6
Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya saat ini telah semakin tidak terkendali, karena sudah mengalami h per detik artinya bahwa setiap detik perjalanan waktu maka bermunculanlah berbagai ilmu yang tidak lagi dapat dihitung dengan jari. Perkembangan tersebut menyebabkan dunia perpustakaan dan kepustakawanan menjadi bagian yang penting karena sebagai salah satu lembaga penyedia. Sebagai the preservation of knowledge maka perpustakaan dituntut untuk lebih mengembangkan dirinya sebagai lembaga yang tetap solid di bidangnya. Perpustakaan akan mengalami perkembangan apabila pengelolanya juga mengalami perkembangan yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola perpustakaan serta mendesiminasikan atau menyebarluaskannya. Di sah-kannya UU RI no 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan serta SNI (standar Nasional Indonesia) berbagai jenis perpustakaan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pengelola perpustakaan. Peraturan dari mendiknas yang memberikan kesempatan kepada pendidik (guru) untuk menjadi pengelola perpustakaan dengan penghargaan menambah nilai dalam sertifikasi guru juga menjadi pemicu berbondong-bondongnya guru untuk memperdalam mengelola perpustakaan. Sehingga berbagai pendidikan formal dan non formal telah menarik perhatian berbagai pihak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Termasuk boomingnya Program Diploma 2 Ilmu Perpustakaan Universitas terbuka pada lima tahun terakhir. Itulah sebabnya maka pengelola perpustakaan memiliki kesempatan untuk menjadi tutor, pengajar, pendidik dalam bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Kesempatan baik ini perlu disikapi dengan peningkatan para pustakawan maupun pengelola perpustakaan untuk siap dan sigap dalam membagikan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya melalui peningkatan diri dalam startegi menyiapkan materi ajar. Pengertian Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Teaching (melaksanakan pembelajaran) diartikan

Bahan ajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan ajar

Pengantar

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya saat ini telah semakin tidak terkendali, karena sudah mengalami h per detik artinya bahwa setiap detik perjalanan waktu maka bermunculanlah berbagai ilmu yang tidak lagi dapat dihitung dengan jari. Perkembangan tersebut menyebabkan dunia perpustakaan dan kepustakawanan menjadi bagian yang penting karena sebagai salah satu lembaga penyedia. Sebagai the preservation of knowledge maka perpustakaan dituntut untuk lebih mengembangkan dirinya sebagai lembaga yang tetap solid di bidangnya. Perpustakaan akan mengalami perkembangan apabila pengelolanya juga mengalami perkembangan yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola perpustakaan serta mendesiminasikan atau menyebarluaskannya. Di sah-kannya UU RI no 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan serta SNI (standar Nasional Indonesia) berbagai jenis perpustakaan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pengelola perpustakaan.

Peraturan dari mendiknas yang memberikan kesempatan kepada pendidik (guru) untuk menjadi pengelola perpustakaan dengan penghargaan menambah nilai dalam sertifikasi guru juga menjadi pemicu berbondong-bondongnya guru untuk memperdalam mengelola perpustakaan. Sehingga berbagai pendidikan formal dan non formal telah menarik perhatian berbagai pihak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Termasuk boomingnya Program Diploma 2 Ilmu Perpustakaan Universitas terbuka pada lima tahun terakhir.

Itulah sebabnya maka pengelola perpustakaan memiliki kesempatan untuk menjadi tutor, pengajar, pendidik dalam bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Kesempatan baik ini perlu disikapi dengan peningkatan para pustakawan maupun pengelola perpustakaan untuk siap dan sigap dalam membagikan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya melalui peningkatan diri dalam startegi menyiapkan materi ajar.

Pengertian

Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Teaching (melaksanakan pembelajaran) diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif (University of Wollongong NSW 2522 Australia, 2007). Sedangkan material merupakan bahan / alat atau sumber yang yang dapat dipakai dalam teaching. Rangkuman dari hal diatas oleh Dikmenum dikemukakan : bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan Paulina Pannen (2001) menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adapun Andi Prastowo (2011) menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Page 2: Bahan ajar

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat penulis katakan bahwa bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran (baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS atau yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif) yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan baik oleh pendidik atau instruktur dalam rangka proses pembelajaran serta memberikan materi kepada peserta didik.

Tujuan Membuat Bahan Ajar

Terdapat 4 (empat) hal pokok tujuan membuat bahan ajar berdasarkan  pedoman umum pemilihan dan pemanfaatan Bahan Ajar yaitu :

1. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa bosan

pada peserta didik3. Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan4. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

 

Tujuan Pembuatan Bahan Ajar Bagi Pustakawan

1. Meningkatkan motivasi pustakawan2. Meningkatkan  mutu / kualitas3. Menciptakan pustakawan yang mampu berkontribusi dalam membangun suasana

akademik yang kondusif4. Menumbuhkan kebanggaan pustakawan terhadap profesinya5. Menyeragamkan sistematika6. Dapat kum – naik pangkat

 

