12

Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PILPRES DAMAI Secara umum, ANFREL Foundation menilai penyelenggaraan pilpres berjalan dengan baik, bebas, adil dan damai. Selain itu, partisipasi pemilih di Indonesia masih dianggap relatif tinggi dibandingkan dengan pemilu di beberapa negara lainnya. Walau banyak persoalan dalam pelaksanaan Pileg dan Pilpres, namun ada perkembangan positif terkait teknis dan prosedur pemilihan. Misalnya, penghormatan terhadap hak pilih para pasien di rumah sakit dan narapidana di penjara, serta kepada para penyandang cacat. "Bahkan justru pelaksanan Pileg dan Pilres yang lebih baik dilakukan di penjara. Ini yang paling bagus se-Asia, bagaimana seorang narapidana diberikan hak pilihnya," jelasnya.

Citation preview

Page 1: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009
Page 2: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

2w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480. Diterbitkan oleh DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAPengarah: Prof. Dr. Moh Nuh, DEA (Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab: Dr. Suprawoto, SH. M.Si. (Kepala Badan Informasi Publik) Pemimpin Redaksi: Drs. Bambang Wiswalujo, M.P.A.(Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum). Wakil Pemimpin Redaksi: Drs. Supomo, M.M. (Sekretaris Badan Informasi Publik); Drs. Ismail Cawidu, M.Si. (Kepala Pusat Informasi Politik Hukum dan Keamanan); Drs. Isa Anshary, M.Sc. (Kepala Pusat Informasi Perekonomian); Dr. Gati Gayatri, MA. (Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat). Sekretaris Redaksi: Mardianto Soemaryo. Redak-tur Pelaksana: M. Taufi q Hidayat. Redaksi: Drs. Lukman Hakim; Drs. Selamatta Sembiring, M.Si.; Drs. M. Abduh Sandiah; Dra. Asnah Sinaga. Reporter: Suminto Yuliarso; Lida Noor Meitania, SH, MH; Karina Liestya, S.Sos; Elpira Indasari N, S.Kom; Koresponden Daerah: Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Supardi Ibrahim (Palu), Yaan Yoku (Jayapura). Fotografer: Fouri Gesang Sholeh, S.Sos. Desain/Ilustrasi: D. Ananta Hari Soedibyo (TA); Farida Dewi Maharani, Amd.Graf, S.E., Danang Firmansyah. Alamat Redaksi: Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: [email protected] atau [email protected]. Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi komunika dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.

Rabu, 8 Juli 2009 lalu, bangsa Indonesia telah melaksanakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden (pilpres). Satu hal yang sangat membahagiakan, sesuai harapan seluruh anak bangsa, pemilu untuk memilih kepala negara yang akan menjabat tahun 2009-2014 itu berjalan aman, tertib, lancar, jujur, adil dan demokratis. Kekurangsempurnaan teknis penyelenggaraan pemilu memang masih terjadi di beberapa tempat, namun secara umum tidak mengurangi antusiasme warga dalam memilih pemimpin negara sesuai hati nurani. Bukti menunjukkan, partisipasi masyarakat dalam pemilu presiden kali ini cukup tinggi, mematahkan anggapan beberapa pihak bahwa angka golput dalam pilpres akan melonjak.

Sukses penyelenggaraan pilpres sejak ta-hap pertama hingga tahap pemungutan dan penghitungan suara menjadi bukti, bangsa Indonesia telah mencapai kedewasaan dalam proses berpolitik, berbangsa dan bernegara. Seluruh pihak menyadari, persatuan dan kesatuan bangsa jauh lebih utama dibandingkan dengan fanatisme kepartaian maupun diversitas pilihan. Semua memahami bahwa perbedaan adalah sendi demokrasi yang harus dijunjung tinggi, sehingga tidak lagi dijadikan alasan untuk saling berseteru satu sama lain.

Patut disyukuri, hingga tabloid ini dicetak, tidak ada gejolak berarti dalam proses penghitungan dan rekapitulasi suara. Semua berjalan lancar, tertib dan aman. Harapan kita semua, suasana kondusif ini dapat dipertahankan hingga seluruh tahapan pilpres selesai.

Siapapun kelak yang akan menempati posisi teratas dalam perolehan suara, seluruh pihak hendaknya bisa menerima dengan lapang dada. Sesuai dengan pepatah vox populi vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, maka siapapun yang mendapatkan suara terbanyak adalah pribadi yang dipilih Tuhan melalui tangan-tangan rakyat Indonesia. Lebih dari itu, proses pemilu sudah dilakukan secara benar sesuai hukum dan aturan yang berlaku, maka hasil pemilu pun harus diterima sebagai sesuatu yang legitimated, baik oleh pihak yang mendapatkan suara terbanyak maupun yang tidak.

Menyambut Presiden Pilihan RakyatPelanggaran pemilu tentu saja ada, karena

sebuah proses yang melibatkan begitu banyak manusia di dalamnya, tidak mungkin berjalan sempurna. Namun secara jernih kita dapat memilah pelanggaran mana yang bersifat pidana, mana yang terkait dengan sengketa hasil pemilu, dan mana yang sekadar indikasi pelanggaran karena adanya kesalahpahaman. Jika itu bersifat pidana, segera diselesaikan melalui jalur hukum. Jika berkaitan dengan sengketa hasil pemilu, selesaikan melalui Mahkamah Konstitusi. Sementara terkait dengan dugaan pelanggaran yang tidak memiliki bukti kuat, sebaiknya selesaikan melalui musyawarah agar tidak meruncing menjadi konfl ik antar anak bangsa. Butuh kebesaran jiwa untuk mengutamakan ke-pentingan yang lebih besar—yakni keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia—daripada sekadar kemenangan atau kekalahan dalam pilpres.

Jika mau berpikir lebih dalam, menang atau kalah sejatinya hanya perbedaan jumlah orang yang memberikan legitimasi kepada capres/cawapres pilihannya. Sementara kemenangan sejati telah dicapai oleh bangsa Indonesia yang mampu menyelenggarakan pemilu secara aman dan demokratis. Banyak negara di dunia dilanda chaos pascapemilu, misalnya seperti yang baru-baru ini terjadi di Iran. Bangsa Indonesia bersyukur karena tidak mengalami hal semacam itu. Kita juga harus mensyukuri kedewasaan berpikir anak bangsa yang tidak lagi memuja superioritas kekuatan atas nama kemenangan.

Pemilu bukanlah pertandingan, sehingga tidak ada pihak yang benar-benar menjadi pemenang atau di sisi lain menjadi pecundang. Semua capres/cawapres pantas disebut “menang” dalam kapasitasnya masing-masing. Perbedaan perolehan suaralah yang membuat mereka berada di peringkat yang berbeda dengan capres/cawapres lainnya. Terlepas mereka berada pada posisi pertama, kedua, atau ketiga, semua memiliki peran yang sangat signifi kan untuk memajukan kehidupan demokrasi di tanah air.

Dalam pilpres lalu, putra-putri terbaik bangsa telah menunjukkan kapasitasnya dalam persaingan memperoleh legitimasi rakyat. Rakyat juga telah menggunakan hak untuk memilih pemimpin sesuai dengan harapan dan aspirasi mereka. Saat-nya kini seluruh pihak me-nyambut presiden pilihan rakyat, siapapun dia, de-ngan penuh

sukacita dan optimisme di dada. Tentu bukan sekadar pesta perayaan menyambut pimpinan baru, akan tetapi yang lebih penting adalah mempersiapkan diri untuk bersama-sama menghadapi berbagai rintangan yang

akan menghadang penghuni republik ini di masa datang.

Harus disadari, tantangan bangsa Indonesia lima tahun ke depan akan semakin berat. Berbagai permasalahan di bidang politik, hukum, keamanan, ekonomi dan sosial budaya, masih menjadi peker-jaan rumah yang harus segera dituntaskan. Di sisi lain, krisis perekonomian global masih menghantui dunia, dan sewaktu-waktu bisa saja imbasnya merembet sampai ke Indonesia. Semua memerlukan antisipasi sekaligus langkah nyata untuk menghadapinya, langkah yang pasti tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh seorang presiden.

Presiden bukanlah deus ex machina, tokoh yang muncul tiba-tiba dan mampu menyelesaikan segala masalah dalam sekejap. Sebagai pengemban mandat rakyat, ia baru dapat menjalankan fungsinya secara optimal hanya jika masyarakat selaku pemberi mandat mendukung program-programnya secara penuh. Oleh karena itu, sukses presiden dalam memimpin negara, sangat tergantung pada sejauh mana seluruh elemen masyarakat berpartisipasi aktif dalam setiap program yang diluncurkan pemerintah, dan secara bersama-sama bertanggungjawab untuk mendukungnya.

Sekali lagi, marilah kita sambut presiden dan wakil presiden pilihan rakyat dengan sukacita, sambil mempersiapkan diri membantu mempersiapkan, menyusun dan melaksanakan agenda pemerintahan Indonesia lima tahun ke depan (g).

desa

in:

ahas

/dan

ang

fot

o: b

f-m

, im

ageb

ank

Keamanan Windows 2007

M e n u r u t s u m b e r M y D ig i ta lL i fe , sebuah copy OEM (Original Equipment Manufacturer) Windows 7 Ultimate telah diposting di forum China, dimana OEM key tersebut telah teridentifi kasi oleh hacker. Sebuah OEM activation key digunakan untuk meng-unlock multi copy Windows 7 Ultimate, dan kemudian agar dapat digunakan di mesin Dell, Hewlett-Packard, Lenovo dan MSI.

OEM activation key yang ada di forum China tersebut sengaja ditampilkan untuk mengaktifkan copy-an Windows 7 Ultimate d i PC. Bahkan, menurut MyDigitalLife, crack aktivasi software Windows 7 Ultimate tersebut juga dapat melewati proses va l idas i Microsoft Windows Genuine Advantage (WGA).

Crack kunci aktivasi Windows

Tantangan Indonesia lima tahun ke depan semakin berat. Permasalahan politik, hukum, keamanan, ekonomi dan sosial budaya, masih menjadi

pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan

7 Ultimate tersebut hadir sebelum Windows 7 resmi dirilis ke OEM. Bahkan, vendor PC baru akan mendapatkan copy Windows 7 dua hari setelah OEM dapat di-download untuk pelanggan TechNet dan MSDN di tanggal 6 Agustus mendatang.

Apa jad inya b i la be lum dirilis saja Windows 7 sudah dihack?Tentunya virus, trojan dan malware lainnya akan mudah menyerang sistem keamanannya. Resikonya bila sudah diserang maka akan dapat menghapus data di computer dan mempermudah pencurian data, juga kriminalitas lainnya.

[email protected]

Jasa Dharma Koperasi

Prestasi yang membanggakan kembali diperoleh Kota Bengkulu, pertengahan Juli lalu Walikota Bengkulu H. Ahmad Kanedi, SH, MH menerima penghargaan Jasa Dharma Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pemberian penghargaan ini langsung diberikan Presiden di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Kabag Humas Pemda Kota Drs.

Bahrum Simamora mengatakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap upaya Kota Bengkulu dalam pengembangan koperasi yang ada.

Bentuk pengelolaan koperasi yang dikembangkan di Bengkulu merupakan koperasi berbasis wanita yang terfokus pada BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim), sehingga dalam pengelolaannya lebih memudahkan koordinasi antar pengurus dan dapat merancang strategi pengembangan dalam meningkatkan kemajuan koperasi.

Kabag Humas Pemda Kota juga mengatakan, hasil koperasi berbasis BKMT ini mengalami kemajuan yang sangat pesat “ kemajuan koperasi yang ada saat ini sangat pesat, dari dana Rp. 1,5 Miliar selama empat bulan sudah berkembang menjadi Rp. 2 Miliar. Sedangkan koperasi yang focus dikelola oleh wanita di Indonesia mungkin hanya ada di Kota Bengkulu”. Sebelumnya koperasi berbasis wanita ini telah diresmikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan Mutia Hatta pada Februari 2009.

D e n g a n d i p e r o l e h n y a penghargaan ini, komitmen Walikota Bengkulu H. Ahmad Kanedi, SH, MH dan Waki l Walikota Edison Simbolon, S.Sos dalam membangun pembangunan di Bengkulu melalui tiga pilar pembangunan yakni pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan semakin membawa kemajuan yang berarti dalam meningkatkan pembangunan diseluruh sektor yang ada.

Nugroho Tri [email protected]

Pindah Alamat

Kepada Bapak/Ibu Pimpinan Redaksi Komunika di Tempat Berkenaan dengan pindahnnya k a n t o r k a m i m a k a , k a m i membe r i t ahukan a l ama t sebelumnya Jl Hayamwuruk 110 Denpasar menjadi Jl Pandu 34 Denpasar. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Hormat kami

AJI [email protected]

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menggelar dialog publik dengan tema "Waspada Gempa Bumi" di Bengkulu, Selasa (28/7). Kegiatan dihadiri pula oleh Kepala Pusat Informasi dan Data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Dr. Priyadi Kardono.

Page 3: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

3komunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

Harapan Mansyur agar pilpres kali ini lebih baik, sejatinya dilatarbelakangi oleh masih banyaknya kekurangan dalam penyelenggaraan pileg lalu, di antaranya soal DPT, logistik pemilu, dugaan adanya kecurangan, dan juga penghitungan suara yang kurang lancar. “Tapi yang sangat saya sesalkan tentu masalah DPT, karena saya sempat tidak tercatat. Syukurlah, sekarang nama saya sudah masuk DPT pilpres,” katanya saat dihubungi komunika melalui telepon selularnya.

Sepertinya harapan Mansyur juga terkabul, dalam hajatan Pilpres lalu sudah ada banyak perbaikan. Sebab bagi pemilih yang tidak tercantum di DPT namun ingin mencontreng. Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan permohonan uji materi UU Pilpres sehingga KTP

dan paspor sah digunakan sebagai identitas untuk mencontreng. KTP bisa digunakan oleh WNI yang berada di dalam negeri, sedangkan paspor dipakai di luar negeri. Namun selain membawa KTP, warga harus membawa kartu keluarga atau identitas sejenisnya.

Lebih Baik dan LancarBerbeda dengan pemi lu

legislatif yang banyak menuai kecaman, pilpres 8 Juli 2009 lalu jalan lebih baik dan lancar. Hal itu seolah merupakan realisasi dari jaminan yang telah disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), A Hafi z Anshary, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kom i s i I I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu.

Dalam RDP yang dipimpin Ketua Komisi II EE Mangindaan, Ketua KPU mengemukakan h a l - h a l a k t u a l t e r k a i t penyelenggaraan Pilpres 2009, antara lain proses pemutakhiran dan penetapan daftar pemilih pilpres, pembentukan badan pelaksana pemilu, sosialisasi dan penyebaran informasi Pilpres 2009, peningkatan sumber daya penyelenggara, pendaftaran, verifikasi dan penetapan calon presiden/wapres, kampanye, dana kampanye, persiapan logistik dan peraturan KPU terkait Pilpres 2009.

