10

Click here to load reader

Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

  • Upload
    hihinis

  • View
    44

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Ulangan Akhir Semester Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Danastri ParimithaNis : 111210040

SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN2011 - 2012

Page 2: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Alkisah Ceritera yang Ketiga Puluh Empat

Kata sahibul Hikayat: maka tersebutlah perkataan Alfonso d’Albuquerque. Setelah ia turun daripada wazirnya, maka Alfonso d’Albuquerque naik ke Portugal menghadap raja Portugal minta wari, maka diberi raja Portugal empat buah kapal karakah yang besar, lima buah ghalias panjang. Maka Alfonso d’Albuquerque pun turun ke Goa, berlengkap pula di Goa tiga buah kapal, delapan buah ghalias, empat buah ghali panjang, enam belas buah fusta, menjadi empat puluh tiga buah semuanya. Maka pergilah ia ke Malaka, maka gemparlah orang Malaka, maka dipersembahkan orang kepada Sultan Ahmad, “Bahwa Feringgi datang menyerang kita dengan tujuh buah kapal, delapan buah ghalias, sembilan buah ghali panjang, enam belas buah fusta.” Maka Sultan Ahmad pun mengarahkan segala rakyat, menghadirkan kelengkapan perang. Maka berperanglah Feringgi dengan orang Malaka, maka dibedillah dari kapal, seperti hujan datangnya, dan bunyinya seperti guruh di langit, rupa kilat apinya seperti kilat di udara, bunyi istinggarnya seperti kacang direndang. Maka segala orang Malaka tiada boleh berdiri di pantai, daripada kesangatan bedil Feringgi itu. Maka ghali dan fusta dilanggarkannya ke pantai maka Feringgi pun naik, maka dikeluari oleh orang Malaka, maka perang terlalu ramai. Maka Sultan Ahmad pun keluar naik gajah. Jinakji namanya, Seri Udani di kepala gajah, Tun ‘Ali Hati di buntut gajah. Maka makhdum dibawa baginda bertimbal rangka, karena baginda berguru kepada makhdum ilmu tauhid.

Keluarlah nasehat Alfonso d’Albuquerque. Setelah ia diutus menjadi penengah, Alfonso d’Albuquerque menghadap raja Portugal untuk memberitahu, kemudian ia diberi empat kapal perang besar, lima buah senjata panjang. Kemudian Alfonso d’Albuquerque pergi ke Goa, telah siap di Goa tiga buah kapal, delapan buah senjata, empat buah senjata panjang, enam belas buah kapal perahu, semuanya berjumlah empat puluh tiga buah. Kemudian berangkatlah ia ke Malaka, gemparlah orang Malaka, diberitahukan kepada Sultan Ahmad, bahwa musuh datang menyerang mereka dengan tujuh buah kapal, delapan buah senjata, sembilan buah senjata panjang, enam belas buah kapal perahu. Kemudian Sultan Ahmad mengerahkan semua rakyatnya, menyiapkan alat-alat perang. Lalu terjadilah perang musuh dengan orang Malaka, ditembakkan dari kapal, seperti hujan datangnya, dan bunyinya bagaikan guruh, sambar menyambar seperti kilat diudara, suaranya sangat ramai. Semua orang Malaka tidak boleh berdiri dipantai, daripada kena tembak musuh. Lalu senjata dan kapal perahu diserangkan ke panta,i musuhpun naik, keluarlah orang Malaka terjadilah perang yang dasyat. Sultan Ahmad memimpin dengan menaiki gajah, namanya Jinakji, kepala gajah dipenuhi tumbuhan merambat, Tuan ‘Ali Hati dibelakang gajah. Tuan raja selamat, karena beliau mempelajari ilmu agama.

