Apa Saja Isyarat Touring Sepeda Motor

Embed Size (px)

Citation preview

Apa Saja Isyarat Touring Sepeda MotorWednesday, 14 March 2012 05:55 administrator Hits: 28

Pada prinsipnya sebuah klub motor, komunitas motor ataupun kumpulan motor lainnya ketika akan melakukan touring biasanya mereka sudah memiliki juklak, protap, tatib maupun aturan main touring. Mereka tidak semena-mena hanya menjalankan touring motor tanpa adanya petunjuk dan pengarahan dari seorang leader (pimpinan). Belajar dari pengalaman bersama Komunitas/Klub Motor bahwasanya segala ketentuan touring dan tata cara berkendara seharusnya menetapkan prinsip Safety Riding (keamanan berkendara). Semua anggota Komunitas/Klub motor memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan melewati proses pengujian yang benar. Sudah barang tentu pemilik SIM sudah mengetahui sanksi hukum jika ada pelanggaran yang dibuatnya. Jika benar ada pelanggaran, itupun pelanggaran per individu dan tidak lagi menjadi kapasitas pengawasan dari Komunitas/Klub Motor. Jika memang ada pelanggaran yang diketahui oleh Pengurus Komunitas/Klub Motor maka biasanya sanksi yang diberikan teguran melalui tulisan e-mail atau juga ketika acara kopdar (kopi darat). Namun ada juga komunitas atau klub motor yang melakukan publikasi melalui sarana milis (mailing list). Setidaknya sanksi melalui publikasi ini dapat memberikan efek jera bagi anggotanya yang melanggar UU Lalu-Lintas. Ketika sebuah Komunitas/Klub Motor melakukan touring, biasanya seluruh rangkaian touring diatur dengan profesional serta penuh tanggung jawab dari para pengurusya maupun dari seluruh anggota. Tanggung jawab ini merupakan harga diri dari sebuah nama Komunitas/Klub Motor yang tetap harus dijaga.

Berikut Isyarat Singkat Pada touring Sepeda Motor

Dan Ini adalah Bahasa Isyarat yang hwajib di kuasai para VJ Gambar dibawah ini adalah sekedar contoh yang sekiranya harus dilakoni oleh Petugas VJ Touring karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus di ikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang. Namun pada prakteknya beberapa isyarat mempunya arti dan makna yang berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan gaya dan riding style dari setiap komunitas, klub motor, jenis motor yang dipakai. maupun sikap dari pengendara itu sendiri. Catatan: Untuk setiap keterangan yang ada dibawah ini hanyalah berdasarkan pengalaman pribadi penulis ketika mengikuti touring secara grup.

1. START MESIN: Petugas VJ memberikan isyarat hidupkan mesin dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan. Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua peserta, artinya ready to go.

2. BELOK KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat belok kiri dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri.

3. BELOK KANAN: Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapa tangan kiri tebuka mengarak kekanana. Gerakan dilulangi beberapa kali menunjuk kekanan.

4. BAHAYA DI SISI KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat ada bahaya di sisi kiri dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki.

5. BAHAYA DI SISI KANAN: Kalau pengendara bisa melepas gas dengan situasi aman, maka isyarat memberikan bahaya di sebelah kanan bisa saja dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dan menunjuk ke arah kanan.

6. BAHAYA DI SISI KANAN: Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat bahaya disisi kanan dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle gas

7. BAHAYA DI SISI KIRI: Sama kek di atass c beda kaki aja dengan kondisi diatas, Petugas VJ bisa juga memberikan isyarat ada bahaya disisi kiri sambil mengangkat kaki kiri secukupnya. Sekali lagi isyarat-isyarat menggunakan kaki bukan bermaksud menendang, tetapi hanya memberitahukan ada bahaya di kiri sementara tangan kiri pengendara harus pegang kopling.

8. TAMBAH KECEPATAN:Petugas VJ memberikan isyarat tambah kecepatan dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Pesannya mengatakan ayo maju lagi, yuk

kita lebih cepat lagi. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah.

9. KURANGI KECEPATAN: Petugas VJ memberikan isyarat kurangi kecepatan dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua peserta. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian grup untuk selalu hati-hati.

10. RAPATKAN BARISAN: Petugas VJ memberikan isyarat rapatkan barisan dengan mengangat tangkat kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena red traffic light atau bahaya lainnya.

11. BUAT SATU BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat buat barisan jadi satu dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayungkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri.

12. BUAT DUA BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat buat dua baris dengan cara mengangkat tangan kirinya sembari memberikan dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah, kondisi jalan sepi dan formasi memang layak untuk berbaris dua. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 11).

13. STOP/BERHENTI: Petugas VJ memberikan isyarat berhenti/stop dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti.

Seluruh keterangan mekanisme touring, maupun bahasa isyarat VJ yang telah dipaparkan diatas bukanlah suatu hal yang baku. Sebenarnya masih banyaklagi mekanisme touring, maupun isyarat-isyarat lainnya yang bisa dipergunakan ketika berkendara bersama grup. Semua mekanisme touring dan bahasa isyarat tetap disesuaikan dengan kebutuhan, juga perkembangan dari setiap grup, komunitas maupun klub motor yang bersangkutan Semua orang ingin menikmati perjalanan dengan nyaman, dan keluarga dirumah pun selalu mendoakan agar kita selamat sampai ditujuan sumber : www.knc-bandung.com

S.O.P Safety Convoy & Touring Diposting oleh : hondamegaproclublampung Kategori: - Dibaca: 2624 kali

S.O.P Safety Convoy & Touring

TUJUAN, Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor secara bersama sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib, dan aman. RUANG LINGKUP, Prosedur ini berlaku untuk semua anggota HMPC Indonesia Chapter Lampung yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor lebih dari 5 ( Motor ) unit dan dalam 1 group.

