Click here to load reader
Upload
rendy-hidayat
View
138
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga dapat diartikan sebagai
lingkungan yang terdiri dari orang-orang yang terdekat, memiliki hubungan
sedarah dan keturunan langsung baik kandung ataupun tidak. Sedangkan secara
etimologis, keluarga dapat diartikan sebagai lingkungan pertama yang dikenal
anak dan setiap manusia sejak pertama dilahirkan yang terdiri dari ayah, ibu dan
kerabat lainnya (Carl, 2004).
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang
berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan
secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari
nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri
untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional
yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat
dan produkif.
Saya tertarik mengambil judul ini sebagai topik dalam makalah saya
terutama karena saya memandang di Indonesia khususnya lingkungan sekitar
saya, masih banyak sekali orang tua yang terkesan tidak acuh akan keberadaan
keluarga sebagai motivasi dalam proses belajar si anak. Bahkan pada beberapa
kasus yang ada di media, masih sangat sering terjadi tindak kekerasan terhadap
sang anak. Saya memandang hal ini sebagai kemunduran bagi proses
pembelajaran sang anak karena akan menimbulkan trauma psikologis yang
mendalam bagi mereka yang mengalaminya. Adapun beberapa kasus lain yang
masih sering terjadi hingga saat ini adalah keinginan orang tua yang kadang
mengabaikan kemampuan dasar sang anak. Kasus pemaksaan kehendak seperti ini
menurut sebagian orang tua memang bertujuan demi kemajuan dan kebaikan sang
anak di kemudian hari, namun alasan tersebut kurang tepat karena belum tentu
- 1 -
sang anak sependapat. Dan lebih buruknya lagi dapat menimbulkan tekanan
psikologis yang sangat mendalam.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan dengan makalah yang saya
buat ini dapat membuka wawasan sebagian besar orang tua dan calon orang tua
termasuk para mahasiswa sebagai strata tertinggi peserta didik untuk turut serta
dalam memperhatikan keluarga dan keadaan lingkungan sekitar kita yang menjadi
motivasi belajar bagi anak dan para remaja.
1. 2. Manfaat dan Tujuan
1. 2. 1. Manfaat
1. Membuka wawasan para orang tua dan calon orang tua serta mahasiswa
tentang pentingnya keluarga terhadap motivasi belajar anak dan psikologi
anak.
1. 2. 2. Tujuan
1. Mahasiswa, orang tua dan calon orang tua dapat mengetahui cara
mengaplikasikan ilmu psiokologi sederhana yang dibahas pada makalah
ini terutama mengenai pembinaan keluarga yang baik.
2. Makalah ini menjadi salah satu rujukan tentang kontribusi keluarga dalam
bagi pengaruh psikologi anak dan remaja serta motivasi belajar mereka
demi prestasi dan keberhasilan mereka dimasa mendatang.
- 2 -
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1. Ilmu Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau
remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat
tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu
pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta, yang berarti lembaga
hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh karena jiwa itu
merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa
diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari
“jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk
tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang
hidupnya.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali.
Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan,
berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas
macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi,
pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan
lai-lain. Kegiatan berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap
penampilan dari kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam
dan mendengarkan musik atau tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif.
Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan
mati.
- 3 -
Pada pokoknya, psikologi itu mengkhususkan dengan masalah kegiatan
psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain.
Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1. Pengenalan atau kognisi,
2. Perasaan atau emosi,
3. Kemauan atau konasi,dan
4. Gejala campuran.
2. 2. Motivasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan atau pemicau semangat bagi seseorang yang menjadikan
seseorang menjadi semangat dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan secara etimologis motivasi dapat diartikan sebagai faktor lain sebagai
bentuk representasi dari visi seseorang dalam mencapai tujuannya.
Motivasi setiap orang selalu berbeda. Motivasi dapat berbentuk seseorang
(manusia), benda, cita-cita, ataupun khayalan. Dengan adanya motivasi, biasanya
akan menjadikan seseorang lebih bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk
oleh lingkungan, serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia
untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
Fungsi-fungsi dasar seperti kehidupan nalar (rasio), kehidupan perasaan,
keterampilan psikomotorik maupun intuisinya, yaitu suatu kondisi kesadaran yang
dilandasi ketidaksadarannya. Penyatuan fungsi-fungsi tersebut akan
menumbuhkan kemampuan kreatif anak untuk menempuh hidup dengan
kemampuan motivasi yang terarah.
