27

Click here to load reader

batu bara

Embed Size (px)

Citation preview

PERJANJIAN JUAL BELI BATUBARA No : /BTR/ /2009 Pada hari Senin Tanggal tiga puluh bulan maret tahun dua ribu sembilan (10-13-2009) telah dilakuan penandatanganan perjanjian jual beli batubara oleh dan antara pihak dibawah ini : 1.Nama : M. Rony Syahhegar Jabatan : Direktur CV. Bintang Timur Raya Alamat : Jl. Raya Batulicin No. 29 Kec. Batulicin Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Telp : Telp (0518) 71166 Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PENJUAL 2.Nama : Jabatan : Alamat : Telp : Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PEMBELI Bersama-sama telah sepakat dan setuju untuk mengadakan transaksi jual beli batubara yang selanjutnya dituangkan dalam Pejanjian Jual Beli Batubara ini, dengan Syarat-syarat sebagai berikut : Pasal 1 MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PENJUAL setuju untuk menjual dan menyerahkan batubara kepada PIHAK PEMBELI dengan dan kwantitas yang sesuai dengan isi perjanjian ini dalam jangka waktu yang disepakati bersama sebagaimana PIHAK PEMBELI bersedia membeli dan menerima tapa persyaratan spesifikasi................ Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN 1.Pihak penjual berkewajiban menyediakan batubara dalam kondisi Crush sampai diatas Tongkang (FOB Tongkang) yang ditentukan Pihak Pembeli, tanpa persyaratan spesifikasi tertentu (non spec) 2.Pihak Pembeli wajib mematuhi waktu sandar tongkang yang ditetapkan sesuai dengan

tanggal yang dicantumkan dalam shipping instruction (SI) yang diterbitkan oleh pihak pembeli dan pembeli diberi waktu 3 (tiga) hari dari tanggal yang tercantum dalam SE untuk menyandarkan tongkangnya. 3. Pihak pembeli berkewajiban membayar batubara dengan harga dan cara pembayaran seperti yang tercantum dalam pasal 6 perjanjian ini. Dalam hal pihak penjual telah menerima pembayaran pertama sesuai yang disepakati dalam pasal 6 perjanjian ini dan pembeli tidak dapat menepati batas waktu sandar tongkang yang disepakati, maka penjual berhak untuk memberikan Cargo batubara yang tersedia kepada pembeli lain yang telah menyandarkan tongkangnya dan pihak pembeli akan mendapatkan cargo batubara untuk kesempatan pemuatan berikutnya. 4.Pihak pembeli akan menanggung sendiri biaya independen surveyor untuk penentuan berat cargo (draft). 5. Pihak penjual menjamin bahwa batubara yang dijual kepada pihak pembeli adalah legal dan bertanggung jawab penuh dalam menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pembuktian legalitas dari batubara yang dijual kepada pembeli. 6. Pihak pejual berkewajiban menyiapkan dokumen-dokumen untuk pengiriman/pengapalan batubara. 7. Hal-hal yang tidak terpenuhi sebagaimana tercantum didalam kontrak maka kontrak ini dianggap tidak berlaku dan uang yang telah diterima Pihak penjual akan dikembalikan. Pasal 3 JUMLAH BATUBARA DAN WAKTU PENGIRIMAN Jumlah atau volume batubara yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk dilakukan transaksi jual beli adalah sebesar 8.000 (Delapan Ribu) Metrik Ton (+ 10%) Waktu pengiriman batubara dari tambang ke Stockpile pelabuhan SBT akan dilaksanakan setelah penandatanganan perjanjian ini dan Pihak Pembeli telah melakukan pembayaran dan pembayaran telah diterima direkening Bank Pihak Penjual. Waktu Penongkangan dijadwalkan pada tanggal..................... Pasal 4 KUALITAS BATUBARA Batubara yang menjadi obyek perjanjian dari jual beli ini adalah dalam bentuk...................................................... dari KP CV. Bintang Timur Raya. Pasal 5 HARGA BATUBARA DAN NILAI KONTRAK Harga yang dimaksud dalam perjanjian jual beli ini adalah sebesar Rp............................,(......................................) untuk setiap Metrik Ton batubara FOB Tongkang di Pelabuhan SBT dengan demikan total nilai kontrak adalah sebesar RP. ...........................................,(.....................................................................) Pasal 6 CARA PEMBAYARAN

