Upload
dewi1984
View
351
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Adikku Cantik dan Nikmat Sekali
Pagi itu sampai gue berangkat ke kantor, gue tidak
melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada
malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat
adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV,
gue berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang
ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik gue itu.
Sehingga akhirnya, malam itu gue pergi tidur agak
cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya
dosa: antara sadar dan tidak sadar, gue mendengar ada
suara yang membangunkan gue dari tidur ditengah
malam.
Ketika gue membuka mata, adik gue sudah didepan
gue sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur
donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…”
dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi
tidak terdengar petirnya. Entah kenapa, yang ada
dipikiran gue saat itu adalah, apakah kakak gue harus
mengetahui gue tidur menemani adik tiri kita malam itu.
Mungkin karena memang ada apa-apanya, gue takut kalau kakak gue tahu kejadian ini. Tentu
saja gue dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak gue tidak boleh
mengetahuinya.
Jadi yang gue lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan
menyusul. Gue takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama.
Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian gue menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali
ini kamar tersebut tidak terkunci. Gue melihat dalam kegelapan adik gue tidak bereaksi
dengan kedatangan gue ini, mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru
pura-pura tidur.
Gue langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung
berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini,
jantung gue berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika
rebah tidur disampingnya.
Gue sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung
membuat gue tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah,
gilaaaaa….sekarang tidur disamping gue adalah wanita yang sudah menjadi korban
pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini gue sudah sangat bersyukur
menikmati hanya dengan tangan gue yang meraba-raba bagian tubuhnya.
Disamping gue tidur wanita yang tadi malam gue punya rencana untuk mengajaknya
berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping
gue telah berbaring, adik tiri gue sendiri.
Perlahan gue mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih
terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan
adikku ini.
Gue melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas
diingatan gue, adik gue ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak
menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap. Kalau saja dia memakai
daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur.
Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu
ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan
sensasi.
Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada
tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu
karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa
alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa
resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak
mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.
Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya
pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada
takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya
sendiri.
Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu. Pertama, gue hanya menyentuh
pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji,
apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung gue memompa dengan
keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang
mulai tegang.
Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur,
atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat gue
semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini
tangan gue mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat.
Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh
kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat. Dan itu semakin membuat gue
berani untuk melakukan hal lainnya.
Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai
meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah gue lakukan sebelumnya. Terus kecupan-
kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi
bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya gue menarik pelan tubuhnya yang
menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.
Gue menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan
gelap jadi yang gue lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah
tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah, sembari terus memberikan kecupan-kecupan
kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi gue
masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi.
Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik gue tidak
mengadakan penolakan terhadap aksi gue itu. Dan selanjutnya gue sudah mulai berani
merangsek kebagian atas. Gue tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short
dan kaos.
Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang gue rasakan dan tentunya yang dirasakan
olehnya. Apalagi ketika gue sudah tiba dibagian payudaranya, gue menggigit dengan pelan,
meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara
tangan gue juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari gue ini.
Ada suatu saat ketika gue menekan shortnya dibagian yang gue rasa itu adalah posisi
vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat gue semakin berani.
Tapi tetap gue belum bertatapan langsung dengan matanya karena gue sibuk membenamkan
kepala gue diantara dua payudaranya. Gue tetap takut untuk melihat dia secara langsung.
Badan gue ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya.
Gue bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk
menikmati sentuhan selanjutnya.
Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut, gue mulai menaikkan kepala gue
untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap gue hanya melihat secara sejenak bagaimana
adik gue memeramkan matanya dan gue menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-
akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.
Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada
yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya. Dia menggelinjang setiap gue
mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah gue) dan sementara tangan gue
tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya (gue
menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan
sensivitasnya).
Tentu saja tangan gue tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga
jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan gue menghindari tergesa-
gesa untuk membuka kaosnya, sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan
sentuhan gue) jemari gue langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas
payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik gue.
Sebelumnya gue tidak pernah mencium adik gue ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin
membahana, tidak sempurna kalau gue tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada
didalamnya.