DEFINISI, yang dimaksud dengan : 1. Road Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring. 2. Vorijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi. 3. Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh RC (Road Kapten) untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi. 4. Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan. 5. Technical Officer adalah peserta touring yang di tunjuk oleh RC sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring. 6. Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.

KETENTUAN UMUM, antara lain: 1. Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang RC dan setidak tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang Vorijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer. 2. Road Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring. 3. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut:

Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah berhenti sembarangan, dll.)

Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya) Tidak saling mendahului atau berebut jalan. Tidak melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung (lepas tangan, angkat ban, zig zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan anggota rombongan HMPC). Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus masuk dalam barisan konvoi. Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency. (Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat). Memberikan salam penghormatan dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada polisi yang berugas di jalanan. Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan (batas maksimal 80 Km/jam, untuk luar kota, dalam kota 60 Km/jam). Konvoi selalu diusahakan berada di jalur Kiri.(Dalam kondisi - kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya). Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalanlainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri. Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara. Tidak Egois, pemaaf dan empaty (mengalah) terhadap pengendara lain (pengguna jalan). Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar. Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif. Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain. Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.

4. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :

Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik. Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan. Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik. Klakson dan Reting (kanan dan kiri) berfungsi dengan baik. Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta pengenal diri (STNK, SIM C, KTP). Tools Kit standard tersedia. Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, dalam kondisi layak pakai. Bahan Bakar Full.

5. Semua peserta touring tanpa terkecuali harus dalam Kondisi Prima, tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:

Menggunakan Helm Full Face atau Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. (Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali).

Menggunakan sarung tangan. Menggunakan sepatu safety. Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal. Membawa Jas Hujan. Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 kesehatan untuk keperluan Pribadi.

6. Perlengkapan standard petugas touring adalah :

Rompi Spotlights (Warna Cerah atau memantul). Sirine atau Klakson khusus. Lampu rotator Warna kuning. (Jika ada) Strobo. RF Communicator. Safety Flash Light.

7. Urutan penempatan peserta Touring didalam Formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti Touring, yang belum berpengalaman harus di tempatkan sedekat mungkin dengan Vorijder, demikian seterusnya.

Tanggung Jawab dan Wewenang

Road Kapten,

Membawahi Vorijder, Safety Officer, Sweaper dan Technical Officer. Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman, di Bantu oleh petugas touring. Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangan keselamatan dan keamanan perjalanan. Atas dasar keselamatan dan keamanan, berhak menolak seorang anggota menjadi peserta Touring. Menyusun rencana Route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya. Menyampaikan rencana Route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, kepada para peserta Touring. Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan para peserta Touring. Memberikan isyarat dimulainya Touring. Mengendalikan perjalanan Touring melalui isyarat Radio Komunikasi. Menolak hubungan Radio yang di anggap tidak perlu. Memberikan laporan perjalanan touring kepada Ketua HMPC Chapter dan Kepala Divisi Touring HMPC Lampung. Dapat diwakilkan oleh peserta lain yang di tunjuk oleh RC. (Jika dalam kondisi kurang Prima, sakit, dan hal2 yang tidak di inginkan).

Vorijder,

Mengikuti intruksi Kapten. Bertanggung jawab kepada Kapten. Membawahi SafetyOfficer dan Sweaper. Mengatur kecepatan dan arah perjalanan. Mengatur formasi konvoi dengan memberikan isyarat Tangan atau RadioCm. Meminta bantuan Safety Officer untuk melihat dan mengamankan kondisi lalulintas yang akan dilalui.

Safety Officer,

Bertanggung jawab kepada Road Kapten. Memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan kendaraan yanglain dan kemudian memberitahu Kapten, Vooridjer dan peserta Touring melalui Radio atau gerakan tangan tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi, seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truck yang akan menyalip serta bahaya terpaan angin yang di timbulkan. Mengawasi jalur yang menyempit dan masuk ke jalur yang menyempit tersebut untuk menutup pintu bagi kendaraan lain yang akanberbaur ke dalam Formasi. Berganti atau pindah jalur sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta toring dapat memasuki jalur perjalanan dengan aman.

Sweaper,

Bertanggung jawab kepada Kapten. Memastikan peserta Touring tetap dalam Formasi barisan Konvoi. Mengawasi Formasi dan memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada Konvoi. Mengatur Formasi agar tetap sesuai yang diinginkan Vooridjer. Mengatur jarak antar peserta touring, sehingga Formasi touring tetap sebagai satu kesatuan barisan. Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta Touring. Mengingatkan peserta Touring bila melakukan pelanggaran Etika selama Touring. Menanggapi tindakan provokatif yang mengganggu peserta Touring dari kendaraan lain, dan melaporkan setiap perkembangan situasinya kepada Kapten melalui radio atau aba2 tangan.