Maka Sultan Ahmad pergilah ke jembatan mendapatkan Feringgi, terlalu banyak hulubalang mengiringkan Baginda. Maka oleh Sultan Ahmad ditempuh Baginda dengan gajah, dan segala hulubalang Feringgi pun pecah berhamburan, lalu ke air; maka sekalian pun undurlah turun ke perahunya. Maka dibedilnya dari kapal dengan meriam yang besar-

Page 3: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

besar seperti halilintar bunyinya. Maka baginda berdiri di atas gajah baginda di ujung jembatan; kabar pun baginda tiada akan bedil yang seperti hujan itu. Maka makhdum berpegang dua-dua tangannya pada kiri kanan rangka gajah, maka kata makhdum, “Hei Sultan, di sini bukannya tempat tauhid, mari kita kembali.” Maka Sultan Ahmad pun tersenyum. Maka baginda pun kembali ke istana baginda. Maka Feringgi berseru-seru dari kapal, katanya, “Hei, orang Malaka, ingat-ingat kamu sekalian, demi Dios esok kita naik ke darat.” Maka sahut orang Malaka, “Baiklah.”

Kemudian Sultan Ahmad menuju jembatan mendapati musuh, banyak prajurit yang menghadang beliau. Sultan Ahmad menghalau dengan gajah, dan semua prajurit musuh berhamburan, masuk ke air, kemudian semua mundur naik ke perahunya. Lalu ditembakkan dari kapal dengan meriam yang besar-besar bunyinya seperti halilintar. Beliau berdiri di atas gajah di ujung jembatan, berita penyerangan pun menyebar. Kemudian Sultan Ahmad berdoa, kata ahli agama “Hei Sultan di sini bukan tempatnya ilmu agama, mari kita pulang” maka Sultan pun tersenyum. Lalu kembali ke istana raja. Musuh berteriak-teriak dari kapal, “Hei, orang Malaka, ingat kalian semua, demi hari esok kita akan kembali”, jawab orang Malaka, “Baiklah”

Maka Sultan Ahmad pun menghimpunkan orang, dan disuruh berhadir senjata. Maka hari pun malamlah; maka segala hulubalang dan segala anak tuan-tuan semuanya bertunggu di balairung. Maka kata segala anak tuan-tuan itu, “Apa kita buat bertunggu di balairung diam-diam sahaja? Baik kita membaca hikayat perang, supaya kita boleh faedah dari padanya.” Maka kata Tuan Muhammad Onta, “Benar kata tuan-tuan itu; baiklah Tuan Indera Sagara pergi memohonkan Hikayat Muhammad Hanafiah. Sembahkan mudah-mudahan dapat patik-patik itu mengambil faedah dari padanya, karena Feringgi akan melanggar esok hari. Maka Tun Indera Sagara pun masuk menghadap Sultan Ahmad, maka segala sembah orang itu semuanya dipersembahkannya ke bawah duli Sultan Ahmad. Maka oleh Sultan Ahmad dianugerahi Hikayat Amir Hamzah; maka titah Sultan Ahmad pada Tun Indera Sagara, “Katakan kepada segala anak tuan-tuan itu, hendak pun kita anugerahkan Hikayat Muhammad Hanafiah, takut tiada akan berani segala tuan-tuan itu seperti Muhammad Hanafiah; hanya jikalau dapat seperti Amir Hamzah pun padalah; maka kita beri Hikayat Hamzah.”

Sultan Ahmad mengumpulkan semua orang, lengkap dengan senjata. Tibalah malam hari, semua prajurit dan semua pemimpin menunggu di balai. Kata pemimpin itu,”Apa semua yang di balai diam-diam saja? Sebaiknya kita membuat cerita perang, supaya kita mendapat manfaatnya” Lalu Tuan Muhammad Onta berkata, ”benar kata pemimpin itu, kemudian tuan Indera Sagara membuatkan Sejarah Muhammad Hanafiah. Semoga anak buah itu mengambil manfaatnya, karena musuh telah merusak masa depan. Lalu Tun Indera Sagara menemui Sultan Ahmad, maka oleh Sultan Ahmad dianugerahi Hikayat Amir Hamzah; perintah Sultan Ahmad pada Tun Indera Sagara, ”Katakan pada semua anak

Page 4: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

pemimpin itu, sekalipun kita anugerahkan Sejarah Muhammad Hanafiah, haruslah berani seperti Tuan Muhammad Hanafiah, begitu juga jika seperti Amir Hamzah maka kita buatkan Sejarah Amir Hamzah.”

