14
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN............................................ ............................... I.1 Latar Belakang Pratikum.......................................... .............. I.2 Tujuan Pratikum.......................................... .......................... II. TINJAUAN PUSTAKA................................................ .................. III. METODOLOGI PRAKTIKUM.............................................. ...... III.1 Waktu Dan Tempat............................................ ....................

biji kopi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: biji kopi

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN...........................................................................

I.1 Latar Belakang Pratikum........................................................

I.2 Tujuan Pratikum....................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................

III. METODOLOGI PRAKTIKUM....................................................

III.1 Waktu Dan Tempat................................................................

III.2 Alat Dan Bahan.....................................................................

III.3 Prosedur Kerja.......................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................

IV.1 Hasil Dan Pratikum................................................................

IV.2 Pembahasan...........................................................................

V. PENUTUP.......................................................................................

V.1 Kesimpulan............................................................................

V.2 Saran......................................................................................

Daftar pustaka.................................................................................

Page 2: biji kopi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia yang

melibatkan beberapa negara produsen dan banyak negara konsumen. Selama 10 tahun

terakhir, volume perdagangan kopi dunia dalam bentuk ekspor dan impor terus meningkat

rata-rata 1,8% per tahun dan volume perdagangannya mencapai 4,99 juta ton per tahun.

Areal pertanaman kopi dunia relatif tidak mengalami perluasan, pada akhir tahun 1996

areal pertanaman kopi mencapai 10,74 juta hektar. Kawasan utama budidaya kopi adalah

Amerika Serikat dan Afrika yang menduduki dominasi sekitar 68% dengan areal sekitar 7,3

juta hektar.

Meskipun bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini mempunyai peranan

penting dalam industri perkebunan di Indonesia. Areal perkebunan kopi di Indonesia

mencapai lebih dari 1,291 juta hektar dimana 96% diantaranya adalah areal perkebunan kopi

rakyat. Laju perkembangan areal kopi di Indonesia rata-rata mencapai sebesar 1,9 - 2,2 %

per tahun.

Perkembangan yang cukup pesat tersebut perlu di dukung dengan kesiapan teknologi dan

sarana pasca panen yang cocok untuk kondisi petani agar mereka mampu menghasilkan biji

kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standard Nasional Indonesia. Adanya

jaminan mutu yang pasti, ketersediaan dalam jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat

waktu serta keberlanjutan merupakan beberapa persyaratan yang dibutuhkan agar biji kopi

rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang lebih menguntungkan.

Untuk memenuhi persyaratan di atas pengolahan kopi rakyat harus dilakukan dengan

tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah seperti halnya produk pertanian yang lain. Buah kopi

hasil panen perlu segera diproses menjadi bentuk akhir yang lebih stabil agar aman untuk

disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Page 3: biji kopi

Oleh karena itu tahapan proses dan spesifikasi peralatan kopi yang menjadi kepastian

mutu harus didefinisikan dengan jelas. Untuk itu diperlukan suatu acuan standar sebagai

pegangan bagi petani/pengolah dalam menghasilkan produk yang dipersyaratkan pasar.

Seiring dengan meningkatnya tuntutan konsumen terhadap produk yang aman ramah

lingkungan, maka acuan standar tersebut harus mengakomodasi prinsip penanganan pasca

panen yang baik dan benar (Good Handling Practices - GHP). Keberhasilan penanganan

pasca panen sangat tergantung dari mutu bahan baku dari kegiatan proses produksi

Standar mutu diperlukan sebagai tolok ukur dalam pengawasan mutu dan merupakan

perangkat pemasaran dalam menghadapi klaim dari konsumen dan dalam memberikan

umpan balik ke bagian pabrik dan bagian kebun.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum yaitu :

1. Untuk mengetahui mutu kopi di wilayah Gorontalo.

2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pengujian mutu kopi berdasarkan

SNI.

Page 4: biji kopi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan kopi diperkirakan berasal dari hutan-hutan tropis di kawasan Afrika. Kopi

Arabika berasal dari kawasan pegunungan tinggi di Barat Ethipia maupun di kawasan utara

Kenya, kopi Robusta di Ivory Coast dan Republik Afrika Tengah. Hal ini membuktikan bahwa

tumbuhan kopi mudah beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya (Siswoputranto, 1992).

Perkembangan Kopi di Indonesia dan di Dunia Sejarah perkembangan kopi di Indonesia

pernah mengalami goncangan yaitu pada tahun 1876 terjadi ledakan penyakit Hemelia vastataix

(HV) yang menyerang daun dan sangat membahayakan. Berbagai usaha mengatasi hal tersebut

telah dilakukan, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Kemudian VOC mendatangkan Liberika dan

Robusta yang diharapkan lebih tahan terhadap penyakit HV (Najiyati dan Danarti, 1997).

