4

Click here to load reader

Aku Pemburu Vagina SMU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aku Pemburu Vagina SMU

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 1

Dendam Indahku

Dendamku terhadap pacarku memang tak bisa kutahan lagi. Aku berkali-kali diputuskan. Tapi atas rayuannya untuk memberikan sekali lagi kesempatan, aku selalu menajdi luluh. Sementara aku tau, kalau dia suka main perempuan. ABG lagi. Anak-anak SMA. Terakhir kali, aku memergoki pacarku membonceng seorang cewek anak SMA. Aku mengikutinya dengan sepeda motorku pula. Benar saja, setelah setengah jam lamanya aku mengikuti, mereka memasuki sebuah hotel melati di pinggiran kota. Bajingan desisku. Aku menunggu setengah jam. Kemudian aku memesan sebuah kamar. Begitu kunci aku terima aku bukannya masuk kamar, karea aku sendiri tak mungkin memsan sebuah kamar. Langsung aku mengetuk kamar denga halus, karena memang tanganku gemetaran. Saat pintu dibuka sedikit, aku langsung menolak kuat-kuat. Kekasihku tak menyangka, kalau aku yang menolak pintu. Dia pikir mungkin petugas hotel. AKu melihat dia sedang bertelanjang dan seorang gadis ABG berselimut di atas ranjang. Cepat kudatangi gadis itu dan menarikkan selimut dari tubuhnya. Ah...dia juga sedang bertelanjang bulat. Dengan cepat aku keluar dan membanting pintu kamar sekuat-kuatnya dan pergi ngacir. Sejak sat itu, dia tak berani lagi datang ke kosku. Dengan tenang aku terus kuliah dan tetap seiring sejalan dengan adik bungsunya, Wawan. Dia masih SMP kelas 2. Sangat manja kepadaku. Aku sengaja berperilaku seperti biasa, seakan tidak ada apa-apa. Keluarga kekasihku juga tidak mengetahui apa yang terjadi. Kos ku hanya 25 meter dari rumah mereka. Sepulang kuliah, aku tak punya semangat untuk mengerjaka skripsiku yang tinggal satu bab. Biarlah, besok sja, pikirku. Saat aku melamun, ketika itu pula Wawan datang ke kosku. Seperti biasa, dia pasti membawa PR matematikanya. Sebagai mahasiswi MIFA jurusan matematika, tentu saja aku dengan mudah mengajrinya. Dan aku bangga, ketika nilai di rapor-nya delapan. Seperti biasa, kalau aku di rumah, aku memakai pakaian daster tanpa BH. Cukup dengan CD saja. Tapi kali ini, daster miniku memperlihatkan pahaku dan kakiku yang jenjang. "Mari masuk," kataku. Wawan masuk tanpa ada pikiran apa-apa. Usianya 15 tahun. Tinggi semampai dan hitam manis, rambutnya ikal. Kupeluk dia seperti biasanya dia datang. Tapi kali ini kurapatkan pipinya ke buah dadaku. Aku harus bisa mendapatkanmu, seperti kakakmu mendapatkan gadis ABG itu, pikirku dalam hati. Dengan tenang Wawan mengikutiku dan senang dala pelukanku. Kami duduk di meja belajarku. Hanya ada satu kursi, karean kursi yang stu lagi kupakai untuk menjemur bantal dan gulingku. Ketika dia duduk, aku duduk di belakangnya. "Kita duduk satu kursi saja, ya?" kataku. Wawan setuju. Aku memperhatikan Wawan membuka buku matematikanya. Aku memeluk pinggangnya dari belakang. Dadaku kutempelkan ke punggungnya. Sebelah tanganku mengelus-elus perutnya dan sebelah lagi mengelus dadanya. "Ah...mbak. Geli..." katanya perlahan. Dia tidka menolak dan menepis tanganku. "Nanti juga nggak geli. Kamu tenang saja. Biar nanti kita selesaikan PR-mu," kataku. Sebentar juga siap, jelasku pula. Kucium tengkuknya perlahan. Kamu ganteng sekali, Wan, kataku memuji. Hati ABG mana yang tak senang dipuji. Ketika tanganku turun ke bawah, Wawan seperti menepisku. AKu ngotot dengan lembut. Kelembutan, membuat laki-laki ABG itu tak berkutik. Ah...aku

