26
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia pada ibu hamil 1. Pengertian Anemia Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11 gr% pada trimester I dan trimester II 10 . Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat gizi, jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh pada ibu hamil karena perdarahan menahun atau berulang di semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi (Fe) secara normal 13 . 2. Klasifikasi anemia dalam kehamilan Menurut Mochtar (1998) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut: a. Anemia defisiensi besi Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang memerlukan asupan zat besi dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. b. Anemia megaloblastik Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B 12. c. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulasi. d. Anemia hemolitik Adalah anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat pembuatannya. Gejala utama dengan kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. 3. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil a. Zat besi Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin, ketika tubuh kekurangan zat besi (Fe), produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan hemoglobin sebetulnya akan

Anemia pada ibu hamil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anemia pada ibu hamil

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia pada ibu hamil

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila

konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan. Anemia adalah

kondisi ibu dengan kadar (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11 gr% pada trimester I dan

trimester II 10.

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat gizi, jenis

pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh pada ibu

hamil karena perdarahan menahun atau berulang di semua bagian tubuh. Faktor resiko

defisiensi zat besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit

sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi (Fe) secara normal 13.

2. Klasifikasi anemia dalam kehamilan

Menurut Mochtar (1998) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

a. Anemia defisiensi besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya

yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang memerlukan asupan zat besi

dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi

dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata

mendekati 800 mg.

b. Anemia megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali

karena kekurangan vitamin B 12.

c. Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel

darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap,

pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulasi.

d. Anemia hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah

yang lebih cepat pembuatannya. Gejala utama dengan kelainan gambaran darah, kelelahan,

kelemahan serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

3. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

a. Zat besi

Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin, ketika tubuh kekurangan zat

besi (Fe), produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan hemoglobin sebetulnya akan

Page 2: Anemia pada ibu hamil

2

terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dalam tubuh sudah benar-benar habis. Kebutuhan zat besi

(Fe) pada ibu hamil terjadi peningkatan, dimana asupan kurang atau rendah, sehingga tidak

mencukupi tingkat yang dibutuhkan yang menimbulkan anemia 15.

Kebutuhan Fe pada ibu hamil yaitu dianjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50

nanogram asam folat untuk profilaksis anemia 3. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu

rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa maternal. Selama

kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100

mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil 11,12.

Faktor resiko terjadinya anemia akibat dari kekurangan zat besi (Fe) lebih banyak

pada wanita dibandingkan laki-laki. Cadangan besi dalam tubuh wanita lebih sedikit

sedangkan kebutuhan per harinya justru lebih tinggi. Seorang wanita dalam sehari akan

kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal. Pada saat haid, kehilangan

zat besi bisa bertambah hingga 1 mg 10.

b. Mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)

Tablet zat besi (Fe) adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi

yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0.25

mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil baik pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali

dengan tablet zat besi 13.

Konsumsi suplemen zat besi (Fe) sebaiknya dilakukan secara hati-hati sesuai dengan

dosis yang dianjurkan, karena asupan zat besi (Fe) secara berlebihan tidak dibenarkan tetapi

dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Mengkonsumsi suplemen zat besi (Fe) dapat

menimbulkan mual, nyeri lambung, konstipasi, ataupun diare sebagai efek sampingnya.

Untuk mengatasinya dengan mengkonsumsi setengah dosis yang ditingkatkan secara

berlahan-lahan sampai mencapai dosis yang dianjurkan 14.

4. Efek anemia pada ibu hamil

a. Efek anemia pada ibu hamil yaitu sebagai berikut :

1) Trimester I : anemia dapat mengakibatkan abortus, missed abortus dan kelainan

kongenital

2) Trimester II : mengakibatkan persalinan prematur, perdarahan antepartum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, berat

badan bayi lahir rendah, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa

mengakibatkan kematian.

3) Trimester III : merupakan saat inpartu anemia dapat menimbulkan gangguan his

baik primer maupun sekunder. Janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Setelah post partum anemia dapat

menyebabkan atonia uteri, tensio placenta, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris

puerpurolis dan gangguan involusio uteri.

Page 3: Anemia pada ibu hamil

3

b. Akibat kekurangan zat besi (Fe) Pada ibu hamil yaitu sebagai berikut :

1) Anemia Gizi

Anemia gizi adalah kekurangan kadar (Hb) dalam darah yang disebabkan karena

kekurangan zat besi yang (Fe) diperlukan untuk pembentukan haemoglobin. Sebagian besar

anemia terjadi pada ibu hamil karena kekurangan zat besi (Fe) yang disebut anemia

kekurangan zat besi atau anemia gizi besi (Muryanti, 2006).

Anemia gizi besi dapat terjadi karena kandungan zat besi (Fe) yang berasal dari

makanan yang dikonsumsi ibu hamil tidak mencukupi kebutuhan dimana makanan yang kaya

akan kandungan zat besi (Fe) seperti makanan sumber hewani (daging, ikan) serta makanan

yang mengandung sumber nabati (sayuran hijau), serta meningkatnya kebutuhan tubuh akan

zat besi (Fe) yaitu pada masa hamil. Kebutuhan zat besi (Fe) meningkat karena zat besi (Fe)

diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri 10.

