggal 21 September sebagai tanggal tetap. Hari itu dinyatakan sebagai hari tanpa kekerasan dan gencatan senjata tahunan. Semua bangsa diajak untuk menghormati Hari itu dengan menghentikan segala permusuhan, memperingatinya dengan pendidikan serta penyadaran bagi umum tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perdamaian. Setiap tahun Sekretaris Jenderal PBB, para Duta Perdamaian yang diutus olehnya, seluruh sistem PBB, banyak pribadi-perorangan, kelompok dan organisasi-organisasi di seluruh dunia mengisi HPI ini dengan aneka kegiatan yang bertujuan demi tercapainya genjatan senjata, diakhirinya ketegangan atau konflik, terjembataninya budaya- budaya yang terpecah dan terciptanya toleransi. Kegiatan-kegiatan itu bermacam-macam; contohnya: konser musik, doa, melepaskan merpati perdamaian, pawai perdamaian, turnamen sepakbola perdamaian, perlombaan puisi perdamaian, lomba masak kue perdamaian, menanam

Edisi Oktober 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Edisi Oktober 2010

1

Salam JPIC

Kantor KPKC Kapusin Medan sejak tanggal 1 April 2010 resmi pindah ke Jl. Mongonsidi No. 45 T Medan. Sejalan dengan itu personalia yang menangani kantor ini juga secara perlahan dibenahi. Mari secara bergandeng tangan membangun kantor ini sebagai bagian dari karya kita bersama dalam bidang promosi, animasi, pengembangan dan perwujudan nilai-nilai keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Setiap Saudara, kapan dan dimanapun berkarya, atas pelbagai cara, dapat berpartisipasi dalam memajukan nilai-nilai KPKC. Sumbangan, saran dan kerjasama dari masing-masing Saudara akan sangat menentukan sepak terjang dan bobot kantor ini ke dapan.

Salam dan doa kami

REDAKSI

Keadilan, Perdamaian & Keutuhan Ciptaan

Media Komunikasi JPIC Kapusin Medan Jl. Monginsidi No. 45 T Medan 20157; Tel. 061-77841181; Fax. 061-4569853

http://jpic-kapusin.blogspot.com; E-Mail: [email protected]

Edisi Oktober 2010

HARI PERDAMAIAN INTERNASIONAL

Pada sidang tahunannya 1981 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan hari Selasa ketiga bulan September sebagai Hari Perdamaian Internasional (HPI). Tujuannya ialah untuk memperingati dan menguatkan cita-cita perdamaian di seluruh dunia. Maka pada Selasa 21 September 1982 dirayakanlah HPI untuk pertama kalinya.

Pada tahun 2001 PBB menetapkan HPI diubah dari hari Selasa ketiga September menjadi tanggal 21 September sebagai tanggal tetap. Hari itu dinyatakan sebagai hari tanpa kekerasan dan gencatan senjata tahunan. Semua bangsa diajak untuk menghormati Hari itu dengan menghentikan segala permusuhan, memperingatinya dengan pendidikan serta penyadaran bagi umum tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perdamaian.

Setiap tahun Sekretaris Jenderal PBB, para Duta Perdamaian yang diutus olehnya, seluruh sistem PBB, banyak pribadi-perorangan, kelompok dan organisasi-organisasi di seluruh dunia mengisi HPI ini dengan aneka kegiatan yang bertujuan demi tercapainya genjatan senjata, diakhirinya ketegangan atau konflik, terjembataninya budaya-budaya yang terpecah dan terciptanya toleransi.

Kegiatan-kegiatan itu bermacam-macam; contohnya: konser musik, doa, melepaskan merpati perdamaian, pawai perdamaian, turnamen sepakbola perdamaian, perlombaan puisi perdamaian, lomba masak kue perdamaian, menanam

Page 2: Edisi Oktober 2010

2

menanam pohon perdamaian, perangko perdamaian, spanduk-spanduk dengan tandatangan perdamaian, dlsb. Tahun 2008 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung kampanye lewat sms dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang berbunyi: “Pada tanggal 21 September, Hari Perdamaian Internasional, saya menghimbau semua pemimpin dunia dan rakyat di seluruh dunia untuk bergabung melawan konflik, kemiskinan, kelaparan, dan memperjuangkan hak-hak asasi manusia untuk semuanya.”

