15
Aksi Puasa Pembangunan di Masa Prapaskah Februari 19, 2013 · by yswitopr · in CATATAN HARIAN . · Ade bergegas mencari ayah dan ibunya. “Bu, ada titipan amplop!” katanya sambil menyerahkan amplop itu kepada ibunya. “Amplop apa, Dik?” tanya ibunya. Dengan semangat empat lima, Ade menjelaskan amplop itu. “Tadi Pak Paijo ke sini. Terus nitipin amplop itu. Pak Paijo mengatakan kalau amplop itu adalah amplop APP. Gitu, Bu! Di amplop ini juga ada tulisannya kok, Bu. Aksi Puasa Pembangunan.” Ibu Ade mengamati amplop itu dan memasukkan ke dalam buku Puji Syukur yang biasa dibawanya ke gereja. “APP itu apa sich, Bu?” tanya Ade kepada ibunya yang masih sibuk dengan amplop dan Puji Syukurnya. Ibunya gelagapan mendengar pertanyaan anaknya itu. “APP itu Aksi Puasa Pembangunan, dik!” sahut ayahnya dari ruang tamu. Ade segera menemui ayahnya di ruang tamu. Karena penasaran, Ade segera memberondong ayahnya dengan pertanyaan- pertanyaan, “Trus kenapa harus ada amplop segala? Emangnya amplop itu untuk apa?” “Ow.. gini lho, dik! Aksi Puasa Pembangunan itu salah satu ungkapan dalam masa Prapaska. Nah, APP itu harus punya daya ubah, Dik! Dalam APP itu ada pengumpulan dana”. Belum selesai

Aksi Puasa Pembangunan di Masa Prapaskah.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Aksi Puasa Pembangunan di Masa Prapaskah.docx

Citation preview

Aksi Puasa Pembangunan di Masa PrapaskahFebruari 19, 2013 by yswitopr in CATATAN HARIAN.

Ade bergegas mencari ayah dan ibunya. Bu, ada titipan amplop! katanya sambil menyerahkan amplop itu kepada ibunya.Amplop apa, Dik? tanya ibunya.Dengan semangat empat lima, Ade menjelaskan amplop itu. Tadi Pak Paijo ke sini. Terus nitipin amplop itu. Pak Paijo mengatakan kalau amplop itu adalah amplop APP. Gitu, Bu! Di amplop ini juga ada tulisannya kok, Bu. Aksi Puasa Pembangunan. Ibu Ade mengamati amplop itu dan memasukkan ke dalam buku Puji Syukur yang biasa dibawanya ke gereja. APP itu apa sich, Bu? tanya Ade kepada ibunya yang masih sibuk dengan amplop dan Puji Syukurnya. Ibunya gelagapan mendengar pertanyaan anaknya itu.APP itu Aksi Puasa Pembangunan, dik! sahut ayahnya dari ruang tamu. Ade segera menemui ayahnya di ruang tamu. Karena penasaran, Ade segera memberondong ayahnya dengan pertanyaan-pertanyaan, Trus kenapa harus ada amplop segala? Emangnya amplop itu untuk apa?Ow.. gini lho, dik! Aksi Puasa Pembangunan itu salah satu ungkapan dalam masa Prapaska. Nah, APP itu harus punya daya ubah, Dik! Dalam APP itu ada pengumpulan dana. Belum selesai menjelaskan, Ade langsung menyerobot, Pengumpulan dananya kapan, Pak? Ayahnya hanya tersenyum, Jadi, antara APP dan puasa itu ada kaitannya. Karena sebenarnya makna yang terkait antara puasa dan APP, yaitu memberikan hasil puasa. Dengan kata lain penghematan yang dilakukan kita sisihkan sebagai wujud keprihatinan terhadap sesama yang berkekurangan lewat menabung. Dan itu fungsi dari amplop APP yang diedarkan oleh gereja. Contohnya begini: setiap hari kan Adik jajan tuch. Nah selama masa prapraskah, adik tidak jajan. Lalu, uangnya disimpan diamplop. Pada saatnya nanti kita buka dan diserahkan kepada Gereja.Jadi amplop itu diisi selama masa Prapaskah ya, Pak?Bener, Dik! Adik itu cerdas, ya hehehehe Ini baru anak bapak! Tapi gini, dik! Kita itu masih sering salah mengerti mengenai dana APP. Kayak ibumu itu. Amplop APP itu dianggap sebagai bentuk sumbangan wajib atau partisipasi yang nanti di isi saat ketua lingkungan datang mengambilnya, bukan hasil dari puasa. Makanya amplop itu disimpen! Padahal, amplop itu mestinya diisi setiap hari. Diisi dari bentuk sikap tobat kita, yaitu hasil dari pantang dan puasa kita. Dengan kegiatan ini, tanpa disadari, adik telah membantu teman-teman adik yang tidak mampu membayar uang sekolah. Adik membantu teman-teman adik yang tidak memiliki nasib seperti adik. Ada banyak lho yang telah merasakan kebahagiaan karena bantuan yang tanpa kita sadari itu.Wahhhh Kalau begitu, adik akan melakukan aksi ini. Adik ga mau ketinggalan. Lha trus baiknya amplop itu diapain, Pak?Gini aja.. Biarlah amplop itu disimpan sama ibu. Sebagai gantinya, kita buat kotak APP. Trus kita taruh di ruang tamu. Setiap hari kita sisihkan uang makan. Adik menyisihkan uang jajan. Hasilnya kita masukkan ke kotak itu. Gimana, Dik?Ok, Pak! Kita buat sekarang aja, ya?Kemudian Ade dan Ayahnya membuat kotak APP dan menaruhnya di ruang tamu..