2) Anemia defisiensi zat besi (Fe)

Anemia defisiensi zat besi (Fe) merupakan anemia yang terjadi karena kebutuhan zat

besi (Fe) untuk erithopoetic tidak cukup, biasanya ditandai dengan eritrosit mikrositik, kadar

besi serum rendah, satu rasi transferin mengurang dan tidak adanya zat besi (Fe) pada

sumsum tulang dan tempat cadangan zat besi (Fe) yang lain. Pemeriksaan dan pengawasan

haemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Berkurangnya kadar

haemoglobin pada wanita hamil menurut WHO adalah, normal (11 gr%), anemia ringan (10-

11 gr%), anemia sedang (7-0 gr%), anemia berat (<7 gr%) 10.

Pada ibu hamil jika terjadi anemia defisiensi zat besi (Fe) dapat menimbulkan

perdarahan sebelum atau saat persalinan, meningkatnya risiko melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR <2,5 kg). Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu atau bayinya, untuk itu dibutuhkan suatu penangganan defisiensi zat besi (Fe)

melalui pencegahan dengan memberikan tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil yang dibagikan

pada waktu memeriksakan kehamilan, dimana suplemen tablet besi (Fe) merupakan salah

satu cara yang paling efektif meningkatkan kadar zat besi (Fe) dalam jangka pendek 10.

5. Kadar Hemoglobin

a. Pengertian

Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu

globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut heme. Protein ini terdapat dalam

butir-butir darah merah dan dapat dipisahkan daripadanya dengan cara pemusingan. Berat

molekulnya yang ditentukan dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000, merupakan protein

pertama yang diperoleh dalam bentuk hablur 10. Hemoglobin merupakan protein pembawa

oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin. Kadar

hemoglobin adalah jumlah K3Fe (CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang kemudian

diubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan batas ambang berat bila Hb <

8 gr/dl, anemia ringan jika Hb > 8 – 11 gr/dl dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl 10.

Page 4: Anemia pada ibu hamil

4

Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar pada pria <13

gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/%. Gangguan medis yang paling umum

ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita

hamil memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, dari pada wanita hamil

dengan nilai hematology normal. Dikatakan anemia bila kadar Hb pada wanita hamil

trimester I < 11 gr/dl, trimester II < 10,5 gr/dl dan trimester III < 10 gr/dl 11.

Kadar Hb ibu hamil terjadi jika produksi sel darah merah meningkat, nilai normal

hemoglobin (12 sampai 16 gr/%) dan nilai normal hematokrit (37% sampai 47%) menurun

secara menyolok. Penurunan lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi

volume darah yang cepat. Apabila nilai hematokrit turun sampai 35% atau lebih, wanita

dalam keadaan anemia 11.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu

dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Dari kehamilan 8

minggu sampai 40 hari postpartum, kadar Hb, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiganya

turun sehingga kehamilan sampai 7 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai meningkat pada

dan pada 40 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira sama dengan diluar kehamilan.

Batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan nilai 10 gr/dl, bila kurang dari itu disebut

anemia dalam kehamilan. Menurut klasifikasi WHO kadar Hb untuk ibu hamil ditetapkan

menjadi tiga kategori yaitu Normal (> 11 gr/%), anemia ringan (8-11 gr/%) dan anemia berat

(< 8 gr/% ) 7.

6. Mengukur kadar Hb

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dengan mengukur kadar Hb dalam darahnya,

bila kurang dari 11 gr% maka ibu hamil tergolong anemia. Hal ini juga menyebabkan

gangguan nutrisi yang salah satunya berakibat berat bayi yang dilahirkan kurang dari normal

(Polarto, 1999). Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan

mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan trimester III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut

(Manuaba, 2001) : a) Hb 11 gr% : tidak anemia, b) Hb 9-10gr% : anemia ringan, c) Hb < 9 gr

%.: anemia Hb < 7 gr%.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil

a. Umur

Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan

dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Umur

sangat berpengaruh pada kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet Fe (zat besi), dimana semakin

muda umur yang ibu hamil maka dapat menyebabkan ketidaksiapan ibu dalam menerima

sebuah kehamilan yang berdampak pada terjadinya gangguan selama kehamilan misalnya

akan terjadi anemia 5.

Page 5: Anemia pada ibu hamil

5

Usia seorang perempuan dapat mempengaruhi emosi selama kehamilannya. Usia

antara 20-30 tahun merupakan periode yang paling aman untuk melahirkan. Sebab pada usia

tersebut fungsi alat reproduksi dalam keadaan optimal. Sedangkan pada umur kurang dari 20

tahun kondisi masih dalam pertumbuhan, sehingga masukan makanan banyak dipakai untuk

ibu yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin. Di negara berkembang sekitar 10-

20% bayi dilahirkan dari ibu dengan usia remaja 5.

b. Pendidikan

Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang zat

besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Keadaan

defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain

tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi

penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat besi (Fe) menjadi terbatas dan

berdampak pada terjadinya defisiensi zat besi 8.

c. Pekerjaan

Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun

keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada

ibu hamil, tetapi kondisi kerja yang menonjol, aktifitas yang berlebih dan kurangnya istirahat

saat bekerja berpengaruh pada kurangnya zat besi. Selain itu penyediaan makanan dari

perusahaan tempat ibu hamil bekerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil akan

berisiko kekurangan anemia gizi, jika hal ini terjadi dalam waktu panjang 8.

d. Pendapatan

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas maupun kualitas

makanan sehingga ada hubungan yang erat antara pendapatan dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil. Pendapatan yang kurang dapat

mempengaruhi daya beli ibu hamil dalam membeli bahan makanan yang dibutuhkan selama

kehamilan, Hal ini berdampak pada asupan makan yang kurang dan berisiko terjadinya

anemia gizi selama kehamilan 12.

e. Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan merupakan hasil dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek

baik meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau terbentuknya praktek. Karena

dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara dengan alat bantu

kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan 13.