Mayoritas anggota Komisi II menitikberatkan pembahasan mengenai proses penetapan daftar pemilih tetap (DPT) pilpres yang telah ditetapkan KPU pada 31 Mei 2009 dan persiapan logistik Pilpres 2009. Menanggapi hal tersebut, Hafiz menyatakan KPU sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pemutakhiran DPT pilpres, baik dari sisi teknis pemutakhiran sampai sosialisasi yang sudah dilakukan secara intensif. “KPU door to door

(dari pintu ke pintu—red) untuk mendata pemilih yang belum terdaftar,” ujar Hafi z. Agar DPT Pilpres akurat, lanjut Hafi z, KPU menggunakan aplikasi DPtools guna mengindentifi kasi adanya nama ganda atau warga yang belum berusia 17 tahun dan belum menikah dalam daftar pemilih pilpres. “Penerapan dari aplikasi (DPtools) dilakukan oleh seluruh KPU Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia,” katanya.

Kendati secara umum sudah diangggap baik, namun Komisi II tetap meminta KPU mengevaluasi kinerjanya agar Pilpres dapat berjalan dengan baik. Selain itu, juga meminta KPU lebih mengintensifkan sosial isasi mengenai penandaan satu kali pada surat suara pilpres untuk menjamin sahnya surat suara.

Pilpres Berlangsung AmanAmiruddin (50), warga Desa

Gue Gajah, Aceh Besar, NAD, bersyukur bahwa Pilpres 2009 lalu bisa berjalan lancar dan bebas dari gejolak. Sebagai warga di provinsi yang sedang menikmati indahnya perdamaian, Amir memang tidak rela jika pilpres menjadi pemantik perselisihan di antara anak bangsa. “Pilihan boleh berbeda, tapi jangan sampai menimbulkan perselisihan. Saya yang berpuluh-puluh tahun mengalami konfl ik sangat sedih jika negara ini kisruh hanya karena pilihan yang berbeda,” kata PNS di salah satu instansi pemerintah ini, saat dikontak melalui telepon selular.

Ia mengaku agak miris melihat fenomena perselisihan yang sempat meruncing di beberapa daerah sebagai ekses dar i pemilu legislatif lalu. Meskipun semua dapat d ise lesaikan, namun ia tak ingin keadaan semacam itu terulang kembali dalam pilpres. “Ketidakpuasan

dan paspor sah digunakan sebagai dentitas untuk mencontreng

Pilpres Berlangsung AmanAmiruddin (50) warga Desa

Tak Sekadar Menang-Kalahberbagai pihak yang berujung

dengan pertengkaran bahkan bentrok mestinya tak perlu terjadi. Seharusnya semua bisa diselesaikan dengan musyawarah-mufakat,” ujar lelaki yang juga kontributor komunika di NAD ini.

Tapi tampaknya kekhawatiran Amir tak akan menjadi kenyataan. Se l a i n kond i s i keamanan men j e l ang p i l p r e s cukup kondusif, masyarakat sebenarnya sudah sangat dewasa dan tak mudah terpancing isu-isu yang tidak benar ataupun provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Penjagaan yang ketat dari aparat keamanan, serta pengawasan oleh Panwaslu dan lembaga-lembaga pemantau independen turut membantu meminimalisasikan kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dapat berbuntut kerusuhan.

Satu BangsaSiapa pun calon presiden yang

memenangi pemilihan umum presiden, stabilitas politik haruslah

sungguh dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan dunia usaha. Sportivitas harus dibangun agar investor tetap optimistis menanamkan modalnya.

Harapan tersebut disampaikan Wak i l Ke tua Umum Kad in Indonesia Bidang Perindustrian, Riset, dan Teknologi Rahmat Gobel; Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Sofjan Wanandi mengatakan, apabila stabilitas

politik terjaga dengan baik,

investasi asing akan menjadi modal jangka panjang. Karena itu, calon presiden yang kalah haruslah menunjukkan sportivitas. Adapun calon presiden yang menang juga tidak boleh tinggi hati seolah memiliki kekuasaan besar.

"Dunia usaha prihatin kalau pemilihan presiden harus dilalui dengan dua putaran. Kalau persiapan pilpres saat ini saja sudah membuat pembangunan ekonomi terabaikan karena pemerintah lebih fokus memenangi kursi presiden, putaran kedua tentu akan berimplikasi pada dilupakannya pembangunan ekonomi," ujar Sofjan.

"Pemilu tidak dimaksudkan untuk mencabik-cabik bangsa, menjadikan bangsa ini terkotak-kotak, tapi untuk menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa demokrasi berkembang dengan baik di Indonesia. Pemilu yang kita laksanakan adalah pemilu yang didasari rasa persatuan, rasa persaudaraan, rasa kebangsaan,

dan rasa cinta tanah air," kata Ketua KPU Abdul Hafi z Anshary.

I n a y a h , w a r g a Kemandoran Jakarta misalnya, menganggap komitmen untuk menyelenggarakan pemilu dalam kedamaian sangat penting. Ia mencontohkan, banyak negara dilanda kekacauan setelah pemilu. “Indonesia jangan ikut-ikutan seperti itu deh,” imbaunya.

Tapi menurut perempuan satu anak ini , yang pal ing

penting adalah damai dalam hati

masing-masing anak bangsa. “Kalau capres/cawapres sih gak mungkinlah berantem. Mereka kan orang-orang terhormat. Kita-kita yang di bawah ini yang kadang gak mau tahu kalau calon pilihannya kalah. Karena itu, sebaiknya mulai sekarang kita juga bikin deklarasi bagi diri kita sendiri untuk tidak ikut sikut-sikutan hanya karena pilpres,” tutur Inayah.

Pesta demokrasi lalu memang menjadi satu catatan tersendiri da lam per ja lanan panjang demokrasi bangsa ini. Kiranya, apa yang dinyatakan Inayah sangat baik untuk direnungi. Karena bagaimanapun, kitalah yang akan menjadi penentu, pemilu presiden/wakil presiden ini akan membawa berkah atau sebaliknya petaka. Menang atau kalah capres/cawapres yang kita dukung, jangan sampai mengorbankan kepentingan yang lebih besar: persatuan dan kesatuan NKRI!

(Wahyu H-berbagai sumber)

Masih ingat Mansyur (43), warga Dampit, Kab Malang, Jatim, yang uring-uringan pada pemilu legislatif lalu lantaran

namanya tak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)? Kini ia bisa tersenyum lega setelah memastikan namanya

tertera di DPT pilpres. “Kesempatan (pilpres—red) ini akan saya gunakan sebaik-baiknya,” ujarnya antusias. Ia berharap, penyelenggaraan pemilu pilpres kali ini lebih baik daripada

pemilu legislatif (pileg) lalu.

Page 4: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

4w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

"Kini Senggigi tak ada bedanya dengan Kuta

(Bali)," tutur Yadi (47), pemilik usaha pemasok

barang di Jakarta. "Sampai dini hari pun,

masih banyak turis yang lalu lalang menikmati

suasana pantai," imbuh pria berkacamata itu

sambil berkisah tentang kunjungan yang keempat

kalinya beberapa waktu lalu.

Memang, Senggigi sudah terlihat ramai seperti kawasan K u t a , m e s k i t a k b o l e h dibandingkan sama, “Kita beda, mesk i Cuma terpaut jarak beberapa kilometer,” kata Armian (21) mahasiswa asal Mataram mengomentari perkembangan tanah kelahirannya. Kita punya pesona lain yang tak ditemukan di Kuta, imbuhnya. Namun ketika ditanya apa pesona itu, Armian malah meminta datang sendiri untuk membuktikan, ”Orang tak cukup percaya omongan, harus melihat sendiri,” tandasnya.

Visit Lombok SumbawaPotensi yang dimiliki kawasan

Pulau Lombok memang tak bisa disampaikan oleh kata-kata. Oleh karena itu, pemerintah me-launching Program Visit Lombok Sumbawa 2012 (VLS 2012). Program ini merupakan salah satu program terobosan Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digagas pada HUT Emas NTB pada 17 Desember 2008 lalu. Tak tanggung-tanggung, program ini menargetkan, kunjungan satu juta wisatawan mancanegara dan nusantara berkunjung ke NTB.

Apresiasi juga diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan membuka langsung event yang digelar bersamaan dengan Pembukaan International Ecotourism Business Forum, di Hotel Santosa, Kawasan Wisata Senggigi, Lombok Barat, NTB awal Juli lalu.

Menurut Kepala Negara, VLS 2012 sesuai dengan kondisi terkini, dimana peran pariwisata sebagai penyumbang devisa negara semakin meningkat. ”Sektor pariwisata telah menjadi penyumbang terbesar ketiga dengan kontribusi sebesar 75 triliun rupiah dan juga memberikan kontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto Nasional sebesar 11,03 persen,” kata Presiden Yudhoyono. Meskipun, di awal 2008 lalu perekonomian dunia yang dilanda oleh resesi dan krisis, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar ketiga setelah sektor migas dan sektor pertanian kelapa sawit.

Disamping sebagai penyedia l apangan peke r j aan yang menyediakan sekitar 6,7 juta lapangan pekerjaan di Indonesia, tambah Presiden Yudhoyono, sektor pariwisata juga telah memberikan sumbangan pada peningkatan investasi di tanah air sebesar hampir 5 persen.

”Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke berbagai tujuan

wisata di tanah air juga makin meningkat. Tahun 2008 jumlah yang dicapai adalah angka tertinggi dalam sejarah kepariwisataan Nasional di Indonesia,” demikian Presiden Yudhoyono.

Presiden menilai, salah satu potensi wisata yang menjanjikan dan perlu diketahui oleh bangsa kita dan bangsa–bangsa lain d i dun ia ada lah Lombok , Sumbawa dan wilayah lainnya di Nusa Tenggara Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa NTB telah mampu meningkatkan peranannya sebagai pilar strategis sektor pariwisata nasional di luar

Bali.”Insya Allah, kemajuan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat akan dapat mendorong sektor pariwisata secara lebih luas dan lebih merata lagi di luar Bali,” imbuhnya.

Ikon Alternatif M e n t e r i K e b u d a y a a n

dan Pariwisata, Jero Wacik mengatakan, Lombok ke depan akan mampu menjadi The Best Island in The World selain Bali. Menurutnya, ada lima kriteria dasar yang menjadikan Bali diganjar penghargaan itu belum lama ini, "Kalangan wisatawan dunia selalu mencermati wisata alam, budaya, kuliner, keramahtamahan masyarakat dan pantas atau murah," ungkap Menbudpar.

Hal itulah yang menjadi

penilaian saat Bali menerima Award The Best Island in The World di New York beberapa waktu lalu. Masih menurut Menteri Jero Wacik, kelima kriteria itu juga akan dijadikan acuan nanti setelah 2012 dan diharapkan Lombok bisa merebut award The Best Island in The World.

”Karena target kita 2012, kita masih punya waktu 3 tahun. Sekarang kita sudah memiliki 3 destinasi MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition) yang besar. Kalau ada MICE yang 5000 keatas, maka kita sudah punya Bali, Jakarta dan Sulawesi

Utara (Menado). Kalau MICE yang dibawah 5000 orang, sekarang kita sudah punya 10 kota di Indonesia untuk melaksanakan MICE, salah satunya adalah Lombok. Lombok sudah bisa menjadi Destinasi MICE yang menengah ke bawah” jelas Menteri.

Dengan di laksanakannya International Ecotourism Business Forum di NTB, yang diikuti 10 negara yakni Jerman, Inggris, Dubai, Singapura, Hongkong Thailand, Korea, India, Jepang dan Rusia serta 35 perusahaan ecotourism di Indonesia yang dirangkai dengan peluncuran VLS 2012, menurut Jero Wacik, merupakan momentum yang tepat untuk memperkenalkan kekayaan alam dan potensi wisata NTB.

”Sudah saatnya dunia tahu

bahwa NTB memiliki kekayaan alam dan pariwisata yang luar biasa. Salah satu contoh adalah mutiara. Selama ini orang hanya tahu mutiara berasal dari Jepang dan Korea, padahal mutiara terbaik tumbuh berkembang dan dipanen di Lombok. Kita tunjukkan ke dunia bahwa Lombok-lah asal muasal mutiara terbaik di dunia,” katanya dengan bersemangat.

Tak Sekadar KomersialiasiPresiden mengingatkan, bahwa

pengembangan pariwisata yang mengedepankan keindahan alam dan kekayaan budaya, agar tidak

dijadikan sekadar komersialisasi keindahan alam dan budaya bangsa Indonesia dalam artian yang negatif.

”Komersialisasi keindahan alam yang berpotensi merusak ekosistem dan komersialisasi b u d a ya ya n g b e r p o t e n s i menghilangkan norma-norma dan sendi-sendi adiluhung dari kebudayaan itu sendiri tentu harus kita cegah. Sebaliknya, pengembangan pariwisata harus ditunjukan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertangung jawab,” ujarnya.

P r e s i d e n Y u d h o y o n o mengingatkan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menter i

Negara Koperasi Usaha Kecil d a n M e n e n g a h , M e n t e r i Komunikasi dan Informatika, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perhubungan dan Menteri Perdagangan untuk ikut memiliki ber tanggung jawab da lam mengembangkan, mendukung dan mens inerg ikan semua fungsi dan tugasnya agar sektor kepariwisataan khususnya di NTB terus tumbuh berkembang.

” J i k a masya ra ka t NTB bersemangat, maka para menteri harus lebih serius dan bersemangat lagi dalam mengembangkan kepariwisataan di NTB,” ingat Presiden pada sejumlah menteri yang hadir saat itu.

Presiden berharap, para Gubernur, Bupati dan Walikota yang wilayahnya memiliki tujuan pariwisata potensial, untuk tetap memberikan dukungan, dorongan dan fasilitasi dalam memajukan sektor pariwisata di wilayahnya masing-masing.

”Berikan kemudahan perijinan berusaha, berikan fasi l i tasi kerjasama dengan para pelaku usaha di sektor pariwisata, sehingga sektor pariwisata dapat terus tumbuh mekar dan memberikan kontribusi yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” paparnya.

Bagi para pelaku investor pariwisata, Presiden Yudhoyono berpesan, agar mereka dapat terus berkreasi, bekerja keras dan bekerja cerdas dalam memajukan sektor pariwisata di tanah air dan melakukan kerjasama dengan semua pihak terkait dengan tetap mengedepankan prinsip pariwisata yang ramah tamah lingkungan. (Hernawardi)

Visit Lombok Sumbawa 2012

"Kini Senggigi tak ada wisata di tanah air juga makin penilaian saat Bali menerima bahwa NTB memiliki kekayaan

The Best Island in The World

Tak hanya wisata, banyak potensi lain yang dimiliki oleh NTB. Mulai dari mutiara hingga kerajinan. Namun belum sep-enuhnya digarap dengan baik. Sri Suhada, seorang pengra-jin mutiara mengungkapkan kurangnya peralatan dan pem-binaan pengrajin menjadi salah satu penghambat pengemban-gan potensi yang ada. ”Jika hal ini tidak diatasi kerajinan muti-ara di NTB akan sulit berkem-bang. Selama ini kita membuat produk dengan alat manual,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Ibu Ani Yudhoyono berjanji men-gupayakan berbagai pelatihan untuk para pengrajin dapat dis-elenggarakan secara berkelan-jutan. ”Pelatihannya bisa saja di luar Lombok atau pelatihannya digelar di Lombok,” ujar Ibu Ani Yudoyono.

Presiden secara langsung

menunjuk Menteri Perdagangan, Marie E. Pangestu dan Menteri Koperasi dan UKM, Surya Dharma Ali untuk membantu penyediaan alat kerajinan mutiara. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah senantiasa mendorong upaya pengembangan mutiara sebagai salah satu produk unggulan, ter-masuk upaya promosi.