Tentu saja gue memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke
dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya. Dan adik gue tetap
dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat gue
semakin birahi. Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan gue
pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah gue untuk menyentuh
bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.
Tidak kehilangan akal, tangan gue berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan
bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru
kemudian gue melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung gue masukkan lidah gue
kedalamnya. Sungguh, adik gue ini belum pengalaman untuk berciuman.
Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga
gue tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat gue semakin gemas dan penasaran,
sehiingga akhirnya kalau tadi gue dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang gue
meletakkan tubuh gue keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi
penis gue yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.
Gue gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan
pada saat itulah posisi penis gue taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi
itu cukup untuk membuat adik gue semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis gue
disekitar vaginanya.
Dan itulah kesempatan ketika gue membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar
dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah gue mengulum lidahnya dengan
leluasa.
Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam
mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan
dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi gue juga dibuatnya
mabuk kepayang. Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena
ketika gue melihat adik gue mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai gue
menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.
Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat
seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah
yang membuat gue bertambah berani. Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam
yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan gue semakin menjadi-jadi.
Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik gue ini, meski bra
masih melekat diatas payudaranya. Gue mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi
penghalang gue untuk menjilat putingnya.
Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti
branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang.
Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa
melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos gue sendiri
dengan cepat dan segera merapatkan tubuh gue ke atas tubuhnya.
Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara gue
dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana gue beserta cd-nya
sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin
menjadi-jadi.
Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara
tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi
keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.
Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi gue memang
sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara
kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh
kakaknya sendiri. Yang gue lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan gue sendiri
supaya dia juga terangsang mendengar suara gue yang merintih-rintih kenikmatan.
Tiba saatnya ketika gue harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang
dikenakan oleh adik gue ini. Ini bukan pekerjaan sulit (gue sudah sering melakukannya pada
wanita-wanita lain sebelumnya) gue hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang
kenikmatan dengan sentuhan gue dan saatnya tiba ketika gue tidak langsung membuka
celananya tetapi justru menyelusupkan jemari gue masuk kedalam cd-nya.
Gue hanya meletakkan jari gue diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya gue menekan
dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik gue langsung memegang
tangan gue dan menahannya disana. Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka
shortnya.
Dan itu gue lakukan dengan mudah sekali, karena adik gue juga dengan cepat turut
membantu membuka celana yang dikenakannya. Tetapi gue tetap tidak mau terburu-buru
untuk membuka cd-nya. Melihat adik gue sudah telanjang, dengan kemulusan yang tidak
terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat gue. Tapi gue akan membuat bagaimana supaya
dia juga menginginkan permainan malam itu. Maka langkah selanjutnya adalah, gue menaruh
tubuh gue diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan
penis gue diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang
dikenakannya.
Lalu kembali tangan gue menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari
mulut gue kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya
yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat
bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis gue naik turun diatas permukaan cd-nya
yang menutupi vaginanya.
Gue terus menggesek-gesek penis gue naik turun diantara selangkangannya, sambil
mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik gue. Tapi sekian menit gue tunggu, dia
tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan gue lebih dalam dan itu
bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya
walaupun dia sudah sangat menginginkannya.
Maka yang gue lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah, gue turunkan
setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis gue kedalamnya. Gue sangat
mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat,
tapi memang itu gue sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan
membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.
Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah gue menggesek-gesekkan penis gue
diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya
secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar. Sangat erotis! Tidak pernah
terbayangkan, adik gue yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini.
Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul,
maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya.
Dan goyangan dia semakin membuat gue belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-
cairan disekitar jembutnya itu.
Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis gue bisa
masuk kedalam vaginanya. Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan
pernah bisa masuk penis gue kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya.
Dan memang rencana gue adalah, ketika gue membuka sebagian dari cd-nya, gue mau dia
yang melakukan pekerjaan sisanya. Gue mau membuat dia merasakan bahwa dia juga
menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian.
Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang
tetapi belum merasakan penis gue masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan
celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat gue dari belakang dengan kedua
tangannya. Sabar…kembali gue harus bersabar…! Gue yakin meskipun terlihat sudah mulai
liar adik gue ini tapi sesungguhnya gue percaya dia masih perawan.