Page 6: Anemia pada ibu hamil

6

f. Paritas

Salah satu yang mempengaruhi anemia adalah jumlah anak dan jarak antara kelahiran

yang pendek. Di Negara yang sedang berkembang terutama didaerah pedesaan, ibu-ibu yang

berasal dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dengan jumlah anak yang banyak dan jarak

kehamilan pendek serta masih menyusui untuk waktu yang panjang tanpa memperhatikan

gizi saat laktasi akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup anak dan sering

menimbulkan anemia pada ibu hamil 7.

Jumlah anak yang dilahirkan wanita selama hidupnya sangat mempengaruhi

kesehatan. Kelahiran yang pertama disertai bahaya komplikasi yang agak tinggi atau

kematian ibu dan anak dibandingkan dengan kelahiran yang kedua atau ketiga, terutama

karena kelahiran pertama menunjukan kelemahan-kelemahan fisik atau ketidak normalan

keturunan ibu. Kelahiran kedua atau ketiga pada umumnya lebih aman dari pada kelahiran

keempat, kematian ibu, bayi lahir mati dan angka kematian bayi meningkat. Angka kematian

bayi dan anak semakin meningkat dengan kelahiran anak kelima dan setiap anak yang

menyusul sesudahnya.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang atau individu

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.8 Pengetahuan merupakan proses

kognitif dari seseorang atau individu untuk memberikan arti terhadap lingkungan, sehingga

masing-masing individu memberikan arti sendiri-sendiri terhadap stimuli yang diterima

walaupun stimuli itu sama.13 Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan

perilaku seseorang untuk menyadari dan tidak, maupun untuk mengatur perilakunya sendiri.13

Dan timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit pada masyarakat/penduduk

disebabkan oleh interaksi perilaku penduduk tersebut dengan lingkungannya.13 Sehingga

timbulnya suatu penyakit berakar pada ekosistem dan budaya di suatu wilayah.13 Perilaku

yang berbeda bersama lingkungannya akan menghasilkan pemajanan yang berbeda pula yang

menghasilkan behavioral exposure yang berbeda satu sama lain.13

Pengetahuan dapat dijelaskan sebagai pengenalan terhadap kenyataan yang ada atau

prinsip-prinsip yang diperoleh dengan pengalaman.14 Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu

diperoleh dari berbagai informasi dan berbagai sumber.14 Pengetahuan diperoleh dari

pendidikan yang direncanakan dan tersusun secara baik, maupun informasi yang tidak

tersusun secara baik.14 Pendidikan yang direncanakan diperoleh melalui pelatihan-pelatihan

dan pendidikan formal, sedangkan informasi yang tidak tersusun secara baik melalui

membaca surat kabar, membaca majalah, pembicaraan setiap hari dengan teman dan

keluarga, mendengarkan radio, melihat televisi dan berdasarkan pengalaman diri.14

Menurut Sugiono (2000), yang mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan adalah

kemampuan, pengalaman kerja, dan pendidikan.15 Ketrampilan dipengaruhi oleh faktor-faktor

Page 7: Anemia pada ibu hamil

7

jenis pendidikan, kurikulum, pengalaman praktek dan latihan.15 Pengetahuan dapat diartikan

sekumpulan informasi yang dipahami, diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat

dipergunakan sewaktu-waktu sebagai penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri maupun

lingkungan.15 Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap.15 Menurut fungsi ini manusia

mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk

mengorganisasikan pengalamannya.15 Unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten

dengan apa yang diketahui individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian

rupa sehingga dicapai suatu konsistensi.15

Kunci untuk menguji pengetahuan melalui berbagai materi pengetahuan yang akan

diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana pengetahuan, penerapan dan

analisisnya.11 Pengetahuan dapat juga diartikan sebagai pengakuan sesuatu terhadap sesuatu

atau disebut putusan, sehingga pada dasarnya pengetahuan dan putusan itu sama.11

Level taksonomi aspek pengetahuan :13

1. Mengungkap kembali (recall) :

• Mengetahui terminologi secara umum

• Mengetahui fakta yang spesifik

• Mengetahui konsep dasar

2. Komprehensif (pemahaman) :

• Memahami fakta

• Menginterpretasikan chart dan grafik

• Menyesuaikan prosedur dan metode

• Memperkirakan kebutuhan

3. Aplikasi :

• Mengaplikasikan konsep dan prinsip ke dalam situasi yang bar

• Memecahkan problem matematika

• Menyusun grafik dan chart

• Mendemonstrasikan penggunaan metode dan prosedur

4. Analisis :

• Mengenal dan menggunakan logika berpikir untuk menyampaikna suatu

alasan

• Mengevaluasi relevansi data

5. Sintesis :

• Mengungkap suatu konsep yang terorganisasi secara baik

• Merumuskan suatu konsep baru

6. Evaluasi :

Menyesuaikan nilai suatu pekerjaan

Page 8: Anemia pada ibu hamil

8

2.3 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek.7 Sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.7 Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung maupun perasaan tidak mendukung pada

objek tersebut.8 Sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal kognitif dan konatif seseorang

terhadap sesuatu aspek di lingkungan sekitarnya.8

Sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen yaitu:9

a). Komponen kognitif

Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan

terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut.

b). Komponen afektif

Komponen afektif yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi

sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang

dimiliki.

c). Komponen kuratif

Komponen kuratif yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan objek sikapnya.

