15
DORMANSI BENIH LAPORAN DASAR DASAR AGRONOMI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS 2010

baru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: baru

DORMANSI BENIH

LAPORAN

DASAR DASAR AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

2010

Page 2: baru

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dormansi yaitu biji yang tidak dapat berkecambah walaupun keadaan lingkungan biji

baik. Adanya biji dormansi disebabkan:

Adanya zat penghambat

Kulit biji keras

Embrio yang dorman (dalam keadaan istirahat)

Senyawa kimia yang terdapat pada daging buah atau pada biji itu sendiri dapat menjadi zat

penghambat, ex:HCN (Asam Cianida)

Zat-zat penghambat ini dapat dibedakan:

1. Merendam/ menccuci biji tersebut dengan air

2. Dengan memperlakukan biji dengan beberapa macam temperature dengan interval 12-

30°C

3. Zat penghambat itu dapat dihilangkan dengan sendiriannya akibat penebarannya dalam

tanah dan juga akibat penetralan zat kimia yang berada dalam tanah

Pada umumnya biji dapat tumbuh tanpa menyerap air dari luar lebih dahulu, kemudian

disemai tidak mampu tumbuh sempurna karena keadaan lingkungan tidak

menguntungkan. Keadaan inilah yang sering menyebabkan embrio tumbuh dalam biji

(internal spouting) atau biji tumbuh sewaktu masih dalam buah (papaya, melon,jeruk dan

nangka) dalam hal ini penyediaan ogsigen diambil dari hasil proses pematangan buah.

Oleh karena itu selain lingkungan di atas tingkat ketuaan biji sangat menentukan. Makin

tua biji suatu tanaman makin cepat berkecambah.

Meresapnya air melalui kulit biji sangat di pengaruhi oleh beberapa factor:

1. permiabilitas (kemudian kulit biji di tembus air) melalui proses imbibisi.

Kulit biji yang keras atau liat seperti melinjo, sirsak, palem, kenari dan mangga sukar di

Tembus air.

Page 3: baru

2. Umur biji, biji yang cukup tua lebih mudah dilakukan proses imbibisi sesuai dengan

kandungan air dalm biji yang telah menyusut.

TUJUAN

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui cara pematahan benih yang mengalami masa dormansi

2. Mengetahui penanganan benih yang mengalami masa dormans

3. Mengetahui hasil penanganan benih dormansi

Page 4: baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peristiwa dormansi yaitu dimana benih yang hendak dikecambahkan tidak berkecambah

meskipun benih itu normal dan faktor lingkungannya juga mendukung (favourable) untuk

terjadinya proses perkecambahan.

Adanya biji dormasi disebabkan oleh :

1 adanya zat penghambat

2 kulit biji keras

3 Embryo yang dorman (dalam keadaan istirahat)

Senyawa

Benih yang tidak berkecambah tersebut jika dilihat kondisi marfologisnya maka benih

tersebut dapat digolongkan menjadi :

Hard seed (benih keras), yaitu benih yang tidak mengalami imbibisi.

fresh Ungerminated seed (benih segar tidak berkecambah) yaitu benih yang

berambibisi tetapi tidak dapat berkecambah karena sebab lain

rot seed (benih busuk) yaitu benih yang setelah berimbibisi menjadi busuk karena

terserang oleh penyakit benih

dead seed (benih mati) yaitu benih yang embrionya tidak berfungsi atau mati.

2.1 Biji yang mengalami dormansi yaitu :

1. biji apel

2. biji jeruk

3. biji mangga

4. biji sawit

5. biji melinjo

Page 5: baru

6. bawang

Biji - biji tersebut memiliki pelindung biji yang terdiri dari kulit biji, sisa - sisa nucleus

dan endosperm dan kadang - kadang bagian dari buah.biasanya kulit luar biji keras dan kuat

berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk

melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan

insekta.

2.2 Tipe Dormansi

Ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi Fisik dan dormansi Fisiologis.

2.2.1 Dormansi Fisik

Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap perkecambahan

adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya

air atau gas pada berbagai jenis tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah :

a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras contohnya seperti

pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur

terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan paling

luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin. Di alam selain pergantian suhu tinggi dan

rendah dapat menyebabkan benih retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan

dari bakteri dan cendawan dapat membantu memperpendek masa dormansi benih.

b. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam keadaan dorman

disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit ini

dihilangkan maka embrio akan tumbuh dengan segera. Tipe dormansi ini juga umumnya

dijumpai pada beberapa genera tropis seperti Pterocarpus, Terminalia, Eucalyptus, dll

( Doran, 1997).

Page 6: baru

2.2.2 Dormansi fisiologis (embrio)

Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang.

Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah

(penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari

sampai beberapa tahun tergantung jenis benih. Benih-benih ini biasanya ditempatkan pada

kondisi temperatur dan kelembaban tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio

terbentuk sempurna dan dapat berkecambah (Schmidt, 2002).

Tetapi metode ini tidak sesuai untuk benih yang mudah sekali menjadi permeable, karena

asam akan merusak embrio. Lamanya perlakuan larutan asam harus memperhatikan 2 hal, yaitu:

1). kulit biji atau pericarp yang dapat diretakkan untuk memungkinkan imbibisi

2). larutan asam tidak mengenai embrio.

Page 7: baru

BAB III

METODA PELAKSANAAN

WAKTU DAN PELAKSANAANWaktu Pelaksanaan

Penanganan benih : tanggal 28 juni 2010

Pengamatan : tanggal 8 Juli 2010

Tempat Pelaksanaan

Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Negeri Payakumbuh

BAHAN DAN ALAT

BAHAN

1. Benih sawit

2. Biji mangga

3. Benih melinjo

4. Biji jeruk

5. Benih bawang merah

6. Apel

7. H2SO4

8. ZPT IAA

9. Air

10. Tanah

11. Pupuk kandang

ALAT

1. Pisau

2. Seed bed

3. Gelas Ukur

4. Pinset

Page 8: baru

PELAKSANAAN

Langkah-langkah dalam pengamati benih yang mengalami dormansi adalah sebagai

berikut:

1. lakukan pembersihan kepada benih-benih dormansi tersebut seperti: bawang

merah, melinjo, kelapa sawit, mangga,jeruk dan jeruk.

2. rendam benih sawit dalam cairan H2SO4 selama 1 jam dan rendam melinjo,

mangga,jeruk, direndam dalam cairan IAA selama 15 menit.

3. Potong bawang merah pada bagian atas 1/3 bagian dan celupkan pada cairan

IAA.

4. Siapkan media tanam pada seedbed dengan mencampurkan tanah dengan

pupuk kandang 1:1

5. Setelah direndam dengan waktu-waktu tersebut angkat benih dengan

menggunakan pinset agar cairan tidak mengenai kulit

6. Benih yang telah ditanam ditutup dengan tanah dan siram setiap dua hari sekali.

Page 9: baru

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel Hasil Penanganan Benih yang Mengalami Dormansi

NO Komoditi Jumlah Kecambah Jumlah

Berkecambah

Presentase

Tumbuh

Tinggi

Kecanbah

1 BAWANG

MERAH

12 12 100% 25 cm

2 MANGGA 3 0 0% -

3 SAWIT 10 0 0% -

4 JERUK 30 0 0% -

5 MELINJO 13 0 0% -

6 APEL 19 0 0% -

Page 10: baru

PEMBAHASAN

Bawang Merah

Dalam penanganan benih dormansi untuk bawang merah timbuh 100%. Tapi pada

minggu ke 5 setelah penanaman bawang mulai layu dan membusuk. Hal tersebut

disebabkan karena penyakit yang menyerang tanaman bawang yaitu penyakit yang

dinamakan “Layu Fusarium”.

Gejala

Daun bawang merah yang terserang menjadi layu. Kelayuan tersebut dimulai dari

ujung daun. Gejala terjadi ketika tanaman dilahan.

Penyebab

Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Fusarium sp. Cendawan ini mempunyai

misilium seperti benang berwarna putih. Warna misilium kemudian berubah

menjadi merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.

Pengendalian

Pemberantasan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida

Benlate dengan dosis 2,5 – 5 gr/10 l air atau manzate D dengan dosis 10-15 gr/10 l

air. Fungisida tersebut disemprotka sejak tampak gejala daun layu. Penyemprotan

dilakukan tiap minggu sekali.

Jeruk, Mangga, Sawit, Melinjo dan Apel

Pada praktek penangan benih ini, benih yang ditanam tidak dapat tumbuh yang

disebabkan oleh :

1. Banyaknya genangan air pada seed bed

2. Benih seperti biji mangga terlalu muda sehingga berjamur didalam

tanah

Page 11: baru

BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut

1. Bawang yang ditanam dapat tumbuh 100%

2. Layu yang di alami oleh bawang disebabkan oleh penyakit layu fusarium

3. Melinjo, jeruk, mangga, dan sawit tidak dapat tumbuh sama sekali disebabkan

biji berjamur

Page 12: baru

DAFTAR PUSTAKA

Elita, N. 2010. BKPM Dasar – Dasar Agronomi. Payakumbuh

L. Justice, 2002. Penyimpanan Benih, PT.Raja Gravindo Persada, Jakarta.

Kuswanto Hendarto, 1996.Dasar-Dasar Teknologi, Produksi, dan Sertifikasi Benih, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.