Sumber:

Budiyanto, Arif, dkk. 2008. Bahasa Indonesia: Mutiara Gramatika dan Sastra Indonesia.

Jakarta: Piranti.

Page 5: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Andrea Hirata, Royalti Miliaran, Honor Bicara Rp 35 Juta/Jam

BERITA - selebritis.infogue.com - Penulis novel tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, layak menjadi model orang muda Indonesia yang sadar akan masalah bangsanya. Ia tak hanya pandai menyatakan keprihatinannya atas keadaan masyarakatnya. Dibantu oleh penerbit Mizan dan manajernya Bivi, Andrea mulai melakukan kegiatan pendidikan bagi anak-anak di Pulau Belitung, tempat asalnya, sekaligus daerah yang menjaid latar karyanya yang akan segera difilmkan.

Lewat program "Laskar Pelangi in Action", pengarang yang meminta agar orang melafalkan dan menuliskan kampung halamannya dengan Belitong, itu telah mulai menjaring 30 anak untuk mengikuti uji coba di Sampoerna Foundation. Sesekali pula penulsi yang masih terhitung sebagai staf PT Telkom Bandung itu masih bersedia melayani anak-anak itu belajar di rumahnya. Lalu dari mana biayanya?

Andrea yang menyelesaikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia S2-nya pada Universite de Paris Sorbonne (Perancis) dan Sheffield Hallam University (Inggris) ini memang tergolong figur yang memiliki empati besar terhadap masyarakatnya. Ia juga tak segan-segan mengeluarkan uang dari koceknya yang diambil dari royalti untuk tetraloginya. Lainnya dari honor acara talk show yang sudah 174 kali dilakukan sepanjang dua tahun ini.

Seperti diketahui tetralogi Laskar Pelangi tergolong karya sastra yang fenomenal dari segi penjualan. Terbukti ia sudah menerima royalti hingga Rp 4 miliar, sebuah angka yang sulit dicapai pengarang (novel) lain di Indonesia. Selain itu Laskar Pelangi juga sudah difilmkan dan kini sedang dalam proses penggarapan. Setelah novelnya laku kencang ia kerap diundang untuk tampil dalam bebagai acara talk show.

"Honor saya memang mahal, Rp 35 juta per jam. Saya pun mendapatkan royalti dari menulis miliaran rupiah. Uang itu ada yang saya kembalikan untuk masyarakat di Babel dengan Laskar Pelangi in Action berupa kegiatan sosial dan pendidikan yang sudah saya mulai," kata Andrea.

Andrea menyayangkan pihak Pemerintah Babel yang tidak memanfaatkan momentum kesusksesan Laskar Pelangi untuk kepentingan daerah. "Ada istilah nabi itu tidak diterima di kampung sendiri. Babel tidak memanfaatkan momentum Laskar Pelangi," ujar Andrea.

Namun Andrea tidak ingin mengecam pihak lain secara membabi buta. Sebab ia melihat Gubernur Babel melalui Kepala Bappeda Yan Megawandi memanfaatkan momentum itu dengan mendatangkannya ke Babel. Sebelum memulai acara, Andrea bersama pihak manajer dan Mizan bertemu hampir satu jam dengan Gubernur Babel Eko Maulana Ali.

Pada kesempatan itu Gubernur Babel mengutarakan keinginanya agar Laskar Pelangi menajdi ikon Babel dengan nama Negeri Laskar Pelangi. Sebab, kata Yan, gubernur terinsipasiri oleh buku Andrea yang di dalamnya mengisahkan pergulatan anakanak yang tak mudah menyerah, percaya diri, dan tulus berbuat seperti yang dilakukan guru Muslimah.

"Permintaan gubernur agar Babel menjadi Negeri Laskar Pelangi. Dan Andrea dengan Laskar Pelanginya bisa saja menjadi ikon. Masyarakat dan anak-anak butuh ikon yang menjadi kebanggaan sekaligus inspirasi," kata Yan.

