5
disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik kembar, meskipun kembar mereka mempunyai watak yang berbeda satu sama lain, Sang adik memiliki watak yang sabar dan belas asih kepada sesama, kebalikan nya sang kakak ceroboh dan angkuh, mereka sama-sama miskin pekerjaan keduanya hanyalah seorang nelayan, jika pagi mereka mencari makan, sore harinya dihabiskan buat santap malam sekeluarga terkadang keduanya tidak makan sama sekali ketika hasil tangkapan ikannya lagi sepi. Sang adik yang baik hati bernama latando sedangkan istrinya bernama seruni, sedangkan sang kakak yang congkak bernama latanday sang istri bernama Jelita, keduanya tinggal dalam satu pekarangan namun rumah yang berbeda. Suatu hari Latando dengan Latanday mengeluh karena hasil tangkapan ikan sore itu tidak sesuai dengan harapan mereka, mereka pulang kerumah dengan tangan hampa, setibanya dirumah latanday marah-marah kepada istri nya karena hanya menghidangkan nasi saja tanpa lauk sedikitpun, sementara Latando menerima hidangan yang disiapkan oleh isteri nya dengan senang hati meskipun hanya nasi dan lauk pauk seadanya.

Disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik kembar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik kembar

disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik

kembar, meskipun kembar mereka mempunyai watak yang berbeda satu sama lain,

Sang adik memiliki watak yang sabar dan belas asih kepada sesama, kebalikan nya

sang kakak ceroboh dan angkuh, mereka sama-sama miskin pekerjaan keduanya

hanyalah seorang nelayan, jika pagi mereka mencari makan, sore harinya

dihabiskan buat santap malam sekeluarga terkadang keduanya tidak makan sama

sekali ketika hasil tangkapan ikannya lagi sepi. Sang adik yang baik hati bernama

latando sedangkan istrinya bernama seruni, sedangkan sang kakak yang congkak

bernama latanday sang istri bernama Jelita, keduanya tinggal dalam satu

pekarangan namun rumah yang berbeda.

Suatu hari Latando dengan Latanday mengeluh karena hasil tangkapan ikan sore

itu tidak sesuai dengan harapan mereka, mereka pulang kerumah dengan tangan

hampa, setibanya dirumah latanday marah-marah kepada istri nya karena hanya

menghidangkan nasi saja tanpa lauk sedikitpun, sementara Latando menerima

hidangan yang disiapkan oleh isteri nya dengan senang hati meskipun hanya nasi

dan lauk pauk seadanya.

"Alhamdulillah bu, sekarang kita masih bisa makan, nikmati saja pemberian Tuhan

ini dengan penuh rasa syukur” latando mencoba mengingatkan istri nya.

“Iya pak, ibu mengerti seharian ini bapak ke laut susah payah mencari ikan, ibu

tidak marah kok meskipun tidak ada hasil, yang penting bapak pulang dengan

selamat”. Kata sang istri sambil menghidangkan makanan, ketika mereka tengah

asyik mengobrol terdengar suara gaduh dari sebelah rumahnya, sura itu berasal

dari rumahnya latanday

“Keluar kamu pengemis malas, bisa nya cuma meminta-minta saja,kamu tahu cari

makanan itu sulit, pergi saja, sebelum aku usir degan kasar” Latanday terlihat agak

kesal dibuat nya, melihat hal itu latando agak sedikit iba pada kakek pengemis

yang berpakaian compang-camping itu.

Page 2: Disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik kembar

“kakek, sini. makan bersama kami disini”. Kemudian pengemis itu menghampiri

latando, disuruhnya pengemis itu masuk, dengan lahap nya makan, sampai-sampai

jatah makan untuk dia dan istri nya dihabiskan pula, melihat hal itu mereka hanya

tersenyum, mereka sudah saling mengingatkan jika ada makanan ataupun tidak,

rezeki sudah ada yang mengatur, hingga tidak perlu berkeluh kesah.

“kakek sudah kenyang?” Tanya latando dengan senyum tersungging dibibirnya

“Sudah nak, terimakasih bapak kenyang sekali, tapi… kakek minta maaf, saking

laparnya hingga tidak menyisakan barang sedikitpun” Kata kekek pengemis, kalau

saja si latanday yang di perlakukan seperti itu mungkin dia akan marah besar, lain

hal nya saat ini latando menerima dan pasrah meskipun dalam keadaan lapar.

“Kamu baik sekali nak, sebagai balasan atas kebaikan mu. Terimalah ini

pemberian kakek sebuah lesung penumbuk garam, namun ini bukan lesung

sembarangan nak, pergunakan alu ini, kemudian tumbukklah, maka dari dalam

lesung ini akan mengeluarkan garam terus menerus sampai kamu mengetukkan alu

ini ketanah tiga kali” kakek memberikan lesung kecil itu pada latando, ia sangat

gembira menerima pemberian kakek itu, karena senang nya, sampai-sampai tidak

menyadari kepergian kakek-kakek tadi.

Latando menumbukkan alu ke lesung itu tiga kali dengan ajaib keluarlah garam

dari dalamnya kemudian ketika mengetukkan nya ketanah lesung itu berhenti

mengeluarkan garam, setiap kali dia membutuhkan uang tinggal menjual garam-

garam yang keluar dari lesung ajaib itu, lama-kelamaan laando menjadi kaya raya

berkat lesung pemberian kakek pengemis, sehingga menimbulkan keirian dihati

latanday, dia mengetahui perihal lesung ajaib milik adik nya itu, kemudian dengan

siasat licik nya dia berupaya untuk merebutnya.

“hahahaha dasar bodoh, tolol. Goblok, kena tipu dia, padahal aku bilang hanya

pinjam saja” tawa latanday penuh kegirangan, setelah meminjam lesung itu

Page 3: Disebuah perkampunagan nun jauh disana hiduplah sepasang kakak beradik kembar

kemudian dia dan istri nya  pergi menyeberangi lautan, meninggalkan

perkampungan, di tengah-tengah lautan latanday tertawa terbahak-bahalk.

“hahahaha baik nya kita coba keajaiban lesung ini, mana penumbuknya istriku.

Sini”pinta latando tidak sabar untuk menyaksikan keajaiban lesung tersebut

“ini suamiku” sang istri menyerahkan penumbuk itu pada suaminya

“hahahahahaha… kita kaya istriku, lihatlah ini, garam nya semakin banyak

hahaha”

Latanday tidak menyadari kalau semakin bertambah saja garam memenuhi

perahunya, dia berusaha menghentikan garam yang keluar dari dalam lesung itu,

tidak akan mungkin ada daratan untuk mengetukkan alu ini, lama kelamaan isi

perahu latanday semakin penuh, saking penuhnya tidak bisa ia keluarkan denga

cepat, perahu pun tenggelam karena kelebihan beban, bersama dengan itu latanday

dengan istrinyapun ikut tenggelam kedasar lautan, sementara lesung itu terus saja

mengeluarkan garam sampai mengubah air laut yang semulanya tawar menjadi

asin. Konon Lesung yang tenggelam kedasar laut itulah Yang Menyebabkan Air

Laut Asin.