Tecnical Officer,

Bertanggung jawab kepada Kapten. Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare part maupun tenaga trampil. Memberikan bantuan teknis terhadap terhadap kerusakanteknis yang di alami peserta touring, dan memberikan saran kepada Kapten apakah perjalanan Touring tetap diteruskan atau ditunda maupun di hentikan.

Peserta Touring,

Mengetahui rute Touring, lama perjalanan dan tempat pemberhentian sementara. Mengikui intruksi Vorijder dan sweaper, yang diberikan melalui isyarat Tangan, Kaki atau lingkungan sekitarnya yang dapat mengakibatkan terganggunya Touring.

FORMASI DAN ISYARAT

1. Formasi 1

Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta Konvoi berbaris 1 dari mulai terdepa (Vorijder) sampai ke belakang (Sweaper). Isyarat yang digunakan untuk Formasi ini diberikan oleh Vorijder dengan mengangkat satu jari telunjuk tangan. Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.

2. Formasi 2

Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga ke belakang (Sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Sweaper atau petugas palingbelakang berada di tengah. Isyarat yang digunakan untuk Formasi ini diberikan oleh Vorijder dengan mengangkat dua jari tangan. Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.

3. Isyarat dimulainya Touring

Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring. Isyarat ini diawali oleh Vorijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai Touring. Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai (sarung tangan, helm, dll) mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah menyala. Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap (mengancungkan ibu jari). Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap, maka Kapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Vorijder dengan tanda mengancungkan ibu jari tangan. Vorijder menyalakan Sirene atau Klakson sebagai tanda dimulainya Touring.

4. Isyarat Selama Touring

Angkat tangan tegak lurus dengan jari jari tangan terlihat (tidak mengepal), isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan atau diacungkan hingga Petugas Touring mendekat. Isyarat ini tidak perlu di ikuti oleh peserta touring lainnya. Angkat tangan tegak lurus dan melambai lambai perpisahan, isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara tersebut meninggalkan barisan. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta lainnya. Cukup mengklakson 1 kali. Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan diikuti oleh peserta Touring. Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring. Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa Konvoi berputar (U Turn). Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan harus diikuti oleh peserta Touring. Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati hati. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, Safety Office serta Sweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring. Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring. Menurunkan tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh Sweaper, dan tidak perlu diikuti oleh para peserta Touring. Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas). Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll. Mengangkat telunjuk dan menggerakkan seperti memotong leher, adalah tanda untuk para peserta mematikan mesin, tanda ini di sampaikan oleh Kapten dan di ikuti oleh peserta Touring. Memberi Isyarat seperti menembak, adalah tanda agar Merapihkan Kendaraan,Isyarat ini disampaikan oleh Kapten. Megancungkan jempol adalah isyarat penghormatan, Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan diikuti oleh semua peserta Touring. Jika melewati kendaraan lain, seperti Mobil, Motor ataupun Pejalan Kaki, jangan sampai menyentuh, dan hanya memberi isyarat tangan menyuruh minggir, dan meberi tanda jempol untuk Penghormatan. Tangan Kanan atau Kiri menunjuk ke arah Kuping, adalah tanda untuk mematikan Sirine atau Klakson.

Memberi Isyarat seperti menunjuk kebawah mengunakan jempol diatas helm atau ke Tangki Motor, adalah tanda untuk mengisi BBM, Isyarat ini di lakukan oleh peserta Touring yang telah kehabisan BBM, dan tidak perlu diikuti peserta Touring. (Jika salah satu anggota Touring melakukan isyarat ini, Sweaper harus mendekati Peserta tersebut, dan memberikan berita Ke Vorijder.)

PERHATIAN !!! Pemberian isyarat, harus memperhatikan keselamatan diri sendiri, peserta Touring atau Konvoi dan Pengguna Jalan Lainya, sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan Isyarat. NB: Prosedur ini telah lulus tahap uji, dan di wajibkan oleh para anggota untuk mematuhinya dan melaksanakannya. Setiap kelalaian para petugas, akan di pantau oleh Pesertadan melaporkan ke Petugas Kapten, dan di lanjutkan dengan disidang dalam rapat pengurus, bukan dari para Peserta. Kepada petugas Sweaper, jika anda tertinggal, mohon dengan sangat, jangan panik, dan berkonsentrasilah diperjalanan, karena berbahaya bagi keselamatan Anda dan Orang lain. PENTING !!! Keselamatan anda ada ditangan anda Sendiri, dan kesalamatan Peserta, ada pada cara anda membawa diri di Perjalanan. Salam Bikers.... (Editor: Aviv, Foto: HMPC Lampung)