Gue pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi gue mau
melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.
Gue tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya, gue tetap menahan
pantat gue untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.
Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau
gue langsung mencobloskan penis gue kedalam vaginanya. Yang gue butuhkan adalah
kesabaran dan kelembutan dalam bercinta. Dan caranya adalah gue membisikkan
kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari gue sekali lagi, selain suara
erangan-erangan sebelumnya.
Gue ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar
vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Dan gue harus meyakininya bahwa malam
pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata.
Oleh karenanya, mulailah gue kembali menggesekkan penis gue diatas permukaan vaginanya,
sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis gue dengan lembut. Yang terjadi adalah,
dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya.
Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis,
cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah
untuk dimasuki. Jadi yang gue kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk
terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh
tubuhnya.
Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang
tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis gue kedalam vaginanya.
Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik gue ini tetapi dengan
kesabaran gue melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau gue anggap
perlu, gue turunkan kepala gue kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat
vaginanya.
Jujur, gue sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang,
dengan senang hati gue melakukan pengorbanan ini. Cukup lama untuk bisa menembus hutan
belantara keperawanan adik gue ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah
dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan ****** gue sudah mulai
menancap masuk kedalam.
Dan nikmat yang gue rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi
justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari
pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan
indahnya pada pertemuan pertama.
Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik gue itu tidak membuatnya sakit yang
parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi gue itu sudah cukup
berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma gue disekitar perutnya tanpa
merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau gue bersetubuh dengan wanita lainnya
yang berpengalaman.
Ada yang aneh ketika gue harus mengakhiri permainan malam itu. Gue merasa aneh harus
menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos gue dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya
‘de…” dan kemudian gue dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan
berdosa. Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat.
Besoknya, dengan sengaja gue tidak menjemput adik gue pulang walaupun sebetulnya ada
kesempatan. Gue tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang
harus dibicarakan. Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh
saja.
Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik gue masih tidur sendiri, tunggu
hingga jam satu pagi, baru gue berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya
dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.
Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di
tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi
kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.
Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi
yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena gue sebelumnya malam itu
sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik gue.
Dan ketika gue membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam,
dan itu artinya…..jantung gue kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima
kenyataan bahwa ternyata adik gue sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia
memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan
melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.
Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik gue memang sepertinya benar-benar tertidur.
Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini, gue tidak mau
membuang-buang waktu lagi. Gue yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan
durasi yang lama. Gue dengan polosnya langsung membuka seluruh baju gue dan celana
beserta cd-nya.
Gue merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut. Jangan
membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya
melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah,
dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik gue dan langsung pelan-pelan
menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak
sadar.
Setelah shortnya dilucuti, jemari gue menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada
sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang
tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya. Tidak ada perlawanan. Malah
sepertinya ketika bibir gue tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis
menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi.
Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup
kaos. Tidak sabar lagi, gue langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya
meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-
nya. Gue suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.
Karena kemudian adik gue akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa
membuang waktu gue langsung membuka kaos dan bra-nya. Gue sudah telanjang bulat dari
pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas gue selanjutnya adalah memastikan bahwa dia
akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis gue
akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.
Dan seperti taktik gue sebelumnya, gue tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum
dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang
melucuti.
Jadi yang gue lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan
terus meremas-remas payudaranya. Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi
keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita
benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak
dan begitu sebaliknya.
Gue tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya. Dan
ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka gue membisikkan kalimat:”Kita
harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam
bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah. Tapi gue memang
benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat.
Gue tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat
tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan gue. Langsung gue melemparkan
selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah.
Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja,
walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan
yang lebih hebat dari sebelumnya. Dan itulah yang terjadi: gue langsung kembali mencium
bibir dan melumat lidahnya.
Menindihnya dengan tubuh gue yang langsung menyelipkan ****** diantara kedua pahanya.
Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya.
Dalam hati gue bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik gue ini seperti suatu mukjizat.
Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri,
meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada
hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk
memberikannya kepuasan yang tidak terkira.
Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan gue agak sedikit lembut
dan penis berdiri tidak begitu kencang. Dan ini sangat menguntungkan gue karena gue jadi
bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik gue memburu dengan sedikit malu-
malu sementara gue seperti berkesan jual mahal.
Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika gue mulai melucuti perlahan
cd adik gue ini kebawah, nafsu birahi gue seakan tiba-tiba muncul. Entah kenapa gue
bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi gue kebawah dan kemudian langsung
mengarahkan lidah gue kearah vagina adik gue.
Gue hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri gue untuk menjilat vagina wanita,
gue hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis
gue kedalamnya. Tapi itulah gue, selalu membuat wanita penasaran.
Gue tetap hanya menyenderkan penis gue keatas vaginanya tanpa bermaksud
memasukkannya sementara gue pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil
mendekap tubuhnya dengan kedua tangan gue.
Justru adik guelah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya ****** gue bisa menghujam
kemaluannya. Dan gue tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena gue
kemudian berbisik kepadanya:”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya gue bertanya. Seperti
tersekat ditenggorakan jawabannya:”Terserah kakak…”
Inilah saatnya gue menunjukkan kepada adik tirinya, siapa gue sebenarnya. Dengan sigap gue
sekarang memegang ****** gue dengan jari gue dan mulai membelai-belai permukaan
vaginanya dengan penis gue. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk
mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya.
Dan erangan yang keluar dari adik gue semakin membuat gue semangat untuk terus
menggesek-gesekan ****** gue di atas permukaan vaginanya. Ketika dirasa cukup licin,
mulai pelan-pelan gue dorong ****** ini dengan tangan gue masuk kedalam vaginanya.
Itu cukup untuk membuat tubuh adik gue terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan
nikmatnya bergabung menjadi satu. Kalau sudah begitu gue akan menarik kembali keluar
****** gue dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik gue
terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.
Dalam hati gue, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara
konstan, gue mulai memasuk-keluarkan ****** gue kedalam setengah lubang vaginanya,
hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar. Itulah yang
terjadi beberapa saat kemudian, ketika gue mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai
lancar untuk terus dipompa keluar masuk ****** gue.
Akhirnya gue melepas jari gue dari ****** dan membiarkan ****** gue mencari sendiri
jalan masuk lobang kedalam vagina adik gue dan sekarang saatnya tangan gue akan
memindahkan sentuhannya ke payudara adik gue. Sambil memeras payudaranya, gue secara
perlahan menggenjot pantat gue naik turun membenamkan ****** gue kedalam memeknya.
Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik gue,
tetapi dengan sigap gue tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar. Dari
yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya
****** gue didalam memek adik gue ini. Ini tentu saja akan membuat gue untuk terus
menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi. Dan dimulailah gue mengangkat satu
kakinya untuk disilangkan dan gue juga menyilangkan kaki gue untuk mengajarkan padanya
******* dengan gaya bintang. Gue suka banget gaya ini dan gue mau adik gue
merasakannya juga. Gue merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh ****** kita
kedalam memek wanita yang kita garap. Adik gue hanya menurut saja permintaaan gue
dengan tatapan yang aneh. Gue tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia
untuk digarap, gue tidak perduli. Maka selanjutnya yang terjadi adalah, gue mengocok
seluruh tubuh gue dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi
mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak. Gue terganggu dengan teriakannya
sehingga gue menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang
mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya
teriakan yang keluar tidak terdengar. Gila, gue bener-bener horny sekarang kalau
membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainan dengan seorang perawan selalu
mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah gue
memerawani adik gue sendiri. Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu,
hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya. Gue hanya tersenyum tanpa
memberitahu bahwa rahasianya adalah gue sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak
muncrat-muncrat pada malam itu. Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga
kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita
berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi. Bahkan pernah, ketika kita berdua
mengikuti camping bersama disuatu tempat, pada siang hari kita ******* di dalam tenda
tanpa ada yang mengetahui. Siapa yang mau curiga, kalau mereka tahu si Bella adalah adikku
sendiri.Seorang adik tiri yang akhirnya menjadi gila seks karena diajarkan berbuat nafsu bejat
itu oleh kakaknya sendiri yang berawal dari sentuhan di
telinga.oughhhhhh….crottzzzzz….crotz…..
TAMAT