42
TENTANG EKUIVALENSI TANYA JAWAB KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Buku tanya jawab

Embed Size (px)

Citation preview

1

TENTANG EKUIVALENSI

TANYA JAWAB

KEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN

BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK

YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI

KURIKULUM TAHUN 2006PADA SEMESTER KEDUA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK.

Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, sangat terkait

dengan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik. Salah satu ciri guru yang

profesional adalah bersertifikat pendidik. Berdasarkan

peraturan perundang-undangan, guru yang bersertifikat

pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi dan salah

satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi

adalah bahwa guru harus memenuhi beban kerja minimal 24

jam tatap muka per minggu.

Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/

KATA PENGANTAR

1

Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/ SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.

Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah, disusun Buku Tanya Jawab tentang kemengapaan dan proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan bagi guru yang bertugas di SMP/SMA/ SMK. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada umumnya.

Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat.

Jakarta, Februari 2015

KementerianPendidikan dan Kebudayaan

2

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR................................................................... 1A. UMUM ............................................................................. 7

1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan? ........................................................... 72. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku? ........................................... 83. Apa tujuan ekuivalensi itu Dilakukan? ................................................ 84. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua mata pelajaran?............................................................................................ 95. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa?.................................................................................................... 96. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak? ............................................................. 107. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar?.................................................................................................. 108. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?............................ 109. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain? .................................................................................... 1010. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru? ................................................... 1111. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan?................................................................................ 1112. Kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diakui untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya?......... 11

13. Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi seluruhnya? berapa pengakuan maksimalnya....................................................................................... 15

14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan dapat dipilih oleh guru? ....................................................................... 15

15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan

dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? ..... 15

3

B. WALI KELAS .............................................................................. 18

1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas? ................................ 182. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? ............... 183. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? .......................................................................... 184. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik?.................................................................. 195. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya?................................................................................................. 196.Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?... . . . . . . . . . . . . . . . .20

16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar guru? ................................................................................... 15

17. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan

pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan

tunjangan profesinya? ........................................................................ 1618. Apakah dengan melakukan kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi? ................................... 16

19. Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai

dengan kewenangannya terkait dengan kegiatan ekuivalensi ?..............1620. Apakah kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diekuivalensi ini bersifat permanen? .............................................................................. 17

1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat

diberikan nilai ekuivalensi? ..................................................................... 21

2. Siapa saja yang boleh menjadi pembina OSIS terkait dengan ekuivalensi?..........................................................................................21

3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan

OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? .................................................. 21

4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan

OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? .................................................. 22

C. PEMBINA OSIS ........................................................................... 21

4

5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina

OSIS di satuan pendidikan lain? ............................................................. 22

6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk

penambahan jam ekuvalensi?. ............................................................... 22

1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di perbolehkan? dan rasio perhitungannya?...............................................232. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar akibat kurikulum 2013 kembali ke kurikulum tahun 2006? ..................................................................... 233. Adakah format isian yang di perlukan untuk ekuivalensi ?......................234. Bagai mana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi ?.....235. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkan kekurangan ini diatasai dengan 5 hari sebagai guru piket ?............................................246. Berapa lama masa berlaku SK Guru piket ?...........................................247. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal piket ( dari jam pertama sampai terakhir) ?.................................................24

1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................. 25

2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? ............................................. 25

3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?............................................ 26

4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di

satuan pendidikan? ................................................................................ 26

5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan

Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27

6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?.................... 27

7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan

Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27

8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan

Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27

D. GURU PIKET ............................................................................... 23

E. MEMBINA EKSTRAKULIKULER .............................................. 25

5

9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan

Kegiatan Ekstrakurikuler ? ...................................................................... 28

10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi? ......................................................................................... 28

11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................................................... 28

F. TUTOR PAKET A, B, ATAU C ........................................... 29

1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan ?..............29

2. Mata pelajaran apakah yang dapat pengakuan ekuivalensi ?...................29

3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi ?..........................................................................................30

4. Berapa ekuivalensi beban per minggu ?....................................................30

5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi ?................30

6

UMUM

1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan?

Pada tahun 2013-2014, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Indonesia dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap1 pelaksanaan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014, dan tahap II pelaksanaan pada seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran berikutnya (2014/2015).