Film Laskar Pelangi sendiri akan memulai pengambian gambar perdana untuk diangkat ke layar lebar pada 25 Mei mendatang. Film itu akan digarap oleh sutradara Riri Reza dengan produser kondang Mira Lesmana.

"Saya sudah baca 11 kali skenarionya. Kalau meleset saya tak akan izinkan. Tentang peran

Page 6: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Menulis Wacana

1. Topik : Ujian Nasional tingkat SD tahun 20122. Tema : Kendala peserta dalam mengikuti Ujian Nasional SD3. Tujuan penulisan : 1. Agar para orang tua lebih memerhatikan dalam

membimbing buah hatinya. 2. Agar masyarakat mengetahui keadaan Ujian Nasional SD. 3. Agar pemerintah atau dinas pendidikan lebih baik dalam menyelenggarakan Ujian Nasional

4. Judul wacana : Rintangan Menghadapi Ujian Nasional5. Kerangka karangan : Paragraf pembuka

1. Ribuan siswa SD di setiap daerah melaksanakan Ujian Nasional.

Paragraf isi

1. Seorang siswa memilih untuk tidak mengikuti UN karena faktor ekonomi.

2. SDI Oinlasi kekurangan soal Bahasa Indonesia. Paragraf penutup

1. Pemerintah harus lebih memerhatikan pendidikan.6. Pengembangan kerangka :

Rintangan Menghadapi Ujian Nasional

Sejak Senin, 7 Mei 2012 yang lalu ribuan siswa-siswi SD di setiap daerah melaksanakan Ujian Nasional. Secara keseluruhan, Ujian Nasional yang terdiri dari tiga mata pelajaran yaitu, IPA, Bahasa Indonesia, dan matematika tahun ini berjalan cukup lancar. Namun, berjalan lancar bukan berarti tidak ada halangan dalam pelaksanaannya. Bahkan faktor ekonomi pun dapat membuat seorang siswi lebih memilih untuk tidak mengikuti ujian.

Membantu orang tua tentulah hal yang mulia. Tapi, siswi bernama lengkap Puti Sita Dewi yang bersekolah di SDN 8 Banjar, kabupaten Buleleng, memilih untuk tidak mengikuti ujian. “Saya kasihan pada orang tua, makanya saya membantu mereka” ujarnya. Ia mengaku tidak menyesal tidak sekolah karena faktor ekonomi. Kedua orang tuanya sudah memerintahkan Puti Sita untuk bersekolah namun ia memaksa untuk membantu membuat pakan ternak sapi dan babi yang merupakan pekerjaan orang tuanya. Meski begitu, pihak sekolah tetap mengusahakan Puti Sita agar mengikuti ujian susulan.

Page 7: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Lain lagi halnya apabila peserta mengikuti ujian tetapi tidak mendapatkan soal. Ujian hari pertama di SDI Oilansi, kecamatan Oilansi Selatan, empat siswa tidak mendapat soal Bahasa Indonesia karena kekurangan soal. Guru, pengawas dan petugas POLSEK berencana untuk menggandakan soal, tapi dibatalkan karena peraturannya tidak ada secara tertulis. Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat tidak sinkronnya jumlah peserta dan jumlah soal ujian. Kepala UPT Dinas PPO Oenlasi, Arnoldus Tusi menjelaskan, “Soal tidak kami gandakan, namun soal tersebut digilir per siswa tersebut.”

Puti Sita dan empat siswa SDI Oilansi bukan satu-satunya yang mendapat kendala dalam melaksanakan Ujian Nasional. Masih banyak siswa-siswi yang tidak mendapatkan haknya untuk mengikuti ujian. Pemerintah seharusnya lebih memerhatikan pelaksanaan ujian, khususnya di daerah-daerah.

Page 8: Alkisah Cerita Yang Ketiga Puluh Empat

Daftar Pustaka

Budiyanto, Arif, dkk. 2008. Bahasa Indonesia: Mutiara Gramatika dan Sastra Indonesia.

Jakarta: Piranti.

http://selebritis.infogue.com/andrea_hirata_royalti_miliaran_honor_bicara_rp_35_juta_jam

Koran Kompas, Senin, 7 Mei 2012

http://www.republika.co.id