Pada tahun 2010 Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta memperingati HPI dengan kegiatan-kegiatan: *) Aksi Donor Darah, *) Kebaktian dan Perayaan, *) Demo Perdamaian dengan Pawai becak, *) Lomba Penulisan Esai Perdamaian, *) Seminar Perdamaian. Mereka mau menggugah kesadaran mereka sendiri dan juga masyarakat agar menghargai arti, pentingnya perdamaian dalam kehidupan manusia.

Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) Kapusin Propinsi Medan Medan pada 21 September: *) memperkenalkan HPI melalui siaran di Radio Maria Indonesia dan radio Karina Pematangsiantar; *) menyebarkan poster berisi tema HPI 2010 “Youth for Peace and Development”.

Bahasa Indonesianya berbunyi: “Kaum muda, bangkit dan bergeraklah membangun budaya damai”; *) mencetak stiker berisi ajakan untuk membangun budaya damai di dalam keluarga. Poster dan stiker disebarkan di Gereja-gereja, sekolah, lembaga lain terutama di kalangan Katolik.

Perwujudan pesan HPI itu tidak terbatas pada 21 September saja. Apa yang masih dapat kita lakukan sekarang? Bagaimana kita hendak merayakan HPI tahun depan agar lebih mengesankan dan memesankan? Kita semua diajak untuk bersama menjawabnya.*** Guido Situmorang OFMCap.

Page 3: Edisi Oktober 2010

3

PELATIHAN INVESTIGASI INFO JPIC

Training metodologi riset yang diselenggarakan kantor JPIC Kapusin Medan pada tanggal 1-14 Agustus 2010 di Samadi Vincentius Pematangsiantar diikuti oleh 28 peserta dari utusan masing-masing JPIC Fransiskan Indonesia yang tergabung dalam Intern Fransiscan For JPIC (INFO JPIC). Dua puluh delapan peserta dalam pelatihan ini terdiri atas: 3 orang dari JPIC OFM, 2 orang dari OSF Sibolga, 2 orang dari SFD, 3 orang dari FSE, 1 orang dari FJCM, 2 orang dari KSFL, 1 orang dari HK, 5 orang dari OFMCap Medan, 1 orang dari OFMConv., 1 orang pastor projo dari Lembata, 2 orang dari FSGM, 2 orang dari FCh, 1 orang dari diakonia Pelangi Kasih, 1 orang dari OFMCap Sibolga, dan 1 orang dari FMM.

Training yang dipandu oleh Bapak George Yunus Aditjondro ini memilih lima objek pelatihan riset, yakni PT Tirta Sibayakindo di Doulu-Berastagi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Semangat Gunung – Berastagi, PT Allegrindo Nusantara di desa Sahala – Salbe Simalungan, PT Aquafarm Nusantara di Parapat dan Peristiwa longsor di Sabulan dan Ransangbosi. Setelah mengikuti metodologi riset yang diberikan sang tutor, para peserta mempraktekkan kepiawaian analisa dan risetnya ke masing-masing objek pelatihan riset selama dua setengah hari. Metode yang dipakai dalam riset ini adalah wawancara, pemetaan lapangan, web chart, dan partisipatif. Beberapa hal penting dari hasil penelitian dari masing-masing objek riset tersebut di atas akan kami uraikan di bawah ini sebagai alternatif pemikiran ke depan dalam mengambil sikap dan mengantisipasi bom waktu yang setiap saat siap meledak, yang kami beri judul Mendulang Sumber Daya Alam – Siapa Untung Siapa Buntung?.