Pada tahun 2014 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menerapkan perubahan kurikulum secara bertahap. Langkah yang dilakukan adalah menunda pelaksanaan kurikulum baru pada sekolah yang baru melaksanakan selama 1 (satu) semester dan sekolah tersebut diharuskan kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Lalu s e c a r a b e r t a h a p P e m e r i n t a h m e n y i a p k a n s e k o l a h d a n mengimplementasikan kurikulum baru.

Dengan adanya kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006 berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu berdasarkan Kurikulum Tahun 2006. Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi.

Untuk mengatasi kondisi pemenuhan beban mengajar - agar mereka memperoleh tunjangan profesi - dibuat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan ekivalensi kegiatan pembelajaran pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Khusus untuk jenjang SMP, minimalhanya rombel yang terdaftar pada data dapodik semester pertama tahun ajaran 2014/2015 sebagai rombel yang melaksanakan kurikulum 2013.

7

Kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka yang dapat diekuivalensikan sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu, diperuntukkan bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.

Mengatasi permasalahan guru yang bersertifikat pendidik yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di SMP/SMA/SMK yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013, kemudian menggunakan kurikulum tahun 2006 untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu.

Tidak. Ekuivalensi berlaku hanya bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. Sebagai contoh, seorang guru mata pelajaran matematika yang mengajar pada rombel kelas 7/8 dan 9 atau rombel kelas 10/11 dan 12, ketika semua rombel tersebut kembali ke Kurikulum Tahun 2006, guru tersebut dapat melakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan hanya untuk rombel kelas 7/8 dan kelas 10/11. Adapun bagi rombel kelas 9 dan 12 tidak dapat diberlakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan karena belum pernah melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015.

2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku?

3. Apa tujuan dilakukannya ekuivalensi?

4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua guru di semua rombel?

8

5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan untuk pemenuhan beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa?

Bukan mata pelajaran yang diekuivalensikan kegiatan pembelajarannya, tetapi guru SMP/SMA/ SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu. Mereka yang terkena dampak adalah yang mengajar:

1) Bahasa Indonesia,2) Ilmu Pengetahuan Alam,3) Matematika,4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,6) Seni Budaya, dan7) TIK.

a. Mata pelajaran di SMP meliputi

b. Mata pelajaran di SMA meliputi

1) Geografi,2) Matematika,3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,4) Sejarah, dan5) TIK.

c. Mata pelajaran di SMK meliputi

1) Bahasa Indonesia,2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,3) Sejarah, dan4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

9

6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak?

Guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, yang beban kerjanya sudah bisa mencukupi 24 jam tatap muka per minggu dan bahkan bisa lebih dari itu berdasarkan struktur program kurikulum.

7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar?

Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak mengalami perubahan, sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu jika rombongan belajarnya mencukupi. Apabila rombongan belajarnya tidak mencukupi, guru-guru mata pelajaran tersebut, terutama yang telah bersertifikat pendidik tidak hanya dapat mengajar di sekolahnya, namun juga bisa mengajar di SD lain, SMP, SMA, atau SMK untuk mata pelajaran yang sama dengan sertifikat pendidiknya. Dengan demikian tidak diperlukan kegiatan ekuivalensi dalam pemenuhan beban mengajarnya.

8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?

Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu di SMP/ SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun 2006, dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu pada kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum tahun 2006, misalnya dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya.

9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain?

Pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun 2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya, karena tidak ada perubahan jumlah jam beban belajar peserta didik maka tidak akan berdampak pada guru dalam memenuhi beban mengajarnya.

10

10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru?

Itu bisa saja terjadi, dan kondisinya disebabkan karena kelebihan guru di sekolah dan tidak dilakukan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Di sinilah letak koordinasi antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya dalam melakukan penataan dan pemerataan kebutuhan guru.Jadi, kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak terkena dampak perubahan kurikulum, mengikuti aturan yang berlaku. Untuk memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu.

11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan?

Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi:a. walikelas,b. pembina OSIS,c. guru piket,d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan, Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, Pencinta Alam, dan KIR, ataue. menjadi tutor Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan.

12. Kegiatan pembelajaran/pembimbingan apa saja yang diakui untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya?

Kegiatan pembela jaran/pembimbingan yang d iakui untuk diekuivalensikan dan pengakuan ekuivalensinya dijelaskan sebagai berikut.