"Bahasa isyarat touring atau yang disebut dengan hand signals group riding yang dipergunakan di Indonesia pada umumnya adalah sama sebagaimana telah dipakai oleh berbagai komunitas maupun klub motor di Indonesia ketika mereka melakukan touring. Animasi dibawah ini adalah yang harus dilakoni oleh Petugas VJ Touring karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus di ikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang. Keterangan : VJ = Vooridjer atau Leader Captain. posisi dalam Touring : paling depan SW = Sweeper. Posisi dalam Touring : paling belakang 1. START MESIN: Petugas VJ memberikan isyarat hidupkan mesin dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan. Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua peserta, artinya ready to go. 2. BELOK KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat belok kiri dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri. 3. BELOK KANAN: Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapa tangan kiri tebuka mengarak kekanana. Gerakan dilulangi beberapa kali menunjuk kekanan. 4. BAHAYA DI SISI KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat ada bahaya di sisi kiri dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki. 5. BAHAYA DI SISI KANAN: Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat bahaya disisi kanan dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle gas. 6. TAMBAH KECEPATAN:Petugas VJ memberikan isyarat tambah kecepatan dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Pesannya mengatakan ayo maju lagi, yuk kita lebih cepat lagi. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah. 7. KURANGI KECEPATAN: Petugas VJ memberikan isyarat kurangi kecepatan dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua peserta. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati

tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian grup untuk selalu hati-hati. 8. RAPATKAN BARISAN: Petugas VJ memberikan isyarat rapatkan barisan dengan mengangat tangkat kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena red traffic light atau bahaya lainnya. 9. BUAT SATU BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat buat barisan jadi satu dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayungkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri. 10. BUAT DUA BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat buat dua baris dengan cara mengangkat tangan kirinya sembari memberikan dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah, kondisi jalan sepi dan formasi memang layak untuk berbaris dua. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 9). 11. STOP/BERHENTI: Petugas VJ memberikan isyarat berhenti/stop dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti. TATA TERTIB TOURING Dalam kegiatan perjalanan bersama dengan sepeda motor untuk menempuh jarak yang cukup jauh, ada beberapa hal yang paling tidak harus diketahui oleh seluruh peserta touring. Hal tersebut mencakup: 1. Datang On Time, Datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan, minimal satu jam sebelum berangkat untuk istirahat, persiapan dan briefing. 2. Menempatkan para pemula di barisan depan, dan peserta yang berboncengan. 3. Wajib mengenali peserta lainnya terutama di depan dan belakang kita berikut petugas rombongan. 4. Hafalkan rute atau peta serta pemberhentian yang telah dijadwalkan. 5. Tidak dalam pengaruh alkohol, obat-obatan terlarang yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. 6. Konvoi selalu diusahakan di jalur kiri jalan. 7.Kecepatan disesuaikan dengan kondisi jalan (maksimal 80 kpj di luar kota, dan 60 kpj dalam kota).

8. Mengikuti semua perintah petugas yang bertugas baik lisan maupun dalam bentuk kode isyarat. 9. Tidak turut mengatur perjalanan touring kecuali petugas. 10. Dilarang mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, meludahi, atau bentuk lainnya). 11. Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus masuk dalam barisan konvoi. 12. Tidak menggunakan klakson dan sirine secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali kondisi emergency. 13. Memberikan salam penghormatan kepada petugas polisi, atau pengendara lain dengan mengacungkan ibu jari. 14. Memberikan isyarat yang sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan ibu jari. 15. Patuhi aturan lalu lintas, Tetap menjaga aturan berlalu lintas yang baik. Jangan mentangmentang rombongan banyak lalu melanggar rambu rambu lalu lintas dengan seenaknya, seperti terobos lampu merah, selip kiri selip kanan tanpa sein, berjalan berjejer dengan menghambat laju kendaraan dibelakangnya, dan jangan buang sampah seenaknya.... Jika road captain terkena lampu merah sebaiknya berhenti, meski kita rombongan banyak dan ada surat jalan, polisi tidak suka kalau kita terobos lampu merah. Kecuali kalau road captain pas lampu hijau kemudian pas tengah rombongan tiba-tiba merah, agar tidak terputus bisa lanjut terus asal dijaga oleh blocker. Jadi ketika lampu lalu lintas, meski hijau blocker tetap harus siap menjaga rombongan kalau-kalau lampu merah menyala di tengah rombongan. 16. Nyalakan lampu utama dan hazard, meskipun jalan di siang hari, nyalakan semua lampu utama kendaraan agar kendaran lain yang di depan atau dari arah berlawanan dapat dengan cepat mengetahui keberadaan motor kita. Juga nyalakan hazard bagi yang sudah pasang. Untuk yang gak ada hazard, pasang sen kanan. Sen dan hazard dinyalakan terus sepanjang perjalanan. Kalau mau diistirahatkan gunakan waktu ketika berhenti atau lampu merah. Karena itu kondisi aki harus diperhatikan sebelum berangkat, cek kondisi setrum dan airnya jangan sampai kurang. 17. Jangan saling menyalip kawan di depannya kecuali diperintah petugas. Touring bukan untuk saling menyalip, bukan balapan!, tapi kerapihan, ketertiban berkendara, dan kebersamaan. Bukan dilihat siapa yang sampai duluan, tapi bagaimana agar semuanya dapat selamat sampai tujuan. 18. Jaga jarak aman antar kendaraan, posisi motor dengan yang depan agak bersilangan (zigzag), sehingga bisa mengantisipasi bila motor/kendaraan didepan tiba tiba melakukan manuver/rem mendadak. 19. Selalu waspada dalam berkendara. Bila ngantuk berat, terjadi masalah, atau ada kerusakan

motor segera beritahu petugas dengan keluar dari barisan sambil mengacungkan tangan dan membunyikan klakson panjang. Semoga bermanfaat bagiseluruh Biker INPIS Khususnya dan masyarakat indonesia pada Umumnya,,,, Semua orang ingin menikmati perjalanan dengan nyaman, dan keluarga dirumah pun selalu menanti serta mendoakan agar kita selamat sampai ditujuan. AMIN............................ from : Bikers Community