Telur PaskahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Cokelat telur PaskahTelur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.[rujukan?]Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah. Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa Utara dan di Asia. Tetapi, di Eropa Selatan dan juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.5 Hal Mengapa Ada Tradisi Telur Paskah Besar Kecil Normal TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Paskah atau hari ketika Yesus bangkit identik dengan telur. Di dunia Barat, umat Kristen kerap menambahkan sentuhan telur yang diberi beragam warna dalam perayaan Paskah mereka. Tapi apakah Anda tahu mengapa Paskah identik dengan telur? Kalau belum tahu, inilah jawabannya.

1. Bagi umat Kristen, telur adalah simbol kebangkitan Yesus. Telur memang tidak hidup, tapi memiliki kehidupan yang akan menetas.

2. Selama puasa pra-Paskah, umat Kristen dilarang memakan telur. Di Amerika, mereka kerap merayakan Hari Pancake sebelum puasa pra-Paskah dimulai. Hari Pancake bertujuan menutup kebiasaan makan telur dalam keseharian mereka. Dan ketika Paskah tiba, telur kembali masuk dalam menu makanan.

3. Tidak jarang telur Paskah dicelupkan ke pelbagai warna. Tapi, secara tradisional, warna yang digunakan adalah merah sebagai perlambang darah Yesus yang tumpah karena dipaku di salib.

4. Cangkang telur yang keras melambangkan penyegelan makam Yesus. Setelah retak, umat Kristen melambangkannya sebagai kebangkitan Yesus dari kematian.

5. Paskah adalah kekalahan kematian dan dosa melalui kebangkitan Yesus. Karena itu, umat Kristen memperingati Paskah sebagai penanda dimulainya kehidupan baru mereka dengan menata telur warna-warni sebagai dekorasi rumah.

Hingga kini, Paskah memang identik dengan telur. Tidak hanya di dunia Barat, tapi juga di Indonesia. Dan Paskah memang tidak lengkap tanpa telur. Selamat Paskah.