11

Wali Kelas

a. Pengelolaan Kelasb. Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didikc. Penyelenggaraan Administrasi Kelas d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didikf. Pencatatan mutasi peserta didikg. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajarh. dan lain-lain tugas kewalikelasan

TUGAS

JUMLAH

KEGIATAN/

KELAS/

KELOMPOK/

ORANG

Satu kelas

per tahun

EKUIVALENSI BEBAN KERJA

PER MINGGU

2 jam pelajaran

BUKTI FISIK

a. Surat tugas sebagai wali kelas dari kepala sekolahb. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah.c. Laporan hasil kegiatan wali kelas

12

Membina Osis

TUGAS

JUMLAH

KEGIATAN/

KELAS/

KELOMPOK/

ORANG

EKUIVALENSI BEBAN KERJA

PER MINGGU

BUKTI FISIK

a. Menyusun program pembinaan OSISb. Mengkoordinasikan kegiatan upacara rutin dan hari besar nasionalc. Penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar bagi peserta didikd. Mengkoordinasikan ber- bagai kegiatan ekstr- akurikuler dan class meetinge. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pem- binaan OSIS

PengurusOSIS

1 jam pelajaran

a. Surat tugas sebagai pem- bina OSIS dari kepala sekolahb. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah.c. Laporan hasil kegiatan pem- binaan OSIS

Guru Piket

TUGAS

JUMLAH

KEGIATAN/

KELAS/

KELOMPOK/

ORANG

EKUIVALENSI BEBAN KERJA

PER MINGGU

BUKTI FISIK

a. Meningkatkan pelak- sanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan keter- bukaan (9K)b. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piketc. Menjadi guru pengganti di kelas kosongd. Mencatat warga sekolah yang tidak disipline. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada kepala sekolahf. Melakukan kegiatan lain- nya yang terkait tugas guru piket

c. Laporan hasil piket per tugas

13

Membina Ekstrakurikuler

TUGAS

JUMLAH

KEGIATAN/

KELAS/

KELOMPOK/

ORANG

EKUIVALENSI BEBAN KERJA

PER MINGGU

BUKTI FISIK

a. Surat tugas per semester sebagai guru piket dari kepala sekolahb. Jadwal piket yang ditanda tangani oleh kepala sekolah.c. Laporan hasil piket per tugas

Satu paket per tahun

2 jam pelajaran

a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolahb. Program dan jadwal kegiatan yang ditandata- ngani oleh Kepala Sekolah.c. Laporan hasil kegiatan pembi- naan ekstrakuri- kuler tertentu

Menjadi Tutor Paket A, B, atau C

TUGAS

JUMLAH

KEGIATAN/

KELAS/

KELOMPOK/

ORANG

EKUIVALENSI BEBAN KERJA

PER MINGGU

BUKTI FISIK

Mengajar peserta didik Paket A, Paket B, atau Paket C di PKBM/SKB

a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolahb. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah.c. Laporan hasil kegiatan pembinaan ekstrakurikuler tertentu

Jam pelajaran

per minggu

Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal6 jam pelajaran

14

13. Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi seluruhnya? Berapa pengakuan maksimalnya?

Tidak.Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.

14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembim- bingan yang dapat dipilih oleh guru?

Dapat lebih dari 1 kegiatan ekuivalensi, namun jumlah jam yang diakui paling banyak adalah 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu.

15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK?

Karena 5 kegiatan ekuivalensi tersebut merupakan kegiatan yang berinteraksi langsung atau tatap muka dengan peserta didik, sehingga s a n g a t b e r m a n f a a t d a l a m k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n / pembimbingan/pendidikan di satuan pendidikan.

16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi beban mengajarguru?

Cara melakukan kegiatan ekuivalensi:a.Kepala sekolah melakukan pemetaan jumlah guru dan jumlah jam mengajar di satuan pendidikan.b.Kepala sekolah membagi tugas kegiatan ekuivalensi dengan memprioritaskan guru yang bersertifikat pendidik yang masih kekurangan beban mengajar pada SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.c. Guru memilih kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan berdasarkan Lampiran Permendikbud yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan diketahui oleh kepala sekolah.

15

d. Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tersebut menyerahkan bukti fisik berupa surat tugas, program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil kegiatan pembelajaran/ pembimbingan.

17. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya?

Tahapan bagi guru yang melakukan ekuivalensi agar mendapatkan tunjangan profesi:a. Guru merencanakan program kegiatan ekuivalensi yang ditugaskan oleh kepala sekolah.b. Guru melaksanakan kegiatan ekuivalensi dan menyiapkan bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang diperlukan.c. Kepala sekolah melegalisasi bukti fisik/ dokumen kegiatan ekuivalensi.d. Kepala sekolah menyampaikan bukti fisik/dokumen yang sudah dilegalisasi ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengankewenangannya untuk diverifikasi.e. Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Penerima Tunjangan Profesi Guru.

18. Apakah dengan melakukan kegiatan ekivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar minimal tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi?

Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tidak otomatis mendapatkan SK Tunjangan Profesi karena harus memenuhi persyaratan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

19. Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangannya terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekuivalensi?

16

Kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya melakukan:a. penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru di sekolah-sekolah tertentu;b. verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah; danc. pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru- guru di wilayahnya.

20. Apakah kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diekuivalensi ini bersifat permanen?

Tidak.Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015, kegiatan ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.

17

WALI KELAS

1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas?

Tugas wali kelas antara lain:a. pengelolaan kelas,b. berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik, c. penyelenggaraan administrasi kelas,d. penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik,e. pembuatan catatan khusus tentang peserta didik,f. pencatatan mutasi peserta didik,g. pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar, h. dan lain lain tugas kewalikelasan.

2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas?

Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain:a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas, diantaranya kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis, ATK, media pembelajaran, listrik, pengaturan sirkulasi udara, kebersihan dan kesehatan ruangan,b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai rincian tugas dan kewenangannya,c. Membuat jadwal piket kelas,d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka.

3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik?

Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain:a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik adalah pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam satu semester.c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui telepon, SMS, media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak (brosur, buletin, majalah dinding kelas),

18

d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang tua/walipeserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman peserta didik,e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau seluruh orang tua/wali peserta didik.

4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik antara lain: a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/ wali peserta didik b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam bulanan, semester, dan tahunan c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta didik, d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun keperibadiannya, e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya.Dalam pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik hendaknya didiskusikan antara lain hal-hal yang berkaitan dengan perlunya keterlibatan bersama antara sekolah dengan rumah mengenai: a. pembentukan karakter building;b. menjunjung tinggi budaya bangsa; c. hormat kepada orang tua; d. pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama; e. bahaya Narkoba bagi anak-anak; f. cinta lingkungan hidup; g. kerukunan umat; h. keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.

5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya?

Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain:

19

a. Memanggil peserta didik yang bermasalah.b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik.c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait.d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik.e.Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali kelas

dan peserta didik.Hal yang paling penting ketika wali kelas menemukan permasalahan peserta didik adalah bagaimana guru dapat berlaku sebagai motivator dan dapat melibatkan pihak-pihak terkait agar peserta didik menjadi insan yang baik.

6. B� agaimana mengerjakan administrasi kelas?

Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung, dan daftar hadir.

20

PEMBINA OSIS

1. Berapa jumlah pembina OSIS pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi?

Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran.

Ketentuan jumlah pembina OSIS yang diakui sebagai kegiatan ekuivalensi sebagai berikut.

a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu pembina OSIS.b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua pembina OSIS.c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga pembina OSIS.d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS.

2. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan Ekuivalensi?

Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang diakibatkan oleh perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006.

3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik?

Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Penutup.

21

4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik?

Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan,Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiran- lampiran.

5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain?

Tidak boleh.

6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk penambahan jam ekuvalensi?

Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok gurudalam rangka membimbing.

Pembina OSIS biasanya merupakan pihak yang dekat dengan peserta didik dan juga dunia luar di luar lingkungan sekolah. Pembina OSIS bisa menjadi jembatan antara sekolah dengan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Dalam hal pengembangan motivasi siswa dalam entrepreneurship misalnya, pembina OSIS dapat melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri.

Pembina OSIS hendaknya merancang program agar peserta didik memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan budaya setempat agar sikap kreasi dan produktivitas peserta didik lebih meningkat lagi. OSIS harusnya menjadi salah satu tempat bagi peserta didik untuk dapat hidup mandiri dan mengelola kekayaan budaya lokal baik melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui kegiatan lainnya

22

1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di perbolehkan? dan rasio perhitungannya?