Berikut ini adalah isyarat atau kode yang berlaku ketika Touring / KonvoiJune 17, 2011 | | @Copyright by HOBIT :: Portal Komunitas Honda BeAT Indonesia Mengendarai sepeda motor bersama group atau rombongan (konvoi) adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan.. Namun demikian dalam sebuah konvoi diperlukan keteraturan dan kedisiplinan guna menjaga keselamatan bersama dan pengguna jalan lainnya,, Berikut ini adalah isyarat atau kode yang berlakU ketika konvoi : 1. Road Captain atau rekan paling depan kita menepuk helm bagian kanan dengan tangan kanan 2 kali mengisyaratkan bahwa RoadCap membutuhkan bantuan dari sweeper yang kemudian sweeper mendekati RoadCap dan melakukan perintah RoadCap.. 2. Road Captain atau rekan paling depan kita mengacungkan kepalan tangan kiri mengisyaratkan agar rombongan memperlambat laju kendaraan untuk berhenti.. 3. Road Captain atau rekan paling depan kita mengangkat tangan kiri dan mengacungkan 1 jari mengisyaratkan agar rombongan membentuk 1 barisan,, klo mengacungkan 2 jari maka mengisyaratkan agar rombongan membentuk 2 barisan. Barisan dalam konvoi adalah staging, zig zag atau susun batu bata, kecuali pada saat berhenti di lampu merah atau lainnya maka berhentilah bersebelahan dan gunakan ruang kosong seefisien mungkin.. ketika membentuk 1 barisan sangat tidak disarankan untuk berada dalam satu garis lurus,, paling ngga agak sedikit ke kiri atau kanan.. ini berguna untuk menjaga jarak aman apabila rekan di depan melakukan pengereman mendadak atau ada hambatan lain.. 4. RoadCap atau rekan paling depan kita mengangkat tangan kiri dan mengacungkan 1 jari kemudian menggerakkan jari membentuk lingkaran kearah kanan mengisyaratkan agar rombongan siap-siap untuk berbalik kanan. 5. Road Captain atau rekan paling depan kita mengangkat tangan kiri dan mengayunkan lengan kearah kanan dengan telapak tangan terbuka dan jari-jemari rapat mengisyaratkan agar rombongan bersiap untuk berbelok kanan,, jika lengan diayunkan kearah kiri maka rombongan bersiap untuk belok kiri dan jika lengan diayunkan kearah depan maka rombongan dapat jalan terus dengan mengambil arah ke depan. 6. Road Captain atau rekan di depan kita mengangkat tangan kiri dan mengacungkan jarijemari yang membentuk huruf 0 dengan mempertemukan ibu jari dengan telunjuk mengisyaratkan agar rombongan mematikan sirine atau tidak membunyikan klakson, mematikan lampu-lampu aksesoris non-standar (Strobo, hazard, flip-flop dlsb),, merendahkan gas pada motor yang memiliki suara knalpot tidak standar 7. Road Captain atau rekan paling depan kita mengangkat tangan kiri dan mengacungkan telapak tangan membuka dan menutup adalah isyarat untuk dapat kembali menyalakan lampu-lampu aksesoris dan perangkat lainnya.. Isyarat yang sama dapat pula diartikan sebagai tanda untuk menyalakan/mematikan lampu depan motor.

8. Road Captain atau rekan paling depan kita memberi isyarat dengan tangan kiri dengan jari-jemari mengepal kecuali ibu jari dan kelingking dan menggerak-gerakkannya adalah isyarat agar rombongan menjaga jarak aman kendaraan. HALANGAN DI JALAN 1. Menurunkan kaki kiri adalah isyarat adanya halangan (lubang, batu dlsb) disebelah kiri. 2. Menurunkan kaki kanan adalah isyarat adanya halangan (lubang, batu dlsb) disebelah kanan. 3. Menurunkan kedua kaki adalah isyarat adanya halangan (lubang, batu, jalanan bergelombang, REL KERETA/ PINTU PERLINTASAN KERETAP API asik nie tempat.. hehe.. dlsb) yang tidak dapat dihindari, ini dilakukan sebelum atau sesudah melewati halangan tersebut jika pada saat halangan tersebut dilewati, si pengendara motor melakukan gerakan penyeimbang seperti berdiri pada footstep atau menurunkan gigi perseneling untuk memperlambat kendaraan. TROUBLE DI JALAN 1. Mengangkat tangan kiri dengan telapak tangan membuka lebar 2. Mengangkat tangan kanan dengan telapak tangan mengepal. 3. Membunyikan klakson (horn) panjang atau tanpa jeda. ISYARAT UMUM LAINNYA 1. Road Captain atau rekan di depan kita memberi isyarat dengan tangan kiri menunjuk dengan kearah tepi jalan adalah isyarat untuk menghentikan kendaraan di tepi jalan. 2. Untuk ijin mengisi bensin adalah dengan menggunakan isyarat trouble, yaitu dengan menunjuk-nunjuk tangki hingga didatangi oleh sweeper yang bertugas lalu kemudian gunakan tangan kiri yang menunjuk ketangki bensin. Saat menunjuk tangki bensin gunakan jari telunjuk dengan ibu jari tetap terbuka dan yang lainnya mengepal. Jika tidak memungkinkan menggunakan tangan kiri, gunakan tangan kanan sambil menggunakan suara jika yakin suara dapat didengar oleh sweeper yang bertugas.. sweeper yang bertugas akan memberitahu kepada roadCap. 3. RoadCap atau rekan paling depan kita memberi isyarat dengan tangan kiri,, telapak tangan terbuka sejajar tangki bensin dengan gerakan seakan menekan kebawah adalah isyarat untuk memperlambat kendaraan. 4. SWEEPER atau rekan di depan kita memberi isyarat dengan tangan kiri, telapak tangan terbuka dengan gerakan ayunan telapak tangan kedepan mengisyaratkan agar kita maju mendekati atau mengganti posisi.. Yang harus selalu diingat adalah persiapkan kendaraan terlebih dahulu, apakah sudah lengkap atau belum. seperti lampu utama, lampu sein, dan lampu rem, cek juga tekanan angin.. untuk bikersnya sendiri wajib mengenakan helm FULL FACE, jaket, celana jeans, sepatu yang tutup mata kaki dan sarung tangan..