Bumi Sejuta SapiAda pula program Gubernur

NTB, TGH Zainul Majdi yakni NTB Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS). Program ini dinilai Presiden Yud-hoyono sejalan dengan prioritas pemerintah dalam sektor ket-ahanan pangan dan kecukupan pangan. ”Dari pencanangan revi-talisasi pertanian, perikanan dan kehutanan pada Tahun 2005 ada lima sasaran yang hendak dicapai dalam waktu 5 sampai 7 tahun, yaitu kecukupan beras, jagung, gula, daging sapi dan kedelai,” tegas Presiden.

Lanjut Presiden, dari kelima sasaran tersebut, yang sudah diwujudkan sejak tahun lalu baru swasembada beras, jag-ung dan gula sementara daging sapi dan kedelai masih memerlukan waktu kurang lebih 2 sampai 3 tahun lagi. ”Oleh karena itu, upaya pemerintah dan masyarakat NTB untuk mengem-bangkan satu juta ternak sapi akan dapat mempercepat swasembada daging sapi,” tambahnya.

Kecuali BSS, Presiden Yud-hoyono juga berjanji akan tetap mendukung upaya Pemprov NTB untuk membangun infrastruktur strategis, infrastruktur dasar dan infrastruktur investasi kepari-wisataan. ”Ada empat hal yang saya putuskan saat kunjungan pertama ke NTB beberapa waktu lalu, yaitu pengembangan in-frastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan sumber listrik secara bertahap; pengembangan air mi-

num dan air bersih yang waktu itu sudah diresmikan di Lombok Tengah; pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL); dan pengembangan kawasan wisata di Lombok Selatan,” jelas Presiden Yudhoyono.

Kepada Gubernur NTB TGH Zainul Majdi, MA, Presiden memberi apresiasi khusus atas ide-ide yang kreatif, inovatif dan terobosan-terobosan baru dalam upaya memajukan NTB. ”Jika saja semua itu dapat di-laksanakan dengan baik, saya yakin tiga sampai empat tahun lagi NTB akan berubah ke arah yang lebih baik,” tandasnya. (Hernawardi)

Tak hanya wisata, banyak menunjuk Menteri Perdagangan, Marie E. Pangestu dan Menteri

Lanjut Presiden, dari kelima sasaran tersebut,

Potensi Lain NTB

Page 5: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

5komunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

ROSALIA segar dan me-nyehatkan, slogan yang tertera disetiap botol sirupnya. Bahan-bahan herbal diolah sehingga menjadi sirup kunyit asem, sirup jahe, sirup kencur, sirup temulawak dan bir pletok non alko-hol. Itulah sirup produksi para Lansia di Johar Baru, Jakarta Pusat.

Lanjut usia (lansia) tak harus identik dengan sakit atau kelemahan. Bagi Ono Suharno (64), warga Johar Baru Jakarta Pusat di masa lansia banyak hal yang bisa dilakukan.

Rumah Pak Ono disulap jadi “pabrik” yang kebanyakan pekerjanya adalah dari kalan-gan lanjut usia, meskipun ada dari anak muda yang bertugas melakukan pekerjaan berat.

Pagi hari para lansia berda-tangan dari sekitar Kecamatan Johar baru ke rumah Ono. Ba-han yang sudah dipersiapakan sejak malam oleh anak buah Pak Ono mulai diolah.

Awalnya bahan-bahan terse-but dikupas, kemudian dicuci hingga bersih dan diberikan kepada pekerja yang lebih muda untuk digiling. “Mereka yang menggiling karena tenaga mer-

Rp45 juta d e n g a n keuntun-g a n 1 5 p e r s e n . “ K e u n -t u n g a n te rsebut sebagian d i m a n -f a a t k a n untuk op-erasional s e h a r i -hari, dan sebagian kami sisih-kan untuk keperluan medadak maupun piknik,” jelas Ono.

Acara piknik kelompok lansia yang digagas Ono diadakan seta-hun sekali. Waktunya menyesuai-kan dengan keuangan yang terse-dia. ”Kalau uang yang terkumpul lumayan banyak kami bisa piknik ke luar kota seperti Batu Qur’an di Banten, ke daerah Subang dan Gucci di Tegal. Sementara bila keuangan minim ya piknik yang dekat-dekat saja diseputar Jakarta seperti Ragunan, Taman Mini, atau Ancol,” jelas Ono.

Senja Nan BermanfaatBicara tentang lansia mung-

kin tak ada habisnya. Di Pusaka

eka lebih kuat, sedangkan kami hanya mengerjakan yang ringan-ringan saja seperti mencuci atau-pun menem patkan hasil olahan ke dalam botol,” ujar Zubaedah (67) salah satu lansia yang ikut mengolah bahan-bahan tersebut hingga menjadi sirup.

Kegiatan itu biasa berakhir sore hari. Sirup yang telah jadi dan di bungkus rapih kemu-dian dipasarkan. ”Siapapun bisa membantu memasarkan. Dalam pemasaran Pak Ono juga mem-berdayakan orang-orang dengan ekonomi kurang mampu serta anak-anak putus sekolah,” jelas wanita yang memiliki 8 anak dan 10 cucu itu.

Masih Bisa PiknikOno adalah pencetus ide

membuat sirup herbal, tanpa bahan kimia atau pengawet. dan diolah oleh para lansia. “Hal itu saya lakukan agar lansia memiliki kegiatan yang bermanfaat di hari tuanya,” katanya. Selain itu Bapak empat anak dan tujuh orang cucu ini juga giat melakukan promosi dan penjualan disetiap ada bazar seperti pada peringatan Hari Lanjut Usia (HLUN) setiap tahun. “Kami juga melakukan penjualan melalui agen dan promosi melalui media cetak dan elektronik,” ung-kapnya. Omzet penjualan “Sirup Made In Lansia” per bulan sekitar

Sirup Made In Lansia

Rasanya tak ada orang Indonesia yang tak kenal buah pisang. Sudah terlalu biasa orang mengenalnya sampai tak sadar akan kisah pedih di balik buah satu ini. Sekeping kisah yang melengkapi kepiluan produksi buah-buahan lokal yang kian tertepikan oleh produk impor di los hypermarket atau bahkan beberapa kios pasar tradisional di kota-kota besar.

Betapa tidak, di hypermarket hampir los buah-buahan dikuasai oleh 80% buah hasil impor. Masih untung 80% sayuran yang dijual di tempat yang sama masih produk lokal (Gatra, 10 Juni 2009). Jika produk sudah terlihat agak layu, dalam waktu tak terlalu lama, pajangan buah impor pun sudah bergeser ke lapak-lapak di pasar tradisional atau pasar dadakan yang biasa muncul di pagi hari.

Bagaimana kalau pasar dikuasai pula sayuran asal luar negeri? Di mana ruang hidup petani Indonesia?

Produk agrobisnis Indonesia sebenarnya memiliki potensi luar biasa. Sayang, belum tertangani secara terarah dan optimal seperti negara tetangga. Thailand misalnya, setiap tahun dapat merancang seberapa besar produksi berjenis-jenis buah-buahan, seberapa besar porsi masing-masing provinsi, dan akan dijual ke mana. Dengan demikian semua produk terserap secara nyata oleh pasar dalam maupun luar negeri.

Pengusaha agro di Thailand tak kenal lelah mengambangkan dan mengenalkan produk buah dengan mengemas atau digambarkan apa dan bagaimana cara buah itu dikonsumsi serta kandungan gizinya. Tak jarang mereka menyertakan nomor telepon untuk menampung keluhan konsumen.

Durian monthong mereka kita kenal baik di Indonesia. Juga buah lengkengnya.

Bayangkan, mereka pernah memasarkan buah kelapa muda yang sudah dibersihkan dan dikemas rapi ke negeri kita, negeri nyiur melambai! Harus diakui produk itu ‘dipoles’ sampai kita terkecoh seolah-oleh itu buah baru. Pintar sekali.

Pertanyaannya kemudian apakah benar kita telah terpuruk sekali? Tak ada daya sama sekali? Rasanya tidak. Mari kita tengok satu produk saja misalnya pisang itu tadi.

Tanpa kita sadari, negara kita adalah penghasil pisang terbesar kelima di dunia setelah India, Ekuador, Brasilia, Cina, dan Filipina. Volume produksi pisang mencapai 3,6 juta ton atau 5 % dari seluruh produksi dunia. Luas lahan tanaman pisang Indonesia meningkat dari 70,5 ribu Ha pada tahun 1999 menjadi 85,7 ribu Ha tahun 2003. Daerah penghasil pisang terbesar adalah Jawa Barat dengan luas areal pertanaman 15,4 ribu Ha (2003). Luasan ini sudah jauh menurun dibanding tahun 1999 yang

m e n c a p a i 21,9 Ha, karena karena s e r a n g a n p e n y a k i t tular tanah, t e r u t a m a Fusarium sp.

B u k a n hanya dari sisi luasan saja Jabar terbesar, tapi juga dari dari sisi produktivitas sebagai yang tertinggi yaitu 60 – 69,2 ton per Ha, bahkan tahun 2002 pernah

mencapai 90 ton per Ha, atau hampir dua kali lipat rata-rata produktivitas nasional yang sebesar 48 ton per Ha. Walaupun produksinya tinggi, hampir semua diserap pasar di dalam negeri. Volume ekspor pernah mencapai 2,1 juta ton atau setara dengan 421,8 ribu dolar AS, namun terus menurun dan saat ini hampir tidak ada ekspor sama sekali.

Konsumsi pisang dalam negeri yang tertinggi pernah mencapai 18,9 kg per kapita per tahun. Tingginya konsumsi ini disebabkan oleh relatif rendahnya harga pisang, banyaknya variasi pisang yang ditawarkan di tingkat pasar eceran, selalu tersedianya pasokan sepanjang tahun dan pratisnya penyajian pisang untuk konsumsi dalam berbagai bentuk olahan yang semakin kreatif.

Tentu ini membanggakan. Akan tetapi Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, menenggarai, kondisi awal yang sangat membanggakan baik dilihat dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan berkembang menjadi memburuk, dan dikhawatirkan akan terus parah bila tidak ditangani dengan baik. Lembaga penelitian IPB ini menyimpulkan, pisang komersial kita umumnya rentan terhadap serangaan hama dan penyakit. Kedua, produktivitasnya rendah dengan kualitas beragam, dan shelf life-nya pendek. Ketiga, kurangnya ketersediaan bibit bermutu, serta teknik budidaya tepat belum dilaksanakan dengan baik.

Oleh sebab itu IPB memandang perlunya dilaksanakan dengan baik Standar Operasional Produksi (SOP), sehingga diharapkan mencapai target yang sesuai dengan Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) Pisang.

Sebelum terlambat, ada baiknya kita semua menyadari dan bergerak berbuat sesuatu untuk mengembangkan buah pisang agar dapat tempat di pasar internasional, yang lebih banyak dikuasai varietas cavendish. Padahal banyak varietas kita yang unggul. Teman penulis berkebangsaan Prancis memuji kualitas pisang Indonesia yang begitu bervariasi dan mutunya tinggi selain murah harganya.

Kalau terlambat maka hanya penyesalan yang didapat. Masih untung, buah manggis masih menjadi monopoli Indonesia. Bayangkan, buah rambutan saja kini dikembangkan dan diproduksi orang di Australia utara. Jangan menyalahkan siapa-siapa, kalau nantinya manggis dan buah-buah khas Indonesia lainnya tahu-tahu kita impor dari luar negeri.

(Adji Subela)

Balada Buah Pisang

JANGAN SESAL KEMUDIAN

(Pusat Santunan Keluarga) 74, Johar Baru, Jakarta Pusat, rumah Ono didirikan Yayasan Sri Asih sejak tahun 2001. Ada sekitar 90 orang lansia yang berusia sekitar 65-75 tahun.

Banyak hal yang mereka laku-kan untuk mengisi masa senjanya, antara lain setiap hari Selasa di-adakan pengajian dan hari Rabu senam pagi bersama. Selain keg-iatan utama membuat sirup dari bahan-bahan herbal tadi.

Ono mengakui bahwa pemer-intah melalui Dinas Sosial Jakarta memberikan bantuan setiap ta-hun. Bantuan tersebut berupa uang tunai Rp 10 juta rupiah. ”Kalau dihitung per bulan seki-

tar Rp830 ribu, sangat minim untuk biaya hidup sehari-hari. Namun, dengan adanya ke-untungan dari penjualan sirup biaya sehari-hari menjadi lebih ringan,” ujar Ono.

Untuk bahan-bahan pem-buatan sirup Ono mengakui dapat pasokan setelah ber-kordinasi dengan Suku Dinas Pertanian Jakarta. ”Sementara alat-alat untuk mengolah bahan menjadi sirup kami mendapat bantuan dari dinas Perindus-trian,” jelasnya mantap. Jadi siapa bilang Lansia hanya bisa berdiam diri saja tak berbuat sesuatu yang bermanfaat?

(Rina)

Page 6: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

6w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

Ahmad Maulana Agung (24), menyapa

akrab kawan-kawannya di DPD Pertuni Makassar

yang terletak di Jalan Kapten Pierre Tendean

Blok M/7 Makassar malam menjelang

pemilihan presiden. Agung adalah salah

satu anggota Bamper XII atau Barisan Mitra

Pertuni Sulawesi Selatan, organisasi relawan yang bergerak dalam kegiatan

sosial Persatuan Tuna Netra Indonesia.

Malam itu selepas bekerja, ia bergegas menuju markas Bamper XII yang sekaligus sekretariat DPD Pertuni Makassar. Bersama dengan beberapa penyadang tuna netra, Ahmad terl ihat berdiskusi mengenai persiapan pencontrengan.

Ar i f i n a tau yang b iasa dipanggil Ifi n, terlihat santai di sekretariat Pertuni yang juga merupakan markas Faham atau Forum Advokasi dan Penyadaran Hak Asasi Bagi Penyandang Cacat Sulawesi Selatan.

Pria dengan keterbatasan penglihatan kelahiran Toli-toli ini berharap semoga pemilihan umum presiden ini berjalan lancar, terutama bagi kaum penyandang tuna netra yang menggunakan template atau alat bantu huruf braille. “Waktu pemilihan umum legislatif April lalu, kami terima cukup banyak laporan dari kawan-kawan di daerah lain kalau di TPS-nya tidak ada template braille. Bahkan ada petugas KPPS yang tidak tahu apa itu template. Hal ini membuat kawan tuna netra menggurungkan niatnya untuk mencontreng” kata pria yang kuliah di Universitas Muslim Indonesia ini.

Tiba-tiba telepon genggam Fandy Dawenan (26), seorang penyandang low vision, berbunyi. Ringtone jingle kampanye pasang-an Soesilo Bambang Yudhoyono– Boediono menarik perhatian kawan-kawannya. Tak lain karena mayoritas warga Sulawesi Selatan merupakan pendukung terbesar

pasangan Jusuf Kalla – Wiranto. “SBY nih,” goda Ahmad. “Nyarinya susah nih di intenet. Mesti convert ke mp3 dulu baru bisa jadi ringtone. Besok mesti di-silent nih. Kalau enggak ntar ada yang protes dikira kampanye,” kata Fandy beralasan.