Ekuivalensi guru piket adalah 1 jam pelajaran.

Satuan pendidikan dapat mengangkat guru piket berdasarkan rombongan belajar.a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu guru piket .b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua guru piket .c. 19 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga guru piketd. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 guru piket.

2.Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar akibat Kurikulum 2013 kembali ke Kurikulum Tahun 2006 ?

Tidak ada kriteria, khusus yang penting sehat jasmani dan rohani dan dapat bertugas penuh dalam 1 hari sesuai jadwal

3. Adakah format isian yang diperlukan untuk ekuivalensi?

Ada.Format isian ekuivalensi dapat dilihat dan diunduh pada laman Direktorat PTK terkait

4. Bagaimana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi?

Jam piket dihitung dari jam pertama sampai dengan jam terakhir (sesuai jadwal yang berlaku di sekolah) minimal 1 hari dalam seminggu.

GURU PIKET

23

5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkah kekurangan ini diatasi dengan 5 hari sebagai guru piket?

Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari atau lebih dalam seminggu yang dihitung dalam satu bulan, kemudian baru diekuivalensikan dengan 1 jam mengajar.

6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket?

SK berlaku selama 1 (satu) semester.

7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal piket (dari jam pertama sampai jam terakhir)?

Tidak dapat diekuivalensikan.

24

MEMBINA EKSTRAKURIKULER

1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler?

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya dirancang sebagai sebuah kegiatan yang menjadikan peserta didik memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang positif khususnya berkaitan dengan pelestarian budaya setempat agar sikap kreasi dan produktivitas peserta didik lebih terarah.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga diarahkan agar peserta didik dapat mengelola kekayaan budaya lokal, mengekspresikan kegiatan sesuai dengan kekinian (misalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi), dan hidup lebih mandiri sesuai dengan minat dan bakatnya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik tidak diajari menjadi ilmuwan saja, tetapi lebih menekankan kepada pembentukan karakter yang lebih sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik khususnya dalam pelestarian budaya, penyesuaian dengan kemajuan zaman, dan menjadikan peserta didik lebih mandiri.

2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler?

Pembinaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan wahana untuk lebih mengenalkan peserta didik kepada pendidikan karakter (character building), pengembangan ilmu dan pengetahuan yang lebih praktis dan tepat guna, pembinaan olah raga, pembentukan kepribadian, dan tentu saja pelestraiaan budaya bangsa. Secara rinci kegiatan ekstrakurikuler hendaknya berfokus pada hal-hal berikut ini.

25

Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi, teater, debat, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat, perayaan idul qurban, penyiapan sesaji untuk keperluan perayaan galungan dan kuningan, persiapan perayaan waisak, dan lain-lain;

Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat empat pilar negara, dan lain-lain

3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler?

Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi:a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara:c. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal). d. Berkelompok dalam kelas parallele. Berkelompok antar kelas.

4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan?

Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.

26

5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler?

Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnyamemuat:a. rasional dan tujuan umum;b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;c. pengelolaan;d. pendanaan; dan e. evaluasi

6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?

Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/ atau wakil kepala sekolah. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.

7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal kegiatan ekstrakurikuler?

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan rutin dan jadwal yang bersifat insidental

Jadwal latihan rutin

NO HARI/TGL PUKUL URAIAN PNJWB

1. …………… ……… …………… ……………2. …………… ……… …………… ……………

dst.

…………… ……… …………… ……………

Jadwal yang bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan.

8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler?

Penilaian kegiatan ekstrakurikuler berupa penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik.

27

9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler?

Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan kegiatanekstrakurikuler adalah:a. Satuan Pendidikan,b. Komite Sekolahc. Orangtua,d. Dunia usaha dan dunia industri.

10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi?

Bagi guru yang memilih untuk membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, guru yang bersangkutan maksimal melaksanakan tiga kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.

11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler?

Guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu.

28

TUTOR PAKET A, B, ATAU C

1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan?

Mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki oleh guru mata pelajaran tertentu.

