1
4 tingkatan ibadah Mari kita melihat dan menjelajah diri kita sendiri untuk melihat seberapa jauh kita telah mendudukkan hati dalam beribada pada Allah. Ada 4 tingkatan dalam beribadah pada Allah.....hasil yang saya pelajari dari kisah-kisah para pendaki spiritualis dalam beribadah. Jadi subjektif sekali. Tingakatan pertama ; Ibadah sebagai kewajiban. Pada tingkatan ini, melaksanakan ibadah hanya semata-mata untuk menggugurkan kewajibannya agar tidak berdosa dan agar tidak masuk neraka serta bisa mendapatkan surga kelak pada hari akhirat. Pada tingkatan ini, hasrat dalam beribadah boleh dibilang pasang surut atau tidak stabil Tingkatan kedua ; Ibadah sebagai kebutuhan. Pada tingakatan ini hasrat untuk beribadah sudah mulai agak stabil sebab orang pada tingkatan ini merasakan kebutuhannya untuk mendekat pada Allah sebagai satu-satunya tempat yang haq untuk dimintai pertolongan. Tingkatan ketiga ; Ibadah sebagai kenikmatan. Sungguh pada tingkatan ini, orang sangat getol untuk menambah frekwensi beribadahnya karena mampu merasakan manisnya dalam beribadah, manisnya dalam menyembah Allah dan manisnya sebuah keimanan. Pada tingkatan ini, sudah mulai lepas pikiran apa yang disebut neraka dan surga. Pada tingkat ini, akan muncul istilah Jadzab. Tingkat keempat ; Ibadah sebagai tanda syukur. Inilah puncak pendakian peribadatan. Sebab ketika Rasulullah ditanya sahabat kenapa kaki-kaki beliau sampai bengkak ketika sholat padahal beliau sudah diampuni oleh Allah. Maka beliau menjawab bahwa semua itu karena tanda syukur pada Allah

4 Tingkatan Ibadah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4 Tingkatan Ibadah

4 tingkatan ibadah

Mari kita melihat dan menjelajah diri kita sendiri untuk melihat seberapa jauh kita telah mendudukkan hati dalam beribada pada Allah. Ada 4 tingkatan dalam beribadah pada Allah.....hasil yang saya pelajari dari kisah-kisah para pendaki spiritualis dalam beribadah. Jadi subjektif sekali.

Tingakatan pertama ; Ibadah sebagai kewajiban. Pada tingkatan ini, melaksanakan ibadah hanya semata-mata untuk menggugurkan kewajibannya agar tidak berdosa dan agar tidak masuk neraka serta bisa mendapatkan surga kelak pada hari akhirat. Pada tingkatan ini, hasrat dalam beribadah boleh dibilang pasang surut atau tidak stabil

Tingkatan kedua  ;  Ibadah sebagai kebutuhan. Pada tingakatan ini hasrat untuk beribadah sudah mulai agak stabil sebab orang pada tingkatan ini merasakan kebutuhannya untuk mendekat pada Allah sebagai satu-satunya tempat yang haq untuk dimintai pertolongan.

Tingkatan ketiga ;  Ibadah sebagai kenikmatan. Sungguh pada tingkatan ini, orang sangat getol untuk menambah frekwensi beribadahnya karena mampu merasakan manisnya dalam beribadah, manisnya dalam menyembah Allah dan manisnya sebuah keimanan. Pada tingkatan ini, sudah mulai lepas pikiran apa yang disebut neraka dan surga. Pada tingkat ini, akan muncul istilah Jadzab.

Tingkat keempat ;  Ibadah sebagai tanda syukur. Inilah puncak pendakian peribadatan. Sebab ketika Rasulullah ditanya sahabat kenapa kaki-kaki beliau sampai bengkak ketika sholat padahal beliau sudah diampuni oleh Allah. Maka beliau menjawab bahwa semua itu karena tanda syukur pada Allah