Tak Ada Gejolak“Indonesia lebih beruntung

tidak ada friksi dalam pemi-lihan presiden ini. Janganlah ada perseturuan di grassroot, tidak demokratis. Kalau friksi di kaum atas ya tidak apa-apa kan mere-ka politisi. Yang penting adalah

masing-masing pendukung capres satu dan lainnya bisa menciptakan rasa aman. Saling mengunggulkan dengan cara-cara yang cantik dan santai,” kata Hamzah M. Yamin, Ketua DPD Pertuni Makassar.

Baik Bamper XII maupun Faham telah terbiasa memantau pemilihan umum, baik pemilihan kepala daerah hingga pemilihan legislatif 9 April 2009 lalu. Pada pemilihan legislatif lalu, mereka menerima telepon pengaduan baik dari kota Makassar maupun dari kabupaten lain se-Sulawesi Selatan. “Pendistribusian logistik pemilihan presiden ini lebih baik

daripada pemilihan legislatif April lalu. Kali ini kami tidak menerima pengaduan apa pun mengenai ketersediaan template braille,” kata Hamzah.

Penyandang tuna netra Makassar, sebelumnya telah mengikuti sosialisasi pemilu yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di akhir bulan Juni lalu. Ukuran surat suara yang jauh lebih kecil daripada surat suara legislatif dianggap lebih mudah digunakan. Template yang dua lembar seperti amplop juga memudahkan penyandang tuna netra untuk menyisipkan

kertas suara ke dalam template. Mereka juga tidak khawatir kertas suara terbalik ataupun meleset ketika dicontreng yang dapat mengakibatkan surat suara tidak sah.

Mobilisasi BanjarSudah sejak malam hari

seluruh pengurus TPS (tempat pemungutan suara) di Banjar Sindu Kaja, tempat masyarakat yang berdomisili disekitar sanur akan memberikan hak suaranya pada pemilihan presiden (pil pres) 8 juli 2009, mempersipakan diri.

Ida Bagus Anom Suarto (64)

Page 7: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

7komunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

selaku ketua TPS mengatakan kalau persiapan seluruhnya mulai dari logistik pemilu dan membagikan undangan kepada DPT sudah sejak seminggu yang lalu.

Pukul 7.30 TPS 06 sudah mulai didatangi warga. Sementara panitia dengan pakaian adat lengkap menggunakan udang (ikat kepala yang dipakai kaum lelaki di Bali), kemeja putih dan sarung dengan corak khas Bali sudah hadir sejak pukul 6.

A n o m d a n b e b e r a p a rekannya mulai menjalankan tugas. Pukul 08.00 tiba saatnya warga memberikan hak suaranya. Diawali dengan doa bersama dan pemukulan kentongan sebanyak tiga kali.

Sebagian besar warga desa yang datang juga mengenakan pakaian adat, namun berbeda dengan panitia pakaian yang digunakan warga adalah pakaian adat ringan. Wanita menggunakn kemeja, kain dan slempot (ikat pinggang wanita khas Bali). Sementara kaum laki-laki ada yang menggunakan kaos, ada yang menggunakan kemeja dengan kain khas Bali.

Silih berganti datang dan pergi, warga sanur memasuki pintu gerbang banjar, kemudian diarahkan oleh petugas menaiki tangga menuju panggung banjar. Warga menyerahkan undangan ke bagian pendaftaran, lalu menunggu sebentar, kemudian dipanggil untuk menerima surat suara.

Memasuki bilik suara, ada beberapa lansia yang dibantu oleh saksi untuk membuka kertas suara dan dipandu untuk mencontreng, setelah pemilih mengerti dipersilahkan memilih sesuai hati nurani.

Selesai mencontreng, pemilih memasukkan surat suara ke kotak suara dan memberi tanda pada jari setelah memilih.

Serangkain kegiatan tersebut juga dilakukan oleh ibu Atike (44). Memilih waktu pagi hari, agar bisa mengurus rumah tangga dan mempersiapkan acara tupak wayang yang akan berlangsung Sabtu besok.

"Bule" Aja MilihB a n y a k d a e r a h y a n g

mengeluh kisruh DPT, namun berbeda de ngan di daerah ini, Anom mengatakan tidak ada DPT bermasalah, seluruh warga yang telah memenuhi kriteria untuk memilih (memiliki hak pilih) memperoleh undangan dan dapat memilih.

”Disini tertib administrasi, orang berfi kir untuk apa punya KTP dua atau lebih, kalau hanya punya satu suara ya gunakan satu saja,” jelas Anom.

Dapat dilihat dari adanya warga negara asing yang sudah lama tinggal di Indonesia dan sudah menjadi warga negara Indonesia, bila sudah memenuhi kriteria maka ia dapat memberikan hak suaranya pada setiap pemilihan umum di Indonesia.

Criste Peta Chapman (34) dulu ia WNA asal australia, setelah menikah dengan salah satu warga di sanur, dan sudah 14 tahun di Indonesia kini ia menjadi WNI. Meski telah bercerai namun Crite tetap memilih menjadi WNI dan saat ini ia hidup bersama seorang anaknya.

Dengan mekanisme yang sama dengan warga lainnya Criste

datang dengan menggunakan busana casual, sepatu kets, serta membawa tas berwarna putih ke TPS. Hal pertama yang dia lakukan adalah meyerahkan undangan.

Menunggu giliran mencon-treng, masuk bilik suara untuk mencont reng , se te l ah i tu memasukkan surat suara ke kotak suara, lalu memberi tanda tinta di jari, dan selesailah serangkaian kegiatan Criste untuk berkontirbusi dalam pemilihan orang nomor satu di Indonesia.

Budaya dan kepercayaan Usai penghitungan suara,

antusiasme warga bali saat ini masih di PDI perjuangan karena merekalah yang dianggap pro rakyat dan didukung dengan alam. Namun siapa pun nanti pemimpin terpilihnya warga tidak mempersalahkan. Hubungan dengan Sang Pencipta juga menjad i sa lah satu faktor terciptanya kerukunan.

Kalo orang jawa bilang nrimo. "sudah lah buat apa berdebat /bertengkar" kalo masih bisa berdamai. Efeknya panjang untuk pariwisata kita kalo ada kerusuh-an dan yang menjadi korban masyarakat sendiri.

AntusiasmeSekitar 30 penyandang tuna

netra terdaftar namanya di Daftar Pemilih Tetap (DPT) TPS 5 Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar yang masih satu lokasi dengan DPD Pertuni Makassar. Bersama dengan warga Makassar lainnya yang telah menerima undangan bersiap menuju TPS, Rabu (8/7) pagi. Warga yang tidak terdaftar dalam DPT datang lebih siang untuk memberikan suaranya sesua i dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi dua hari sebelum hari pemungutan suara.

Dalam menghadapi pemilihan umum presiden, KPU Provinsi Sulawesi Selatan telah memantau pendistribusian logistik seperti surat suara, tinta sidik jari, segel, template, dan daftar pasangan calon. Pendistribusian surat suara di Sulawesi Selatan tidak ada masalah. KPU Provinsi Sulawesi Selatan telah berkoordinasi de-ngan KPU Kota dan Kabupaten di Sulawesi Selatan, seperti kelebih-an surat suara yang diterima KPU Kota Makassar telah didistribusikan ke KPU Kabupaten/Kota yang melaporkan kekurangan surat suara.

Sebanyak 5.964.806 surat suara telah didistribusikan ke 23 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, dengan 23.000 lembar tambahan surat suara untuk 15.514 TPS dengan 5.630.977 nama terdaftar pada DPT dan antisipasi pemilih menggunakan KTP sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (6/7).

KPU Provinsi Sulawesi Selatan juga mensosialisasikan Putusan MK tersebut bagi warga yang

namanya tidak tercantum di DPT dibolehkan untuk menyalurkan suaranya dengan menggunakan KTP. “Warga yang tidak terdaftar di DPT hanya dilayani jika ia datang ke TPS yang berada di RT/RW sesuai dengan KTP. Dengan membawa KTP dan KK, pemilih bisa mendaftarkan dirinya kepada petugas KPPS di hari pemungutan suara, namun pemilih baru bisa mencontreng pada pukul 12.00 hingga 13.00 jika masih tersedia surat suara. Jika surat suara sesuai DPT dan cadangannya telah habis maka pemilih dengan KTP dapat dialihkan ke TPS terdekat. Jika

tetap kekurangan surat suara, petugas KPPS bisa mendapatkan surat suara dari TPS lain dalam satu desa atau kelurahan,” kata Anggota KPU Sulawesi Selatan Divisi Sosialisasi, Samsir Rahim, S.Sos, M.Si ketika ditemui di ruang kerjanya di Jalan Andi Pangeran Pettarani No. 102, Makassar, Selasa (7/7).

Saat MK menge luarkan keputusan tersebut, pihaknya segera memberikan perintah baik lisan maupun tulisan kepada 23 KPU Kota dan Provinsi untuk segera meneruskannya ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) tentang keabsahan penggunaan KTP.

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo juga aktif mensosialisasikan penggunaan KTP bagi warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih, Selasa (7/7). Selain mensosialisasikan penggunaan KTP, beliau juga memantau persiapan pelaksanaan pilpres. Secara keseluruhan, Sulawesi Selatan telah siap menye lenggarakan pemi lu presiden dan wakil presiden hari ini. Bersama dengan Ketua KPU Sulawesi Selatan, Jayadi Nas dan Ketua DPRD Sulawesi Selatan, HM Roem, beliau mengunjungi kabupaten Jeneponto dan Bantaeng.

Menurut Syahrul, hal yang perlu untuk diwaspadai adalah dimanfaatkannya sekelompok o r a n g u n t u k m e l a k u k a n tindakan yang mengarah kepada kecurang an dalam memilih. Keberadaan KTP bisa memicu adanya upaya mobilisasi massa dan dimanfaatkannya oknum untuk memilih dua kali. Hal ini disampaikan beliau pada saat teleconference de ngan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Mapolda Sulselbar malam harinya.

Kepala Polisi Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Mathius Salempang, menyiapkan personil untuk mengantisipasi adanya upaya mobilisasi massa. Di setiap TPS, pihaknya menempati personil dibantu dengan anggota TNI. Berdasarkan pantauan Komunika di sebuah TPS, seorang polisi berjaga-jaga dengan santai bercakap-cakap akrab dengan pemilih.

Ingat PemilihTPS Kelurahan Nggantung

RT 1 RW 1 Pacitan sudah mulai sepi dari pemilih. Para petugas PPS mulai berkemas di TPS yang tiap harinya digunakan sebagai balai desa.

Tampak seorang pria tua ber-perawakan tegap tanpa alas kaki berjalan ke arah seorang panitia pengaman PPS. “Piye kang, sing ngendhi sing menang (Siapa yang menang)?,” tanya pria itu. Petu-gas pengaman berpakaian hansip itu hanya tersenyum “Ra usah ta-kon ritek, awakmu ya wis weruh to (Tak perlu tanya pasti sudah tahu kan?), ” jawab petugas penga-man TPS yang bisa dilihat dari lencananya bernama Bibit.

Pardi si pria tua yang berper-awakan tegap itu pun tersenyum puas, meskipun sang pemenang bukan siapa-siapanya tapi tetap lah merupakan sebuah kebanggaan apabila sang local hero membawa kebanggaan bagi daerahnya, Pacitan, tempat pahlawannya lahir dan dibesarkan.

Data pemilih di TPS 2 Kelura-han Nggantung dari 431 pemilih, 397 pemilih mencentang Susilo Bambang Yudhoyono dan Bo-ediono, 10 Suara untuk Jusuf Kalla dan Wiranto dan 5 suara untuk Mega dan Prabowo, sementara 19 suara sisanya di nyatakan rusak.

Hasil serupa juga terjadi di TPS 09 Teleng Ria Kelurahan Sidoharjo dari 623 total suara 578 suara disapu bersih pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Dua pasangan calon presiden lainnya apabila suaranya dijumlahkan hanya mendapat 22 suara, lebih sedikit daripada jumlah suara rusak sejumlah 23 suara.

Uniknya surat suara yang ru-sak sebagian besar dikarenakan pemilih mencentang dua kali, se-hingga surat suara dianggap tidak sah. “Pemilih mencentang surat suara sebanyak dua kali, centang pertama di foto calon Presiden dan yang kedua di foto calon wakil presiden, jadinya dianggap tidak sah. Para pemilih tersebut men-centang dua kali pada pasang-an nomor dua, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.“ kata Zainuri anggota PPS TPS 09 Ke-lurahan Sidoharjo.

Ketua KPUD Pacitan, Damhudi saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa KPU telah mensosialisasi-kan centang sekali saja pada surat suara “Sosialisasi KPU meng enai centang sekali saja sebenarnya sudah berlangsung sejak Pemili-han Umum Calon Legislatif lalu, meskipun sebenarnya ini meru-gikan perolehan suara pasangan yang mendapat centang dua kali akibat surat suaranya dianggap tidak sah tapi sampai saat ini belum ada keberatan mengenai hal tersebut.”

Dari data sementara yang dihimpun Kesbanglinmas Pacitan sebelum rilis resmi dari KPUD Paci-tan tanggal 16 Juli 2009. Pasang-an , Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono memperoleh 94,96 % Suara, Megawati Prabowo 3,68 % suara dan Jusuf kalla Wiranto 1,36 % suara. Dengan partisipasi pemilih 70,40 %.

Dengan jumlah suara yang tidak akan mampu lagi terkejar pasangan lainnya tentu sangat besar harapan orang-orang seper-ti Pardi atau masyarakat Pacitan menaruh harapan agar wilayah-nya dapat membangun lebih giat lagi lima tahun kedepan. “Kacang

Indonesia lebih beruntung tidak ada friksi dalam pemilihan presiden ini. Janganlah ada perseturuan di grassroot, tidak demokratis. Kalau friksi di kaum atas ya tidak apa-apa kan mereka politisi. Yang penting adalah masing-masing pendukung capres satu dan lainnya bisa menciptakan rasa aman

ora lali kulite” harap Pardi.

Apresiasi Pengamat AsingAsian Network for Free

Elections (ANFREL) Foundation menilai pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 yang berlangsung di Indonesia unik dan kreatif meskipun ada sejumlah masalah DPT dan lain-lain. "Pemilihan umum dan pemilihan presiden di Indonesia lebih kreatif dan menarik. Bahkan tidak ada di dunia, seperti penempatan kotak suara di dalam bus dan becak," kata pemantau ANFREL Foundation dari Thailand, Somsri Hananuntasuk.

A N F R E L F o u n d a t i o n merupakan pemantau asing yang terdiri Thailand, Jepang, Malaysia, Monggolia, Nepal, Pakistan, Kamboja, Bangladesh dan Pakistan. Sementara yang melakukan pemantauan pilpres kali ini hanya dilakukan lima negara.

Seca ra umum, ANFREL F o u n d a t i o n m e n i l a i p e nye l e n g g a ra a n p i l p r e s berjalan dengan baik, bebas, adi l dan damai. Selain itu, partisipasi pemilih di Indonesia masih dianggap relatif tinggi dibandingkan dengan pemilu di beberapa negara lainnya.