Dengan demikian sikap seseorang pada suatu objek sikap merupakan manifestasi dari

ketiga komponen diatas yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan, dan bertindak

terhadap objek sikap. Menurut Second dan Backman.5 Sikap sebagai keteraturan tertentu

dalam hal kognitif dan konatif seseorang terhadap sesuatu aspek di lingkungan sekitarnya.6

Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif dan merupakan bentuk reaksi.6 Timbulnya

sikap didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberikan kesimpulan

terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan

atau tidak menyenangkan.6 Sikap bukan dibawa sejak lahir, namun dapat dibentuk dari

adanya interaksi sosial.6 Dalam interaksi sosial terjadi hubungan sebagai individu maupun

anggota kelompok sosial yang saling mempengaruhi.6 Interaksi sosial ini meliputi hubungan

antara individu dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan biologis

yang ada di sekitarnya.6

2.4 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk

pengembangan diri.16 Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan pengetahuan

dasar kesehatan.16 Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah mereka menerima serta

mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga akan meningkatkan produktivitas

yang akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.16

Page 9: Anemia pada ibu hamil

9

Dalam teori Grossman disebutkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor

efisiensi penggunaan input kesehatan dalam produksi kesehatan.16 Artinya, dengan input

kesehatan yang ada tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat menghasilkan stok kesehatan

yang lebih banyak daripada yang bisa dihasilkan oleh orang yang berpendidikan lebih rendah.

Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula tingkat kepedulian terhadap kesehatan.16

Selain itu pendidikan juga merupakan salah satu investasi, seseorang yang

berpendidikan tinggi akan secara ekonomi lebih efisien dalam memanfaatkan ekonomi.16

Pendidikan yang lebih baik memungkinkan tehnologi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

sehingga untuk kesehatan lebih efisien karena kemungkinan terhindar dari risiko sakit akibat

lalai menjaga kesehatannya akan meningkatkan kesejahteraannya.16 Dengan demikian jika

seorang ibu memiliki pendidikan yang tinggi dia akan memelihara kesehatannya dan

kesehatan keluarganya secara baik, sehingga beaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan

sedikit.16

Menurut sistem pendidikan di Indonesia, dibedakan menjadi: (a) Tingkat Pra Sekolah,

(b) Tingkat Sekolah Dasar, (c) Tingkat Sekolah Menengah Pertama, (d) Tingkat Sekolah

Menengah Atas, (e) Tingkat Perguruan Tinggi.16 Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan

perbedaan pengetahuan kesehatan.16 Terdapat korelasi yang positif antara tingkat pendidikan

dan status kesehatan, dimana kesehatan seseorang adalah investasi yang cukup tinggi dalam

pendidikan dan produk yang menguntungkan dalam pendidikan adalah pada aset kesehatan

badan. Rendahnya pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perlindungan

masyarakat terhadap diri dan keluarganya.16

2.5. Hipotesis

Tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap mempengaruhi terhadap gambaran

konsumsi tablet Fe pada ibu hamil.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik yang menggunakan

rancangan cross sectional.

Page 10: Anemia pada ibu hamil

10

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Merdeka pada tanggal 18 November – 26

November 2013.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas

Merdeka. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester III yang berjumlah 40 ibu hamil

dengan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan yang meliputi :

1. Identitas responden

Data yang diambil berupa nama, umur, alamat, status perkawinan, pekerjaan, dan

tingkat pendidikan ibu rumah tangga.

2. Instrumen pengetahuan dan sikap disusun dalam bentuk kuesioner.

3.5 Kerangka Penelitian

Populasi semua ibu hamil yang berkunjung ke

Puskesmas Merdeka

Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester III yang berjumlah 40 ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel

adalah accidental sampling.

Dilakukan pengukuran

variabel dengan menggunakan

instrumen kuesioner

Page 11: Anemia pada ibu hamil

11

3.6 Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan pernyataan dan pertanyaan

yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data ini langsung diperoleh dari

hasil penelitian dengan wawancara/membacakan kuesioner dan observasi oleh

petugas pengumpul data.

3.7 Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, dan Sikap.

2. Variabel terikat : Konsumsi Fe pada ibu hamil.

3.8 Definisi Operasional Variabel

1. Konsumsi Fe pada ibu hamil

Konsumsi Fe pada ibu hamil adalah tindakan ibu hamil dalam mencegah penyakit

anemia pada ibu hamil dengan cara mengkonsumsi tablet Fe minimal 1 kali sehari

sesuai anjuran dokter/paramedis saat ANC.

2. Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan ibu hamil adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang

konsumsi tablet Fe dalam rangka pencegahan anemia ibu hamil.

Pada penelitian ini kuesioner menggunakan 5 pertanyaan, dan setiap pertanyaan

mempunyai jawaban benar dan salah. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika

menjawab salah diberi skor 0.

Alat pengukuran : kuesioner

Skala pengukuran: nominal

Interpretasi : Baik bila skor > 2

Kurang baik bila skor ≤ 2

3. Sikap Ibu Hamil

Sikap ibu hamil adalah respon atau tanggapan ibu hamil terhadap konsumsi tablet Fe,

yang meliputi segala hal yang berhubungan dengan perasaan, dukungan dan suasana

Analisis Data

Kesimpulan

Page 12: Anemia pada ibu hamil

12

hati responden terhadap konsumsi tablet Fe yang dianjurkan, baik yang positif

maupun negatif.

Pada penelitian ini kuesioner menggunakan 7 pertanyaan, dan setiap pertanyaan

mempunyai jawaban benar dan salah. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika

menjawab salah diberi skor 0.