Page 2: Aku Pemburu Vagina SMU

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 2

terkejut. Kontolnya ternyata sudah ngaceng. "Ih...malu...geli," katanya. "Ah...kamu diam aja. Kamu nikmati saja. Nanti kamu akan senang," kataku. "Atau kita tak perlu belajar sama-sama lagi?" ancamku. Dia diam. Dia pernah bercerita kalau guru matematikanya sangat kejam. Yang tidak mengerjakan PR, pasti dihukum bahkan dipermalukan di depan kelas. Inilah satnya dendamku akan terlampiaskan, bisik hatiku pula. Dendamku pada Kekasihku, Kakaknya Wawan tak bisa dibendung lagi. Aku mulai memasukkan tanganku ke dalam celananya. Wawan protes. Aku tetap ngotot. Hup...dapat. Kontolnya benar-benar sudah ngaceng. Kudekap tubuhnya dengan tangan kananku kuat-kuat dan tangan kiriku terus mengelus burungnya. Saat Wawan mulai tenang, dengan cepat tangan kiriku yang mendekap membuka resleting celananya. Aku menuntunnya untuk berdiri agar aku bisa membuka celananya. Wawan menurut. Ini sebuah pertanda, kalau Wawan juga menginginkannya batinku. Saat dia berdiri kuturunkan celananya dan CD nya. Kini Wawan sudah setengah telanjang. Aku membimbing Wawan kembali duduk. Saat dia duduk, ketika itu pula aku bersimpuh di lantai. Dengan cepat kumasukkan kontol yang mulai membesar itu ke dalam mulutku. Oh...indah sekali. Kontolnya hanya setengah kontol kekasihku, bak panjangnya maupun besarnya. Ternyata kontol kecil, nikmat juga untuk diemut. Kujilati kepala kontol itu. Lalu lidahku kupermainkan pada batangnya. Turun ke buah yang tergantung. Kujilati buah itu. Ujung lidahku kuputar-putar pula pada lubang kecil yang ada di ujungnya. Wawan menggelinjang. Kubiarkan sesaat. Ketika kuraba selangkanganku, ternyata aku juga sudah basah. Aku mempercepat jilatanku, saat Wawan mulai menjambak rambutku. Ini sebuah pertanda, kalau Wawan hampir berada di puncaknya. Ah...kasihan dia. Belum mampu menguasai diri, hingga dengan cepat mau keluar. Aku pahan betul keadaanny. Masih pemula, batinku pula. Kulpeaskan kulumanku di penisnya. "Kok dilepas...." Wawan protes kecil. Aku tersenyum. Biar Wawan jangan cepat sampai, kataku. Kubuka dasterku. Menyembullah buah dadaku. Kusodorkan buah dadaku ke mulutnya. "Isap dong..." bisikku. Mulanya Wawan ragu, tapi akhirnya dia mengisap-isap juga tetekku. Oh...bibir mungil itu. Begitu lembut dalam keraguannya. Kuarahkan tangannya untuk meremas tetekku yang satu lagi. Setelah puas dengan tetek yang satu, kusodorkan tetekku yang satu lagi. Yah...Wawan belum menguasai betul artinya kenikmatan seorang perempuan. Kembali aku mengulum kontolnya yang masih tegang. Kuisap-isap dan kujilati. Kembali Wawan meremas rambutku. Kali ini, dia harus puas, batinku. Benar saja, tak lama setelah aku mempercepat kulumanku da permainan lidahku pada kontolnya terasa semburan lahar panas di mulutku. Ya...tiga kali dan aku menelannya. "Maaf..mbak. AKu enggak sengaja," katanya lirih. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman. "Mbak senang kamu keluarin di mulut mbak," kataku. Perasaan bersalahnya jadi hilang. Dengan cepat dia pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya dan sama-sama pipis di kamar mandi. Seusai pipis, kubimbing dia kembali ke meja belajar. "Kamu minum teh susu dulu, ya. Biar mbak buatkan," kataku. Kami sma-sama minum susu panas. Kelihatan Wwan masih malu-malu setelah kejadian itu.