S o m s r i m e n j e l a s k a n , sebenarnya wa lau banyak persoalan dalam pelaksanaan Pileg dan Pilpres, namun ada perkembangan positif terkait teknis dan prosedur pemilihan. Misalnya, penghormatan terhadap hak pilih para pasien di rumah sakit dan narapidana di penjara, serta kepada para penyandang cacat. "Bahkan justru pelaksanan Pileg dan Pilres yang lebih baik dilakukan di penjara. Ini yang paling bagus se-Asia, bagaimana seorang narapidana diberikan hak pilihnya," jelasnya.

Somsri juga menceritakan bagaimana baiknya s istem pencontrengan, yang dinilai sistem baru dalam pemilu di Indonesia, dilakukan di penjara. Para narapidana diperiksa semua jarinya sebelum mengambil surat suara, petugas TPS yang membuka semua surat suara yang asli kepada para saksi.

A N F R E L F o u n d a t i o n , lanjut Somsri, juga memantau pelaksanaan kampanye di

Indonesia yang lebih baik di banding negara lainnya. Misalnya, perangkat UU yang mengatur pemilu, khususnya adanya larangan anak-anak dalam kampanye merupakan yang terbaik di negara ASEAN. "Indonesia punya UU Pemilu yang melarang anak-anak dan siswa sekolah untuk ikut kampanye. Itu sangat bagus di Asia Tenggara, walau memang dalam prakteknya ada juga, tapi setidaknya ada aturan yang melarang itu," ujarnya.

ANFREL Foundation juga memberikan sejumlah rekomendasi atas pelaksanaan Pileg dan Pilres di Indonesia atas berbagai persoalan yang muncul. Di antaranya bagaimana menciptakan suasana kompetisi yang adil di dalam pemilu, pembaharuan data DPT, administrasi yang lebih efisien di TPS, harus ada hubungan yang jelas antara KPU, KPUD, Bawaslu dan Panwaslu, parpol yang harus memberikan pelatihan saksi di TPS dan ditegakkannya aturan larangan anak-anak berkampanye.

(rina/lida/danang/f)

Page 8: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

8w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

jang tahun berbagai bencana alam terus mengintip bumi pertiwi. Di musim hujan, banjir dan tanah longsor selalu datang menerjang. Di musim kemarau, kekering-an dan kebakaran hutan serta lahan ter-jadi di mana-mana. Sementara bencana alam yang “tidak mengenal musim” se perti gunung meletus, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, juga rawan terjadi nyaris di seluruh wilayah Indonesia.

Maklumlah, Indonesia terletak di sabuk gunung api dunia, persimpangan angin dan arus laut dunia, serta pertemuan pa-tahan lempeng dunia. Banyaknya gunung berapi membuat Indonesia rawan bencana gempa vulkanik, selain ancaman material yang keluar dari letusan gunung. Persim-pangan angin dan arus laut membuat di-namika iklim Indonesia terbilang sangat tinggi, dimana kondisi ini berkaitan erat dengan bencana alam berlatar klimatolo-gis. Keberadaan Indonesia di pertemuan patahan lempeng dunia membuat negeri ini gampang terlanda gempa tektonik. Tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumut serta gempa besar di Yogya beberapa ta-hun lalu, jika dirunut penyebabnya adalah efek dari patahnya lempeng bumi.

Jadi, jangan pernah berpikir tak ada bencana di musim kemarau. Logika semacam itu selain membuat orang kurang waspada juga membuat orang bertindak ceroboh. Lihatlah kebakaran hutan dan la-han di Sumatera dan Kalimantan, bisa saja penyebabnya hanya karena orang mem-bakar sampah atau membuang puntung rokok serampangan. Namun imbasnya sangat mengerikan, ribuah hektare hutan dan lahan terbakar, polusi asap terjadi di mana-mana, dan ribuan jenis fl ora dan fauna punah.

Waspada BencanaMelihat banyaknya potensi bencana,

sudah seharusnya bangsa Indonesia senantiasa sadar dan waspada. Lebih-lebih Indonesia termasuk dalam daftar negara paling berisiko bencana yang dilan-sir Badan Pencegahan Bencana PBB atau United Nations International Strategy for Disaster Reduction beberapa waktu lalu. Dalam daftar ini, negara-negara di Asia mendomi nasi. Indonesia nangkring di po-sisi paling atas, yakni posisi sembilan (sa-ngat tinggi), bersama dengan Bangladesh, China, India, dan Myanmar. Sementara negara non-Asia yang juga masuk dalam posisi ini adalah Kolumbia. Negara-negara yang tercantum dalam kategori sembilan ini adalah negara yang penduduknya pa-ling terancam bencana gempa bumi, ban-

jir, angin topan, dan longsor. Namun demikian, bukan berarti

negara-negara yang tidak masuk daf-

Berikut adalah langkah-langkah antisipasi untuk menghindari risiko bencana musi-man, yang sebagian bisa dilakukan—atau justru sangat baik dilakukan—di musim kemarau, antaralain;

Banjir: Hindari membuang sampah ke sungai atau jalan air lainnya. Bersihkan sampah yang menyumbat sungai, got atau saluran air. Jangan menyempitkan atau mendangkalkan jalan air. Tanamlah pohon di tanah tandus dan sepanjang daerah aliran sungai. Cegah penebangan hutan dan tanaman keras lainnya.

Tanah Longsor: Hindari tinggal di lahan miring atau di atas dan di bawah tebing. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang kondisi tanahnya poreous (mudah menyerap air) atau yang tanahnya labil. Buatlah talud atau terasering pada lahan miring untuk mencegah erosi. Tanamlah pohon berakar tunggang di lahan miring, tebing, atau lahan yang kondisi tanahnya labil.

Kebakaran Hutan dan Lahan: Jangan menyalakan api dan membuang puntung rokok sembarangan di tempat kering dan terbuka. Jika terpaksa menyalakan api di tempat terbuka, yakinkan bahwa api tidak akan merembet ke sekitarnya. Matikan api hingga benar-benar padam jika su-dah tidak dipergunakan, jangan sekali-kali meninggalkan api dalam keadaan menya-la, masih ada bara, atau masih berasap.

Sementara untuk bencana yang “tidak mengenal musim” seperti gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, dan seba-gainya, langkah antisipasi dapat dilakukan dengan mempersiapkan sarana-prasarana pendukung yang sesuai dengan karakteris-tik bencana terkait. Rumah tahan gempa misalnya, perlu dibangun bagi mereka yang tinggal di daerah rawan gempa. Atap rumah yang kuat perlu dipasang di daerah yang sering terkena angin puting beliung. Sementara bagi mereka yang ber-ada di tepi pantai, harus memiliki tempat mengungsi yang berada di tempat tinggi, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu tsunami datang menerjang.

Obat-obatan, sarana PPPK, pakaian, selimut, air bersih, makanan-minuman siap saji, sarana sanitasi dan alat mema-sak portabel yang dapat dipindah-pindah, perlu dipersiapkan setiap saat, karena sangat membantu dalam situasi bencana apapun. Dalam keadaan darurat, berbagai sarana di atas dapat langsung dipergu-nakan tanpa harus menunggu datangnya bantuan.

Pertanyaannya adalah, berapa orang diantara kita yang secara serius telah melakukan langkah-langkah antisipasi un-tuk menghadapi bencana? Sangat sedikit! Kebanyakan masih seperti Neng Entin, yang baru kalang-kabut begitu bencana alam datang melanda (g).

Tak ada angin tak ada hujan, awal Juli lalu tebing di Desa Pala-sari, Kec Cijeruk, Kab Bogor, Jawa

Barat, tiba-tiba longsor menimpa rumah yang ada di bawahnya. Lima

orang meninggal dunia, sejumlah orang lainnya luka-luka. Selain itu,

dua rumah hancur total serta satu rumah rusak berat. Bencana alam ini

mengaget kan warga, karena justru terjadi di awal musim kemarau.

Entin (61), warga Palasari yang ru-mahnya ikut tertimbun tanah, tak pernah menduga tebing yang membentang di samping atas rumahnya akan longsor. Se-lain kondisi tebing terlihat cukup kukuh, ia juga tak melihat tanda-tanda sebelumnya kalau tebing itu mau runtuh. “Musim hu-jan kemarin saja tebing itu tidak apa-apa. Sekarang memasuki musim kemarau, eh, malah longsor,” ujar ibu tiga anak ini se-tengah tidak percaya.

Logika Entin tak sepenuhnya keliru. Secara teoritis, tanah longsor memang lebih sering terjadi pada musim penghu-jan. Saat itu, massa tanah lebih berat kare na mengan dung air. Lapisan tanah atas (top soil) yang basah mudah ter-lepas dari lapisan di bawahnya akibat tak mampu menahan beratnya sendiri. Kondisi ini lebih mudah terjadi pada tanah miring yang jenis tanahnya poreous atau bersifat menyerap air. Tapi, longsorpun dapat ter-jadi di segala musim, asal salah satu atau semua syarat-syarat longsor (basah, mir-ing, jenis tanah poreous) terpenuhi.

Seperti diketahui, di atas tebing desa Palasari terdapat banyak kolam ikan. Rembesan air kolam bagaimanapun akan menyebabkan tanah di tebing selalu ba-sah, sehingga mempermudah terjadinya longsor. Hal ini diperparah dengan tidak adanya pohon-pohon maupun tumbuh-tumbuhan berakar tunggang di sepan-jang tebing. “Dari dulu tebing itu memang gundul, cuma ada semak belukar doang. Mungkin itu yang membuat tanah yang basah luruh ke bawah dengan cepat,” im-buh Entin.

Negeri Seribu BencanaNgomong-ngomong soal bencana, In-

donesia memang dikenal sebagai “negeri seribu bencana”. Bukan han-ya longsor, tapi segala ben-cana ada. N y a r i s s e p a n -

tar akan aman-aman saja. Negara-negara yang risiko bencananya rendah pun tetap akan terkena imbas pemanasan global, seperti perubahan cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan air laut. Dengan de-mikian, sejatinya tidak ada lagi negara di dunia yang sepenuhnya terbebas dari ben-cana alam. Semua menghadapi risiko ben-cana alam dalam tingkat yang bervariasi.

Daftar yang disusun berdasarkan data bencana sejak 1977 sampai 2009 itu tak hanya mengukur risiko penduduk mening-gal akibat bencana, namun juga menunjuk-kan kemampuan negara dan masyarakat di negara bersangkutan dalam menang-gulangi bencana. Bisa saja potensi ben-cana di negara bersangkutan tidak terlalu hebat, namun karena penduduknya tidak siap, negara tersebut lantas dimasukkan dalam kategori tinggi. Demikian juga bisa terjadi pula sebaliknya.

Jepang misalnya, meski negara ma-tahari terbit ini risiko bencana alamnya tinggi, namun dalam daftar dimasukkan dalam negara berisiko sedang atau me-dium. Salah satu sebabnya, Jepang dini-lai sangat siap menghadapi bencana jenis apapun. Faktanya, negara ini berkali-kali dihajar angin topan, gempa, dan tsunami, namun seluruh bencana yang terjadi tak sampai menimbulkan korban dalam jum-lah besar sebab warga Jepang selalu was-pada dan tahu bagaimana menghadapi bencana. Selain itu, ketepatan badan meteorologi memprediksi bencana juga menurunkan tingkat risiko Jepang.

Berbeda dengan negara-negara Asia lainnya, mitigasi bencana umumnya masih belum optimal. Penduduknya juga belum memiliki kesiapan memadai, baik yang bersifat antisipatif maupun kesiapan pas-ca terjadinya bencana. Tanggap bencana cenderung masih bersifat reaktif, atau baru dilakukan setelah bencana terjadi. Sebaliknya, langkah-langkah antisipatif cenderung dilupakan.

Contoh kasus paling nyata adalah ta-nah longsor di Palasari yang dijadikan pembuka tulisan ini. Meskipun pemerin-tah daerah dan warga sekitar mengetahui bahwa tebing di sana rawan longsor, na-mun hingga bertahun-tahun tidak pernah ada upaya pencegahan, misalnya dengan menanam tanaman keras di sepanjang tebing. Warga juga tetap tinggal di bawah-nya, dengan keyakinan bahwa tebing tidak akan longsor dalam waktu dekat. Pada akhirnya, ketelanjuran berbuah petaka, tebing benar-benar longsor dan memakan korban jiwa serta harta benda.

Langkah Antisipasi Padahal jika dipelajari, bencana “musi-

man” tak akan terjadi jika diantisipasi de ngan cara dan tindakan yang tepat.

Page 9: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

9komunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

kita merindukan revolusi total di dunia olahraga, se-hingga Indonesia kembali meraih kehormatan di level regional (Sea Games), benua (Asia) dan meneruskan tradisi emas di Olimpiade. Demikian juga dengan mimpi-mimpi besar olahraga lain yang be-lum kesampaian, tampilnya tim sepakbola merah putih di pentas Piala Dunia, misalnya.

Sekitar enam ribu penonton di Istana Olahraga (Istora) Se-nayan bungkam saat drop shot pebulutangkis Malaysia Lee Chong Wei masuk ke sisi kanan bidang gerak lapangan Taufi k Hidayat. Aksi itu menyudahi partai fi nal Indonesia Open Su-per Series 2009. Pupus sudah harapan Taufi k, juara enam kali Indonesia Open, untuk meraih gelar ketujuh, setelah kalah dua game langsung dari Chong Wei 9-21, 14-21.

Kegagalan Taufi k di nomor tunggal putera melengkapi ca-tatan prestasi Indonesia yang tidak merebut satu gelar pun dalam gelaran turnamen di kan-dang sendiri beberapa waktu lalu. Dari distribusi lima gelar juara, dua gelar justru direbut Malaysia, sementara masing-ma-sing satu gelar diraih Cina, Korea, dan India.

Kegagalan tim merah putih menorehkan catatan juara se-olah mengulang sejarah nir ge-lar pada 2007. Sungguh jauh dibandingkan masa keemasan bulutangkis kita beberapa tahun lalu, saat empat kali memborong lima gelar Juara Indonesia Open pada 1982 dan 1983 di Jakarta, 1996 di Medan, 1997 di Solo, dan 2001 di Jakarta.

Di saat inilah kita sadar, bahwa kita butuh satu ikon olehraga yang mampu menegakkan harga diri bangsa. Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah berujar, hanya ada dua cara bendera Indonesia ber-kibar di negara lain, yakni saat

kunjungan kepala negara serta kemenangan tim olahraga kita. Tapi hal tak terelakkan dalam turnamen bulutangkis –sebuah cabang olahraga yang selama ini dibanggakan dalam pentas internasional- di negara sendiri saja kita tidak mampu mengi-barkan merah putih lebih tinggi dari negara lain.

Sejauh ini, cabang bulutangkis memang masih mampu menyela-matkan tradisi emas olimpiade Indonesia, namun perolehannya terus turun. Dari 2 emas (Alan Budikusuma dan Susi Susanti), 2 perak (Ardy Wiranata dan Eddy Hartono/Gunawan) dan 1 perunggu (Hermawan Susanto) di Olimpiade Barcelona 1992, selanjutnya turun menjadi satu emas hingga kini.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Seri-kat, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Se-mua medali untuk Kontingen Indonesia dipersembahkan oleh tim bulutangkis: Emas: Rexy Mainaky/Ricky Subagja (nomor ganda Putra); Perak: Mia Audina (tunggal puteri); Perunggu: Susi Susanti (tunggal putri), Denny Kantono/Antonius B. Ariantho (ganda putra).