Alat pengukuran : kuesioner

Skala pengukuran: nominal

Interpretasi : Baik bila skor > 3

Kurang baik bila skor ≤ 3

4. Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir ibu rumah tangga yang

diperoleh dari bangku sekolah.

Alat pengukuran : kuesioner.

Skala pengukuran : ordinal (0=tidak sekolah; 1= Tamat SD; 2= Tamat SMP;

3= Tamat SMA; 4= Tamat Perguruan Tinggi atau sederajat).

3.9. Analisa Data

Dilakukan inventarisasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi dan dibuat tabel

kemudian dilakukan narasi.

Page 13: Anemia pada ibu hamil

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Puskesmas Merdeka

Puskesmas Merdeka Palembang merupakan Puskesmas Kecamatan pada tahun 1955 dan

sebagai salah satu Puskesmas Induk di Kecamatan Bukit Kecil sekaligus Puskesmas Koordinator untuk

Kecamatan Bukit Kecil dengan luas wilayah kerja 619 Ha. Puskesmas Merdeka mempunyai 2

Puskesmas Pembantu, 16 Posyandu, dan 2 Poskeskel. Wilayah kerja Puskesmas Merdeka meliputi 4

kelurahan, yaitu Kelurahan 19 Ilir, Kelurahan 22 Ilir, Kelurahan 26 Ilir, dan Kelurahan Talang Semut.

Puskesmas Merdeka terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas Merdeka relative lebih

mudah karena dilalui oleh kendaraan umum (becak, oplet), kendaraan pribadi, dan juga dengan

berjalan kaki sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat strategis di Pusat Kota. Geografi

wilayah kerja Puskesmas Merdeka terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil pinggiran sungai,

batas wilayah kerja meliputi:

a. Sebelah utara dengan Kelurahan 24 Ilir

b. Sebelah Selatan dengan Kelurahan 28 Ilir, 29 Ilir, dan 30 Ilir

c. Sebelah barat dengan Kelurahan 16 Ilir

d. Sebelah timur dengan Kelurahan 26 Ilir

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Merdeka adalah 29.991 jiwa.

VISI

“Tercapai Kecamatan Bukit Kecil Sehat dengan Bertumpu pada Pelayanan Prima dan

Pemberdayaan Masyarakat”

MISI

1. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak.

2. Meningkatkan Profesionalitas, Provider dan Pemberdayaan Masyarakat.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima.

4. Mengikuti standar yang telah ditetapkan.

KEBIJAKAN MUTU

Puskemas Merdeka bertekad meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan

berdasarkan standar yang ditetapkan demi tercapainya kepuasan masyarakat.

MOTTO

Kesehatan anda adalah kebahagiaan kami.

NILAI

Page 14: Anemia pada ibu hamil

14

1. Pengabdian

2. Kebersamaan dan kekeluargaan

3. Kerja keras

4. Saling percaya

5. Terus belajar

SUMBER DAYA MANUSIA

Puskesmas Merdeka memiliki 42 pegawai sebagai berikut :

Tabel 3.1. Daftar Pegawai Puskesmas Merdeka

N

o.

Jenis Tenaga Jumlah (Orang)

Page 15: Anemia pada ibu hamil

15

1

.

2

.

3

.

4

.

5

.

6

.

7

.

8

.

9

.

1

1.

1

I. Puskesmas Induk

Pimpinan Puskesmas

Dokter Umum

Dokter Gigi

Dokter Spesialis Kebidanan

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter Spesialis Anak

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Psikolog

Bidan

Perawat

Gizi

Sanitarian

Perawat Gigi

Analisis Kesehatan

SMA/LPCK

SAA

SKM

Tata Usaha

II. PuskesmasPembantu

Perawat Kesehatan

Bidan

1

3

2

1

1

1

1

1

5

9

1

1

2

2

3

2

3

1

2

1

Jumlah 42

Untuk pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat di wilayah

kerjanya, Puskesmas Merdeka melaksanakan fungsinya dengan menjalankan beberapa program

yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1. Program Kesehatan Dasar

1.1. Promosi Kesehatan

Meliputi kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat dalam

wilayah binaan Puskesmas Merdeka melalui kegiatan:

a. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada rumah tangga, institusi

pendidikan (sekolah), sarana kesehatan, institusi TTU, institusi tempak kerja.

b. Penyuluhan ASI ekslusif.

c. Penyuluhan untuk mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber masyarakat

berupa posyandu madya dan posyandu purnama.

d. Penyuluhan NAPZA

1.2. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P)

Page 16: Anemia pada ibu hamil

16

a. Kegiatan imunisasi berupa imunisasi DPT, campak, HB1, DT, dan TT.

b. Pelacakan dan pengobatan demam berdarah dengue, TB paru, malaria, kusta, diare,

dan ISPA serta pencegahan dan penanggulangan rabies, filariasis, schiztomiasis,

penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.