Jenis-jenis kopi Robusta adalah Quilou, Uganda dan Canephora (Najiyati dan Danarti,

1997). Kopi Robusta digolongkan lebih rendah mutu citarasanya dibandingkan dengan citarasa

kopi Arabika. Hampir seluruh produksi kopi Robusta di seluruh dunia dihasilkan secara kering

dan untuk mendapatkan rasa lugas tidak boleh mengandung rasa-rasa asam dari hasil fermentasi.

Kopi Robusta memiliki kelebihan yaitu kekentalan lebih dan warna yang kuat (Siswoputranto,

1992).

Kopi seperti halnya tanaman lain mengandung ribuan komponen kimia dengan

karakteristik yang berbeda-beda. Walaupun kopi merupakan salah satu jenis tanaman yang

paling banyak diteliti, tetapi masih banyak komponen dari kopi yang tidak diketahui dan hanya

sedikit diketahui efek dari komponen yang terdapat pada kopi bagi kepentingan manusia baik

dalam bentuk biji maupun bentuk minuman (Wikipedia, 2009a).

Adapun komposisi kimia dari biji dan bubuk kopi Robusta dapat dilihat Universitas

Sumatera Utara Tabel1. Komposisi Kimia Biji dan Bubuk Kopi Robusta Biji Kopi Mineral 4.0-

4.5 Kafein 1.6-2.4 Trigonelline 0.6-0.75 Lipid 9.0-13.0 Total Asam Klorogenat 7.0-10.0 Asam

Alifatik 1.5-2.0 Oligosakarida 5.0-7.0 Total Polisakarida 37.0-47.0 Asam Amino 2.0 Protein

11.0-13.0 Asam Humin - (Sumber: Clarke dan Macrae, 1985) Kopi Bubuk 4.6-5.0 ~2.0 0.3-0.6

6.0-11.0 3.9-4.6 1.0-1.5 0-3.5 - 0 13.0-15.0 16.0-17.0 Kafein adalah senyawa alkaloid xantina

Page 5: biji kopi

berbentuk kristal dan berasa pahit bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan

Kafein merupakan senyawa alkaloid yang bersifat merangsang. Kafein banyak memiliki manfaat

dan telah banyak digunakan dalam bidang obat-obatan dalam dunia medis. Kafein dapat dibuat

dari ekstrak kopi, teh dan cokelat. Kafein berfungsi untuk merangsang aktivitas susunan saraf

dan meningkatkan kerja jantung sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan bersifat

racun mekanisme susunan saraf manusia (Hodgson dan Levi, 1987).

Page 6: biji kopi

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari :Kamis,31 maret 2011

Waktu : 09.00 wita

Tempat : Lab. Pertanian

3.2 Alat Dan Bahan

Bahan :

- kopi

Alat :

- Wadah

- Timbangan

3.3 Prosedur Kerja

- Menimbang kopi yang sudah disiapkan pada timbangan sebanyak ± 300 gram

- Pengklasifikasian kopi yang telah ditimbang berdasarkan nilai cacat dengan standard SNI,

yaitu biji hitam, biji hitam sebagian, biji hitam pecah, kopi gelondong, biji cokelat, kulit kopi

ukuran besar, kulit kopi ukuran sedang, kulit kopi ukuran kecil, biji berkulit tanduk, kulit

tanduk ukuran besar, kulit tanduk ukuran sedang, kulit tanduk ukuran kecil, biji pecah, biji

muda, biji berlubang satu, biji berlubang lebih dari satu, biji bertutul – tutul, ranting, tanah

atau batu berukuran besar, ranting, tanah atau batu berukuran sedang, ranting, tanah atau

batu berukuran kecil.

-

Page 7: biji kopi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil praktikum

4.1 Hasil

Table hasil praktikum

No Jenis Cacat Jumlah

nilai

cacat

1 Biji hitam 177

2 Biji hitam sebagian 125

3 Biji hitam pecah 98

4 Kopi gelondong 9

5 Biji cokelat 0

6 Kulit kopi ukuran besar 0

7 Kulit kopi ukuran sedang 0

8 Kulit kopi ukuran kecil 0

9 Biji berkulit tanduk 3

10 Kulit tanduk ukuran besar 0

11 Kulit tanduk ukuran sedang 3

12 Kulit tanduk ukuran kecil 9

13 Biji pecah 70

14 Biji muda 0

15 Biji berlubang satu 0

16 Biji berlubang dari satu 0

17 Biji bertutul – tutul 0

18 Ranting, tanah atau batu 0

Page 8: biji kopi

berukuran besar

19 Ranting, tanah atau batu

berukuran sedang

0

20 Ranting, tanah atau batu

berukuran kecil

260

4.2 Pembahasan

Page 9: biji kopi

BAB V

KESIMPUAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Page 10: biji kopi

DAFTAR PUSTAKA