Pada Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Emas: Tony Gunawan/Chandra Wijaya (Bulutangkis, ganda putra); Perak: Hendrawan (Bulutangkis, tunggal putra), Tri Kusharjanto/Minarti Timur

(Bulutangkis, ganda campuran), Raema Lisa Rumbewas (Angkat Berat putri 48 kg.); Perunggu: Sri Indriyani (Angkat berat, putri 48 kg.), Winarni Weightlifting, (Angkat berat, putri 53 kg.)

Pada Olimpiade Athena 2004 di Athena, Yunani, Indo-nesia meraih 1 emas dan 2 perunggu. Emas: Taufi k Hidayat (Bulutangkis, tunggal putra), Perunggu: Soni Dwi Kuncoro (bulutangkis, tunggal putra) dan Flandy Limpele/Eng Hian (bu-lutangkis, ganda putra).

Pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, China, Indonesia mendapatkan emas pertama melalui cabang bulutangkis oleh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Perak: Nova Widianto/Lilyana Natsir (Bulutangkis, ganda campuran), Perunggu: Maria Kristin Yulianti

(Bulutangkis, Tunggal Putri), Eko Yuli Irawan (Angkat Besi, Total angkatan 288 kg), Triyatno (Angkat Besi, Total angkatan 298 kg)

Dalam menegakkan kebanggan di bidang olahraga, maka tan-tangan terdekat ada-lah Sea Games di La-os Desember nanti, dengan target awal sangat realistis mengembalikan posisi tiga besar. Se-benarnya target ini pun tidak masuk akal untuk Indonesia, se-buah negara besar di percaturan olahraga

Asia Tenggara, yang tercatat sebagai Juara Sea Games paling banyak sejak even itu pertama kali digelar pada 1959 dengan nama Southeast Asian Peninsular Games atau SEAP Games.

Indonesia baru ikut Sea Ga-mes pada 1977 dan saat itu lang-sung meraih gelar juara umum. Hingga kini Indonesia memegang rekor juara umum sembilan kali, dibuntuti Thailand tujuh kali, dan Malaysia tiga kali. Namun, jangan bangga dulu. Gelar juara umum terakhir direbut Indonesia pada Sea Games yang digelar di Jakarta pada 1997 alias dua puluh satu tahun lalu. Selebihnya, pasukan Merah Putih terseok-seok di sekitar lima besar, di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan bahkan Filipina. Ah, masa di kancah Asia Tenggara saja kita

s a

t u

k a

t a

i

n d

o

kita merindukan revolusinegara serta ahraga kita.

(Bulutangkis, Tunggal Putri), Eko Yuli Irawan

Olahraga dan Harga Diri Bangsa

Aji SubelaPemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan

Agustinus E. RahardjoPemerhati Olahraga/Jurnalis tinggal di Tangerang

terus-menerus gagal jadi nomer satu lagi?

Di Asian Games, kita sempat gagah perkasa saat pesta olah-raga Asia itu digelar di Jakarta pada 1962, yang dibuka oleh Presiden Sukarno sekaligus menandai berdirinya komplek Stadion Senayan dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dari 13 cabang olahraga yang diikuti 1.545 orang, kontingen Indonesia sukses menempati posisi runner-up dengan perolehan 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu di bawah juara umum Jepang yang mengumpulkan 73 emas, 65 perak dan 23 perunggu. Bandingkan dengan prestasi di Asian Games terakhir di Doha, Qatar, 2006 lalu. Tim Merah Putih tercecer di peringkat 22 dengan raihan 2 emas, 3 perak dan 15 perunggu.

Tentu banyak diantara kita yang merindukan upaya revolusi total di dunia olahraga, sehingga Indonesia kembali meraih kehormatan di level regional (Sea Games), benua (Asia) dan meneruskan tradisi emas di Olimpiade. Demikian juga dengan mimpi-mimpi besar tampilnya tim sepakbola merah putih di pentas Piala Dunia, misalnya. Sebagai sarana yang jelas dapat mengibarkan merah putih lebih tinggi daripada bendera negara-negara lain. Sehingga kita pun dengan lantang bernyanyi, “Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, kuyakin hari ini, pasti menang….”

Bulan Agustus menjadi seperti “keramat” bagi kita. Proklamasi Ke-merdekaan terjadi di bulan ke de-

lapan ini, begitu juga Hari Pramuka yang jatuh tanggal 14 Agustus. Tepat tanggal 14 Agustus tahun 1964, roket buatan kita berhasil diluncurkan di Pantai Cilauteureum, Kawedanaan Pameungpeuk, Kab. Garut, Jabar.

Roket Kartika I sepanjang 10 meter ini buatan da-lam negeri hasil kerjasama Angkatan Udara RI, Lemba-ga Penelitian Angkasa Luar Nasional (LAPAN), ITB, dan Pusat Industri Angkatan Darat (PINDAD), dalam Proyek Pengembangan Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA). Ini merupakan sub-proyek dari Proyek Roket Ionosfer Angkasa Luar atau Proyek S, dipimpin Laksamana Muda Udara Budiardjo dan Kolonel Udara J. Salatun. Jadi, ini memang proyek besar jangka panjang yang benar-benar disiapkan guna menggapai ruang angkasa.

Tak dinyana, proyek peroketan kita kemudian disalip banyak negara, karena prioritas pembangunan tak mem-beri kedipan mata padanya. Bulan Agustus 2009 ini Korea Selatan meluncurkan satelit pertamanya memakai wahana roket buatan dalam negerinya, Vehicle-1 (KSLV-1). Roket sepanjang 33 meter, berbobot 140 ton dan senilai US$400 juta (Rp.3 trilyun) dibuat atas kerjasama para ahli Korsel dan Rusia diluncurkan dari Goheung. Di bulan yang sama AS meluncurkan lagi pesawat ulang alik Endeavour-nya.

Sebelumnya jauh-jauh hari, India, Pakistan, China su-dah sering meluncurkan sendiri satelit mereka, dan bah-kan Negara Tirai Bambu China berhasil mengorbitkan as-tronot pertamanya tahun lalu. Kita masih berkutat pada eksperimen roket kecil. Beruntung, LAPAN (Lembaga Pen-erbangan dan Antariksa Nasional) yang memiliki cukup ahli roket, punya program ambisius untuk meluncurkan satelit kita sendiri memakai roket Made in Indonesia ta-hun 2014, di tengah kesulitan dana. Sebelumnya satelit buatan kita sudah diluncurkan lewat roket luar negeri. Semoga program ini berhasil agar kepeloporan kita di era 60-an terkejar kembali.

Teknologi roket berawal dari panah api bangsa China Abad Ke-2, seiring ditemukannya bubuk mesiu di sana. Pasukan Jenghis Khan membawa teknologi ini dalam pe-nyerangannya ke Eropa Abad Ke-13, dan berkembang di sana menjadi bubuk mesiu hitam untuk senjata api. Pasu-kan Inggris menggunakannya pada Abad Ke-17.

Ide peluncuran wahana roket muncul dari sarjana Rusia Nikolai Kibalchich tahun 1881 dari dalam penjara. Konstantin Tsiolkovsky merumuskan teori roket bersusun. Orang AS Robert Goddard tahun 1925 berhasil membuat roket berbahan bakar cair.

Setelah itu banyak sarjana Jerman yang meneliti roket

bahkan beberapa di antaranya tewas dalam percobaannya seperti Max Valier dan Rheinhold Tiling. Herman Oberth, yang dianggap Bapak Roket Jerman, terluka parah.

Proyek Peenemunde, Jerman, terkenal karena berha-sil membangun dan meluncurkan roket berbahan bakar cair pada 3 Oktober 1942 setelah hampir 10 tahun ber-eksperimen. Proyek persenjataan Angkatan Darat Jerman pimpinan Dr. Walter Dornberger dan Wernher von Braun ini semula diabaikan Hitler. Roket V-1 yang terkenal di PD II adalah produksi mereka.

Ketika Jerman kalah, para ahli roket Peenemunde menjadi rebutan. Sebagian, termasuk Dornberger dan von Braun, pindah ke AS dan kemudian mengembang-kan roket Saturn V yang berhasil mendaratkan manu-sia ke bulan. Konsep pesawat ulang-alik dirancang von Braun. Persaingan luar angkasa antara AS dan Uni Sovyet di masa perang dingin sengit, apalagi Moskow berhasil meluncurkan satelit pertama di dunia, Sputnik I, tahun 1957. Namun AS berhasil mendaratkan dua astronotnya di bulan akhir dasawarsa 60-an.

Rusia belakangan mengembangkan roket berdaya dorong besar seperti Proton dan SL-17 yang mampu membawa beban 100 ton, sementara Space Shuttle AS “hanya” 26 ton. Namun AS memiliki teknologi elektronik yang lebih canggih dibandingkan Rusia.

Indonesia dengan semangat Berdiri di Atas Kaki Send-iri (Berdikari) ikut meramaikan esksplorasi ruang angkasa di era 60-an seperti diceritakan di atas. Sayangnya proyek tersebut mandeg, banyak kendala yang dihadapi LAPAN karena minimnya dukungan pemerintah.

Namun semangat LAPAN tak putus-putusnya. Selama itu mereka mengadakan eksperimen terus, dan semakin mandiri dalam pemenuhan bahan bakar padat. Tentunya sebagai puncaknya, mereka perlu mengembangkan roket berbahan bakar cair dan dapat mengendalikannya sesuai program. Kini lembaga itu mengujicoba roket 240X, dan akan menuju ke roket booster seperti peluncuran ulang alik itu. Roket inilah yang nantinya akan membawa satelit Made in Indonesia tahun 2014 mendatang.

Sementara itu India yang diduga dibantu ilmuwan Uni Sovyet mampu mengembangkan roketnya sendiri, bersa-

ing dengan Pakistan. Mereka masing-masing kini memiliki peluru kendali balistik antarbenua. Republik Rakyat China yang baru muncul ke permukaan di dasawarsa 70-an, mulai bereksperimen roket di Gurun Sinchiang, kabarnya dibantu ilmuwan dari Jerman. Jepang juga sudah maju teknologi ruang angkasanya, dimulai dengan proyek “roket pensil” mereka di Tanageshima era 70-an juga. Di Timur Tengah, Iran pun sudah mampu mengembangkan roket-nya, selain senjata nuklir yang menjadi persoalan negara Barat. Sementara Korea Utara yang dituduh membocorkan teknologi nuklir dan roket ke Iran, berhasil mengembang-kan roket balistik antarbenua yang di pertengahan tahun 2009 ini menggegerkan Korsel, Jepang, dan Barat.

Posisi Indonesia yang berada di garis Katulistiwa san-gat menguntungkan bagi peluncuran satelit. Oleh sebab itu perusahaan penerbangan angkasa luar Rusia meng-incar Pulau Biak sebagai basis peluncuran roket komer-sialnya.

Sayang sekali, sejak 1964 kita belum mampu beranjak banyak, dan nampaknya tertinggal jauh dibanding nega-ra-negara lain yang dulu belum “berbunyi” sama sekali. Akan tetapi tekad LAPAN untuk meluncurkan sendiri satelit tahun 2014 membesarkan hati kita. Bayangkan, dengan Satelit Palapa, kita menjadi negara keempat di dunia yang memakai satelit komunikasi di era 70-an. Peluncuran di-adakan di AS, dengan alasan lebih murah ketimbang membuat roket sendiri. Hasilnya? Peroketan kita terting-gal, karena waktu itu kita berpikir sebagai pedagang, bu-kan berorientasi pada penguasaan teknologi peroketan dan angkasa luar.

Malaysia, meluncurkan satelit komunikasinya perten-gahan tahun 2009 ini lewat roket Rusia di Baikonur. Bukan tidak mungkin mereka akan mengembangkan roketnya sendiri.

Mari kita tunggu lima tahun lagi agar ada kesempatan bagi kita untuk berbangga kembali sebagai bangsa besar. Bukan hanya disuara-suarakan, didongeng-dongengkan, digembar-gemborkan dalam pentas politik tapi dibuktikan di pentas praktik.

Menanti Roket Indonesia Kembali

Page 10: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

10w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

RiauGakoptan Karya Makmur Bantu Sukseskan Program UEK

Gabungan Kelompok Tani Karya Makmur Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru membantu mensukseskan program Lembaga Keuangan Mikro Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK-SP) Maharatu Jaya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gakoptan) Karya Makmur Kelurahan Maharatu, Surapin mengatakan, program UEK-SP meru-pakan salah satu solusi permodalan bagi petani yang dibinanya. "Oleh karena itu kami sangat berharap agar pengurus UEK dapat mensosialisasikan keberadaan usaha itu kepada kelompok tani di kelurahaan ini, katanya di Pekanbaru, Kamis (15/7).

Gakoptan saat ini membina sembilan koptan dengan 212 anggota, bergerak di bidang cocok tanam sayur dengan luas lahan yang digarap 66 Ha dan masih ada beberapa bentukan baru yang akan bergabung. Kebutuhan sayur mayur di Kota Pekanbaru sebagian besar disuplai dari daerah ini, katanya.

Ketua UEK-SP Maharatu Jaya Lyaniza Ika Rizki.SE mengatakan, UEK Maharatu Jaya telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp670.500 000 kepada 14 anggota koptan dengan total pinjaman Rp57 juta, 125 pedagang dengan total pinjaman Rp521.500.juta, tujuh industri kecil dengan total pinjaman Rp27 juta.

Juga sembilan pengusaha jasa dengan total pinjaman Rp37 juta, perikanan 5 orang dengan total pinjaman Rp19 juta, peternakan satu orang Rp5 juta dan perkebunan satu orang Rp4 juta, katanya.

UEK-SP di Kota Pekanbaru merupakan program yang dicanangkan oleh Pemda Kota Pekanbaru tahun 2007, dalam rangka pengentasan kemiskinan dan sumber dananya dialokasikan dalam APBD kota Pekanbaru. (dafri)

Kalimantan TengahWWF Tawarkan Manajemen Kolaboratif TN Sebangau

Yayasan World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia yang merupakan bagian dari WWF Global Network menawarkan konsep kolaboratif dalam manajemen Taman Nasional (TN) Sebangau, di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Konsep manajemen kolaboratif ini diharapkan mampu menyela-matkan kawasan TN Sebangau dari kerusakan alam lingkungannya, kata Pimpinan Proyek WWF Indonesia Kalteng, Rosenda CH.Kasih di Palangkaraya, Rabu (15/7).

Menurut WWF, Taman Nasional (TN) Sebangau seluas 568.700 hektare saat ini menghadapi ancaman ekologi akibat dari eksploitasi hutan di masa lalu.

TN Sebangau terletak diantara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan. Secara administrasi merupakan bagian dari Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya.

Pada kawasan TN Sebangau akan dikembangkan konsep pen-gelolaan kolaboratif (Collaborative Management) antara Balai TN Sebangau dengan pihak pemerintah setempat, dinas, instansi terkait, lembaga non pemerintah, masyarakat lokal, forum masyarakat, serta lembaga peneliti dan swasta.

Balai TN Sebangau dan WWF Indonesia mengembangkan strategi perlindungan pelestarian kawasan melalui restorasi atau rehabilitasi ekosistem, pengelolaan kawasan lindung, rehabilitasi hutan dan pengembangan insfrastruktur.

