5
Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA 2012) Teknik Informatika-Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 10 Maret 2012. pp 73-77 73 ISSN 2252-3081 MODEL PERHITUNGAN TINGKAT KEDEWASAAN TI (MATURITY LEVEL) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Indri Sudanawati Rozas Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya, 60117 email : [email protected] Abstrak: COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah framework yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang berbasis di Amerika Serikat. COBIT merupakan sebuah framework yang tak hanya digunakan sebagai dasar tata kelola, namun juga dapat digunakan sebagai dasar audit teknologi informasi. COBIT 4.1 adalah versi terakhir yang saat ini sudah dirilis oleh ITGI. Penggunaan COBIT sebagai framework tata kelola TI sudah banyak dikenal dan diketahui penggunaannya. Namun pemakaian COBIT sebagai dasar metodologi audit masih belum banyak diketahui. Salah satu hal mendasar yang masih banyak ditanyakan adalah bagaimana cara menghitung nilai maturity level TI (tingkat kedewasaan TI) berdasarkan framework COBIT. Untuk itu dalam makalah ini dibahas tentang metode perhitungan maturity level menggunakan framework COBIT. Keywords: COBIT, audit, tata kelola, maturity level, level kedewasaan TI. 1. PENDAHULUAN Saat ini penggunaan teknologi informasi dalam setiap aspek kehidupan sudah tidak dapat lagi dipisahkan. Penggunaan teknologi informasi yang efektif dan efisien merupakan cita-cita bagi setiap organisasi. Untuk itu diperlukan tatakelola sebagai acuan agar efektivitas dan efisiensi tersebut dapat dicapai. Ada beberapa standar dunia tata kelola TI yang sudah umum digunakan. Masing-masing memiliki fokus pengembangan dan kelebihan masing-masing. Salah satu standar yang paling banyak digunakan adalah COBIT. Hal ini dikarenakan COBIT memiliki kelebihan dalam hal kelengkapan instrumen pendukungnya. Namun kalangan TI yang bisa dikatakan ahli framework COBIT di Indonesia masih sedikit. Sehingga sharing informasi mengenai penggunaan COBIT sebagai framework tatakelola dan audit juga masih jarang. Salah satu infromasi mendasar yang masih banyak belum diketahui oleh masyarakat TI adalah bagaimana cara menghasilkan nilai maturity level TI menggunakan COBIT. Padahal pada tahun 2003 Andrea Pederiva melalui jurnal yang diterbitkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association) telah mempublikasikan algoritma perhitungan maturity level menggunakan COBIT [1]. Makalah ini akan membahas algoritma tersebut disertai ilustrasi dan contoh. Sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat TI Indonesia yang memahami dan dapat menggunakan framework COBIT sebagai acuan audit teknologi informasi. 2. COBIT COBIT merupakan salah satu framework tatakelola TI yang sudah dikenal luas oleh masyarakat TI. Keseluruhan konsep framework COBIT diilustrasikan oleh Gambar 1, dimana terdapat kubus tiga dimensi yang terdiri dari: (1) kebutuhan bisnis (business requirements), (2) sumber daya teknologi informasi (IT resources) (3) proses teknologi informasi (IT Processes). Gambar 1. Kubus COBIT [2] Dalam sudut pandang business requirements COBIT menyatakan bahwa setiap organisasi menginginkan proses TI yang berjalan memenuhi prinsip effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability, compliance, dan reliability. Untuk memenuhi prinsip tersebut maka seluruh IT resources yang terdiri dari people, information, infrastructure, dan applications harus dikelola dengan baik.

6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CObit 4.1

Citation preview

Page 1: 6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA 2012)

Teknik Informatika-Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

10 Maret 2012. pp 73-77

73

ISSN 2252-3081

MODEL PERHITUNGAN TINGKAT KEDEWASAAN TI

(MATURITY LEVEL) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

Indri Sudanawati Rozas

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya, 60117

email : [email protected]

Abstrak: COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah framework

yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang berbasis di Amerika Serikat. COBIT merupakan

sebuah framework yang tak hanya digunakan sebagai dasar tata kelola, namun juga dapat digunakan sebagai

dasar audit teknologi informasi. COBIT 4.1 adalah versi terakhir yang saat ini sudah dirilis oleh ITGI.

Penggunaan COBIT sebagai framework tata kelola TI sudah banyak dikenal dan diketahui

penggunaannya. Namun pemakaian COBIT sebagai dasar metodologi audit masih belum banyak diketahui.