Page 4: Edisi Oktober 2010

4

INDONESIA SUNGGUH KAYA AKAN SUMBER

DAYA ALAM

Atas Kekayaan Alam ini diamanatkan dalam UUD

1945 Bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat

HANYA OMONG KOSONG

IRONISNYA

Pemerintah Indonesia lebih memilih untuk

menjual cepat dan jual murah kekayaan alam kita serta puas dengan remah-

remah yang tersisa

Melalui privatisasi air, maka jaminan pelayanan hak dasar rakyat banyak atas air ditentukan oleh

swasta dengan mekanisme pasar.

OMONG KOSONG BELAKA

MENDULANG SUMBER DAYA ALAM Siapa Untung – Siapa Buntung ?

PT TIRTA SIBAYAKINDO

PT Tirta Sibayakindo didirikan pada tahun 1993, terletak di Jalan Raya Medan Berastagi di desa Doulu yang merupakan salah satu cabang dari 16 cabang PT Aqua Golden Missisipi yang bergabung dalam PT Tirta Investama (aqua group) di Indonesia. Tanggal 4 September 1998 Aqua Group bergabung dengan group Danone dari Perancis dan sejak tahun 2001 Group Danone menjadi pemegang saham mayoritas yakni sebesar 74 %. Produksi air minum dalam kemasan dengan label Danone Aqua ini kebayakan diekspor ke negara Singapura, Maldives, Malaysia, Brunei dan Taiwan. Apa yang menjadi persoalan?

Privatisasi air di Indonesia merebak setelah diundangkannya UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA). Pasal 6 UU SDA ini menyebutkan bahwa Sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun pasal emas ini bagaikan tanpa roh sama sekali, kalimat “dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” menjadi kalimat klise tanpa makna. Kalimat yang sama dapat kita temukan di berbagai UU yang menyangkut tanah dan sumber daya alam Indonesia; dan sekali lagi itu ternyata bohong besar. Bohong besar itu diawali dengan bunyi Pasal 9 UU SDA yang menyebutkan bahwa “Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha dengan izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya”. Berlandaskan pasal 9 ini pemerintah terjebak dalam agenda komersialisasi air.

Page 5: Edisi Oktober 2010

5

1.1.

Sumber-sumber air bersih yang mengalir dari pegunungan asri negeri ini dan dari perut bumi Indonesia diberi hak guna usaha kepada para investor yang rakus kekayaan sementara pemerintah puas dengan penghasilan Rp 5 dari setiap 1 liter air yang disedot dan sementara itu pengusaha Air Mineral Dalam Kemasan menjualnya ke penduduk Indonesia seharga Rp 3.000 untuk setiap 600 ml air kemasan. Gila betul….

Munculnya UU SDA ini tidak terlepas dari syarat yang dituntut oleh World Bank agar dana pinjaman program pemulihan sanitasi air dan lingkungan dapat dicairkan. Hal ini jelas diunagkapkan dalam pernyataannya; “Bahwa Manajemen Sumber Daya Air yang efektif haruslah memperlakukan air sebagai “komoditas ekonomis” dan “partisipasi swasta dalam penyediaan air umumnya menghasilkan hasil yang effisien, peningkatan pelayanan, dan mempercepat investasi bagi perluasan jasa penyediaan” (World Bank, 1992). Lebih celaka lagi, lewat UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, para investor asing yang menguasai sumber-sumber kekayaan alam bumi Indonesia diberi waktu hingga 95 tahun dalam menjalankan hak guna usaha mereka. Banyak dari kita sekarang yang tanpa sadar telah berada dalam kungkungan gerakan hitam para kapitalis. Rata-rata masyarakat di kota-kota yang bergerak secara dinamis dengan mobilitas tinggi menetapkan air kemasan botol atau gallon sebagai salah satu kebutuhan pokoknya. Tanpa sadar, kita sendiri telah ikut membantu sekaligus menerapkan usaha para penjajah kontemporer untuk terus melanjutkan upayanya dalam menguasai mekanisme pasar di negeri ini. Coba bayangkan, apabila tarif air kemasan botol dan gallon terus naik, masyarakat dengan ekonomi rendah tidak akan bisa mendapatkan air karena pemerintah pun tidak memperlihatkan langkah yang signifikan dalam penanganan permasalahan ini. Kehadiran PT Tirta Sibayakindo di Tanah Karo merupakan bentuk “kebodohan” pemerintah pusat dan daerah yang tidak mempunyai hati untuk memikirkan kesejahteraan penduduknya. Investor asing telah mengubah air yang pada dasarnya merupakan barang publik, dimana setiap rakyat mendapatkannya secara mudah dan murah, telah