BINA IMAN ANAKI. Latar BelakangMemasuki masa Prapaskah dan untuk merayakan Paskah 2011, kami kakak-kakak pembina Bina Iman Anak ingin mengajak adik-adik untuk berbagi kasih dan kegembiraan Paskah. Selain mengajak adik-adik, kami juga ingin mengajak para orangtua untuk menjadi lebih dekat dengan anak-anak mereka dan menumbuhkan kebersamaan sebagai satu keluarga yang bisa saling mendukung satu sama lain. Adapun bentuk kegiatan dari berbagi kasih dan kegembiraan tersebut adalah berupa :1. Lomba Mencari Telur untuk anak usia 5-7 tahun.2. Lomba Membuat Kolase ( dari serpihan kulit telur ) untuk anak usia 8-12 tahun.3. Lomba Membuat Mading dgn tema APP 2011 BERBAGI untuk satu keluarga ( ayah, ibu dan 2 orang anak)4. Perayaan Ekaristi untuk Anak-Anak dengan mengundang Kelompok Koor Tuna Netra Laetitia yang berada dibawah Karya Sosial Pastoral Keuskupan Agung Jakarta untuk mengisi Koor.Selain itu, sesuai dengan tema APP 2011 Mari Berbagi , kami ingin juga mengajak anak-anak untuk berbagi dengan saudara/I dari kelompok Tuna Netra Laetitia, berupa membawa Kado untuk sesame saat Misa Paskah Anak tanggal 24 April 2011.II. Nama KegiatanKegiataan Prapaskah dan Paskah 2011 Bina Iman Anak St.AnnaIII. Bentuk dan Peserta Kegiatana. Lomba mencari TelurPeserta : Anak usia 5 -7 thn, dengan target 40 pesertaHari/ Tgl : Minggu, 10 April 2011Waktu : pkl. 08.00 wib s/d selesaiTempat : Sepanjang area sebelah kanan Gereja (dari lapangan strada s/d GuaMaria).Biaya Pengganti Snack : Rp. 10.000/ anakb. Lomba Membuat KolasePeserta : Anak usia 8 12 tahun, dengan target 30 pesertaHari/ Tgl : Minggu, 10 April 2011Waktu : pkl. 08.00 wib s/d selesaiTempat : SD.Strada Van Lith IIBiaya Pengganti Snack : Rp. 10.000,- / anakc. Lomba Membuat Mading dengan tema Mari BerbagiPeserta : Keluarga yg terdiri dari Ayah,Ibu dan 2 Anak, dengantarget 20 peserta.Hari/ Tgl : Minggu, 10 April 2011Waktu : pkl. 08.00 wib s/d selesaiTempat : SD.Strada Van Lith IIBiaya Pengganti Snack : Rp. 20.000/ keluargaNOTE : dari masing-masing lomba akan diambil pemenang I,II dan IIIAyo Daftarkan anak2 anda dan keluarga untuk mengikuti lomba Paskah inidi stand pendaftaran depan Gereja pada hari minggu selama Misa I & IIInti Semangat Pra-PaskahKamis, 26 April 2012 15:23 WIB

[phatcatholic.blogspot.com]Artikel Lainnya Lilin Adven Kisah Pertobatan Paulus Sungguhkah Yusuf Tulus Hati? Melepaskan Kelekatan Harta Kiamat dan Adven Penglihatan Tentang SurgaHIDUPKATOLIK.com - Menurut penjelasan Romo, inti semangat Masa Pra-Paskah adalah pertobatan. Saya sangat setuju. Tetapi, saya tidak mengerti mengapa pada Masa Pra-Paskah selalu disertakan tema APP yang tidak langsung bernada religius atau menyangkut pertobatan. Misalnya, tema 2008 Kesejatian Hidup dalam Pemberdayaan Lingkungan yang ujung-ujungnya berbicara soal membersihkan sampah. Tema 2009 Pemberdayaan Kesejatian Hidup dalam Hubungan antarumat Beriman yang ujung-ujungnya berbicara tentang hidup bersama dan dialog dengan umat beragama lain. Apa hubungan antara pertobatan selama Masa Pra-Paskah dengan ekologi dan hidup bersama? Apakah tidak lebih baik dibatasi saja pada pertobatan rohani atau menumbuhkan iman?

Katrin Milla, Jember

Pertama, memang benar bahwa inti semangat Masa Pra-Paskah adalah pertobatan. Namun, perlu diingat bahwa pertobatan itu tidak boleh dibatasi hanya pada aspek individual dan rohani saja. Pertobatan mempunyai aspek sosial, sehingga pertobatan yang rohani itu harus diwujudkan dalam tindakan-tindakan yang membangun sisi positif dari hidup bersama dan memperbaiki akibat-akibat negatif dari dosa manusia (bdk HIDUP, No 07, 14 Februari 2010). Demikian pula pertobatan juga mempunyai aspek ekologis, sehingga perlu diwujudkan dalam kaitan dengan lingkungan alam di sekitar kita.

