8
Tugas Analisa Lokasi dan Keruangan Disusun Oleh : Farid Nurahman 3608 1000 23 Luky Pradita 3609 1000 20 Affan Sani Maulana 3609 1000 36 Daniel Yedidia .W 3609 100 039 Arina Marta 3609 1000 54 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2011 Analisa Lokasi dan Keruangan “teori lokasi (teori weber)”

112777940 Teori Lokasi Weber

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas Analisa Lokasi dan Keruangan

Disusun Oleh :

Farid Nurahman 3608 1000 23

Luky Pradita 3609 1000 20

Affan Sani Maulana 3609 1000 36

Daniel Yedidia .W 3609 100 039

Arina Marta 3609 1000 54

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2011

Analisa Lokasi dan Keruangan “teori lokasi (teori weber)”

Page 2: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

Analisa Lokasi dan Keruangan “teori lokasi (teori weber)”

Dasar Pemikiran Teori Weber

Alfred Weber merupakan seorang ekonom Jerman yang juga menjadi pengajar di Universitas Praha pada tahun 1907. Kemudian pada tahun 1907-1933 ia juga mengajar di Universitas Heidelberg (Jerman). Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Yaitu Teori lokasi industri.

“Menurut teori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum (least cost location).”

Alfred Weber mengatakan, Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar.

Model Teori Weber

Faktor-faktor teori Weber yang mempengaruhi penempatan lokasi industri:• Bahan Baku Berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan menentukan letak pabriknya di lokasi yang dapat memberikan keuntungan optimal. Contohnya pada industri semen, bahan baku semen mempunyai massa yang lebih besar apabila dibandingkan dengan hasil produksinya. Hal inilah yang menyebabkan para produsen semen menempatkan pabriknya di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku.

• Tenaga Kerja Pada umumnya produsen lebih menyukai tenaga kerja yang berasal dari sekitar daerah lokasi industri. Karena biaya transportasi yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di pabrik tersebut lebih murah, sehingga para buruh tidak menuntut upah yang terlalu tinggi

• Aksesibilitas Aksesibilitas dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan. Semakin kecil biaya transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan lokasi pemasaran maka total biayanya juga semakin kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi atau perlu diperhitungkan dalam menentukan lokasi industri dinamakan faktor lokasi,

yaitu sebagai berikut:

Ø Bahan mentah, merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan industri, sehingga harus selalu tersedia dalam jumlah besar demi kelancaran produksi.

Page 3: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

Ø Modal, peranannya sangat penting untuk kelancaran kegiatan produksi, baik dalam pengadaan bahan mentah, upah kerja dan biaya produksi lainnya.

Ø Tenaga kerja, merupakan tulang punggung kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.

Ø Sumber energi, kegiatan industri memerlukan sumber energi, baik berupa energi listrik, BBM dan gas.

Ø Transportasi dan komunikasi, lokasi industri harus dekat dengan prasarana dan sarana angkutan atau perhubungan dan komunikasi, seperti jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan untuk memudahkan pengangkutan hasil industri dan bahan mentah, serta telepon untuk memudahkan arus informasi.

Ø Pemasaran, lokasi industri harus menjangkau konsumen sedekat mungkin agar hasil produksi mudah dipasarkan.

Ø Teknologi, penggunaan teknologi yang kurang tepat guna dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.

Ø Peraturan, peraturan atau perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri. seperti peraturan tata ruang, fungsi wilayah, UMR, perijinan, sistem perpajakan dan sebagainya.

Ø Lingkungan, faktor lingkungan yang kurang kondusif selain menghambat kegiatan industri juga kurang menjamin keberadaannya. Misalnya keamanan, jarak ke lokasi pemukiman, polusi atau pencemaran, dan sebagainya.

Ø Iklim dan sumber air, menentukan kegiatan industri, artinya keadaan iklim dan ketersediaan sumber air jangan sampai menghambat kegiatan produksi.

Page 4: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

“memperlihatkan bagaimana cara meminimalkan biaya transportasi. Memperhitungkan berat bahan baku = w (S1) ton yang akan ditawarkan di pasar M, w (S1) dan w (S2) ton material yang berasal dari masing-masing S1 dan S2 yang diperlukan. Masalahnya berada dalam mencari lokasi pabrik yang optimal P terletak di masing-masing jarak d (M), d (S1) dan d (S2).”

Contoh Aplikasi Teori

Kelemahan

Bersifat sepihak dimana Weber berpendapat bahwa lokasi optimum dapat dicapai dengan biaya minimum

Kelemahan dari teori weber adalah terlalu menekankan pada biaya transportasi

Kesimpulan

Weber mengemukakan teori lokasi industri dengan prinsip “penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location)”.

Pada konsepnya berupa segitiga lokasional, Weber menunjukkan bahwa fungsi tujuan adalah meminimalkan biaya transportasi sebagai fungsi dari jarak dan berat barang yang harus diangkut (input dan output).