Page 6: Edisi Oktober 2010

6

Indonesia berhak mendapatkannya secara mudah dan murah. Air telah diubah menjadi barang ekonomi komersial secara legal diperdagangkan bebas dan terlindungi payung hukum (UU) Indonesia. Payung hukum bagi perusahaan air bersih/ amdk telah disediakan oleh pemerintah melalui UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Sungguh suatu ketidakadilan sosial ketika masyarakat lokal hanya bisa menjadi penonton tatkala tangan-tangan raksasa mengekploitasi habis sumber-sumber daya alam yang ada di daerahnya. Apakah kita menganggap sepi atas persoalan ini? Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sibayak

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sibayak terletak di lereng Gunung Sibayak, di desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. Memasuki areal pembangkit listrik ini, kita dihadapkan dengan gapura bertuliskan “ Selamat Datang di Area Geothermal Sibayak Berastagi-Sumatera Utara, Kawasan Ramah Lingkungan”. Benarkah? Penambangan panasbumi memang bukan jenis penambangan terbuka, karena menggunakan teknik pengeboran. Tapi pemandangan di lokasi bekas sumur geothermal itu seperti mementahkan klaim PLTPB sebagai proyek energi ramah lingkungan. Lihatlah di lokasi ini, kegiatan penambangan panas bumi tak cukup hanya membabat hutan untuk pengeboran, tapi juga memangkas punggung gunung untuk pembuatan sumur-sumur injeksi, kolam-kolam raksasa penampungan limbah, kolam pengendapan, sampai pembukaan jalan penghubung (jalan tambang) dari satu blok sumur panasbumi ke blok sumur panasbumi lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana tingkat kerusakan ekologi di Taman Hutan Raya Bukit Barisan jika pengembangan eksplorasi menyebar ke hutan-hutan lindung. Ini bukan tidak mungkin, karena menurut data Dinas Pertambangan Sumatera Utara, potensi panasbumi di Sibayak sebesar 130 Mwe, sementara yang sudah dieksploitasi oleh Pertamina sampai saat ini baru 12 MW.

Indonesia memiliki potensi panasbumi

(geothermal) sebesar 27.791 W.

Tidak

memanfaatkan karunia Tuhan ini untuk mengatasi

krisis listrik adalah sebuah kebodohan .

Tapi membiarkan investor panasbumi

merusak ekologi, mengabaikan

reklamasi lahan dan sikap tak

peduli atas munculnya dampak

ikutan akibat pembukaan hutan

lindung untuk eksploitasi

geothermal adalah kebodohan lain.

Page 7: Edisi Oktober 2010

7

Haa..haa.. rupanya ada juga udang di balik batu. Refren “untuk

kesejahteraan rakyat” tetap juga diplesetkan untuk kesejahteraan

pribadi dan corporate….

Siapa yang untung dan siapa yang buntung?