Sedangkan program pengembangan sosio ekonomi yaitu mem-promosikan ekonomi alternatif yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, katanya. (Antara News/id)

Nusa Tenggara TimurBantuan 3.852 PLTS

Pusat melalui Kementerian Pertambangan dan Energi tahun ini memberikan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 3.582 unit guna meng-atasi masalah krisis listrik yang terjadi.

Satu unit PLTS bantuan tersebut seharga Rp 7.500.000, sehingga total dana bantuan PLTS tersebut sebesar Rp 26,865 miliar. "Ban-tuan tersebut telah dibagikan ke seluruh kabupaten/kota di NTT," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT, Yohanes Bria di Kupang, Selasa (30/6).

NTT paling banyak menerima bantuan PLTS pada tahun ini dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia karena tingkat rasio elektrifi kasi di NTT hingga 2009 baru mencapai 23 sampai 24 persen, sehingga, 76 persen warga lainnya belum menikmati listrik.

Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi warga NTT yang belum menikmati listrik, karena dari jumlah 4,4 juta jiwa penduduk NTT sebanyak 2,5 juta jiwa atau 878 rumah tangga belum menikmati listrik.(kk. openg).

LINTAS DAERAHDepartemen Perdagangan

Gratis Berpromosi UKM Ke Pasar DuniaDepartemen Perdagangan memberikan

fasilitas promosi gratis kepada 250 usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanah Air ke pasar internasional melalui pemasaran sistem online e-commerce.

Kebijakan itu diwujudkan dalam penanda-tangan nota kesepakatan (MoU) antara Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Depdag dengan situs dunia Alibaba.com dengan mitra ekslusifnya PT Sinar Mas Multi Artha (SMAA).

"Dalam perlambatan ekonomi dunia sekarang ini perlu ada langkah inovatif untuk menembus pasar dunia, terutama bagi UKM yang berorientasi ekspor," kata Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu di Jakarta, Jumat (26/6).

"Kerja sama ini dapat memberikan keuntung-an dengan tukar menukar data antara pihak yang bekerja sama, terutama saat ada pesanan ekspor," kata Kepala BPEN Bachrul Chairi.

Ia mengatakan, 250 UKM yang terpilih telah meraih prestasi dan menerima penghargaan dari Depdag dalam beberapa kategori.

Presiden Direktur SMMA, Doddy Susanto mengatakan, dengan kerjasama itu UKM mem-peroleh kemudahan akses pasar global dengan mudah dan cepat serta mengurangi biaya aktifi tas pemasaran.

"Jumlah UKM di Indonesia makin bertambah seiring penetrasi pemanfaatan internet, sehingga penggunaan e-commerce dapat menjadi solusi penguatan daya saing UKM nasional," katanya.(Ve.)

Badan Pertahanan Nasional

PPAT Bantu BPN Kendalikan PertanahanKetua Umum Dewan Pimpinan Nasional

Asosiasi Pejabat Pembuat Akta Tanah (ASPPAT Indonesia) Liliana Arif Gondoutomo mengemu-kakan, PPAT aakan membantu Badan Pertana-han Nasional (BPN) dalam menyelenggarakan pelayanan publik serta melakukan pengawasan dan pengendalian di bidang pertanahan.

Liliana menambahkan bahwa PPAT diberi kewenangan membuat akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.

Hal itu, katanya, sesuai PP 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT dan ketentuan pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Kepala BPN No 1 tahun 2006.

Terkait pelayanan publik, Liliana mengutara-kan berbagai aspek terkait pentingnya PPAT melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendu-kung penyelenggaraan asas-asas kepemerintahan yang baik di bidang pertanahan. (mnr)

Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Agenda PrioritasMenteri Negara Koperasi dan UKM Suryad-

hama Ali menjelaskan tema yang ditetapkan dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2010 yaitu pemulihan perekonomian nasional dan pemeli-haraan kesejahteraan, kementerian itu memiliki lima agenda prioritas pembangunan nasional.

Salah satu diantaranya adalah pemeliharaan kesejahteraan rakyat, serta penataan kelem-bagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial, katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Selasa (30/6) malam.

Disamping program prioritas nasional, Ke-menterian Negara Koperasi dan UKM juga menyu-sun program sektoral kementerian, ujarnya.

Menneg KUKM menjelaskan, total pagu ang-garan Kementerian Negara Koperasi dan UKM tahun anggaran 2009 mencapai Rp749,764 miliar. Realisasi per tanggal 27 Juni 2009 baru mencapai

LINTAS LEMBAGA

Terbayangkah oleh kita berdiri di pantai yang berpasir putih bersih dan lembut serta berombak ramah? Di atas sana membentang langit biru bersih ditingkahi awan-awan putih bersih cemerlang menambah irama keindahan daerah ini. Lalu anak-anak kita dengan amannya bermain di air laut yang jernih itu dengan suka citanya, penuh teriak-pekik canda yang menggemaskan.

Indahnya Pantai Datuk

Inilah sekadar gambaran Pantai Pulau Datuk, yang masih jauh dari fakta keindahannya. Letaknya di kaki Gunung Peramas, Kabupaten Kayong Uta ra , Kalimantan Barat. Ombak di sini amat ramah karena pantai terletak di lengkungan dalam teluk, dan dilindungi tanjung berbatu di kiri maupun kanannya. Alun Teluk Karimata yang cukup dikenal para pelaut, dijinakkan oleh teluk dan tanjung ini.

Vegetasi di sekitar pantai ini amat indah, berdiri rapi seolah menyambut dan menyapa kita.

Pemandangan terindah muncul ketika matahari mulai memeluk peraduan di ufuk barat. Sunset ini memberi nuansa romantik bagi pasangan yang memadu kasih.

Kawasan Pantai Pulau Datuk mencapai 100 Ha, dan 20 Ha disediakan untuk pengembangan pariwisata di masa depan. Maklum Kabupaten KU baru diresmikan tahun 2007 lalu sebagai pecahan dari Kabupaten Ketapang.

Selain wisata pantai, di bagian tanjungnya cukp menantang untuk kegiatan hiking, panjat tebing dan halangan alam.

Bagian hutan mangrovenya dapat menjadi obyek penelitian. Selama ini Pantai Pulau Datuk dipakai sebagai ajang pentas seni artis lokal maupun nasional, terutama musik. Selain itu para remaja sering mengadakan perkemahan di lokasi ini.

D i samping fauna yang beraneka-ragam, di sini sering d i j ad ikan w i sa ta sp i r i tua l karena ada makam kuno yang dikeramatkan. (Adji Subela)

Rp179.004 miliar atau 23,87 persen dari total pagu anggaran. (mf/id)

Departemen Pertanian

Bank Pertanian Mendesak DibentukDirjen Perkebunan Departemen Pertanian,

Achmad Mangga Barani mengatakan, bank per-tanian bersifat mendesak untuk dibentuk karena permasalahan revitalisasi industri perkebunan adalah akses permodalan.

“Beberapa negara di Asia Tenggara, Thailand dan Malaysia serta negara agraris lain sudah memi-liki bank yang fokus membiayai sektor pertanian, karena bunga dari bank komersial tidak mampu dipenuhi pengusaha perkebunan,” kata Acmad usai simposium acara sawit yang diselenggarakan Kadin Indonesia, di Jakarta, Selasa (30/6).

Menurut data Deptan, 15 bank nasional telah berkomitmen membiayai perkebunan sawit senilai Rp37 triliun periode 2007 hingga 2010, namun hingga kini baru teralisasi sekitar Rp4 triliun.

Menurutnya, jika saja bunga perbankan 10 persen maka di akhir periode pinjaman atau sejak pembibitan hingga panen, untuk membayarkan bunganya setiap tahun, maka besarnya bunga yang telah dikeluarkan para pengusaha sama besarnya dengan nilai pinjamannya.

“Jadi memang harus ada campur tangan pemerintah dalam soal penetapan bunganya ini, karena di perkebunan ini bersifat jangka panjang,” tambah Acmad.

Perlunya bank pertanian ini, katanya, disebab-kan salah satu andalan perkebunan di Indonesia yaitu kelapa sawit belum mendapatkan porsi pembiayaan yang memadai dari pihak perbankan di Tanah Air sehingga mempengaruhi produktifi -tas. (Dw)

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Triple Helix Untuk Industri Game OnlineDeputi Bidang Pendayagunaan dan Pe-

masyarakatan Iptek Kementerian Riset dan Teknologi, Idwan Suhardi mengatakan, perkem-bangan industri game online nasional membutuh-kan dukungan akademisi, pebisnis, dan pemerintah (triple helix).

Menurut Idwan, pasar industri kreatif yang satu ini sangat potensial karena saat ini paling tidak terdapat tujuh hingga delapan juta orang yang bermain game online setiap harinya.

"Game Online Nusantara diharapkan me-nampilkan tokoh lokal seperti Gajah Mada dan Hayam Wuruk dari sejarah Majapahit," kata Idwan di Jakarta, Senin (29/6).

Dia menambahkan, game online yang meru-pakan salah satu sub sektor industri kreatif, perlu pengembangan terarah agar proses kreativitas tersebut dapat dikemas menjadi sarana pendidikan dan hiburan (Edutainment).

Dengan cara itu, selain mengenalkan tokoh-tokoh budaya nusantara juga sejarah bangsa se-hingga dapat menumbuhkan kepercayaan bahwa tokoh nasional itu tidak kalah hebat dengan tokoh dalam dunia maya lainnya, ujarnya.

"Bahkan, dengan kemudahan akses permainan ini di seluruh negara, maka diharapkan tokoh-tokoh Indonesia dapat dimainkan oleh gamers di Amerika sana," kata Idwan.(Dw)

Page 11: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

11komunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

lihat kesempatan emas ini. De-ngan mulut manisnya, ia berhasil meyakinkan raja bahwa ia mampu membuat pakaian kebesaran yang lain daripada yang lain. “Terbuat dari bahan yang sangat halus, sehingga hanya orang-orang berwibawa dan terhormat saja yang bisa melihatnya,” begitu bujuknya.

Agar tampak lebih afdol, pe-nipu itu mengajukan syarat: pakaian akan ia jahit sendiri di rumahnya dalam waktu empat puluh hari, tanpa terlihat oleh siapapun ke cuali dirinya dan keluarga kerajaan, serta harus dibayar kontan sebanyak sejuta lira segera setelah pakaian dise-rahkan. Bagin da raja yang sedang mabuk keinginan, kontan men-gangguk setuju.

Dua puluh hari berlalu, raja mengutus perdana menteri untuk melihat proses pembuatan pakai-an kebesaran miliknya. Sampai di tempat yang dituju, perdana menteri terperanjat. Ia melihat si penipu seolah-olah sedang sibuk memotong dan menjahit kain, tapi tak ada selembar kainpun terhampar di situ. Ia semakin kaget ketika si penipu men-erangkan dengan fasih, bahwa pakaian pesanan sang raja sudah separuh jadi, hanya jahitannya masih kurang rapi di sana-sini, dan beberapa aksesoris utama

belum dipasang. Sejujurnya, perdana menteri

tidak melihat apa-apa, namun tak berani bertanya. Ia ingat kata-kata si penipu, bahwa hanya orang ber-wibawa dan terhormat saja yang bisa melihat pakaian itu. Jika ia berterus terang tak bisa melihat pakaian itu, maka sama saja dengan membuka rahasia bahwa ia memang tidak berwibawa dan tidak terhormat. Untuk menu-tupinya, perdana menteri hanya mengangguk-angguk mengiyakan celoteh si penipu.

Pulang ke istana ia menyam-paikan laporan bohong kepada raja bahwa pakaian kebesaran sudah hampir jadi, tentu saja dengan dibumbui pujian bahwa pakaian itu sangat mewah, indah dan luar biasa.

Begitupun punggawa kerajaan lain yang dikirim untuk meninjau, semua memberikan laporan bahwa pakaian kebesaran baginda me-mang sangat indah dan cantik. Sama seperti perdana menteri, mereka sejatinya tidak melihat apa-apa, namun mereka berbohong karena tidak ingin disebut sebagai orang tidak berwibawa dan tidak terhormat.

Sesuai perjanjian, pada hari ke 40, penipu itu membawa pesanan sang raja ke istana. Menurut ren-cana, hari itu raja mau berpawai mengenakan pakaian kebesaran

yang sangat istimewa tersebut. Saat pakaian itu ditunjukkan

kepada raja—tak lupa diiringi pujian dan sanjungan melimpah-ruah dari mulut si penipu—raja nyaris berteriak marah, karena ia tidak melihat apa-apa. Namun ketika raja teringat kata-kata si penipu, bahwa hanya orang yang berwibawa dan terhormat yang bisa melihat pakaian itu, nyalinya ciut seketika. Ia berpikir, jangan-jangan ia tidak melihat pakaian kebesaran itu karena ia memang tidak berwibawa dan tidak ter-hormat.

Tidak! Tak seorangpun boleh mengetahui kalau dirinya tidak berwibawa dan tidak terhormat! Maka raja pun berbohong dan mengatakan kepada semua yang hadir bahwa pa kaian yang dipe-sannya memang sangat-sangat-sangat indah, mewah, dan tidak ada bandingannya di dunia ini.

Raja hanya menurut bak ker-bau dicocok hidungnya ketika si penipu melucuti pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian kebesaran yang sangat mahal itu. Pawai pun segera dimulai. Raja di-arak keliling negeri de ngan kereta kencana, diiringi para punggawa kerajaan dan pasukan berkuda. Bunyi-bunyian ditabuh memba-hana. Dengan percaya diri, raja duduk di singgasana emas di atas kereta, menyambut lambaian tan-

gan warga yang sedang menon-ton kirab di sepanjang jalan, dengan wajah berseri-seri.

Ajaibnya, tak seorangpun warga mempermasalahkan pakai-an sang raja. Semua orang justru menggumamkan pujian, betapa indah dan mewahnya pakaian kebesaran baginda raja. Rupanya isu bahwa hanya orang berwiba-wa dan terhormat yang bisa me-lihat pakaian itu, telah tersebar luas di tengah masyarakat. Alha-sil, rakyat jelata pun ramai-ramai berbohong dengan berpura-pura melihat pakaian kebesaran raja, karena mereka pun tidak ingin dianggap tidak berwibawa dan tidak terhormat!

Saat semua orang mengham-burkan kata-kata pujian, seorang anak kecil tertawa terkikik-kikik sambil berseru dan menuding ke arah kereta kencana yang dikendarai raja, “Raja telanjang! Raja telanjang!”

Namun suaranya tersekat di tenggorokan saat orang-orang dewasa membungkam mulutnya dan membawanya lari menjauh dari kerumunan. Setengah mem-bentak, orang-orang dewasa itu memperingatkan si bocah, “Apa yang kamu omongkan benar, nak, tapi di negeri ini membi-carakan kebenaran bisa menjadi kesalahan besar!” (gun)

Jika anda melihat, mendengar dan memiliki kisah unik dari seluruh nusan-tara untuk dituliskan dan ingin berbagi dalam rubrik keliling nusantara, si-lahkan kirimkan naskah kepada redaksi komunika melalui surat ke alamat redaksi atau melalui e-mail:

[email protected] atau [email protected]

Jawa Timur

Catur Hidup di Jember

Anda suka bermain catur? Jika selama ini permainan yang anda mainkan hanya membutuhkan dua orang, tapi bagaimana jika sekarang yang bermain catur adalah 32 orang? Bagaimana cara membagi konsentrasinya?