Salah satu hal mendasar yang masih banyak ditanyakan adalah bagaimana cara menghitung nilai maturity level

TI (tingkat kedewasaan TI) berdasarkan framework COBIT. Untuk itu dalam makalah ini dibahas tentang

metode perhitungan maturity level menggunakan framework COBIT.

Keywords: COBIT, audit, tata kelola, maturity level, level kedewasaan TI.

1. PENDAHULUAN Saat ini penggunaan teknologi informasi

dalam setiap aspek kehidupan sudah tidak dapat lagi

dipisahkan. Penggunaan teknologi informasi yang

efektif dan efisien merupakan cita-cita bagi setiap

organisasi. Untuk itu diperlukan tatakelola sebagai

acuan agar efektivitas dan efisiensi tersebut dapat

dicapai.

Ada beberapa standar dunia tata kelola TI

yang sudah umum digunakan. Masing-masing

memiliki fokus pengembangan dan kelebihan

masing-masing. Salah satu standar yang paling

banyak digunakan adalah COBIT. Hal ini

dikarenakan COBIT memiliki kelebihan dalam hal

kelengkapan instrumen pendukungnya. Namun

kalangan TI yang bisa dikatakan ahli framework

COBIT di Indonesia masih sedikit. Sehingga

sharing informasi mengenai penggunaan COBIT

sebagai framework tatakelola dan audit juga masih

jarang.

Salah satu infromasi mendasar yang masih

banyak belum diketahui oleh masyarakat TI adalah

bagaimana cara menghasilkan nilai maturity level

TI menggunakan COBIT. Padahal pada tahun 2003

Andrea Pederiva melalui jurnal yang diterbitkan

oleh ISACA (Information Systems Audit and

Control Association) telah mempublikasikan

algoritma perhitungan maturity level menggunakan

COBIT [1]. Makalah ini akan membahas algoritma

tersebut disertai ilustrasi dan contoh. Sehingga

diharapkan semakin banyak masyarakat TI

Indonesia yang memahami dan dapat menggunakan

framework COBIT sebagai acuan audit teknologi

informasi.

2. COBIT COBIT merupakan salah satu framework

tatakelola TI yang sudah dikenal luas oleh

masyarakat TI. Keseluruhan konsep framework

COBIT diilustrasikan oleh Gambar 1, dimana

terdapat kubus tiga dimensi yang terdiri dari:

(1) kebutuhan bisnis (business requirements),

(2) sumber daya teknologi informasi (IT resources)

(3) proses teknologi informasi (IT Processes).

Gambar 1. Kubus COBIT [2]

Dalam sudut pandang business requirements

COBIT menyatakan bahwa setiap organisasi

menginginkan proses TI yang berjalan memenuhi

prinsip effectiveness, efficiency, confidentiality,

integrity, availability, compliance, dan reliability.

Untuk memenuhi prinsip tersebut maka seluruh IT

resources yang terdiri dari people, information,

infrastructure, dan applications harus dikelola

dengan baik.

Page 2: 6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA)

74

ISSN 2252-3081

Dari sisi manajemen tatakelola TI COBIT

membagi menjadi 4 (empat) buah domain yaitu PO

(plan and organize), AI (acquire and implement),

DS (delivery and support), dan ME (monitor and

evaluate). Keempat domain tersebut terdiri dari 34

(tigapuluh empat) IT Process. Keseluruhan IT

Process tersebut adalah [2]:

1. PO1 Define a Strategic IT Plan

2. PO2 Define the Information Architecture

3. PO3 Determine Technological Direction

4. PO4 Define the IT Processes, Organisation

and Relationships

5. PO5 Manage the IT Investment

6. PO6 Communicate Management Aims and

Direction

7. PO7 Manage IT Human Resources

8. PO8 Manage Quality

9. PO9 Assess and Manage IT Risks

10. PO10 Manage Projects

11. AI1 Identify Automated Solutions

12. AI2 Acquire and Maintain Application

Software

13. AI3 Acquire and Maintain Technology

Infrastructure

14. AI4 Enable Operation and Use

15. AI5 Procure IT Resources

16. AI6 Manage Changes

17. AI7 Install and Ac

18. DS1 Define and Manage Service Levels

19. DS2 Manage Third-party Services

20. DS3 Manage Performance and Capacity

21. DS4 Ensure Continuous Service

22. DS5 Ensure Systems Security

23. DS6 Identify and Allocate Costs

24. DS7 Educate and Train Users

25. DS8 Manage Service Desk and Incidents

26. DS9 Manage the Configuration

27. DS10 Manage Problems

28. DS11 Manage Data

29. DS12 Manage the Physical Environment

30. DS13 Manage Operationscredit Solutions and

Changes

31. ME1 Monitor and Evaluate IT Performance

32. ME2 Monitor and Evaluate Internal Control

33. ME3 Ensure Compliance With External

Requirements

34. ME4 Provide IT Governance

Untuk melakukan audit berbasis COBIT,

auditor harus menilai berapa maturity level/tingkat

kedewasaan masing-masing IT Process berdasarkan

mekanisme audit yang telah dilaksanakan. Nilai

tersebut menggambarkan bagaimana kondisi proses

TI berjalan dalam suatu organisasi. Ketika nilainya

masih rendah maka auditor akan

merekomendasikan perbaikan kontrol sehingga

diperoleh peningkatan nilai kedewasaan TI.

Sebelum melaksanakan audit berbasis

COBIT, auditor harus mempersiapkan pertanyaan

dalam bentuk kuisioner. Beberapa hal yang harus

diketahui oleh auditor terkait kuisioner adalah

sebagai berikut.

2.1. Skenario Pembuatan Pernyataan Untuk membuat pertanyaan dalam kuisioner

tersebut auditor tinggal mengambil pernyataan yang

ada di dalam Maturity Model COBIT. Sebagai

contoh pembuatan pernyataan untuk proses PO10

terdapat pada Gambar 2. Auditor hanya perlu

mengambil setiap kalimat yang terdapat pada

deskripsi Maturity Model pada COBIT sesuai IT

Process terkait. Kemudian dari deskripsi tersebut

dipecah menjadi kalimat sederhana sebagaimana

dicontohkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan pernyataan [1]

2.2. Penilaian Pernyataan Kuisioner Setelah pernyataan untuk kuisioner

diperoleh, selanjutnya diperlukan standar penilaian

jawaban untuk masing-masing pernyataan. Untuk

masing-masing pernyataan, jawaban yang tersedia

adalah 4 (empat) yaitu: not at all, a little, quite a

lot, completely. Jawaban tersebut diberikan sesuai

dengan tingkat kesetujuan responden terhadap

masing-masing pernyataan yang diberikan seperti

contoh pada Gambar 2. Masing-masing jawaban

responden tersebut memiliki skore nilai

sebagaimana terdapat pada Gambar 3.

Gambar 3. Skore Jawaban [1]

Page 3: 6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA)

75

ISSN 2252-3081

2.3. Pembuatan Kuisioner Sebelum melakukan perhitungan, auditor

harus mempersiapkan kuisioner. Berdasarkan teori

pada pain 2.1 dan 2.3 sebelumnya, cara

mengaplikasikannya ke dalam sebuah kuisioner

dicontohkan pada IT Process PO3 level 3 berikut:

1. Mengambil pernyataan

Sesuai contoh yang diambil maka langkah

pertama adalah mengambil seluruh pernyataan dari

level 3 PO3 seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Level 3 PO3

2. Memecah pernyataan

Langkah kedua setelah pernyataan COBIT

yang bersesuaian diambil adalah dengan

memecahnya menjadi pernyataan dengan model

kalimat tunggal. Sebagai contoh jika dilakukan

maka Gambar 4 tersebut akan menghasilkan 11

pernyataan sebagai berikut:

1. The IT project management process and

methodology have been formally established

and communicated.

2. IT projects are defined with appropriate

business and technical objectives.

3. Stakeholders are involved in the management

of IT projects.

4. The IT project organization and some roles

and responsibilities are defined.

5. IT projects have defined and updated schedule

milestones.

6. IT projects have defined and managed

budgets.

7. IT projects monitoring relies on clearly

defined performance measurement techniques.

8. IT projects have formal post-system

implementation procedures.

9. Informal project management training is

provided.

10. Quality assurance procedures and post system

implementation activities have been defined,

but are not broadly applied by IT managers.

11. Policies for using a balance of internal and

external resources are being defined

3. Memasukkan ke dalam form kuisioner

Form kuisioner audit berdasarkan standar

COBIT terdiri dari 4 (empat) kolom utama

sebagaimana terdapat pada Gambar 5.

