Upload
st-zulaiha-nurhajarurahmah
View
5.023
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:767) berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan sesuatu. Menurut Liputo berpikir merupakan aktifitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Sedangkan Beyer(1987:16)menyatakan ,”thingking is short,is the mental process by which individual make sense out of experience”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maksud yang mungkin dicapai dari berpikir adalah memahami, mengambil keputusan,merencaanakan, memecahkan masalah, dan menilai tindakan.
Tahap-tahap dalam berpikir menurut Fankel terdiri atas:
1. Tahap berpikir kovergen2. Tahap berpikir divergen3. Tahap berpikir kritis4. Tahap berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thingking). Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis didefinisikan sebagai pembentukan kemampuan aspek logika seperti kemampuan memberikan argumentasi,silogisme dan pernyataan yang proporsional. Menurut Bayer(1987:33), ”berpikir adalah kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi atau urutan dan setiap operasi berpikir kritis tersebut memuat analisis dan evaluasi”
Sedangkan menurut Ennis mengamukakan, “definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menenekankan pembuatan keputusan tentang pa yang harus dipercayaai atau dilakukan”. Oleh karena itu, indicator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktifitas kritis siswa, sebagai berikut:
1. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan;2. Mencari alasan;3. Berusaha mengetahui informasi dengan baik;4. Memakai sumber yang memiliki kreadibilitas dan menyebutkannya;5. Memperhatikan situasi dan kondidi secara keseluruhan;6. Berusaha tetap relevan dengan ide utama;7. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar;8. Mencarai alternative;9. Bersikap dan berpikir terbuka;10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu;11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan;12. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah.
Selanjutnya Fisher menekankan indikator keterampilan berpikir kritis yang penting, meliputi:
1. Menyatakan kebenaran pernyataan atau pertanyaan;2. Menganalisis pertanyaan atau peryataan;3. Berpikir logis;4. Mengurutkan, misalnya secara temporal,secara logis,secara sebab-akibat;5. Mengklasifikasi, misalnya gagasan objek-objek;6. Memutuskan, misalnya apakah cukup bukti;7. Memprediksikan (termasuk membenarkaan prediksi)8. Berteori;9. Memahami orang lain dan dirinya.
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis
No Kelompok Indikator Sub indikator
1 Memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban
Menjaga kondisi berpikir
Menganalisis argumen Mengidentifikasi kesimpulan
Mengidentifikasi kalimat-kalimat pertanyaan
Mengidentifikasi kalimat-kalimat bukan pertanyaan
Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan
Melihat struktur dari suatu argumen
Membuat ringkasan
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
Menyebutkan contoh
2 Membangun keterampilan
Mempertimbangkan apakah sumber dapat
Mempertimbangkan keahlian
dasar dipercaya atau tidak Mempertimbangkan kemenarikan konflik
Mempertimbangkan kesesuaian sumber
Mempertimbangkan reputasi
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
Mempertimbangkan risiko untuk reputasi
Kemampuan untuk memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Melibatkan sedikit dugaan Menggunakan waktu yang
singkat antara observasi dan laporan
Melaporkan hasil observasi Merekam hasil observasi Menggunakan bukti-bukti
yang benar Menggunakan akses yang
baik Menggunakan teknologi Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
3 Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Siklus logika Euler Mengkondisikan logika Menyatakan tafsiran
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakan hal yang umum
Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis
mengemukakan hipotesis merancang eksperimen menarik kesimpulan sesuai
fakta menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki
Membuat dan Membuat dan menentukan
menentukan hasil pertimbangan
hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah
4 Memberikan penjelasan lanjut
Mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi
Membuat bentuk definisi Strategi membuat definisi bertindak dengan
memberikan penjelasan lanjut
mengidentifikasi dan menangani ketidakbenaran yg disengaja
Membuat isi definisi
Mengidentifikasi asumsi-asumsi
Penjelasan bukan pernyataan
Mengonstruksi argumen
5 Mengatur strategi dan taktik
Menentukan suatu tindakan
Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi yang mungkin
Merumuskan solusi alternatif
Menentukan tindakan sementara
Mengulang kembali Mengamati penerapannya
Berinteraksi dengan orang lain
Menggunakan argumen Menggunakan strategi
logika Menggunakan strategi
retorika
Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat,mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Kemampuan berpikir kritis metematika yang digunakan dalam penelitian mencakup:
Kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan; Kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan; Kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil; Kemampuan megungkapkan data/definisi/teorema dalam menyelesaikan
masalah;
Berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Rosi dam Malcow menyatakan, “berpikir kreatif adalah berpikir untuk menghasilkan gagasan dan produk baru, melihat suatu pola atau hubungan baru antara suatu hal dan hal lainnya yang semula tidak tampak. Yaitu menemukan cara-cara baru untuk menemukan gagasan baru dan lebih baik”.