1.3. Pengobatan

a. Pengobatan umum

b. Pengobatan gigi

c. Rujukan spesialistik

d. Pelayanan dokter spesialis (spesialis kebidanan (USG), spesialis penyakit dalam,

spesialis anak, dan spesialis kulit kelamin).

e. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan Hb pada ibu hamil, darah rutin,

apusan darah tepi, tes kehamilan, sputum BTA dan kimia darah, seperti gula darah

sewaktu (BSS) dan total kolesterol.

f. Pengobatan kesehatan jiwa

1.4. Kesehatan Lingkungan

a. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, rumah makan, industry sederhana,

tempat pembuangan sampah dan limpah

b. Pengawasan dan pembinaan rumah yang memenuhi standar kesehatan

c. Pemeriksaan air

d. Pengendalian vektor

1.5. KIA-KB

a. Pemeriksaan kehamilan

b. Pelayanan akseptor KB

c. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak

d. Pelayanan kesehatan anak sehat dan sakit

e. Konseling kesehatan ibu menyusui, anak, wanita remaja, WUS

1.6. Gizi

a. Pemberian vitamin A pada balita dan tablet Fe pada ibu hamil

b. Pemberian makanan tambahan

c. Konseling gizi

d. Pengawasan dampak kekurangan gizi

2. Program Pengembangan

Kesehatan Reproduksi

Adapun kegiatan luar gedung yang telah dilaksanakan antara lain :

a. Posyandu Balita

b. Usaha KesehatanSekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

c. Posyandu Lansia

d. Penyuluhan

Page 17: Anemia pada ibu hamil

17

Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Merdeka pada bulan Januari –

Desember 2012, maka didapatkan data yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:

Program pemberian

Vitamin A pada ibu

nifas

Target

Sasara

n (T)

Penca

paian (H)

Caku

pan (%)

Kel. 19 ilir 83 75 90,4Kel. 22 Ilir 106 96 90,6Kel. 26 Ilir 383 345 90,1Kel. Talang

Semut

202 183 90,6

JUMLAH

(KAB/KOTA)

774 699 90,3

Tabel 1. Distribusi cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Merdeka tahun 2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Wilayah

Kerja Puskesmas Merdeka mencapai 90,3 % dari 90 % target program.

Tercapainya target cakupan program pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas

Merdeka Palembang tahun 2012 disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari man, money,

material, methode, and environment.

4.2. Man (Ketenagaan)

Terselenggaranya pengkajian dan pembinaan program pelayanan kesehatan pada

ibu nifas dalam cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas melibatkan banyak pihak.

Ditinjau dari aspek kualitas ketenagaan pembinaan Puskesmas sudah memadai dilihat

dari petugas pengelola program pelayanan kesehatan pada ibu nifas di Puskesmas

Merdeka Palembang berjumlah 2 orang dan dibantu oleh kader kesehatan berjumlah 2

orang sebagai penggerak program sehingga kinerjanya bisa optimal.

Page 18: Anemia pada ibu hamil

18

Kemudian dari petugas di puskemas tersebut bertanggung jawab terhadap

program tersebut dan menjalankan program tersebut dengan benar. Dan sabar dalam

memberikan penjelasan tentang penggunaan Vit. A pada ibu-ibu nifas.

4.3. Money (Pendanaan)

Sistem pendanaan program pemberian Vitamin A pada ibu nifas berasal dari dana BOK

(bantuan operasional kesehatan) dan retribusi. Sumber dana untuk mendukung pelaksanaan

program ini sudah berjalan dengan baik seperti dana untuk persediaan Vitamin A yang selalu

ada.

4.4. Material (Sarana dan Prasarana)

Dalam pelaksanaannya, Puskesmas Merdeka dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan

kegiatan penunjang, seperti laboratorium, pencatatan dan pelaporan, pemantauan dan

penilaian. Puskesmas juga memiliki persediaan Vitamin A yang selalu tersedia dan sarana

penyuluhan ke masyarakat sudah cukup seperti pamflet, dan brosur sebagai media

penyuluhan.

4.5. Methode (Metode)

Metode yang dilakukan dengan pendataan dan penyuluhan kepada masyarakat di

wilayah kerja puskesmas Merdeka palembang. Selain itu, petugas yang memberikan langsung

Vit. A pada ibu-ibu nifas dan juga melakukan rapat evaluasi setiap bulan.

4.6. Lingkungan

Wilayah kerja Puskesmas Merdeka mudah di akses karena terletak di pinggir jalan dan

merupakan daerah yang sering dilalui oleh transportasi umum.

4.7. Hasil

Pada penelitian ini responden yang terpilih sebagai sampel merupakan ibu rumah

tangga yang bertempat tinggal di lokasi penelitian. Sebanyak 40 responden sebagai sampel

penelitian tersebut diambil dengan menggunakan cara accidental sampling.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan FrekuensiTidak Sekolah atau Tidak Tamat SD 3

Tamat SD atau Sederajat 8 Tamat SMP atau Sederajat 6 Tamat SMA atau Sederajat 15

Page 19: Anemia pada ibu hamil

19

Tamat Perguruan Tinggi atau Sederajat 8 Total 40

Tingkat pendidikan dikelompokkan dalam tiga kategori. Responden yang tidak sekolah atau

tidak lulus SD dan lulusan SD dikategorikan dalam kelompok berpendidikan rendah, lulusan

SMP/SMA dikategorikan berpendidikan sedang dan lulusan Perguruan Tinggi dikategorikan

kelompok berpendidikan tinggi. Dari keseluruhan responden sebagian besar yaitu 21 orang

merupakan lulusan sekolah menengah/berpendidikan sedang, 8 orang berpendidikan tinggi,

dan 11 orang merupakan lulusan berpendidikan rendah.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden terhadap Kegiatan 3M Demam

Berdarah Dengue

Tingkat Pengetahuan FrekuensiPengetahuan Baik 22

Pengetahuan Kurang Baik 18Total 40

Pengetahuan responden dikategorikan dalam 2 kategori yaitu kurang baik dan baik. Dimana

kategori kurang baik bila mempunyai nilai dibawah rata-rata skor, dan dalam penelitian ini

terdapat 18 responden. Sedangkan kategori baik bila mempunyai nilai diatas rata-rata skor,

dan dalam penelitian ini terdapat 22 responden.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden terhadap Kegiatan 3 M Demam Berdarah

Dengue

Sikap FrekuensiMendukung 15

Kurang Mendukung 25 Total 52

Sama seperti pada pengetahuan, sikap juga dikategorikan dalam dua kategori yaitu kurang

mendukung dan mendukung. Jumlah responden yang mempunyai sikap kurang mendukung

terhadap konsumsi tablet Fe sebanyak 25 orang dan yang mempunyai sikap mendukung

sebanyak 15 orang. Sehingga mayoritas responden kurang mendukung terhadap konsumsi

tablet Fe.