Page 3: Aku Pemburu Vagina SMU

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 3

"Tenang saja Wan. Nikmatkan?' kataku. Aku yakin dia pasti sudah pernah onani. Berarti dia sudah pernah merasakan nikmatnya mengeluarkan sperma, walau tak senikmat mengeluarkan sperma di mulutku. Kami mulau mengerjakan PR matematika. Sengaja aku tidak menerangkan dengan njilmet agar secepatnya selesai. Yang peting 12 soal itu dapat kuselesaikan hanya dalam waktu 20 menit saja, tanpa menerangkan. Wawan nampak senang, setelah PRnya selesai. Dia tersenyum dan mulai bisa mengangkat mukanya. Saat itu, aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya. Dia gelagapan. Biar saja. Aku tak perduli. Kubimbing dia untuka melakukan seperti yang kulakukan kepadanya. Akhirnya dengan susah payah membujuk Wawan dapat menerima lidahku di dalam mulutnya dan mulai memberikan respon. Aku menjilati lehernya. Wawan mulai memelukku dengan kuat. Mulai aktif ketika tetekkku kusodorkan ke mulutnya. Dia sudah berinisiatif menguasai tetekkku. Mengeluasnya, meremasnya, menisapnya dan mempermainkan lidahnya. Alangkah cepatnya pelajarabn itu dia kuasai. Andaikan dia dengan mudah menguasai matematika seperti dia mudahnya menguasai seks pikirku. Ketika kubuka celananya, dia sudah ikut menurunkan celana itu. Kurebahkan dia di lantai. Dan aku juga rebah di sisinya. Kubimbing dia menaiki tubuhku. Kusuruh pula dia memasukkan kontolnya ke memekku. Hampir saja aku tertawa ngakak, ketika kontol itu tak pernah tepat ke dalam lobang memekku. Lalu kubimbing kontol itu memasuki lubang memekku. Slep! Begitu mudahnya kontol itu memasuki memekku. Dengan repleks dia mulai menggenjotku. Sepenuhnya tubuhnya menindih tubuhku, hingga aku menjadi sesak. Perlahan kubisikkan kepdanya agar tak semua tubuhnya menindih tubuhku. Dengan bertumpu pada kedua tangannya, Wawan mulai mengenjotku lagi. Makinnlama makin cepat. Aku harus mengimbanginya, kalau aku tak mau kehilangan momen. AKu harus lebih dulu sampai, sebelum Wawan. Dia tak mungkin ditahan. Wawan masih pemula, tak mungkin mampu menahan dirinya. Ketika pantatku kugoyang-goyang ke kiri dan ke kanan, aku memeluknya dengan keras dan kuat. Kujepit kedua kakiku ke pinggangnya. Kujilati lehernya dan kuciumi. Saat itu wawan tak mampu menggenjotku. Dia biarkan sja aku menggerakkan diriku, sampai aku puas dan mengeluarkan desah yang panjang, pertanda aku sampai. Perlahan kulepaskan pelukanku dan Wawan kembali mengenjotku, cepat dan semakin cepat. Tak lama kemudian, aku merasakan spermanya keluar di dalam liang memekku. Wawan terkulai di atas tubuhku. Jepitan kakiku tak kulepas, sampai kontolnya mengecil dan keluar sendiri dari liang memekku. Aku merasakan, kontol itu keluar dari memekku. Perlahan Wawan kubimbing turun dari tubuhku dan berbaring di sisiku. Dia begitu lemas. Kubiarkan dia mengambil nafas sebentar. Setelah tenang, kuberikan minum susu yang tersisa di gelasnya. Sejak saat itu, kami selalu melakukannya di kamar kosku dengan sangat hati. Ternyata Wawan juga sangat pintar menjaga rahasia. Dan kami selalu bersetubu, bukan saat mengerjakan PR tapi di hari-hari biasa. Saat ayah, ibu dan kakaknya sibuk kerja, sepulang sekolah dia langsung ke kosku. Menjalang ayah, ibu dan kakaknya pualng kerja, dia pulang ke rumahnya. Keindahan itu milik kami berdua. Aku dan Kakaknya benar-benar putus. Setahun lebih kami melakukannya. Sesudah aku sarjana, aku masih tetap kos di tempat itu, sebelum mendapat kerja. Kini aku sudah berada di kota lain, namun kami masih tetap saling SMS dengan mesra.

Page 4: Aku Pemburu Vagina SMU

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 4

Sesekali aku datang ke kotanya atau dia datang ke kotaku, setelah dia tamat SMP dan kini dia sudah SMA. Usia kami mengalami perbedaan 9 tahun. Namun aku merasa sangat bahagia di sisinya dan dia merasa sangat bahagia ketika bersamaku. Ketika kami menonton di bioskop, denga PD, dia menggandengku