2. Mata pelajaran apakah yang mendapat pengakuan ekuivalensi?

a. Mata pelajaran di SMP meliputi1) Bahasa Indonesia,2) Ilmu Pengetahuan Alam,3) Matematika,4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,6) Seni Budaya, dan7) TIK.

b. Mata pelajaran di SMA meliputi1) Geografi,2) Matematika,3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,4) Sejarah, dan5) TIK.

c. Mata pelajaran di SMK meliputi1) Bahasa Indonesia,2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,3) Sejarah, dan4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

29

3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi?

Jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi adalah berdasarkan jam pelajaran per minggu sesuai dengan matapelajaran yang diampunya.

4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu?

Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran.

5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi?

Bukti fisik yang diperlukan adalah:a) SK mengajar sebagai tutor.b) Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB. c) Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor.

30

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG

EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU

YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN

KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM

TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

a.bahwa satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran

berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah;

b.bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan

Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, terdapat perbedaan

beban belajar peserta didik pada SMP/SMA/ SMK dalam struktur

kurikulum tahun 2006 dan struktur kurikulum 2013;

c.bahwa salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan

profesi, guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap

muka per minggu;

d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi

Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas

pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada

Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada

Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015;

Menimbang :

31

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4586);

3.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4941);

5.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara;

6.Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja;

8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun

2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas

Satuan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun

2011;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun

2006 dan Kurikulum 2013;

32

MEMUTUSKAN:

P E R AT U R A N M E N T E R I P E N D I D I K A N D A N

KEBUDAYAAN TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN

PEMBELAJARAN/ PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG

B E R T U G A S PA D A S M P / S M A / S M K YA N G

MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER

GANJIL MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006

PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

2014/2015.

Menetapkan :

(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum 2013

meliputi sepuluh mata pelajaran berjumlah 38 jam pembelajaran per

minggu.(2) Pada struktur kurikulum SMA:

a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum 2013

meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan

MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan

Bahasa dan Budaya dengan minimal 42 jam pelajaran per minggu.

b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA berdasarkan

Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada

peminatan MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada

peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 44 jam pelajaran

per minggu.(3) Pada struktur kurikulum SMK:

Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum 2013 sesuai

dengan kelompok peminatan yang mengacu pada Spektrum Keahlian yang

mencakup Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian

dengan jumlah 48 jam pembelajaran per minggu.

(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat

layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan

Konseling/ Konselor.

(5) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat

layanan bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi/Keterampilan

Komputer dan Pengelolaan Informasi (TIK/KKPI) dari guru TIK/KKPI.

Pasal 1

33

(6) Satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat menambah beban belajar per minggu

sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan

akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun

yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum Tahun

2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan

pengembangan diri berjumlah 32 jam pembelajaran per minggu.

(2) Pada struktur kurikulum SMA:

a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tahun

2006 meliputi enam belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan

pengembangan diri berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu.

b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA Program IPA,

Program IPS, dan Program Bahasa berdasarkan Kurikulum Tahun 2006

meliputi masing-masing tiga belas mata pelajaran ditambah muatan

lokal dan pengembangan diri berjumlah 39 jam pembelajaran per

minggu.

(3) Pada struktur kurikulum SMK:

a. Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum Tahun

2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan

pengembangan diri, masing-masing berdasarkan kelompok

kejuruannya.

b. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan

kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi

tidak boleh kurang dari 1044 jam per tahun.

(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum Tahun 2006

mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan

Konseling/ Konselor.

(5) Satuan pendidikan SMP dan SMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran

per minggu secara keseluruhan.

Pasal 2

34

Pasal 3

(1) Perubahan beban belajar peserta didik dalam struktur kurikulum

dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 dan Pasal 2 berdampak tidak terpenuhinya beban mengajar

minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu bagi guru mata

pelajarantertentu di SMP/SMA/SMK.

(2) Mata pelajaran tertentu di SMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika,

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, dan TIK.

(3) Mata pelajaran tertentu di SMA sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi Geografi, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, Sejarah, dan TIK.

(4) Mata pelajaran tertentu di SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, Sejarah, dan TIK/KKPI.

(5) Bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterbitkan Keputusan Tunjangan

Profesinya.

(6) SMP/SMA/SMK wajib melakukan optimalisasi penataan dan pemerataan

beban mengajar guru.

