Upload
ryokumayas5494
View
99
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
AnaximenesDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari
Anaximenes dari Miletos
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros.[1] Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros.[2][1] Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos.[2][3] Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros.[4][5] Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Riwayat Hidup 2 Pemikiran
o 2.1 Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu o 2.2 Tentang Alam Semesta o 2.3 Tentang Jiwa
3 Lihat pula 4 Referensi
[sunting] Riwayat Hidup
Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui.[1] Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM.[3] Ia
diketahui lebih muda dari Anaximandros.[1] Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.[1]
[sunting] Pemikiran
[sunting] Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifikasi.
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik.[2] Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[2][1][3]
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu.[2] Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu.[2] Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.[3]
[1][4] Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction.[3][1][5] Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu.[1][6] Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api.[1][6] Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.[6]
[sunting] Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya.[1] Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja.[1][6] Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara.[1][5] Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.[1] Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi.[3] Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.[3] Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.[1][3] Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.[3]
[sunting] Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja.[1] Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya.[1] Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya.[6] Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh.[6] Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh
manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara.[1] Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani.[1] Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.[1]
AnaximenesDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari
Anaximenes dari Miletos
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros.[1] Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros.[2][1] Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos.[2][3] Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros.[4][5] Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Riwayat Hidup 2 Pemikiran
o 2.1 Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu o 2.2 Tentang Alam Semesta o 2.3 Tentang Jiwa
3 Lihat pula 4 Referensi
[sunting] Riwayat Hidup
Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui.[1] Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM.[3] Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros.[1] Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.[1]
[sunting] Pemikiran
[sunting] Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifikasi.
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik.[2] Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[2][1][3]
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu.[2] Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu.[2] Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.[3]
[1][4] Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction.[3][1][5] Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu.[1][6] Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api.[1][6] Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.[6]
[sunting] Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya.[1] Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja.[1][6] Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara.[1][5] Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.[1] Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi.[3] Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.[3] Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.[1][3] Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.[3]
[sunting] Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja.[1] Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya.[1] Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya.[6] Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh.[6] Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara.[1] Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani.[1] Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.[1]
AnaximenesDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari
Anaximenes dari Miletos
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros.[1] Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros.[2][1] Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos.[2][3] Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros.[4][5] Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Riwayat Hidup 2 Pemikiran
o 2.1 Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu o 2.2 Tentang Alam Semesta o 2.3 Tentang Jiwa
3 Lihat pula 4 Referensi
[sunting] Riwayat Hidup
Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui.[1] Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM.[3] Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros.[1] Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.[1]
[sunting] Pemikiran
[sunting] Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifikasi.
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik.[2] Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.[2][1][3]
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu.[2] Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu.[2] Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.[3]
[1][4] Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction.[3][1][5] Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu.[1][6] Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api.[1][6] Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.[6]
[sunting] Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya.[1] Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja.[1][6] Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara.[1][5] Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.[1] Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi.[3] Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.[3] Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.[1][3]
Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.[3]
[sunting] Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja.[1] Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya.[1] Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya.[6] Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh.[6] Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara.[1] Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani.[1] Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.[1]