Apa masalahnya dengan PLTPB Sibayak? Pertama: Proyek PLTPB Sibayak hanyalah sebuah cermin kecil tempat kita melihat bahwa elite bangsa ini—korporat dan birokrat—belum bersunggguh-sungguh melindungi alam, yang memberikan kita sumber kehidupan. Kalau untuk sepotong kecil kasus kerusakan ekologi ini saja pemerintah tidak mampu mengatasinya, bagaimana pula dengan Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2008 yang memberi ruang lebih terbuka untuk “menyewa’ hutan lindung? Kedua: PLTPB Sibayak dikelola oleh tiga perusahaan yakni: PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan pengeboran dan hasil pengeboran ini dipasok uap ke PT Dizamatra yang selanjutnya memproses uap menjadi listrik, dan kemudian Dizamatra menjual listrik ke PT PLN (Persero). Yang menjadi persoalan adalah siapa yang bertanggungjawab jika terjadi kebocoran H2S (sulfur), sementara PLTPB Sibayak berada di tengah-tengah perkampungan dan tempat rekreasi mandi air panas di Semangat Gunung? Ketiga: Kemana listrik hasil dari PLTPB Sibayak akan dialirkan? Apakah benar akan dipergunakan seluruhnya untuk memasok kebutuhan listrik daerah Tanah Karo dan sekitarnya? BUKAN. Bulan Juni 2010 sudah ada MoU antara Dizamatra dengan PT Dairi Prima Minerals (DPM) untuk kerjasama memasok listrik sebesar 25 MW untuk kebutuhan listrik PT DPM di Dairi. Sebagaiamana kita ketahui bahwa pemilik saham terbesar di PT DPM ini adalah Bumi Resources Group, miliknya Bakrie. Haa..haa.. rupanya ada juga udang di balik batu. Refren “untuk kesejahteraan rakyat” tetap juga diplesetkan untuk kesejahteraan pribadi dan corporate…. Sementara masyarakat lokal harus terbiasa dengan polusi suara yang bergemuruh dari cerobong uap dan senantiasa harus waspada setiap kali ada bunyi sirene menandakan harus memakai masker. Siapa yang untung dan siapa yang buntung?

Page 8: Edisi Oktober 2010

8

Bangkai babi siap dibuang ke jurang

Limbah mengalir ke Danau Toba

Endapan limbah yang memenuhi sungai

Limbah yang diklaim sebagai kompos

PT ALLEGRINDO NUSANTARA Kampung Salbe Peternakan Babi PT Allegrindo Nusantara terletak di desa Sahala, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Pemilik PT ini adalah Susanto Liem. Perusahaan ini memiliki hubungan dengan beberapa perusahaan yang lain, seperti PT Kedaung Group, PT Brata Sena, dan PT Domba Mas. Letak peternakan ini berada di kawasan Danau Toba. PT Allegrindo bergerak di bidang peternakan babi, sekitar 48.000 ekor babi dijual setiap tahunnya. Melihat lokasi PT ini sebenarnya sudah dapat kita terka apa yang akan terjadi bagi kampung-kampung yang ada di bawahnya, yakni LIMBAH. Limbah padat dan cair serta polusi udara akibat bau yang menyengat setiap hari menjadi santapan penduduk kampung Salbe dan sekitarnya. Mereka sudah lama berteriak namun teriakan mereka lenyap bersama mimpi. “Kami sudah bosan dan putus asa” kata mereka. “Siapa lagi yang dapat memperjuangkan nasib kami dan dapat membantu kami untuk menutup PT Bau itu?” Di samping teriakan masyarakat tersebut, PT ini juga sebenarnya menjadikan Danau Toba sebagai jamban raksasa yang menampung setiap kotoran dan limbah produksinya. Namun kembali bahasa dan refren yang sama terdengar sayup-sayup… Siapa untung dan siapa yang buntung?