Cara pembayaran yang disepakati dalam perjanjian jual beli ini adalah : 1. Pembayaran Pertama adalah sebesar 50 % dari Total nilai kontrak atau sejumlah RP. ..........................................,- (................................................) dibayarkan segera setelah kontrak jual beli ini ditandatangani dan kontrak ini dianggap efektif berlaku setelah pembayaran pertama tersebut diterima direkening Bank Pihak Penjual. 2. Pembayaran kedua sebesar 40 % dari Total nilai kontrak atau sejumlah Rp. ..............,- (........................................) yang diterima setelah final draft tongkang. 3. Pembayaran Ketiga sebesar 10 % dari Total nilai Kontrak dan ditambahkan Seliisih antara draft Tongkang dengan Shipping Intruction, setelah dilengkapi dokumen sebagai berikut : a. Surat Keterangan Asal Barang (SKB) b. Surat Kirim dari Dinas Pertambangan. c. Bukti Setoran Bank Tentang Royalty, SP3 dan BL Manifest. Seluruh pembayaran yang menyangkut pelaksanaan perjanjian Jual beli ini oleh Pihak Penjual ditetapkan untuk dilakukan melalui Transfer ke rekening Bank Sebagai Berikut : Bank : Mandiri Atas Nama :......................... No. Rekening :........................ Pasal 7 FORCE MAJEURE 1. Bila terjadi force majeure maka dalm waktu 2 x 24 jam Pihak Penjual diwajibkan memberikan laporan tertulis kepada Pihak Pembeli, Pihak Pembeli harus memberikan jawaban tertulis dalam waktu 2 x 24 jam kepada Pihak Penjual, Setelah diterimanya laporan tertulis tentang hal tersebut dari Pihak Penjual. 2. Apabila dalam waktu 2 x 24 jam sejak diterimanya laporan tertulis dari pihak Penjual. Pihak Pembeli tidak memberikan jawaban secara tertulis maka dianggap Pihak Pembeli menyetujui atas timbulnya force majeure tersebut. 3. Apabila dalam keadaan force majeure timbul diluar procedur tersebut diatas telah dilakukan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya dengan cara musyawarah sampai terdapat kata sepakat mengenai langkah-langkah yang akan diambil kedua belah Pihak. 4. Yang dimaksud dengan force maejure dalam perjanjian ini adalah

a. Bencana alam antara lain banjir, gempa bumi, tsunami, dan lain-lain b. Pemogokkan Umum, Peperangan, Kebakaran c. Adanya peraturan pemerintah atau hal-hal lain yang timbul diluar kesalahan dan kemampuan kedua belah pihak. Pasal 8 PENYELESAIAN DAN PERSELISIHAN Apabila Timbul Perselisihan antar kedua belah Pihak, baik mengenai isi maupun teknis pelaksanaan dari surat perjanjian jual beli ini, maka kedua belah Pihak akan menyelesaikannya dengan cara musyawarah, maka kedua belah Pihak akan menyelesaikannya melalui badan Arbitrasi yang diadakan di Jakarta. Pasal 9 PENUTUP Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dan masing-masing dipegang oleh Kedua belah Pihak. PIHAK PENJUAL PIHAK PEMBELI M. RONY SYAHHEGAR (DIREKTUR) Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang. Kualitas dan Klasifikasi Batubara Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboraturium, diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang. Kualitas batubara ini diperlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian. Untuk menentukan jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society for Testing and Material (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)(Tabel 5.2). Klasifikasi ini dibuat berdasarkan jumlah karbon padat dan nilai kalori dalam basis dry, mineral matter free (dmmf). Untuk mengubah basis air dried (adb) menjadi dry, mineral matter free (dmmf) maka digunakan Parr Formulas (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983) :

dimana : FC = % karbon padat (adb) VM = % zat terbang (adb) M = % air total (adb) A = % Abu (adb) S = % sulfur (adb) Btu = british termal unit = 1,8185*CV adb Tabel 5.2 Klasifikasi batubara berdasarkan tingkatnya (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)Volatile Matter Fixed Carbon , Calorific Value Limits BTU per Limits, % , % , dmmf pound (mmmf) dmmf Class Group Equal or Equal Equal or Less Less Greater Agglomerating Greater or Less Greater Than Than Character Than Than Than Than 1.Meta-anthracite I Anthracite* 2.Anthracite 3.SemianthraciteC 1.Low volatile bituminous coal 2.Medium volatilebituminous coal 3.High volatile A bituminous coal 4.High volatile B bituminous coal 5.High volatile C bituminous coal 98 92 86 98 92 2 8 2 8 14 nonagglomerating

78

86

14

22

69

78

22

31

69

31

14000D

commonly

II Bituminous

13000D 14000 agglomerating**E

11500 13000

10500 11500 III 1.Subbituminous A coal 10500 11500

agglomerating

2.Subbituminous B coal Subbituminous 3.Subbituminous C coal 1.Lignite A IV. Lignite 1.Lignite B

9500 8300 6300

10500 9500 8300 6300 nonagglomerating

Contoh hasil analisa batubara

Batu Bara Crushing Calorific 6500 kcl, 6300 kcl, 5800 kcl, 5500 kcl.