Page 20: Anemia pada ibu hamil

20

4.8 Analisa Data

Pada penelitian ini beberapa hal yang diteliti dan berhubungan dengan perilaku

seseorang dalam konsumsi tablet Fe dalam upaya mencegah anemia pada ibu hamil, antara

lain:

Pengetahuan

Terbentuknya perilaku baru pada seseorang dimulai dari seseorang tahu dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan

pangetahuan baru pada seseorang tersebut. Pengetahuan responden mengenai anemia dan

konsumsi tablet Fe sangat diperlukan. Karena menurut Notoatmodjo (1993) bahwa

pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku. Dalam

penelitian ini 22 orang dari responden memiliki pengetahuan yang baik dan 18 orang yang

memiliki pengetahuan kurang baik tentang anemia dan konsumsi tablet Fe.

Keluarga sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat, merupakan ujung tombak

suksesnya program pemerintah mengenai kegiatan 3M tersebut, terutama peran dari ibu

rumah tangga. Dimana ibu rumah tangga baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai istri

mempunyai kedudukan yang sangat menentukan dalam keluarga. Kurangnya perhatian ibu

memberikan dampak buruk terhadap kesehatan keluarga (Darwin, 2005).

Sikap

Sikap merupakan salah satu predisposisi seseorang untuk berperilaku. Sikap bukan

dibawa sejak lahir namun sikap dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

responden. Dalam interaksi sosial tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling

mempengaruhi diantara individu yang dapat mempengaruhi pola perilaku dalam berinteraksi

dengan lingkungannya (Azwar, 1997).

Meskipun untuk konsumsi tablet Fe banyak tidak dikonsumsi dengan alasan lupa dan

rasa tablet Fe yang pahit. Sehingga akan mengakibatkan konsumsi tablet Fe pada sebagian

besar ibu sepenuhnya terpenuhi.

Tingkat Pendidikan

Secara keseluruhan, responden terbanyak memiliki tingkat pendidikan SMP/SMA

sebanyak 21 orang dan sisanya 8 orang tinggi, serta 11 orang berpendidikan rendah. Semakin

tinggi tingkat pendidikan responden, persentasenya menurun pada konsumsi tablet Fe rendah,

dan semakin tinggi tingkat pendidikan persentasenya semakin tinggi pula pada konsumsi

tablet Fe.

Page 21: Anemia pada ibu hamil

21

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat lebih

menaikkan perilaku responden dalam konsumsi tablet Fe. Hal ini sesuai dengan teori

Grossman bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor efisiensi penggunaan input kesehatan

dalam produksi kesehatan. Artinya, dengan input kesehatan yang ada tingkat pendidikan yang

lebih tinggi dapat menghasilkan stok kesehatan yang lebih banyak daripada yang bisa

dihasilkan oleh orang yang berpendidikan lebih rendah (Folland, 2001).

4.9 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terhindar dari kemungkinan kesalahan dan kekurangan, walaupun

telah diupayakan semaksimal mungkin untuk menghindarinya. Peneliti menyadari bahwa

hasil yang didapat kurang baik dikarenakan:

1. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional). Dimana pada

desain potong lintang, semua variabel diukur pada saat yang sama. Dengan demikian desain

ini tidak dapat memastikan hubungan temporal antara pendidikan, pengetahuan, dan sikap

sebagai sebab serta konsumsi tablet Fe sebagai akibat. Sehingga perlu dipertimbangkan

desain penelitian yang lainnya pada penelitian lebih lanjut.

2. Sampel yang peneliti gunakan jumlahnya kecil, sehingga kurang kuat dalam

merefleksikan keadaan populasi yang ada. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dalam

melakukan penelitian. Dengan demikian perlu ada penelitian lebih lanjut dengan ukuran

sampel yang lebih besar untuk meningkatkan kuasa statistik (statistical power).

3. Keterbatasan referensi yang digunakan pada pembuatan makalah ini membuat peneliti

kurang dapat membahas lebih. Dengan demikian pada penelitian lebih lanjut perlu referensi

yang cukup untuk mengembangkan penelitian ini.

Page 22: Anemia pada ibu hamil

22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan sejumlah kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari keseluruhan responden sebagian besar yaitu 21 orang merupakan lulusan

sekolah SMP/SMA yang dikategorikan berpendidikan sedang.

2. 22 responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap kegiatan 3M demam

berdarah dengue.

3. Mayoritas responden kurang mendukung terhadap kegiatan konsumsi tablet Fe yaitu

sebanyak 25 orang.

4. Faktor tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap memiliki peran yang penting

dalam keberhasilan kegiatan .

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut:

1. Karena pengetahuan dan sikap akan saling mempengaruhi dalam perilaku, maka

yang penting untuk diperhatikan adalah perlu terus menambah pengetahuan ibu hamil

tentang pentingnya konsumsi Fe melalui promosi/penyuluhan kesehatan.