semoga membantu Sumber : www.beat-community.com

Touring, Kepalan Tangan Simbol Mengancam?Apr26 by mas stein Sampeyan mungkin sudah baca berita soal iring-iringan motor gede yang konon melecehkan Gubernur Bali yang juga seorang pensiunan jenderal polisi I Made Mangku Pastika. Apa yang tergambar di benak sampeyan waktu membaca berita itu? Jengkel mungkin? Soalnya itu yang ada di kepala saya. saya inget waktu ketemu konvoi sebuah klub motor gede di jalan antara Malang-Batu, ada tiga hal yang mbikin saya anyel: 1. Mereka pake motor gede, harganya mahal, yang berarti saya ndak mampu beli! *lha* 2. Mereka pake pengawalan aparat, yang mengindikasikan bahwa mereka biker manja, wong acara seneng-seneng kok minta bantuan aparat negara. 3. Ini yang menurut saya keterlaluan perlakuannya, yang mengawal mereka adalah polisi militer! Sampeyan bayangkan, kumpulan orang-orang kaya nan manja lagi berkumpul trus minta prioritas di jalan karena ndak biasa ngantri. Ditambah dengan teori kemeruh saya yang mengatakan saat individu-individu berkumpul maka secara psikologis mereka kehilangan rasa tanggung jawab pribadi, apapun yang dilakukan seolah-olah menjadi tanggung jawab kelompok, yang menjadikan mereka lebih beringas dari biasanya. Manteb banget tho untuk memupuk kejengkelan? Lebih parah lagi saat membaca berita bahwa banyak motor gede yang bodong alias ndak dilengkapi dengan surat-surat resmi, yang berarti juga mereka ndak mbayar pajek. Kadang kalo ketemu bis yang ugal-ugalan di jalan saya berusaha meredam panasnya hati dengan mbatin, Wajar mereka berlaku kurang ajar di jalan, wong mbayar pajeknya gede.

contoh ducati tanpa plat nomer yang saya liat di Batu, Malang

Lha ini si kumpulan motor gede, sudah ndak mbayar pajek masih ndak punya sopan santun di jalan?? Sekarang balik ke masalah awal, benarkah konvoi motor gede yang di Bali bersikap mengancam serta melecehkan gubernur dengan cara mengepalkan tangan dan menendang? Kalo menurut Safety Officers Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Bali M Rifan, yang waktu itu ada di lokasi, kejadiannya ndak seperti itu. Berita yang saya kutip dari Okezone mengatakan Rifan berdalih, kepalan tangan yang diacungkan termasuk ke arah mobil gubernur, bukan berarti mengancam gubernur. Kepalan tangan itu sudah menjadi simbol internasional moge di seluruh dunia. Artinya mengurangi kecepatan atau berhenti karena di depan ada rintangan, beber Irfan. Demikian pula soal tendangan kaki kiri, menaikkan kaki kiri ke depan, atau ke samping, menurutnya itu mengandung arti memberi tanda ada halangan di depan. Berita lain yang saya kutip dari Media Indonesia menggambarkan kejadian yang kurang lebih serupa, Mobil Gubernur dikabarkan ditendang-tendang. Parahnya lagi, ketika kendaraan Gubernur hendak ke pinggir, anggota klub IMBI mengepalkan tangannya ke arah Gubernur. Meski demikian, Gubernur Made Mangku Pastika tidak melakukan aksi apa-apa. Yang saya tangkap ada dua hal yang dilakukan para biker moge di sini, melakukan gerakan kaki, yang diterjemahkan oleh media dengan menendang, serta melakukan gerakan tangan mengepal, yang diartikan sebagai gerakan mengancam. Saya ndak bermaksud membela peserta konvoi moge, tapi pernah suatu saat saya ketemu rombongan touring Honda Tiger yang melakukan gerakan menurunkan/menjulurkan kaki kanan. Hal itu dilakukan oleh pimpinan rombongan karena ada lubang di tengah jalan, dan gerakan tersebut diikuti oleh semua peserta touring. Itu bukan gerakan mengancam, melainkan pemberitahuan bahwa ada bahaya di sebelah kanan. Untuk sampeyan yang ikut klub motor, atau minimal pernah mengikuti touring, mungkin sudah tau bahwa ada Standard Operating Procedure yang seharusnya dijalankan dalam berkonvoi. Mulai dari hirarki yang meliputi adanya kapten, vooridjer, safety officer, sampe sweeper. Juga isyarat-isyarat yang harus dimengerti dan dijalankan peserta konvoi. Di bawah ini contoh beberapa isyarat dalam konvoi yang saya ambil dari SOP-nya Honda Tiger Miling List, sebagai tambahan pengetahuan saja, biar sampeyan ndak salah paham waktu ketemu rombongan touring. 1. Kendaraan atau pengendara mengalami gangguan