Uniknya catur hidup ini bidak dan papan caturnya bukan terbuat dari kayu sebagaimana lazimnya, tapi dimainkan langsung oleh 32 orang siswa sekolah dasar yang berkostum ala bidak catur di depan kantor Pemkab Jember. Sesuai dengan jumlah bidak catur, 16 siswa berperan sebagai bidak catur hitam dan 16 siswa lainnya memerankan bidak catur putih. Jalan Sudarman, depan kantor Pemkab Jember berfungsi sebagai papan catur. Setiap bidak catur akan berdiri dalam tiap-tiap kotak papan catur berukuran lebar satu meter. Permainan yang berlangsung jelang turnamen catur awal Juli lalu ini dipandu instruktur melalui pengeras suara.

Ahmad Buchori, Master Catur Nasional asal Jember menyebut catur hidup ini berlangsung tidak lebih dari empat puluh menit, ”Kami menyiapkan catur hidup ini sejak satu bulan yang lalu, mengingat catur hidup ini kan diperankan oleh murid-murid SD jadi durasi waktunya tidak terlalu lama yang penting cukup menghibur masyarakat luas,” jelasnya.

Menurut Agus S lameto, Ketua Percasi Kabupaten Jember mengatakan banyak fi losofi yang bisa diambil dalam olahraga catur ini, paling tidak dengan bermain catur kita diajarkan untuk saling bergandeng tangan dalam hidup bernegara dan bermasyarakat. “Program yang telah dibuat oleh pemerintah akan dapat berjalan sebagaimana mest inya bi la mendapat dukungan penuh dari masyarakat, di dalam catur kita

sebagai warga negara diharapkan juga tumbuh rasa patriotisme dan cinta air dalam mempertahankan republik tercinta ini terhadap segala bentuk ancaman yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa,”imbuh Agus.

K e b e r a d a a n c a t u r d i Kabupaten Jember dari hari ke hari menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan, bahkan olahraga yang membutuhkan konsentrasi pikiran ini tidak pernah sepi dari peminat. Saat ini jumlah klub catur di Jember cukup banyak, ditambah lagi ada sekolah catur di kawasan Patrang menjadikan catur semakin diminati masyarakat. (winardyasto)

Sulawesi Tengah

Turnamen Sepeda Mini Cross Bupati Cup

Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Amdjad Lawasa membuka secara resmi kegiatan Open Turnamen Sepeda Mini Croos Bupati Cup 2009 SE- Kabupaten Poso. Acara yang bertempat di sirkuit lorong Menembak Kelurahan Sayo Kecamatan Poso Kota Selatan Kabupaten Poso, Selasa 11 Agustus 2009.

Hadir Pada Kesempatan tersebut Rektor Universitas S intuwu Maroso (Unsimar) Poso Lefran Mango, SE.MSi , Ketua Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Kabupaten Poso Rudy Rompas, SH, Kepala Bagian Umum Dan Pelengkapan Drs. Mahmudin Djamal, para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, tokoh Pemuda, para anggota Karang Taruna Teratai Kelurahan Sayo, dan para peserta Sepeda Mini Cross tingkat SD, SMP, SMU, serta Para Undangan Lainnya.

Bupati Poso dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs. Amdjad Lawasa, MM menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus khususnya kepada pihak Panitia

Penye lenggara yang te lah membangun kerja sama dengan Organisasi Karang Taruna Teratai Kelurahan Sayo yang juga relah memprakarsai dan memberikan dukungan sepenuhnya untuk menyelenggrakan Open Turnamen Sepeda Mini Cross dengan memperebutkan Piala Bupati Cup.

Selain itu juga Bupati Poso mengatakan, meskipun harus diakui bahwa penyediaan Arena/Sirkuit yang ada masih sangat sederhana dan belum terlalu memenuh i s tandar, te tap i meskipun demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Poso tetap merasa bangga oleh karena setiap

kali pelaksanaan kegiatan olah raga, masyarakat sangat memiliki antusias yang luar biasa.

L a n j u t , B u p a t i j u g a mengatakan, demi terlaksananya dan suksesnya kegiatan Sepeda

Mini Cross in i , Pemerintah Kabupaten Poso minta perhatian kita semua terutama seluruh masyarakat agar memberikan dukungan sepenuhnya sehingga kegiatan bisa berjalan dengan lancar, karena aspek ketertiban dan keamanan merupakan hal yang harus di utamakan sehingga baik para Pembalap, Panitia Penyelenggara maupun masyarakat penc in ta o lah raga Sepeda Mini Cross yang menyaksikan kegiatan ini bisa memiliki rasa aman, tegas Bupati. Olehnya itu, kepada para Pembalap Sepeda Mini Cross terutama yang berasal dari luar Wilayah Kecamatan Poso Kota Selatan,

Pemerintah menyampaikan terima kasih atas keikut sertaannya dalam kegiatan ini, mudah-mudahan saudara-saudari di Arena Sepeda Mini Cross akan lebih menambah erat tali persaudaraan, serta dapat membawa sinar persaudaraan dan persahabatan yang kokoh bagi seluruh masyarakat yang mendiami Negeri ini.

Di kesempatan yang sama Ketua Panitia Faizal Arsyad mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tanggal 11 sampai 13 Agustus 2009 ini adalah merupakan bagian dari program kerja kami selaku Panitia yang juga tak lepas dari kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dalam menyambut Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2009. Open Turnamen Sepeda Mini Cross diikuti oleh generasi-generasi Poso dan juga dari berbagai perwakilan Kecamatan yang ada di Kabupaten Poso dalam meramaikan serta merayakan 17 Agustus sebagai bentuk pengabdian terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Poso pada Khususnya dan pada Umumnya kepada Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Diakhir sambutannya, Bupati Poso mengajak kepada kita semua agar senantiasa menunjukkan rasa persaudaraan kepada semua orang, terutama kepada mereka yang berasal dari luar Wilayah Kecamatan Poso Kota Selatan. Tujuan dari Kegiatan Sepeda Mini Cross ini adalah untuk membina mental generasi-generasi penerus, memantapkan, dan memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sama-sama kita cintai. (yudi)

HC Andersen, penulis do-ngeng anak-anak ternama, men-ceritakan kisah jenaka nan satir ini hampir seabad lalu.

Alkisah, seorang raja kaya-raya namun tamak, ingin memiliki pakaian kebesaran yang keme-wahannya tiada bandingannya di dunia. Ia mengumpulkan seluruh penjahit terkenal dari berba-gai negara dan menyuruh me-reka membuat pakaian terbaik. Sayang, dari ribuan hasil karya, tak satupun memenuhi kriteria. Menurut raja, semua tampak biasa-biasa saja. Yang ia inginkan adalah pakaian kebesaran yang luar biasa. Tak pelak, raja pun gusar bukan kepalang.

Seorang penipu ulung me-

Bohong

Page 12: Edisi 12/Tahun V/Juli 2009

12w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fokomunika Edisi 12/Tahun V/Agustus 2009

bilang begitu. Pertanyaannya ada-lah, apakah setelah ada teror bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Car-lton, kesannya tentang Indonesia jadi berubah? “Tidak! Indonesia tetaplah negara yang memukau, ada bom atau tidak,” jawabnya.

Tentang bom yang baru saja meledak di Jakarta dan menewas-kan sembilan orang, Mackawiecka mengaku tidak takut. “Teroris bisa ada di mana-mana, di Jerman juga ada, tapi saya tidak takut,” ujarnya.

Menurutnya, bom itu bukan cerminan masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Ia sangat yakin, mayoritas orang Indonesia yang ramah dan murah senyum mengutuk aksi pemboman itu. Karena itu, ia tidak takut pergi ke manapun di Indonesia, juga ke Ja-karta. Ia bahkan tidak keberatan jika harus menginap di dua hotel yang baru saja dilanda ledakan itu.

Saya melongo mendengar pen-jelasannya.

Sinyal PositifLedakan bom yang menggun-

cang Jakarta memang membuat beberapa negara melarang war-ganya untuk berkunjung ke Indo-nesia. Klub sepakbola kesayangan saya, Manchester United, yang dijadwalkan akan bertanding di Istora Senayan pun urung datang akibat larangan itu. Australia dan beberapa negara juga memper-ingatkan warganya agar untuk sementara tidak berkunjung ke Jakarta, atau bersikap ekstra hati-hati saat berada di Indonesia.

Syukurlah, kekhawatiran saya bahwa ledakan bom akan mem-buat turis asing kapok berkunjung ke Indonesia, meleset. Beberapa fakta justru menunjukkan, secara umum ledakan bom itu tidak ber-pengaruh terhadap arus kedata-ngan wisatawan dari mancanega-ra. Artinya, ternyata banyak juga

jalankan profesi serta kehidupan secara normal. “Jika ada keganjilan segera beritahu Polri. Jangan biar-kan kaum teroris beserta otaknya berkeliaran di sekeliling saudara. Saudara pun bisa menjadi korban setiap saat manakala kaum teroris itu dibiarkan merancang lagi aksi-aksi terornya di negeri kita ini,” kata Presiden dalam keterangan pers, sesaat setelah ledakan bom.

Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia lebih bersatu dan sama-sama mencegah dan mem-berantas terorisme. Menurut Presi-den, bangsa manapun, agama apapun, tidak ada yang membe-narkan terorisme, oleh karena itu masyarakat tidak perlu ragu, takut, atau bertindak setengah hati, da-lam mencegah dan memberantas terorisme ini.

Dalam sebuah buku yang per-nah saya baca, terorisme pada umumnya adalah gerakan global, maka cara mencegah dan mela-wannya juga harus dengan cara semesta alias semua orang harus ikut tanpa kecuali. Langkah yang ditempuh juga bukan langkah par-sial, namun total atau dilakukan di seluruh dunia. Tapi yang paling penting, sebelumnya harus ada gerakan yang meyakinkan bahwa warga dunia tidak takut terhadap ancaman terorisme itu.

Banyak diantara kita, termasuk saya, mengkeret begitu men -dengar teroris meledakkan bom di suatu tempat. Jangankan disu-ruh mendekat ke lokasi kejadian, mendengar beritanya dari radio

Sepenggal dialog di lobi hotel itu menarik perhatian saya. Kalimat, “I’ll fl y to Jakarta,” yang diucapkan si bule membuat saya penasaran. Benarkah ia mau pergi ke Jakarta, kota yang baru saja dilanda teror bom? Padahal di saat yang sama, banyak turis asing “lari” mening-galkan Jakarta.

Dengan sikap hormat saya menghampirinya, lalu menanyakan sekali lagi keraguan yang ada di benak saya. Wisatawan perempuan asal Jerman yang bernama leng-kap Christina Mackawiecka (38) itu menjawab dengan pasti, “Ya, saya mau ke Jakarta, mengapa anda menanyakan hal itu?”

Saat saya kejar, apakah ia ya-kin dengan keamanan kota Jakarta pasca ledakan bom di dua hotel ter-nama di sana, Mackawiecka terta-wa. Perempuan blasteran Jerman-Polandia itu bahkan menganggap pertanyaan saya aneh, karena tidak relevan dengan situasi Indonesia sesungguhnya. “Pertanyaan anda tidak relevan. Mengapa saya harus takut pada sesuatu yang temporal, toh ledakan bom tidak setiap hari terjadi,” kilahnya enteng.

Lajang berambut pirang ini lantas bercerita, ia telah menjela-jah wilayah Indonesia mulai Papua berturut-turut ke Barat hingga Yog-yakarta. Dan menurutnya, apapun yang ada di Indonesia, very nice and wonderful, indah dan me-nakjubkan. Selama mengunjungi berbagai daerah di Indonesia, tidak pernah sekalipun ia mengalami ke-jadian yang tidak mengenakkan, apalagi mengerikan. “Semua nor-mal dan menyenangkan. Semua orang ramah dan suka tersenyum. Kehidupan dan aktivitas harian, budaya, makanan, semua menarik untuk dinikmati. Indonesia adalah negeri paling indah, paling berwar-na, dan penduduknya paling ramah diantara banyak negeri yang per-nah saya kunjungi,” ujarnya.

Okelah, menurut saya itu jawa-ban standar, semua turis asing juga

orang asing yang seperti Mack-awiecka, tetap menganggap Indo-nesia aman dan pantas jadi tujuan wisata utama. Mau bukti?

Sehari pascaledakan bom, Gu-bernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, memantau arus kedatangan warga asing di Bandara Soekarno Hatta. Hasilnya, kunjungan dari man-canegara masih tetap pada kisaran angka normal alias sama dengan kunjungan hari-hari sebelum-nya. “Ada penurunan sedikit, tapi tidak terlalu signifi kan,” kata Fauzi Bowo.

Masih kurang yakin? Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budiman, juga menyatakan kunjungan wisman tidak terpengaruh ledakan bom. Walaupun pasca pemboman sem-pat terjadi beberapa pembatalan menginap di hotel. “Tapi, yang dibatalkan itu hanya di JW Mar-riott dan Ritz Carlton. Sementara di hotel-hotel yang lain belum ada pembatalan,” tutur Arie.

Fakta tersebut sekaligus men-jadi sinyal positif, bahwa imbas teror bom tidak sampai memukul industri pariwisata Indonesia, ken-dati diakui Arie akan membuat citra bangsa di mata dunia menurun. Ia berharap, kejadian serupa tak ter-jadi lagi di masa datang, “Karena jika teror bom terjadi berulang kali, imbasnya pada industri pariwisata akan sangat besar,” imbuhnya.

Bersatu Berantas TerorismeTerkait teror bom di Jakarta ba-

ru-baru ini, Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono meminta seluruh rakyat Indonesia meningkatkan kewaspadaan, namun tetap men-

Siang itu, sehari setelah peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta, seorang wisatawan mancanegara tampak tergesa-gesa meninggalkan sebuah hotel di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Sebuah ransel besar memberati punggungnya, sementara tangan kanannya menenteng travelling bag berukuran besar. Seuntai senyum tersungging di bibirnya ketika ia melewati portir yang dijaga satpam berpakaian hitam-putih. “Go home? Mau pulang?” sapa si satpam. “No, I’ll fl y to Jakarta today. Tidak, saya mau terbang ke Jakarta hari ini,” ujarnya, masih dengan tersenyum.

atau televisi saja dengkul sudah gemetaran. Banyak orang ber-usaha menjauh dari lokasi yang jadi sasaran teror demi alasan keamanan, bukannya menggalang dukungan untuk mencegah agar kejadian serupa tidak terulang. Tidak salah memang, tetapi keta-kutan berlebihan justru menjadi bukti bahwa kita sejatinya tidak memiliki daya resistensi memadai terhadap terorime.

Sejujurnya, saya malu kepada Christina Mackawiecka yang de-ngan tegas menyatakan tidak ta-kut terhadap ancaman bom, ha-nya karena ia tahu bahwa karakter bangsa Indonesia bukanlah tukang ngebom orang. Saya yang memiliki pengetahuan sama, dan puluhan tahun hidup di Indonesia, justru takut setengah mati, khawatir ja-ngan-jangan menjadi korban.

Padahal, sekali lagi kata buku yang saya baca, semakin takut masyarakat, teroris akan semakin senang karena misi mereka mem-buat takut seantero isi bumi sukses besar.***

(gun-berbagai sumber).