Motivasi belajar menurut beberapa ahli (international journal of
psichology vol.6-www.psikologi-today.com) dikelompokkan atas 3 hal:
- 4 -
1. Motivasi belajar internal (motivasi belajar alami) anak,
2. Motivasi belajar eksternal (motivasi belajar dari luar misalnya dari orang tua dan keluarga), dan
3. Motivasi belajar berantai (kombinasi motivasi belajar internal dan ekternal).
Berdasarkan penelitian beberapa ahli yang dimuat pada jurnal tersebut
dikatakan bahwa motivasi terbesar yang dapat mempengaruhi prestasi sang anak
dan remaja adalah motivasi eksternal. Hal ini sangat logis untuk dikemukakan
mengingat pribadi (internal) sang anak terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan
keluarga (eksternal). Sedangkan pengaruh berantai adalah pengaruh motivasi
eksternal terhadap motivasi internal yang selanjutnya menjadi motivasi belajar
secara utuh.
- 5 -
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1. Menciptakan Lingkungan Keluarga Yang Kondusif
Sebagaimana kita tahu, keluarga yang kondusif dan harmonis aspek utama
dalam perkembangan mental dan kepribadian sang anak. Untuk itu dalam
lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang kondusif bagi anak, yaitu suatu
suasana yang demokratis yang terbuka, saling menyayangi, dan saling
mempercayai. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting
dibangun bagi perkembangan anak.
Suasana demokratis yang tercipta pada lingkungan keluarga akan
menjadikan sang anak tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, menghargai
perbedaan, memiliki naluri memilih dan intuisi yang tajam serta pemikiran logis
dan mampu memiliki prinsip kepemimpinan sejak kecil.
Sikap saling menyayangi yang dikenalnya sejak kecil akan membuat sang
anak memiliki perilaku mengasihi, bertanggung jawab dan menghargai hak orang
lain. Hal ini akan menjadi sangat penting ketika ia tumbuh menjadi remaja, maka
ia akan menjadi remaja yang mengasihi dan memiliki perhatian terhadap lawan
jenis ataupun sesama jenis.
Sedangkan perilaku saling percaya dan komunikatif akan menjadikannya
seseorang yang mampu berdiplomasi secara aktif dan baik. Kemampuan
komunikasi yang dimilikinya juga akan menjadikannya seseorang yang mampu
menerima dan menyerap lebih banyak pengetahuan serta mampu lebih baik dalam
menyampaikan informasi yang telah diterimanya kepada orang lain.
Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi yang
harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan
lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih termotivasi dan lebih
yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan keyakinan dan mental
- 6 -
yang baik inilah, motivasi internal dalam dirinya akan menjadi semakin terasah.
Perkembangan positif ini dapat dikenali dengan cara :
1. Sang anak berani menyampaikan pendapat dan apa saja yang ada dalam
pemikirannya baik di rumah, di lingkungan bermain ataupun di sekolah.
2. Anak mampu mengikuti perkembangan situasi yang ada disekitrnya.
3. Anak selalu berpikur positif terhadap orang-orang yang selalu dikenalnya.
4. Anak dapat berkomunikasi dengan orang asing dengan baik dan akan
menjadi sangat menonjol diantara teman-teman sebayanya.
5. Anak memiliki kemampuan diplomasi dalam menyelesaikan masalahnya.
6. Ketika menjadi remaja, ia tidak akan berubah menjadi labil secara drastis,
namun akan sangat terbuka menceritakan masalah baru yang dihadapinya.
7. Ketika menginjak dewasa, dengan bijak ia akan dapat menentukan pilihan
dan semua konsekuensi yang akan dihadapinya.
3.2 Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Selain keluarga yang harmonis dan lingkungan yang baik, sarana pembelajaran
juga terkadang sering luput dari perhatian orang tua. Padahal, sebagian besar skill
dan minat anak ataupun remaja tumbuh dan sangat bergantung pada media apa
saja yang dikenalinya ataupun yang lazim digunakannya.
Orang tua dewasa ini cenderung mengikuti begitu saja perkembangan sarana
belajar anak ataupun media pembelajaran anak tanpa memperhatikan efeknya
ataupun mengawasi penggunaannya. Sebagai contoh, sebagian besar orang tua
cenderung bangga ketika anaknya dapat menggunakan internet. Namun sangat
sedikit sekali orang tua yang menjadi awas dan mengawasi situs apa saja yang
dikunjungi sang anak ataupun remaja.
Contoh lain yang sangat sering kita junpai saat ini adalah penggunaan media
komunikasi anak. Sudah sangat lazim saat ini apabila siswa sekolah dasar
menggunakan handphone canggih yang fasilitasnya jauh melampaui umurnya.
Dan biasanya, hal ini lebih sering disalah gunakan oleh sang anak ataupun para
- 7 -
remaja dalam penggunaannya. Hal ini tentunya akan sangat berbahaya bagi
perkembangan mentalnya di kemudian hari.
Oleh karena itu, pengawasan dan pembatasan penggunaan sarana pembelajaran
dan pendidikan yang bersifat teknologi dan mobile ada baiknya dibatasi
mengingat banyaknya efek buruk yang dapat ditimbulkannya. Kelalaian orang tua
dalam hal ini akan mengakibatkan bahaya dan kerugian yang tidak sedikit
resikonya baik bagi anak maupun orang tua di kemudian hari.