Jual Batu Bara lokasi di Kalimantan Selatan ( Ready Stock) Kalori 5500, 5800, 6300, 6500 kcl. Harga: 1. 6500 kcl. Rowcoal FOB ( ponton) = Rp 270.000, - . Vessel= 42 US$ 2. 6300 kcl. Rowcoal FOB ( ponton) = Rp 250.000, - . Vessel= 40 US$ 3. 5800 kcl. Rowcoal FOB ( ponton) = Rp 230.000, - . Vessel= 33 US$ 4. 5500 kcl. Rowcoal FOB ( ponton) = Rp 200.000, - . Vessel= 27 US$ ( Harga sewaktu-waktu dapat berubah dan tidak mengikat sebelum terjadi penandatanganan kontrak jual-beli) Cargo Quantity : 20.000 MT s/ d 30.000 MT Pelabuhan muat : 1. Pelabuhan Liang Anggang Batu Licin Loading Rate + / - 2000 MT s/ d 3500 MT / hari. Barge Capacity 270 feet 2. Pelabuhan Arangan Serongga Loading Rate + / - 2000 MT s/ d 3500 MT / hari. Barge Capacity 270 - 300 feet. 3. Pelabuhan Pijar Gunung batu Besar Loading Rate + / - 2000 MT s/ d 3500 MT / hari. Barge Capacity 270 - 300 feet. 4. Pelabuhan Lipon Loading Rate + / - 2000 MT s/ d 3000 MT / hari. Barge Capacity 270 - 300 feet. Payment System / Cara Pembayaran ( Cash) : 50 % : Pembayaran pertama saat penandatanganan kontrak denhan jumlah dari volume kontrak. 40 % : Pembayaran kedua ketika tongkang sandar muat dipelabuhan muat. 10 % : Pembayaran ketiga setelah selesai pemuatan, analisis dan dokumen asli dari Drught Survey by Sucofindo / Carsurin. Penawaran ini tidak mengikat sebelum terjadi penandatanganan kontrak. Contact Person : Bpk Yamin Wahyudi. Hp : 08195500022 Bpk Herman. HP : 08125398530Negara Asal: Indonesia Cara Pembayaran: Tunai Jumlah: 20.000 MT s/d 30.000 MT

Kenalkan ke teman Anda Korespondensi PerusahaanNama: E-mail: Tn. Achmad Gazali [Direktur/CEO/Manajer Umum]

Kirim Pesan

Nomer Telpon: Alamat:

08125868207 Jl. Juanda. Plaza Juanda no 11 samarinda 75123, Kalimantan Timur Indonesia

ami adalah agen langsung penjual batubara dari TAMBANG yang BARU buka di KALTIM dan mencari pembeli yang membutuhkan batu bara maupun kerjasama kontrak jangka panjang dengan KAPS. PROD 100.000ton/bln,dengan kandungan batubara : Tot moisture : 31,64 Ash content : 0,72 Volatile matter : 45,62 Fixed carbon :38,39 Tot Sulfur : 0,18 Calori : 5,869 Karena TM nya tinggi kami jual di kal 53-51 dgn HARGA Rp 330.000/ton,crussier,fob fonton,. jika ada yang membutuhkan batubara dan serius bisa langsung survey ke tambang. info lnjut hub : ayu 085233454699 (sms only) atau via email [email protected]. Nama pengiklan: ayu Telepon: 085233454699 Kota: pekanbaru Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrast

[sunting] Batu bara secara umum[sunting] Umur batu baraPembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.

[sunting] Materi pembentuk batu baraHampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

[sunting] Penambangan

Tambang batu bara di Bihar, India. Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja.[1] Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.

[sunting] Kelas dan jenis batu baraBerdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

[sunting] Pembentukan batu baraProses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

[sunting] Batu bara di IndonesiaDi Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi. Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah ratarata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[2]

[sunting] Endapan batu bara EosenEndapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan. Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal. Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fasa awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4] Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asamasam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah

dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau). Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia. Nilai Kadar Kadar air Kadar Zat Belerang energi Tambang Cekungan Perusahaan air total inheren abu terbang (%ad) (kkal/kg) (%ar) (%ad) (%ad) (%ad) (ad) PT Arutmin Satui Asam-asam 10.00 7.00 8.00 41.50 0.80 6800 Indonesia PT Arutmin Senakin Pasir 9.00 4.00 15.00 39.50 0.70 6400 Indonesia PT BHP Petangis Pasir 11.00 4.40 12.00 40.50 0.80 6700 Kendilo Coal PT Bukit Ombilin Ombilin 12.00 6.50