(7) Dalam hal telah dilakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban

mengajar guru dan masih terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMP/

SMA/SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24

(dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban

mengajar dilakukan m e l a l u i e k u i v a l e n s i k e g i a t a n

pembelajaran/pembimbingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(8) Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (7) diakui paling banyak 25% beban mengajar guru

atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.

(9) Bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) berupa fotokopi/salinan yang dilegalisasi

oleh kepala sekolah dan disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/

provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi.

35

(10)Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang

menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Tunjangan Profesi.

Pasal 4

Pemenuhan beban mengajar melalui Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/

Pembimbingan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Februari 2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 18 Februari 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

36

LA

MP

IRA

NP

ER

AT

UR

AN

ME

NT

ER

I P

EN

DID

IKA

N

DA

N K

EB

UD

AY

AA

N R

EP

UB

LIK

IN

DO

NE

SIA

N

OM

OR

4 T

AH

UN

2015

TE

NTA

NG

EK

UIV

AL

EN

SI

KE

GIA

TA

N P

EM

BE

LA

JA

RA

N/

PE

MB

IMB

ING

AN

B

AG

I G

UR

U Y

AN

G B

ER

TU

GA

S

PA

DA

SM

P/ S

MA

/SM

K Y

AN

G M

EL

AK

SA

NA

KA

N K

UR

IKU

LU

M

2013 P

AD

A S

EM

ES

TE

R P

ER

TA

MA

M

EN

JA

DI K

UR

IKU

LU

M T

AH

UN

2006 P

AD

A S

EM

ES

TE

R K

ED

UA

TA

HU

N P

EL

AJA

RA

N 2

014

/20

15

EK

UIV

AL

EN

SI K

EG

IATA

N P

EM

BE

LA

JA

RA

N/P

EM

BIM

BIN

GA

N

No

Keg

iata

nTu

gas

Ju

mla

h

Keg

iata

n/

Kela

s/

Kelo

mp

ok/

Ora

ng

Eku

ivale

nsi

Beb

an

K

erj

a P

er

Min

gg

u

Bu

kti

Fis

ik

1.

Menja

di w

ali

kela

sa. P

engelo

laan K

ela

sb. B

erin

tera

ksi

den

gan

ora

ng t

ua/

wali

pese

rta d

idik

c. P

enye

lenggara

an A

dm

inis

trasi

Kela

s

d. P

enyu

sunan d

an la

pora

n

kem

aju

an b

ela

jar

pese

rta d

idik

e. P

em

buata

n c

ata

tan k

husu

s

tenta

ng p

ese

rta d

idik

Satu

kela

s per

tahun

2 ja

m

pela

jara

n

a.

Sura

t tu

gas

sebagai w

ali

kela

s

dari k

epala

se

kola

h

b.

Pro

gra

m d

an

jad

wa

l

kegia

tan y

an

g

dita

ndata

nga

ni o

leh

kepala

seko

lah

.

c. L

apora

n h

asi

l

kegia

tan w

ali

kela

s

37

No

Keg

iata

nTu

gas

Ju

mla

h

Keg

iata

n/

Kela

s/

Kelo

mp

ok/

Ora

ng

Eku

ivale

nsi

Beb

an

K

erj

a P

er

Min

gg

u

Bu

kti

Fis

ik

f. P

enca

tata

n m

uta

si p

ese

rta

did

ik

g. P

engis

ian d

an p

em

bagia

n

buku

lapora

n p

enila

ian h

asi

l

bela

jar

h. d

an la

in-lain

tugas

kew

alik

ela

san

2.

Mem

bina

OS

ISa. M

enyu

sun p

rogra

m p

em

bin

aan

OS

IS

b.

M

engko

ord

inasi

kan k

egia

tan

upaca

ra r

utin

dan h

ari b

esa

r

nasi

onal

c. P

enye

lenggara

an la

tihan

kepem

impin

an d

asa

r

bagi p

ese

rta d

idik

d.

M

engko

ord

inasi

kan b

erb

agai

kegia

tan e

kstr

aku

riku

ler

dan

class

meetin

g

e. K

egia

tan la

innya

yang

berk

aita

n d

engan

pem

bin

aan O

SIS

Pen

guru

s O

SIS

1 ja

m

pela

jara

n

a.

Sura

t tu

gas

seb

ag

ai

pem

bin

a O

SIS

d

ari

kepala

seko

lah

b.