2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe.

3.Sebaiknya suami/keluarga ditunjuk menjadi PMO (Pengawas Minum Obat) untuk

meningkatkan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi Fe.

Page 23: Anemia pada ibu hamil

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Dayakisni (2003). Psikologi sosial. Malang: UMM Press. Depkes RI (1997). Menuju

desa bebas demam berdarah dengue. Jakarta: Ditjend.P2M & PLP, Depkes RI.

2. Allen, Lindsay H. (2007). Anemia and Iron Deficiency: Effects on Pregnancy

Outcome. The American Journal of Clinical.

3. (2002). Modal dasar penyuluhan kesehatan masyarakat Indonesia sehat 2010. Pusat

Promosi Kesehatan, Depkes RI. Jakarta.

4. Budiarni, Widya dan Hertanto Wahyu Subagio. (2012). Hubungan Pengetahuan,

Sikap dan Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil.Journal

of Nutrition College Volume 1 No.1 Hal. 1-10..

5. Departemen Kesehatan RI. (2001). Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada

Wanita Usia Subur (WUS). Depkes RI..

6. Folland S, Goodman AC, Stano M (2001). The economic of health and health care.

Third Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

7. Gaventa J, Valderrama C (2001). Mewujudkan partisipasi-21 teknik partisipasi

masyarakat untuk abad 21. The British Council. Indonesia.

8. Grossman M (1999). On the concept of health capital and the demand for health.

Journal of Political Economy. (80): 223-55.

9. Hairi F, Ong Cyrl HS, Suhaimi A, Tsung T.W, Ahmad, Sundaraj, Soe M.M, (2002).

A Knowledge, Attitude and Practices (KAP) Study on Dengue among Selected Rural

Communities in the Kuala Kangsar District. Asia Pac J Public Health 2003; 15 (1): 37-43

10. Hyder, S.M. Zainuddin. (2002). Anaemia and Iron Deficiency in Women (Impact of

iron supplementation during pregnancy in rural Bangladesh). Tesis. Epidemiology

Department of Public Health and Clinical Medicine Umeå University..

11. Hasanah Muliaty. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan KepatuhanIbu

Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di RSUD Arifin Nu’mang Rappan Kabupaten

Sidrap. FKM Unhas (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Poedjawijatna I.R (1998). Tahu dan pengetahuan. Pengantar ke ilmu dan filsafat. Jakarta:

Rineka Cipta.

12. Simon-Morton (1995). Introduction to health education and health promotion.

Waveland press Inc: USA.

13. Puspasari, Fida, Ramawati. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan

Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Jurnal Volume 3 No.1.

Page 24: Anemia pada ibu hamil

24

14. Sri Purwaningsih, Marlia, Akhmadi. (2006). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Ketidakpatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Fe. JIK; 01 : 02. Diakses 16

November 2013.

15. S. Thirukkanesh A.M. Zahara. (2010). Complience to Vitamin and Mineral

Supplementation among Pregnant Women In Urban and Rural ares in Malaysia.Pakistan

Journal of Nutrition 9 (8) : 744 – 750.

Kuesioner penelitian

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

GAMBARAN KONSUMSI Fe BUMIL DI PUSKESMAS MERDEKA PALEMBANG

TAHUN 2013

I. IDENTITAS IBU (RESPONDEN)

Nomor Responden : (diisi peneliti)

Tanggal wawancara :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat rumah :

Page 25: Anemia pada ibu hamil

25

II. TINGKAT PENDIDIKAN

Pendidikan terakhir Ibu:

0. Tidak sekolah atau tidak tamat SD

1. Tamat SD atau sederajat

2. Tamat SMP atau sederajat

3. Tamat SMA atau sederajat

4. Tamat Perguruan Tinggi atau sederajat

III. PENGETAHUAN

No. Pertanyaan Jawaban1. Anemia sering terjadi pada ibu hamil. a. Benar

b. Salah2. Anemia ditandai dengan gejala lemah, letih,

lesu.

a. Benar

b. Salah

3. Anemia pada ibu hamil dapat mempersulit

proses kehamilan dan persalinan.

a. Benar

b. Salah4. Anemia ibu hamil dapat dicegah dengan

mengkonsumsi tablet Fe.

a. Benar

b. Salah5. Tablet Fe dikonsumsi 1 kali sehari untuk ibu

hamil.

a. Benar

b. SalahIV. SIKAP

No. Pertanyaan Jawaban1. Saya merasa terganggu setiap ada petugas

puskesmas yang menyuruh saya

mengkonsumsi tablet Fe.

a. Benar

b. Salah

2. Saya senang mengkonsumsi tablet Fe setiap

hari sekali, agar terhindar dari anemia.

a. Benar

b. Salah3. Saya tidak suka mengkonsumsi tablet Fe

karena rasanya pahit.

a. Benar

b. Salah4. Saya sering lupa mengkonsumsi tablet Fe. a. Benar

b. Salah5. Menurut saya, tablet Fe dikonsumsi saat saya

merasa sakit saja.

a. Benar

b. Salah6. Saya percaya bahwa konsumsi tablet

Fepenting untuk kesehatan kehamilan saya,

sehingga saya harus mengkonsumsi tablet Fe

setiap hari.

a. Benar

b. Salah

7. Saya akan lebih disiplin mengkonsumsi tablet

Fe, bila di lingkungan saya ada penderita

anemia ibu hamil.

a. Benar

b. Salah

Page 26: Anemia pada ibu hamil

26