Indikator dari berpikir kreatif matematika adalah kritis, logis, analitis, detail, sistematik, fleksibel, orisinil, elaborasi, terbuka-divergen. Tahapan proses berpikir kreatif mengalir melalui lima tahap;
1. Tahap persiapan (mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan);2. Tahap inkubasi (mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran);3. Tahap iluminasi (tingkat inspirasi dikelola dan dikembangkan sehingga
menjadi suatu hasil)4. Tahap verifikasi(perbaikan dan penyempurnaan);5. Tahap aplikasi (mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi
tersebut)
Indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif: Modul of teaching for creative thinking for three stage (Lawson, 1979)
Tahap I :
Menguatkan antisipasi dan harapan
1. Menghadapi ambiguitas dan ketidakpercayaan2. Menanyakan harapan dan antisipasi yang kuat3. Membuat kesadaran untuk memecahkan masalah, kebutuhan mungkin di
masa depan atau menghadapi kesulitan.4. Membangun ilmu pengetahuan yang ada terhadap peserta didik5. Menguatkan perhatian tentang masalah atau kebutuhan masa depan6. Merangsang keingintahuan dan hasrat untuk mengetahui7. Mengenali hal yang aneh8. Membebaskan dari set yang terhambat9. Melihat informasi yang sama dari sudut pandang yang berbeda10. Merangsang pertanyaan untuk membuat peserta didik berpikit tentang
informasi dalam cara yang baru11. Memprediksi dari informasi yang terbatas12. Tujuan pelajaran dibuat jelas, menunjukkan hubungsn pembelajaran yang
diharapkan dan masalah yang ada sekarang dan masa depan13. Hanya stuktur yang tepat yang diberi kata kunci dan petunjuk14. Mengambil langkah selanjutnya diluar dari apa yang diketahui15. Kesiapan jasmani untuk informasi yang akan dipresentasikan
Tahap II :
Menggali permasalahan, memperoleh informasi lebih, mengenal harapan yang sebelumnya tidak diharapkan, terus-menerus memupuk harapan baru
1. Mengutakan kesadaran terhadap masalah dan kesulitan2. Menerima keterbatasan dengan membangun sebagai tantangan daripada
kesinisan, meningkatkan dengan yang sesuai3. Mendorong karakteristik pribadi atau kecenderungan yang kreatif4. Melatih proses pemecahan masalah yang kreatif dalam cara yang sistematis
dalam menghadapi masalah dan informasi5. Mengelaborasi berdasarkan informasi yang disajikan secara bebas dan
sistematis6. Menampilkan informasi sebagai pertanyaan yang tidak lengkap dan dimiliki
peserta didik untuk mengisi kekosongan7. Mendekatkan elemen nyata yang tidak jelas8. Mengeksplorasi dan mempelajari masalah dan mencoba menyelesaikannya9. Memelihara keterbukaan10. Membuat hasil yang diprediksi tidak lengkap11. Memprediksi dari informasi yang terbatas12. Menyakinkan untuk kejujuran dan realism13. Mengidentifikasi dan memberanikan diri menambah kemampuan baru untuk
menemukan informasi14. Menguatkan dan mengelaborasi menggunakan hal yang mengherankan15. Memberi visualisasi
Tahap III :
Melakukan sesuatu dengan informasi baru yang sedang dan akan dicari
1. Bermain dengan keambiguan2. Kesadaran yang dalam terhadap masalah, kesulitan, atau informasi yang
berbeda3. Mengetahui keunikan masing-masing siswa secara potensial4. Meningkatkan kepedulian terhadap masalah5. Menjawab tantangan dari respon yang membangun atau solusi6. Melihat hubungan yang jelas antara informasi baru dengan karir di masa
depan7. Melihat koneksi yang jelas antara informasi baru dengan karir di masa depan8. Menerima batasan secara kreatif dan membangun9. Menggali lebih dalam lagi, menuju ke bawah secara jelas dan dapat diterima10. Membuat pemikiran yang divergen (menyebar) secara sah11. Merinci informasi yang diberikan12. Berani membuat solusi yang baik, solusi dari benturan konflik, misteri yang
tidak dapat dipecahkan13. Membutuhkan percobaan14. Membuat yang umumnya dikenal aneh15. Menguji daya khayal untuk menemukan solusi dari masalah yg nyata16. Berani membuat proyeksi ke depan17. Menampilkan ketidakmungkinan18. Menciptakan kelucuan/lelucon dan melihat humor dari informasi yang
ditampilkan19. Berani mengungkapkan pertimbangan yang ditunda dan kegunaan dari
beberapa prosedur yang tertib dari pemecahan masalah20. Menghubungkan informasi terhadap informasi dalam berbagai disiplin21. Mencari informasi yang sama dalam cara yang berbeda22. Mendorong manipulasi dari ide dan atau objek23. Mendorong banyak hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif merupakan suatu cara atau proses dalam menghasilkan suatu gagasan yang cemerlang dengan mempertimbangkan situasi serta kondisi tanpa mengabaikan pola dan hubungan diantaranya dengan beberapa tahapan yaitu :
Tahap persiapan Tahap inkubasi Tahap iluminasi
Tahap verifikasi Tahap aplikasi
Referensi :
. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka
Angelo, Thomas A. & Cross, Patricia (1995). Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers, 2nd edition.Beyer, Barry K. (1987). Critical Thinking. Phi Delta Kappa, 408 N. Union, P.O. Box 789, Bloomington, IN 47402-0789.Chance, P. (1986). Thinking in the classroom: A survey of programs. New York: Teachers College, Columbia University.Ennis, Robert H. 1962. A concept of critical thinking. Harvard Educational Review, Vol 32(1), 81-111. Halpern, Diane F. (1989). Thought and knowledge: An introduction to critical thinking (2nd ed.). Hillsdale, NJ, England: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. xvii 517 pp. Mertes (1991). Thinking and Writing. Middle School Journ. 22: 24-25.Paul, Richard (1993).Critical Thinking: How to Prepare Students for a Rapidly Changing World. Foundation for Critical Thinking.Radiansyah, I. (2010). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis.http://lkpk.org/2010/12/01/mengembangkan-kemampuan-berpikir-kritis/Diakses 26 April 2013Walker, Paul & Finney, Nicholas. (1999). Skill Development and Critical Thinking in Higher Education. Higher Education Research & Development Unit, University College, London WC1E 6BT, UK