Selain kecermatan dan kehati-hatian orang tua, pendampingan (asistensi) juga
mesti tetap dilakukan orang tua walaupun sang anak sudah memasuki tahap
menjelang dewasa (>19 tahun). Banyak orang tua yang cenderung mulai leluasa
bahkan memberikan kebebasan secara mutlak terhadap anak ketika ia memasuki
usia dewasa. Jangan sampai kemampuan dan motivasi belajarnya menjadi
tersiakan karena mulai merasa diabaikan. Sedikit banyak, selaku orang tua harus
tetap memberikan saran dan keterbukaan terhadap sang anak mengenai efek baik
dan buruknya mengenai suatu hal yang akan diambil sang anak. Dengan
demikian, motivasi belajar dan prestasi yang telah dicapai sang anak akan terus
berlangsung tanpa adanya masalah.
3. 3. Penghargaan Terhadap Pencapaian Belajar
Hal terakhir inilah yang paling sering diabaikan para orang tua ataupun
tenaga pendidik ketika sang anak ataupun peserta didik telah mendapatkan apa
yang menjadi motivasinya. Pada dasarnya, setiap manusia termasuk anak sangat
membutuhkan penghargaan. Penghargaan tidak mesti diberikan dalam bentuk
yang berlebihan seperti misalnya memenuhi apa saja yang dimintanya ataupun
menjanjikannya sesuatu yang luar biasa misalnya jalan-jalan ke luar negeri.
Dengan ucapan terima kasih dan ekspresi yang sungguh-sungguh serta
meyakinkan, hal itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sang anak. Dengan
penghargaan yang telah diberikan, sang anak merasa tidak sia-sia semua usaha
yang telah diupayakannya dalam mencapai tujuan yang menjadi motivasinya.
- 8 -
Ada bebrapa hal yang sekali lagi menjadi penting dalam memberikan penghargaan
kepada anak terhadap apa saja yang telah dicapainya :
1. Jangan mengabaikan etika dan moral,
2. Ungkapan penghargaan hendaknya menjadi sesuatu hal yang dapat
meningkatkan motivasi belajarnya, bukan sebaliknya,
3. Memberi penghargaan hendaknya bukan hanya pada saat sang anak
berhasil. Bahkan pada saat sang anak gagal sekalipun, ia tetap
membutuhkan penghargaan atas apa saja yang telah diupayakannya,
4. Tidak berlebihan dalam memberikan penghargaan walaupun orang tua
ataupun peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu, dan
5. Tidak pilih kasih dalam memberikan apresiasi atas keberhasilan sang anak.
- 9 -
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
Motivasi belajar memang sudah menjadi keharusan bagi setiap individu
apabila ia ingin berhasil dikemudian hari. Tanpa pembelajaran, akan sangat sulit
bagi seseorang mencapai apapun yang menjadi motivasinya, demikian juga
sebaliknya.
Dan setelah kita menyadari pentingnya motivasi belajar bagi anak, remaja
ataupun generasi yang lebih muda dibanding kita, hendaknya mulai saat ini kita
mulai memperhatikan apa saja yang harus diupayakan demi meningkatkan
motivasi belajar.
Faktor lain yang harus menjadi perhatian adalah terkadang ada beberapa
karakter tertentu manusia tertentu yang cenderung hanya mau mengaplikasikan
apa yang telah dialaminya. Tentunya hal semacam ini tidak relevan apabila
keadaan sekitarnya telah berubah. Sebagai contoh, seorang orang tua ataupun
tenaga pengajar yang dibesarkan dalam lingkungan yang militer dan otoriter serta
tertutup juga mendidik anaknya juga dalam kondisi yang sama. Hal ini tentunya
malah akan menghancurkan motivasi belajar bagi anaknya tersebut. Oleh karena
itu, tidak peduli sekelam atau seburuk apapun perlakuan dan pendidikan yang
didapatkan oleh orang tua, calon orang tua ataupun kita para mahasiswa umumnya
pada masa terdahulu, hendaknya kita tetap mengupayakan yang terbaik untuk
generasi kita mendatang, baik itu anak, adik ataupun keluarga kita demi motivasi
belajarnya dan kebaikan hidupnya kelak di kemudian hari.
- 10 -
DAFTAR PUSTAKA
Wodjowasito,Prof.1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Sarwono Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers.
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.html
Rahman Shaleh, Abdul.2001.Psikologi. Kencana Prenada Media Group.
Baraja, Abubakar.1998.Psikologi Perkembangan. Studia Press.
Louis, Carl. 2003. Psychology of teenagers. International journal of
Psychology. American Scientist Society, New York.
- 11 -