4
Alat Bantu Pendengaran Pendahuluan Tidak hanya di Indonesia melainkan di negara-negara seperti Amerika lebih dari 10% orang telah kehilangan pendengaran. Hal ini banyak disebabkan karena peningkatan usia. Oleh karena itu melalui penelitian yang telah dilakukan, telah ditemukan alat bantu dengar yang lebih dikenal dengan implant alat bantu dengar (Implanteble Hearing Devices). Jenis-jenis Alat Bantu Dengar 1. Alat Bantu Dengar Hantaran Udara Alat bantu dengar ini paling banyak digunakan, dan biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka. Dengan alat bantu ini membuat suara terdengar lebih keras dan menguatkan. Serta menyalurkannya ke saluran telinga atau kanal auditori eksternal di dalam telinga. Prinsip kerja dari alat bantu dengar hantaran udara ini adalah dengan memanfaatkan hantaran udara yang masuk ke dalam telinga. Ketika seseorang mendengarkan suara, suara melewati saluran telinga menuju gendang telinga dan membuatnya bergetar. Inilah yang dimaksud dengan hantaran udara. Getaran ini kemudaian diteruskan ke tiga tulang kecil

Alat Bantu Pendengaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Alat Bantu Pendengaran

Alat Bantu Pendengaran

Pendahuluan

Tidak hanya di Indonesia melainkan di negara-negara seperti Amerika lebih dari 10%

orang telah kehilangan pendengaran. Hal ini banyak disebabkan karena peningkatan usia.

Oleh karena itu melalui penelitian yang telah dilakukan, telah ditemukan alat bantu dengar

yang lebih dikenal dengan implant alat bantu dengar (Implanteble Hearing Devices).

Jenis-jenis Alat Bantu Dengar

1. Alat Bantu Dengar Hantaran Udara

Alat bantu dengar ini paling banyak digunakan, dan biasanya dipasang di

dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil

yang terbuka.

Dengan alat bantu ini membuat suara terdengar lebih keras dan menguatkan.

Serta menyalurkannya ke saluran telinga atau kanal auditori eksternal di dalam

telinga. Prinsip kerja dari alat bantu dengar hantaran udara ini adalah dengan

memanfaatkan hantaran udara yang masuk ke dalam telinga.

Ketika seseorang mendengarkan suara, suara melewati saluran telinga menuju

gendang telinga dan membuatnya bergetar. Inilah yang dimaksud dengan hantaran

udara. Getaran ini kemudaian diteruskan ke tiga tulang kecil (ossicles) di telinga

tengah. Kemudian telinga kecil tersebut mengirimkan getaran di jendela oval menuju

koklea dan cairan didalamnya. Gerakan dalam cairan sel-sel rambut kecil di sepanjang

tikungan panjang koklea, menghasilkan sinyal pada saraf pendengaran. Sinyal saraf

lolos ke otak, yang kemudian ditafsirkan sebagai suara.

Bagian-bagian dari alat ini adalah :

Sebuah mikrofon untuk menangkap suara

Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara

Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan

Alat bantu dengar ini masuk kedalam alat bantu dengar konvesional.

Page 2: Alat Bantu Pendengaran

2. Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan

Alat bantu ini merupakan alat bantu dengar yang paling kuat. Alat bantu ini

menggunakan prinsip kerja alat bantu dengar hantaran udara, tetapi alat ini

menggunakan tekhnologi yang lebih modern. Alat ini biasa disimpan dalam saku

kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang di

saluran telinga. Alat ini juga sering dipakai oleh bayi dan anak-anak karena

pemakaiannya lebih muda dan tidak mudah rusak.

3. Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga

Sama seperti alat bantu dengar yang dipasang di badan, alat bantu ini juga

menggunakan prinsip kerja hantaran udara. Alat ini digunakan untuk penderita

gangguan fungsi pendengaran sedang sampai berat. Alat bantu dengar ini juga relatif

tidak terlihat oleh orang lain.

4. Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Prinsip kerja alat bantu kerja konduksi tulang ini adalah dengan membawa

suara melalui tulang di tengkorak. Pendengaran ini dapat terjadai apabila getaran

suara ditransmisikan langsung dari getaran dari konduksi tulang pendengaran melalui

tengkorak menuju koklea.

Yang perlu diketahui, pendengaran melalui konduksi tulang tidak seefisien

dibandingkan pendengaran melalui hantaran udara.