Unsur-Unsur Bahan Ajar

Untuk membuat bahan ajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu memperhatian unsur-unsur yang meliputi : (1)  Petunjuk Belajar, merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik oleh peserta didik maupun pendidik meliputi materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran; (2) Kompetensi Yang Akan Dicapai, bahwa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik perlu penetapan standar kompetensi yang meliputi standar materi atau standar isi (content standard) berisikan jenis, kedalaman, & ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasi peserta didik serta standar pencapaian atau standar penampilan (performance standard) berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan peserta didik sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang dibahas sehingga jelas indikator pencapaian hasil dalam pembelajaran; (3) Informasi Pendukung, merupakan informasi-informasi yang harus diketahui atau dijelaskan kepada peserta didik yang dapat menambah wawasan maupun pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini diperlukan kemauan dari peserta didik untuk menambah wawasan,

Page 3: Bahan ajar

pengetahuan dengan mempelajari materi lain yang senada dengan materi pokok yang dibahas dalam suatu pengajaran yang pada akhirnya menambah pemahaman peserta didik. Contoh Foto/   Ilustrasi, Kotak Kecil (insert ) yang berfungsi untuk memperjelas materi yang perlu dipahami oleh peserta didik; (4) Latihan-Latihan, merupakan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam rangka mempraktekan teori yang telah diberikan sehingga dengan pemberian latihan akan menambah dan meningkatkan ketrampilan peserta didik terhadap materi ajar yang diberikan dalam proses pembelajaran; (5) Petunjuk Kerja Atau Lembar Kerja adalah form / lembaran yang berisi catatan-catatan sistematis atau tahapan-tahapan proses kegiatan sebagai langkah prosedural yang ditempuh peserta didik dalam proses pembelajaran hal ini banyak dilakukan untuk materi praktek; (6) Evaluasi, merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran artinya sebagai wahana atau sarana mengukur penilaian terhadap pemahaman dan pekerjaan peserta didik. Proses evaluasi ini merupakan komponen terakhir untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi yang baik maka dapat dipakai sebagai indikator keberhasilan dan efektifitas pembelajaran dan apabila hasil pengukuran atau penilaian belum memuaskan maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pola atau strategi yang berbeda. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan: unjuk kerja(performance); penugasan (proyek / project); hasil kerja(produk / product); tes tertulis(paper & pen); portofolio(portfolio); penilaian sikap

Bentuk dan Jenis Bahan Ajar

Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka salah satu strategi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bentuk-bentuk bahan ajar baik bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis. Bentuk tertulis maupun tidak tertulis tersebut terbagi dalam jenis-jenis bahan ajar  yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a)      Bahan cetak,  (Handout / Buku / Modul / Lembar Kerja Siswa / Brosur / Leaflet / Wallchart / Foto/gambar /Model/maket. Merupakan bahan Cetak (printed) yang merupakan sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan dayton, 1985 dalam Andi Prastowo, 2011: 40).

b)      Bahan audio, ( Kaset/Piringan Hitam/ Compact Disk Radio), merupakan bahan Ajar Dengar (program audio) merupakan bahan ajar yang menggunakan sistem sinyal radio secara langsung yang dapat didengar atau dimainkan oleh orang lain, seperti kaset, radio, piringan hitam, CD audio

c)      Bahan audio visual ( Bahan Ajar Pandang Dengar )  Video/ Film Orang/ Nara Sumber Pakar Bidang Studi adalah pemanfaatan sinyal radio yang dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial seperti Video, film, CD film

d)      Bahan Ajar Interaktif (interactive teaching material) merupakan kombinasi dari beberapa media baik audio, gerak, grafik, gambar, animasi dan video yang dalam proses pembelajaran dimanfaakan atau diperlakukan untuk mengendalikan suatu perintah dalam proses pembelajaran. Seperti CD interaktif, film interaktif; tanya jawab / diskusi, selain itu dapat berupa Bahan Ajar Interaktif DiskusiLingkungan/ Pelajaran diluar kelasPraktek dari sebuah materi tertentu

Page 4: Bahan ajar

BAHAN AJAR (menurut sifatnya)

�  Bahan ajar berbasis cetak

�  Bahan ajar berbasis teknologi

�  Bahan ajar yang digunakan untuk praktik/proyek

�  Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi

Bahan Ajar Perpustakaan

�  BUKU TEKS ; MODUL; LKS; HANDOUT;MODEL (MAKET); BAHAN AJAR AUDIO; VIDEO ; BAHAN AJAR ; BAHAN AJAR INTERAKTIF

Langkah-langkah Strategi Yang Dipersiapkan

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR yang meliputi analisis kurikulum dan analisis sumber belajar (ketersediaan; keesuaian; kemudahan)

MENYUSUN PETA BAHAN AJAR (menentukan standar kompetensi; kompetensi dasar dan materi pokok)

MENYUSUN BAHAN AJAR (tulis non tulis) dengan memperhatikan : jenis bahan ajar yang sesuai, kenali audiens atau peserta didik, membuat konsep; membuat catatan serta membuat soal-soal latihan sebagai bahan evaluasi.

*************

DAFTAR BACAAN

Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreaftif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Jogjakarta: Diva Press

Tian Belawati . 2003. Pengembangan bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT Davies, L.K. 1971. The Management Learning. London: Mc Graw-hill Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan Ajar. Jakarta:

Ditjen Dikdasmenum. Nana Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Paulina Pannen dan Purwanto. 2001. penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat antar

Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas.

Ari Widjayanti dan Yuniwati : 2010. undang-undang No 43 tahun 2007. Semarang: Undip Press