Page 9: Edisi Oktober 2010

9

Perairan Danau Toba dikuasai Pemodal Asing

Ratusan ekor ikan mati

setiap hari

120 ton perhari Pellet ditaburkan

Ikan nila dieksport ke Eropa dan Amerika

PT AQUAFARM NUSANTARA Perusahaan ini berlokasi di Danau Toba, di wilayah desa Panahatan, Pangambatan, Lontung, Silimalombu dan Sirungkungon dengan jumlah 276 keramba. Pemilik perusahaan ini adalah Rudolf Lamprecht, seorang pengusaha Swiss yang bergerak di bidang budi daya dan pemasaran ikan nila. PT. Aquafarm bagian dari perusahaan berskala internasional, yaitu REGAL SPRINGS (Holding Company). Regal Springs bergerak di bidang produksi ikan nila (di Indonesia, Honduras dan Mexico) dan pemasarannya di pasar internasional (Florida – USA dan Eropa). Perusahaan ini telah beroperasi di 5 wilayah di Indonesia: Waduk Kedungombo, Waduk Gajah Mungkur, Waduk Jatiluhur, Waduk Wadaslintang dan Danau Toba; di Indonesia sejak tahun 1988. Zona Toba memproduksi 100 ton ikan nila per hari. Ikan-ikan ini diolah di Pabrik pengalengan ikan di Pantai Cermin, Serdang Bedagai (Sergai). Ikan-ikan yang sudah dikemas akan diekspor ke Eropa dan Amerika. Apa yang menjadi masalah? Pertama: PT ini menaburkan 120 ton pellet perhari ke Danau Toba sebagai pakan ikan nila. Limbah keramba terapung ini, baik dalam bentuk pakan maupun limbah ikan yang terkonsentrasi di suatu tempat akan mengganggu ekosistem sekitarya. Danau Toba kembali tak ubahnya seperti jamban raksasa yang menampung setiap limbah. Kedua: Danau Toba sebagai daerah/obyek wisata kini semakin memprihatinkan karena air danau kini tercemar. Penduduk lokal yang kesehariannya menunggu para turis untuk membeli dagangannya semakin terpuruk. Ketiga: pendapatan para nelayan lokal semakin turun akibat ikan yang mereka dapatkan semakin sedikit dan tak kuasa melawan perusahaan raksasa yang telah mengkapling-kapling perairan Danau Toba menjadi ladangnya. Keempat: Pendapatan daerah dengan kehadiran perusahaan ini sama sekali tidak seimbang dengan limbah yang dihasilkannya. Segala perijinan langsung datang dari Pusat, daerah hanya kebagian limbah.

Page 10: Edisi Oktober 2010

10

LONGSOR DI SABULAN & RANSANGBOSI “Udan Tangkuju” terjadi di atas Desa Sabulan pada tanggal 29 April 2010, diawali hujan gerimis pada pkl. 19.00, pkl. 20.00 turun hujan dan pkl. 21.00 datanglah banjir yang membawa pepohonan dan batu-batu besar yang tidak tahu asalnya darimana….” Demikian kesaksian salah satu narasumber dari desa Sabulan. Setengah tahun sudah peristiwa itu berlalu, dan selama ini juga peristiwa itu senyap dari upaya “mencari tahu” mengapa dan mengapa? Minggu-minggu pertama dalam peristiwa itu banyak teori dan pembenaran yang dikemukakan, namun alhasil kesimpulannya adalah ALAM YANG SALAH… BENCANA ALAM. Di beberapa tempat dalam kasus yang hampir sama dan dalam jumlah korban yang begitu banyak, juga alam yang menjadi biang keladinya. Peristiwa yang terjadi di Wasior – Papua, walaupun gelondongan kayu olahan ribuan kubik telah menghancurkan dan menimbun kota, tetap saja dikatakan bahwa ini murni bencana alam. Kegiatan perambahan hutan semakin dibenarkan dan dilegalkan dengan adanya bencana itu sendiri. Terlepas dari kontroversi dan aneka pendapat yang muncul, perambahan kawasan hutan di Register 47 Blog Sitonggi-tonggi di dataran tinggi Tele tetap patut disikapi secara serius. Bencana yang terjadi di Wasior muncul setelah lebih kurang 10 tahun kemudian paska dibabatnya hutan di pegunungan. Bukan tidak mustahil bencana yang sama akan menimpa Saudara-Saudari kita yang bermukim di bawah kawasan hutan Register 47 di dataran tinggi Tele tersebut, mengingat ekspansi dan eksploitasi hutan tersebut tidak dihentikan. Sudah merupakan kebiasaan lama bahwa orang sibuk berjaga-jaga setelah pencuri menggasak habis harta benda di rumah. Adalah tugas kita bersama untuk semakin peduli terhadap lingkungan sekitar kita dan bukan diam, seolah-olah tidak ada masalah. Sikap peduli mengandaikan kita senantiasa melihat ke depan, ke kehidupan yang lebih harmonis, lebih adil dan bersahabat. Sikap peduli yang kadang membawa tantangan dan keberanian untuk bertindak sekalipun dunia ini menertawakan kita. ***