T(k) = q [ ( k1 a1 n1 ) + (k2 a2 n2 ) + m k3 ]

T(k) = Biaya angkut minimumM = Sumber bahan bakuC = PasarK = Lokasi optimal industriq = Output (hasil produksi)k = Jarak dari sumber bahan baku dan pasara = Koefisien inputn = Biaya angkut bahan bakum = Biaya angkut hasil produksi

Page 5: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

Sehingga menurut Weber, penentuan lokasi industri optimal adalah dengan melihat letak sumber bahan baku dan pasar dalam upaya menekan biaya transportasi dengan mempertimbangkan berat bahan baku dan berat barang jadi, dengan tiga variable penentu, yaitu titik material (bahan baku), titik konsumsi (pasar), dan titik tenagakerja.

Tanya Jawab pada Presentasi dan Diskusi Mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan “teori

lokasi (teori weber) “ 29 Februari 2012

PERTANYAAN

1. Dalam presentasi kelompok anda dijelaskan tentang Aglomerasi dan De-Aglomerasi kawasan

industri, bisa di jelaskan maksud dari De-Aglomerasi dalam teori lokasi?

(Veranita/3609100055)

2. Bagaimana pendapat kelompok anda tentang perusahaan Freeport di Irian Jaya , Apakah

penentuan lokasi perusahaan tersebut sudah sesuai dengan teori weber ? (Raditya Dwi

Indrawan/ 3609100004)

3. Bagaimana analisa anda tentang Penyimpangan teori weber dimassa kini?

(Mutmainah/3609100703)

4. Bagaimana masa depan lokasi industri berdasar teori weber? (Apridev /3609100057)

5. Dari tiga aspek yang ditinjau untuk pemilihan lokasi industri menurut teori weber mana

yang lebih di prioritaskan? (Adinda Putri/3609100701)

Page 6: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

JAWABAN

1. Dalam slide yang kami tampilkan arti dari De-Aglomerasi adalah tidak ada pengelompokan

dalam suatu kegiatan, yang dimaksud disini adalah penglompokan suatu komponen industri

yaitu ; ketersedian bahan baku,tenaga kerja dan Pasar ditinjau dari lokasinya. Sedangkan

Aglomerasi sendiri yang kami maksud dalam diskusi ini adalah terintegrasinya lokasi dari

komponen-komponen tersebut yang sesuai dengan teori Lokasi Weber. (Farid

Nurahman/3608100023 & Luky Pradita/3609100020)

2. Tanggapan dari saya mengenai industri FreePort disana adalah berbeda dengan Teori Weber

karena, jenis industri yang dilakukan disana adalah jenis industri pertambangan. Dari segi

aspek tenaga kerja, bahan baku dan pasar. Tidak ada keterkaitan, misalnya saja dari aspek

tenaga tidak mungkin FreePort memakai SDM dari daerah asal secara keseluruhan bahkan

banyak dari mereka yang berasal dari daerah ataupun negara lain mengingat freePort adalah

perusahaan multi internasional. Dan dari segi pemasaran ,pangsa pasar mereka tidak hanya

di wilayah tersebut bahkan pemasaran mereka bisa sampai Amerika. (Luky

Pradita/3609100020)

3. Dalam sebuah proses pembentukan suatu industri sebagian pengusaha menggunakan teori

ini, dalam tahap awal memang kecenderungan penyimpangan teori ini memang masih

belum terlihat. Namun, dalam kurun waktu yang panjang mungkin saja ada penyimpangan

yang tidak sesuai dengan AMDAL maupun tidak sesuai dengan RTRW di wilayah tersebut.

misalnya dengan di dirikanya sebuah industri kecenderungan pertumbuhan infrastruktur

juga semakin meningkat sehingga menarik pergerakan manusia untuk mendekati lokasi

tersebut. bertumbuhnya perumahan di sekitar lokasi industri yang sulit di kendalikan. (Luky

Pradita/3609100020)

4. Pertanyaan ini, ada hubunganya dengan pertanyaan sebelumnya sebenarnya, sampai saat

ini kebanyakan efek yang ditimbulkan dari adanya industri adalah tingginya migrasi

mendekati kawasan lokasi industri yang ditentukan. (Daniel Y.W/3609100039)

Page 7: 112777940 Teori Lokasi Weber

Tugas I Analisa Lokasi dan Keruangan

5. Dalam teori webber memang memperhatikan 3 aspek yaitu; bahan baku, tenaga kerja dan

Market-nya. Dari ketiga aspek tersebut sifat-nya relatif dalam teori yang dikemukakan

bahwa dari ketiga aspek tersebut digambarkan dalam segitiga weber. Disini di jelaskan

bahwa selain dari aspek tersebut juga mempetimbangkan nilai biaya yang dikeluarkan dari

sisi jarak yang berimbas pada pengeluaran untuk transportasi. (Luky Pradita/3609100020)