PENGALAMAN PENGELOLAAN DANAU LINDUNG BERBASIS KEARIFAN

LOKAL)*

)* :1. JUNIARDI. KEPALA DESA EMPANGAU, KECAMATAN BUNUT HILIR, KABUPATEN KAPUAS HULU2. H. MARJUKI, KEPALA DESA TELUK AUR, KECAMATAN BUNUT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU

LATAR BELAKANG• SEJAK DULU DANAU EMPANGAU MERUPAKAN

HABITAT ASLI IKAN SILUK/ARWANA (Schlerofagus formosus),

• PADA TAHUN 1986, PERNAH DILAKUKAN PELEPASAN 1 EKOR SILUK, PADA SAAT ITU TIDAK DISERTAI DENGAN PENGATURAN YANG KETAT DAN HANYA DIIKUTI OLEH SEBAGAIN MASYARAKAT SAJA

• PADA TAHUN 1995-1996 IKAN SILUK DAN IKAN JENIS LAINNYA DI DANAU INI HAMPIR PUNAH

• TAHUN 1997 BERDASARKAN INISIATIF BERSAMA DIRENCANAKAN UNTUK MENGKONSERVASI IKAN SILUK DENGAN MEMBELI SECARA SWADAYA (3 EKOR, ANAK IKAN SILUK) UNTUK DILEPASKAN PADA TAHUN 2000

• UNTUK ITU MULAI TAHUN 1998, DILAKUKAN PERUMUSAN PERATURAN NELAYAN YANG SETIAP TAHUN TERUS DIPERBAHARUI/REVISI HINGGA TAHUN 2009

• DANAU EMPANGAU TAHUN 2001 DIKUKUHKAN MENJADI DANAU LIDUNG MELALUI SK BUPATI KAPUAS HULU NO 6 TAHUN 2001

KONDISI DANAU LINDUNG EMPANGAU

• EMPANGAU– LUAS KAWASAN LEBIH DARI 124 HEKTAR, DAN

KAWASAN ZONA LINDUNGNYA SEKITAR 40 HEKTAR (Utomo et al, 2007). VARIASI KEDALAMAN 3-21 METER (TERUTAMA DI KAWASAN LINDUNGNYA SEKITAR 17,5 METER), SUHU AIR RATA-RATA 28-32 C, DENGA Ph 6-6,5. BAHKAN PADA SAAT MUSIM HUJAN DESITAS IKAN MENCAPAI RATA-RATA 21.922 EKOR /HA

– SELAIN ITU DANAU INI JUGA MERUPAKAN HABITAT DARI TIDAK KURANG 70 JENIS IKAN BERNILAI EKONOMI SEBAGAI SUMBER MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT SETEMPAT.

LOKASI DANAU LINDUNG EMPANGAUDANAU LINDUNG

EMPANGAU

UPAYA YANG DILAKUKAN :1. MEMBENTUK STRUKTUR

ORGANISASI KELOMPOK NELAYAN PENGELOLA DANAU LINDUNG.

2. MEMBERLAKUKAN SISTEM ZONASI DALAM KAWASAN DANAU LINDUNG.

3. MERUMUSKAN HUKUM ADAT / KEARIFAN LOKAL

4. MEMBENTUK KELOMPOK MASYARAKAT PENGAWAS (POKMASWAS)

5. PELEPASLIARAN (RESTOCKING) ARWANATOTAL YANG SUDAH DILEPAS (RESTOCKING) = 23 INDUK (10 DARI SWADAYA MASYARAKAT, 13 BANTUAN DARI PEMDA)

NO TAHUN PELESTARIAN

JUMLAH DILESTARIKAN

(EKOR)

KETERANGAN

1 2000 2 AWALNYA 3 EKOR DARI MASYARAKATSEBELUM DILEPASKAN KE DANAU 1 EKOR MATI

2 2002 9 AWALNYA 12 EKOR DARI BUPATI, SEBELUM DILEPASLIARKAN 3 EKOR MATI

3 2005 6 4 EKOR HASIL SWADAYA MASYARAKAT2 EKOR SUMBUNGAN BUPATI

4 2008 6 4 EKOR SWADAYA MASYARAKAT2 EKOR SUMABNGAN PEMDA

5. 2011 10 3 EKOR SWADAYA MASYARAKAT4 EKOR DARI WWF3 EKOR DARI PEMDA

DANA ABADI MASYARAKAT DARI HASIL KOSNERVASI IKAN SILUK DAN IKAN LAINNYA TERSEBUT SUDAH DIGUNAKAN / DIALOKASIKAN UNTUK :

– MEMBANTU PEMERINTAH DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN BERUPA : HONOR GURU TK, MEMBANGUN GEDUNG SERBA GUNA ( SEMENTARA INI DIGUNAKAN UNTUK SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK).

– PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN FASILITAS RUMAH IBADAH (MESJID).

– PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM LAINNYA SEPERTI JALAN, JEMBATAN DLL

– SUMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERAYAAN HARI KEMERDEKAAN RI DAN HARI BESAR KEAGAMAAN.

– SUMBANGAN DUKA.– MEMBANTU ORGANISASI KELOMPOK PEMUDA DAN PEREMPUAN.– PENDANAAN KEGIATAN PEMBERSIHAN KAWASAN PERAIRAN UMUM

(SUNGAI/ DANAU/ KERINAN).

DAMPAK SOSIAL EKONOMI :DANA ABADI MASYARAKAT

Hasil Panen Ikan Arwana Dari Tahun 2004 s/d 2009

No Tahun Produksi(ekor)HASIL

PRODUKSI(JUTA)

10% UNTUK PERLIDUNGAN (JUTA)

1 2004 28 210 21

2 2005 31 162 16,2

3 2006 36 143 14,3

4 2007 41 147 14,7

5 2008 27 77 7

6 2009 29 101 10,1

Jumlah 192 840 84

DAMPAK INISIATIF PERLINDUNGAN KAWASAN PERAIRAN

• Dampak konservasi– Pelestarian species (arwana, kelansau, ramin, ikan

betutu, orangutan, bekantan, enggang)– Perlindungan kawasan hutan (1 desa menolak

perkebunan sawit)– Hutan lindung ADAT– Populasi dan Densitas jenis ikan MENINGKAT

KESULITAN, TANTANGAN DAN PELUANG

• Status kawasan : APL (kesulitan)• Perdagangan dan peredaran ikan arwana

(peluang dan tantangan)• Perkebunan sawit (Ancaman)