Page 11: Edisi Oktober 2010

11

JPIC KAPUSIN MEDAN MELAYANI PELATIHAN, SEMINAR, RETRET, REKOLEKSI

DALAM MEMBANGUN BUDAYA JPIC Bidang Keadilan

a- Dasar teologis dan biblis bidang keadilan b- Membangun budaya adil c- Pelatihan Hak Asasi Manusia d- Trafficking e- Peraturan ketenagakerjaan f- Gender g- Kekerasan Dalam Rumah Tangga h- hak dan perlindungan anak

Anak yang berkonflik hukum Hak-hak anak Pekerja anak Kekerasan terhadap anak dalam keluarga Kekerasan terhadap anak di sekolah

1.2. Bidang Perdamaian

a- Dasar teologis dan biblis bidang perdamaian b- Membangun budaya damai c- Manajemen konflik d- Alternatip penyelesaian sengketa di luar pengadilan e- Pelatihan paralegal

1.3. Bidang Keutuhan Ciptaan

a- Dasar teologis dan biblis bidang keutuhan ciptaan b- Membangun budaya green school untuk sekolah c- Global warming, masalah dan solusi d- Pengelolaan lingkungan berbasis ekologi e- Membangun pertanian ekologis

1.4. Bidang lain yang terkait

a- Pelatihan Analisis sosial (Ansos) dan Metode investigasi b- Peraturan terkait dengan tanah, lingkungan hidup, kehutanan, sumber daya alam

dikaitkan dengan issu keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.

Silahkan hubungi kantor JPIC untuk kita programkan bersama

INFO

Page 12: Edisi Oktober 2010

12

NILAI LUHUR SEBUTIR NASI

Mari coba kita hitung berapa banyak nasi yang terbuang setiap hari: Jumlah penduduk Indonesia ± 250.000.000 orang.

Kalau 1 hari 3x makan & sekali makan setiap orang membuang 1 butir nasi saja, Maka: 3 butir x 250.000.000= 750.000.000 butir nasi terbuang setiap hari.

Dalam 1 kg beras terdapat ± 50.000 butir,

maka 750.000.000 / 50.000 = 15.000 kilogram (15 ton) beras dibuang tiap hari

Kalau 1 kilogram beras cukup untuk makan 10 orang, maka 15.000 kilogram x 10 orang = cukup untuk makan bagi 150.000 orang.

Artinya beras yang terbuang tiap hari di Indonesia mampu utk memberi makan 150.000 orang.

Kalau seluruh penduduk dunia berjumlah 6,5 miliyar dengan tiap hari

membuang 3 butir nasi, maka 1 hari nasi yang terbuang adalah 390.000 kilogram (390 ton) atau cukup untuk memberi makan 3.900.000 orang.

Fantastik bukan?!! Ironisnya menurut data

FAO PBB, setiap hari ada 40.000 orang mati kelaparan di dunia ini.

Oleh karena itu, ingatlah!!! Sebutir nasi

tidaklah mudah untuk dihasilkan. Sebutir nasi membutuhkan sejuta keringat. Jangan sia-

siakan sebutir nasi!! Bila makan nasi, mohon tidak tersisa satu butir nasi pun.