Pro

gra

m d

an ja

dw

al

kegia

tan y

ang

dita

ndata

ngan

i ole

h

kepala

seko

lah

.c.

Lapora

n h

asil

kegia

tan p

em

bin

aa

nO

SIS

38

No

Keg

iata

nTu

gas

Ju

mla

h

Keg

iata

n/

Kela

s/

Kelo

mp

ok/

Ora

ng

Eku

ivale

nsi

Beb

an

K

erj

a P

er

Min

gg

u

Bu

kti

Fis

ik

3.

Menja

di g

uru

pik

et

a.

Menin

gka

tkan p

ela

ksanaan

keam

anan, ke

bers

ihan,

kete

rtib

an, k

ein

dahan,

keke

luarg

aan,

kerindangan, ke

sehata

n,

kete

ladanan, dan

kete

rbuka

an (

9K)

b.

Mengadaka

n p

enda

taan d

an

mengis

i buku

pik

et

c. M

enja

di g

uru

pengg

anti

di

kela

s ko

song

d.

Menca

tat w

arg

a s

eko

lah

yang tid

ak

dis

iplin

e.

Mela

pork

an k

asu

s-ka

sus

yang

bers

ifat kh

usu

s ke

pada

kepala

seko

lah

f.

Mela

kuka

n k

egia

tan la

innya

Satu

kali

dala

m

sem

inggu

1 ja

m

pela

jara

n

a.

Sura

t tu

gas

pe

r

sem

est

er

sebagai g

uru

pik

et

dari k

ep

ala

seko

lah

b.

Jadw

al p

iket

yan

g

dita

ndata

nga

ni o

leh

kepala

seko

lah

.c.

Lapora

n h

asi

l pik

et

per

tugas

4M

em

bin

a k

egia

tan

eks

traku

riku

ler,

se

pert

i O

SN

, K

eagam

aan,

Pra

muk

a, O

lah

raga, K

ese

nia

n,

UK

S, P

MR

, P

enci

nta

Ala

m,

dan

KIR

a. M

enyu

sun p

rogra

m p

em

bin

aan

eks

traku

riku

ler

tert

entu

b. M

ela

ksanaka

n p

em

bin

aan

kegia

tan e

kstr

aku

riku

ler

tert

entu

c. M

ela

pork

an p

ela

ksanaan

kegia

tan e

kstr

aku

riku

ler

tert

entu

Satu

pake

t per

tahun

2 ja

m

pela

jara

n

a.

Sura

t tu

gas

sebagai p

em

bin

a

eks

traku

riku

ler

tert

entu

dari k

ep

ala

seko

lah

39

No

Keg

iata

nTu

gas

Ju

mla

h

Keg

iata

n/

Kela

s/

Kelo

mp

ok/

Ora

ng

Eku

ivale

nsi

Beb

an

K

erj

a P

er

Min

gg

u

Bu

kti

Fis

ik

b.

Pro

gra

m d

an

jad

wa

l

kegia

tan y

an

g

dita

ndata

ng

an

i ole

h

kepala

seko

lah

.c.

Lapora

n h

asi

l

kegia

tan p

em

bin

aa

n

eks

traku

riku

ler

5M

enja

di t

uto

rP

ake

t A

, P

ake

tB

, Pak

et C

, Pak

etC

Kej

urua

n,

ata

u p

rogra

m

pendid

ikan

kese

tara

an

Mengaja

r pese

rta d

idik

Pake

t A

,

Pak

et B

, ata

u P

aket

C d

i P

KB

M/

SK

B

Jam

pel

ajar

anper

min

ggu

Sesu

ai

dengan

alo

kasi

jam

pela

jara

n

per

min

ggu,

maks

imal

6 ja

m

pela

jara

n

a.

SK

mengaja

r

sebagai t

uto

r.

b.

Jadw

al k

egia

tan

yang

dita

ndata

ng

an

i ole

h

kepa

la P

KB

M/S

KB

.c.

Lapora

n

pela

ksanaa

n

tugas

sebag

ai

ME

NT

ER

I P

EN

DID

IKA

N D

AN

KE

BU

DA

YA

AN

R

EP

UB

LIK

IN

DO

NE

SIA

,

AN

IES

BA

SW

ED

AN

40