Kedua, aspek sosial dan ekologis pertobatan akan tampak lebih jelas jika kita melihat dampak dari dosa pertama manusia. Dalam imbauan Apostolis pasca-Sinode Reconciliatio et Paenitentia, Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa perbuatan dosa manusia melukai bukan hanya relasi manusia dengan Allah, tetapi juga mengenai relasi manusia dengan sesama manusia (Gereja), dengan diri sendiri, dan dengan alam semesta (RP 4, 8, 17, 26).

Konsekuensinya, jika pertobatan dimengerti sebagai pemulihan kembali kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh dosa, maka pertobatan ini harus diwujudkan dalam relasi dengan Allah, sesama manusia, diri sendiri, dan alam semesta. Inilah rekonsiliasi rangkap empat yang harus dilakukan manusia. Keempat rekonsiliasi itu saling terkait satu sama lain.

Rekonsiliasi antara Allah dan manusia (Rom 5:10-11; 2Kor 5:18-20; Kol 1:19-23; Ef 2:14-18) berarti memulihkan kembali keretakan relasi manusia dengan Allah. Inilah pertobatan rohani yang seringkali kita lakukan selama Masa Pra-Paskah. Tetapi, ini bukan satu-satunya wujud pertobatan. Rekonsiliasi dengan sesama manusia adalah perwujudan sosial dari pertobatan yang sama. Rekonsiliasi dengan sesama tidak dibatasi dalam lingkup Gereja, tetapi juga mencakup seluruh umat manusia. Pemulihan ini mengembalikan pengakuan akan nilai transenden dari manusia (GS no 76), yang bisa diwujudkan antara lain dalam bidang politis, sosial, ekonomis. Pertobatan inilah yang diwujudkan dalam hubungan dengan umat beragama lain, misalnya dalam bentuk dialog dengan umat beragama lain, bakti sosial bersama, membela hak asasi manusia, menggalakkan kesatuan dalam masyarakat, dan lain-lain (bdk GS no 40-43). Rekonsiliasi dengan alam semesta seperti digambarkan oleh Paulus (Rom 8:19-22) merupakan bagian integral dari pertobatan yang sama. Karena itu, pembersihan sampah, menanam pohon merupakan perwujudan konkret dari pertobatan rohani.

Dimensi sosial dan ekologis dari iman juga tampak jelas jika kita mengingat bahwa dalam Kerajaan Allah kelak, kesempurnaan penyelamatan meliputi juga pemulihan kembali relasi manusia rangkap di atas. Kesempurnaan Kerajaan Allah berarti datangnya langit dan bumi yang baru. Inilah pemulihan seluruh alam semesta. Pemulihan inilah yang juga menjadi bagian dari tugas misioner Gereja. Pemulihan inilah yang menjadi bagian integral dari pertobatan selama Masa Pra-Paskah.