Gambar 5. Form Kuisioner

Pada Gambar 5 terlihat bahwa tabel terdiri dari

empat kolom utama yaitu nomor, pernyataan,

pendapat, dan compliance. Pernyataan yang

dimasukkan ke dalam form kuisioner adalah yang

terdiri dari kalimat tunggal sebagaimana langkah 2.

Nilai compliance menggunakan rentang niliai

sebagaimana telah dibahas pada Gambar 3.

Sedangkan total compliance diperoleh dari

penjumlahan semua nilai compliance.

3. MODEL PERHITUNGAN Setelah dasar pembuatan kuisioner telah

dimengerti, langkah selanjutnya adalah melakukan

perhitungan maturity level. Untuk mempermudah,

sebagai contoh diperoleh jawaban kuisioner untuk

Level 3 pada Maturity Model COBIT untuk proses

PO10 sebagaimana Gambar 6 [1]. Pada Gambar

tersebut telah terisi jawaban responden terhadap

pernyataan yang ada.

Page 4: 6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA)

76

ISSN 2252-3081

Gambar 6. Contoh Hasil Kuisioner [1]

Langkah perhitungan maturity level akan dijelaskan

pada poin-poin berikut.

1. Menghitung compliance masing-masing level

Nilai compliance masing-masing level diperoleh

dari hasil pembagian nilai compliance per level (A)

dengan jumlah pernyataan per level (B). Ilustrasi

perhitungannya terdapat pada Tabel 1. Pada tabel

tersebut diperoleh bahwa compliance untuk level 3

adalah sebesar 0,78 yang didapatkan dari nilai

compliance (8,63) dibagi dengan jumlah pernyataan

(11). Dengan cara yang sama semua nilai

compliance untuk masing-masing level dihitung.

Tabel 1. Perhitungan tingkat compliance

2. Melakukan normalisasi tingkat compliance

Setelah nilai compliance masing-masing level

telah diperoleh langkah selanjutnya adalah

melakukan normalisasi. Hal ini dilakukan dengan

membagi nilai masing-masing tingkat compliance

(A) dengan total nilai compliance (Total(A)).

Ilustrasinya terdapat pada Tabel 2. Dari ilustrasi

tersebut terlihat bahwa nilai compliance pada level

3 yang bernilai 0,78 menghasilkan angka 0,225

setelah dinormalisasi. Angka tersebut diperoleh dari

tingkat compliace (0,78) dibagi dengan total nilai

compliance (3,46).

Tabel 2. Normalisasi tingkat compliance

3. Menghitung nilai maturity level

Setelah nilai compliance masing-masing level

telah dinormalisiasi, maka langkah terakhir dalam

perhitungan nilai maturity level adalah menghitung

kontribusi masing-masing level kemudian

menjumlahkannya. Hasil penjumlahan itulah yang

menjadi nilai maturity level. Ilustrasinya terdapat

pada Tabel 3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa

nilai kontribusi dari level 3 adalah sebesar 0,68.

Nilai tersebut diperoleh dari perkalian antara level

(A) dengan nilai compliance yang telah

dinormalisasi (B).

Tabel 3. Perhitungan Maturity Level

Setelah nilai kontribusi masing-masing level

diperoleh dan dijumlahkan, maka didapatkan bahwa

nilai Maturity Level = 2,23. Nilai tersebut

menggambarkan bagaimana kondisi proses Manage

Projects organisasi yang diaudit. Angka 2,23

tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2

(repeatable but intuitive).

4. SIMPULAN Dari pembahasan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa:

- Untuk membuat pernyataan kuisioner, auditor

mengambil dari pernyataan maturity model

COBIT.

Page 5: 6. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI Menggunakan Framework COBIT 4.1

Seminar Nasional Teknik Informatika (SANTIKA)

77

ISSN 2252-3081

- Untuk menjawab pernyataan kuisioner,

terdapat empat jawaban bernilai 0; 0,33; 0,66;

dan 1.

Berdasarkan model perhitungan maturity

level yang telah dibahas secara detil disertai ilustrasi

dan contoh, diharapkan dapat menjadi acuan bagi

auditor pemula untuk dapat melakukan perhitungan

secara benar berdasarkan COBIT.

5. DAFTAR PUSTAKA [1] Pederiva A (2003), The COBIT Maturity

Model in a Vendor Evaluation Case.

Information Systems Control Journal Vol 3.

[2] IT Governance Institute (2007) COBIT 4.1

Framework, Control Objectives, Management

Guidelines, Maturity Models. IT Governance

Institute. Illinois.