2. Peserta meninggalkan barisan

3. Isyarat belok kanan atau kiri, dilakukan oleh vooridjer dan diikuti seluruh peserta konvoi

4. Konvoi bergerak lurus, isyarat ini dilakukan oleh vooridjer dan diikuti seluruh peserta konvoi

5. Konvoi memutar, isyarat ini dilakukan oleh vooridjer dan diikuti seluruh peserta konvoi

6. Isyarat untuk memperlambat kendaraan, isyarat ini dilakukan oleh vooridjer, safety officer, serta sweeper, dan diikuti seluruh peserta konvoi

7. Isyarat untuk menghentikan kendaraan, isyarat ini dilakukan oleh vooridjer, safety officer, serta sweeper, dan diikuti seluruh peserta konvoi

8. Isyarat yang disampaikan oleh sweeper agar peserta konvoi mempercepat laju kendaraan

9. Isyarat adanya bahaya di sisi kiri, sisi kanan, serta isyarat untuk menunjukkan adanya bahaya di kedua sisi.

Jadi kesimpulannya, apakah benar konvoi motor gede di Bali sudah bersikap arogan dan melecehkan gubernur? Saya baru ngomong waktu terdengar suara Kang Noyo, Yang ikut konvoi wong sugih, jenderal, dan pejabat, yang satunya gubernur yang juga pensiunan jenderal, mosok kamu yang cuma buruh pabrik berani memberi kesimpulan. Dan lagi, apa kira-kira ada yang mau dengar? Jiyan!

CONVOY & TOURING Motor, ada aturan mainnya Bro Oleh putrabali17 Leave a Komentar Kategori: Pengetahuan

Waaah.. ini niiih Bagus banget buat anda2 pecinta Touring Motor.. Ternyata, Touring dengan cara Berkonvoi itu ada aturannya Bro Banyak banget Istilah2, Kode2 yang bisa buat kita Aman, Nyaman, dan Selamat ampe Tempat Tujuaan. Klo berminat Silahkan diBaca yaah Suatu hari.. temen2ku ngajak aku pergi jalan2.. maunya sih ber 5 orang, alias 3 Motor.. eh, tau2nya yang ikut 30an orang.. dari yang boncengan ampe sendiri.. kehitung motor yang hadir sekitar 25 Motor.. waaw.. lumayan banyak pikirku.. ya udah.. tanpa basa basi.. kita jalan deh.. Arah tujuan kita adalah Bedugul, Tepatnya di Tabanan Bali, Startnya dari Denpasar.. Daerah sana Adeem.. yah, buat hilangin penat gitu deh dengan hati riang dan cuaca yang cerah.. kita berkendara dengan semangat Kita berkendara seperti bergerombol.. ada yang ketinggalan.. ada yang duluan.. ada yang sambil becanda2.. dan akhirnya saat2 yang tidak diinginkan datang.. sebuah mobil yang hendak menyeberang jalan, tiba2 langsung melaju tanpa melihat kiri kanan.. akhirna, kita semua terkejut dan rem mendadak.. wah, hal buruk terjadi.., hampir 5 motor tabrakan bersamaan.. istilahnya Tabrakan Beruntun gitu.. dan akhirna kita berhenti , melihat situasi dan kondisi teman2. yah, untungnya sih.. tidak terlalu parah.. cuman lecet2, dan kondisi motor masi siap untuk berangkat.. akhirna kita sepakat.. Maju Terus Pantang Mundur Hmm Hampir 15 menit berkendara setelah kejadian itu, muncullah pengendara lain yang sedikit ugal2an.. Pengendara tersebut melakukan banyak manufer2 yang bikin kita geleng2 kepala, dan masuk ke rombongan tanpa permisi.. haduuh.. akhirna terjadi lagi.., salah satu teman terserempet.. Mulailah pertengkaran mulut terjadi, dan kita semua berhenti mencoba menenangkan emosi mereka ber 2 .. hmm.. akhirna kita coba damai, dan pertengkaranpun berhenti.. dan kita kembali berkendara lagi.. Hmm akhirnya tidak lama kemudian.. kita sampai deh di Bedugul.. tepatnya di Taman Rekreasinya waktu sampai di parkiran.. kita dengar suara motor, klaokson yang sangat riuh, kita sontak kaget.. di blakang rombongan kita ternyata rombongan yang laen tiba.. Suara klakson dan sirene tidak henti berbunyi.. seperti halnya mau perang, ada yang pake rompi spotlight, sepatu, jaket tebal, handlamp, peluit, menghidupkan lampu depan, huuh.. pokokna Safety bgt deh. Dan yang paling aku kagum, mereka berkendara dengan rapi dan santun. Waaw.. hebat sekali.. Akhirnya aku coba bertanya.. Ini rombongan darimana mas? ada salah satu anggota Rombongan tersebut menjawab.. Kami Club Motor mas.. .. hmm.. akhirnya kami berkenalan dan mengobrol, sembari membeli Tiket.. Aku ceritakan semua tentang perjalananku dari Denpasar menuju Bedugul.. Akhirnya dia Tertawa dan bilang.. Mas, klo Rombongan atau sama halnya dengan Touring dan Konvoi, ada Aturan Maennya.. Nga asal berangkat, dan Seenaknya di Jalan.. , .. Akhirnya aku penasaran.. Trus Aturan tersebut seperti apa?! Dan, dia menjelaskan.. S.O.P ( Standard Operating Procedur ) Safety Convoy dan Touring, itu adalah prosedur dasar bagi para pengendara motor, baik itu club maupun komunitas motor. Prosedur ini gampang2 susah di terapkan.. tapi demi keamanan dan keselamatan.. prosedur ini harus dipegang teguh dan dijalankan.. prosedur ini berlaku bagi rombongan di atas 10 motor.. dan memiliki