Ketiga, jika pertobatan dibatasi hanya pada dimensi rohani, maka berarti penghayatan iman kita juga menjadi kerdil. Hal ini bertentangan dengan iman kita bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan dan dikerjakan oleh Yesus Kristus mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, dan bukan hanya dimensi rohani. Keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus membarui seluruh diri manusia dan seluruh alam semesta.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CMAllah di Mata Gadis KecilBy admin on February 8th, 2013 Pengalaman beberapa minggu terakhir ini terjun ke TK di Jakarta, membuatku terhenyak melihat bagaimana Tuhan diperkenalkan dan diajarkan pada anak-anak TK ini.Tuhan dijadikan sosok kambing hitam untuk ancaman yang dilontarkan guru kelas, Kalau kamu tidak duduk rapi, nanti Tuhan Yesus marah, Kalau kamu jalan-jalan terus dan nggak nurut Ibu, berarti kamu anak setan. Mau jadi anak Tuhan atau anak setan? Kalimat seperti ini dilontarkan oleh para guru TK kepada anak-anak usia 4-5 tahun. Walaupun disampaikan dengan nada bicara yang halus namun bayangkan bagaimana konsep Tuhan tertanam pada anak-anak yang sedang berada di tahap perkembangan kognitif ini.Ada rasa geram dan tidak rela yang tertahan melihat bagaimana Tuhan ditanamkan seperti itu pada anak-anak. Namun saya tidak dapat berbuat apa-apa, sebab saya sedang bertugas sebagai observer di kelas itu. Dalam diam saya mencoba mengingat pengalaman saya sendiri berkenalan dengan Tuhan.Allah saya kenal melalui doa dan nyanyian yang dinyanyikan setiap pagi, malam dan ketika kami berjalan-jalan.Di pagi hari, perkenalan dengan Allah muncul melalui ucapan syukur atas pagi hari yang telah datang, atas nafas yang masih Ia berikan kepada kami. Juga memohon berkat dan perlindungan-Nya untuk aktivitas sepanjang hari yang akan dilakukan.Di malam hari, interaksi bersama Allah muncul dalam ucapan syukur atas satu hari yang sudah lewat, atas kesempatan untuk berkegiatan sepanjang hari, atas berkumpulnya kembali anggota keluarga di rumah untuk beristirahat bersama.Dan Allah lebih sering muncul dalam nyanyian bukan doa hafalan.Sebelum menyanyi, biasanya Ibu saya mengulang apa saja yang sudah kami lakukan sepanjang hari tersebut, semacam debriefing mungkin dalam terminologi di Psikologi. Saya terbantu untuk menyadari hal-hal apa yang perlu saya syukuri di satu hari itu.Lalu kami menyanyi Tuhan, terima kasihTuhan terima kasih. Tuhan di dalam surgapuji terima kasih. Amin. Atau dengan lagu Selamat Malam Bapa, Selamat malam Yesus, selamat malam Roh Kudus, terima kasih atas anugrah-Mu sepanjang hari ini. Ku memuji, ku bersyukur, ku muliakan nama-Mu. Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, terima kasih.Lebih terasa lagi ketika kami sedang dalam perjalanan bertamasya dan melihat pemandangan alam, lalu ibu mengajak kami untuk melihat keindahan alam semesta. Sambil melihat keindahan alam semesta, ia bercerita bahwa ini adalah karya Sang Pencipta. Maka muncullah kekaguman pada gadis kecil terhadap sosok pencipta Alam Semesta ini.Gadis kecil menyadari Allah ada di setiap tarikan nafas.Allah juga bukan sosok yang jauh dan tak terjangkau, Ia ada di dalam hati, ada di sekitar kehidupan gadis kecil maupun pada orang tua yang dengan segala kekurangan dan keterbatasan berusaha memberikan yang terbaik dengan penuh cinta.Maka kemudian gadis kecil menyadari Allah adalah kebaikan dan kasih yang diberikan bagi diri sendiri maupun sesama.Allah itu sahabatnya gadis kecil, sama seperti boneka beruang teman bermain gadis kecil.Yang bisa menjadi pasien ketika gadis kecil bermain dokter-dokteran atau bayi ketika bermain rumah-rumahan. Dan pelukan-Nya selalu hangat dan nyaman, senyaman ketika gadis kecil memeluk boneka beruang terlebih ketika memeluk ayah yang besar dan hangat.Allah itu teman mainnya gadis kecil. Sebab gadis kecil merasa setara dihadapan-Nya, merasa begitu berharga. Representasi yang didapatkan sedikit banyak dari interaksi gadis kecil bersama ayah dan ibunya.Allah bukan sosok yang diktaktor dan otoriter bagi gadis kecil. Ia hanya tahu kalau dirinya tidak suka dicubit, maka jangan mencubit orang lain. Kalau dirinya tidak suka dibentak-bentak, maka orang lain juga tidak suka dibentak-bentak. Perlakukan orang lain sebagaimana gadis kecil ingin diperlakukan.Pelajaran pertama tentang Allah untuk gadis kecil bukanlah pertama-tama ritual.Ritual muncul belakangan ketika sudah ada pengertian, kesadaran dan CINTA.Mencintai Allah sebagaimana mencintai kehidupan sebagaimana mencintai diri sendiri.Perjalanan mengenal Allah seiring dengan perjalanan mengenal dan menerima diri sendiri apa adanya.Perjalanan yang masih terus berlanjut sampai sekarang mungkin sampai nafas penghabisan nanti.Di masa gadis kecil, cukuplah ia mengenal Allah dari penerimaan orang-orang di sekitarnya, interaksi berkualitas dari orang-orang yang signifikan baginya dan diperkenalkan Allah dengan kemahaluasan-Nya melalui alam sekitar yang tidak terbatas pada bangunan gereja atau ritual di hari Minggu saja.Betapa gadis kecil merasa begitu berhutang cinta pada Allah, Sang Pemilik dan Penyelenggara Hidup.Sebab Ia yang telah lebih dahulu dan pertama mengasihi gadis kecil.Sebab Ia menitipkan dan menyalurkan cinta melalui ayah dan ibu, orang-orang pertama dan terdekat gadis kecil.Maka bertahun-tahun kemudian, betapa rasa cinta ini memunculkan ketergerakan pada gadis kecil untuk membagikan kenikmatan dan kebahagiaan cinta yang pernah direguk dari-Nya, pada orang-orang di sekitar dengan cara dan kemampuan gadis kecil sendiri.Dan ini muncul bukan karena Alkitab mengatakan demikian, namun melalui perjalanan dan pengalaman hidupnya gadis kecil menyadari betapa Allah sungguh mencintai sebab Allah adalah Cinta itu sendiri.Terkait dengan ilmu Psikologi,Jika pada tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak, ia mengembangkan basic trust pada pengasuh utama (caregiver) dan orang-orang yang signifikan baginya. Menurut saya, selain tumbuh rasa aman, percaya dan dicintai. Ia juga belajar memahami transendensi melalui ayah dan ibu. Orang terdekat dan signifikan sekaligus representasi Sang Pencipta di dunia gadis kecil.Pada akhirnya ketika gadis kecil mengembangkan sendiri kedekatannya dengan Allah ia merasa disitulah ia dapat belajar untuk menjadi otentik dan apa adanya. Sebagaimana dahulu Ia mencipta.Betapa inginnya gadis kecil merombak sistem pendidikan dan pengajaran Bina Iman di gereja. Anastasia SatriyoGerakan Ayo Sekolah Paroki St. AnnaBy admin on January 28th, 2013 AYO SEKOLAH adalah program bantuan uang sekolah untuk anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu di paroki St. Anna.

Top of Form

Bottom of FormMisi utama AYO SEKOLAH adalah menyambung harapan anak-anak yang kurang mampu agar terus bersekolah, memberikan mereka kesempatan untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.Matius 25:40Melalui program AYO SEKOLAH umat dapat berpartisipasi secara sukarela menjadi orang tua asuh membantu membiayai pendidikan anak dari keluarga yang tidak mampu sebagai perwujudan dari pelayanan Kasih Dengan Berbagi.. AKU MAU BERBAGI, BAGAIMANA CARANYA?Anda dapat berbagi kasih mendukung program AYO SEKOLAH dengan menjadi Orang Tua Asuh atau Donatur. 1. Orang Tua Asuh/PenyantunAnda bersedia memberikan bantuan rutin (SPP Bulanan) selama minimal satu tahun. Untuk menjadi orang tua asuh, anda dapat menghubungi kami di nomor hp: 081316665066 atau email: [email protected] untuk keterangan lebih lanjut.2. DonaturDana dari Donatur akan digunakan sebagai dana abadi untuk menjamin kelangsungan sekolah anak asuh. Donasi Kasih dapat ditransfer ke rekening kami di Bank CIMB Niaga No. Rek 9250100824003 a.n PGDP Santa Anna. Untuk anda yang berada di luar indonesia, anda dapat juga berpatisipasi memberikan bantuan kasih menggunakan Paypal/Credit Card (US$ only) dengan meng-klik tombol donate di bawah. Tuhan Yesus yang baik. semoga banyak hati yang tersentuh untuk membantu kami, sehingga kami dapat melanjutkan sekolah untuk mencapai cita-cita kami . Amin. Franz Klender Bapa, tolong aku dan adikku yang belum mampu membayar uang sekolah tiga bulan terakhir ini Kirimkanlah penolong bagi kami ya Yesusku yang baik.. Amin.Yohanna Duren Sawit

..Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk TUHAN dan bukan untuk manusia..Kolese 2:23