petugas2 yang diberikan tanggung jawab untuk pelaksanaannya.. Petugas2 tersebut antara lain..

Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring. Voorrijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi. Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan. Technical Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring. Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.

Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan setidak- tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang Voorrijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer. Jangan lupa.. Kapten adalah Pimpinan tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring. Setiap perserta Touring.. harus mematuhi peraturan2 yang diberlakukan oleh para petugas, Seperti

Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll.) Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya) Tidak saling mendahului atau berebut jalan. Tidak melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung ( lepas tangan, angkat ban, zig zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan peserta Touring) Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas, harus masuk dalam barisan konvoi. Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency. ( Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat.) Memberikan salam penghormatan dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada polisi yang berugas di jalanan.

Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan ( batas maksimal 80 Kpj, untuk luar kota, dalam kota 60 Kpj.) Konvoi selalu diusahakan berada di jalur Kiri.( Dalam kondisi kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya ) Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri. Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara. Tidak Egois, pemaaf dan empaty ( mengalah ) terhadap pengendara lain ( pengguna jalan ) Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar. Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain. Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.

Untuk kenyamanan dan keamanan, semua peserta touring & petugas tanpa terkecuali, harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :

Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik. Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan. Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik. Klakson dan Reting ( kanan dan kiri ) berfungsi dengan baik. Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM C, KTP ) Tools Kit standard tersedia. Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, Rantai, Ban, dalam kondisi layak pakai. Bahan Bakar Full.

Naah.. jika kelengkapan Kendaraan sudah siap.. jangan lupa juga, setiap Peserta dan Petugas harus dalam keadaan Prima.. tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:

Menggunakan Helm Full Face atau Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. ( Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali.) Menggunakan sarung tangan. Menggunakan sepatu

Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal. Membawa Jas Hujan. Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 Kesehatan untuk keperluan Pribadi

Tidak ketinggalan dengan alat bantu Petugas.. harus juga melengkapi diri minimal dengan Kondisi sebagai berikut :

Rompi Spotlights ( Warna Cerah atau memantul ) Sirine atau Klakson khusus. Strobo / Blitz ( Sebagai tanda bagi pengedara lawan arahnya ) RF Communicator Safety Flash Light ( Lampu panjang, yang bisa kedap kedip, biasa di pake Pak Polisi mengatur lalulintas )

Untuk masalah Formasi dalam berkendara saat Konvoi.. Ada 2 Tipe, Formasi 1 & Formasi 2..

Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang dengan yrytan Voorrijder di Depan, Para Peserta dan Kapten Konvoi serta Safety Officer, Technical Officer, paling belakang Sweaper. Jarak antar pengendara 1 2 Meter. Dengan simbol, mengangkat satu Jari Telunjuk Tangan ke arah Atas. Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang dengan posisi Selang Seling. Jika jumlah peserta ganjil.. Maka Sweaper berada di belakang tengah barisan. Dengan simbol mengangkat Jari posisi menunjukkan angka 2.

Jangan lupa.. Setiap simbol Formasi yang diacungkan oleh Voorrijder, Harus di ikuti dan memberi tahu para peserta dibelakangnya, dengan simbol yang sama

Dibawah ini adalah contoh gambar Isyarat, saat start konvoi, saat konvoi, dan saat convoi berhenti ISYARAT DIMULAINYA TOURING

Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring.

Isyarat ini diawali oleh Voorrijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai Touring. Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah menyala. Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengancungkan ibu jari ) Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap, maka Kapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Voorrijder dengan tanda mengancungkan ibu jari tangan.

ISYARAT SELAMA TOURING

Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring.( Gambar 1 ) Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati hati. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Office serta Sweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring.( Gambar 2 ) Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan diikuti oleh peserta Touring ( Gambar 3 ) Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring. ( Gambar 4 ) Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Voorrijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas ) Gambar 5. Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.( Gambar 6)

PERHATIAN !!! Pemberian isyarat, harus memperhatikan keselamatan diri sendiri, peserta Touring atau Konvoi dan Pengguna Jalan Lainya, sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan Isyrat.

Group RidePosted by YVC F under Riding Tutor, Tips [15] Comments

Sedikit tips tentang Group Riding, silahkan simak gambar di bawah.